Penyaji : Farizky Baskoro PPDS PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UIN JAKARTA 2025 Pemeriksaan Dasar Laboratorium Patologi Klinik Yang Berhubungan Dengan penyakit Paru
Pendahuluan Penyakit paru termasuk dalam kategori penyakit yang signifikan di bidang kedokteran , dengan prevalensi yang tinggi dan dampak yang besar terhadap kualitas hidup . Pemeriksaan laboratorium patologi klinik memainkan peranan penting dalam diagnosis, pemantauan , dan pengelolaan berbagai penyakit paru , baik infeksi , inflamasi , maupun keganasan . Jenis pemeriksaan dan teknik pada laboratorium patologi klinik bermacam-macam disesuaikan dengan kebutuhan pasien
Pemeriksaan Laboratorium Dasar Analisa Darah a) Darah lengkap Hemoglobin dan Hematokrit : Mengidentifikasi anemia yang dapat terjadi pada penyakit paru berat . Jumlah Sel Darah Putih ( Leukosit ) : Memantau infeksi atau respon inflamasi , sering terlihat pada pneumonia atau tuberkulosis . Eosinofil : Pada darah perifer biasanya meningkat pada asma b) Laju Endap Darah (LED): Meningkat pada infeksi / inflamasi paru ( misalnya pneumonia, tuberkulosis ).
Komponen Pemeriksaan Nilai Normal Dewasa Satuan Catatan Hemoglobin (Hb) - Pria: 13.5–17.5 - Wanita: 12.0–16.0 g/dL Rendah : anemia Tinggi: dehidrasi , polisitemia Hematokrit ( Hct ) - Pria: 40–54% - Wanita: 36–48% % Mencerminkan volume sel darah merah . Sel Darah Merah ( Eritrosit ) - Pria: 4.5–6.0 - Wanita: 4.0–5.5 juta /µL Rendah : anemia Tinggi: polisitemia Sel Darah Putih ( Leukosit ) 4.0–10.0 ribu /µL (10³/µL) Tinggi: infeksi , inflamasi Rendah : imunosupresi Diferensial Leukosit : - Neutrofil 40–75% % Tinggi: infeksi bakteri - Limfosit 20–50% % Tinggi: infeksi virus, leukemia - Monosit 2–10% % Tinggi: infeksi kronis - Eosinofil 1–6% % Tinggi: alergi , parasit - Basofil 0–1% % Tinggi: reaksi alergi berat Trombosit 150.000–450.000 ribu /µL (10³/µL) Rendah : perdarahan Tinggi: trombositosis MCV (Mean Corpuscular Volume) 80–100 fL Kecil: anemia defisiensi besi Besar: defisiensi B12/ folat MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) 27–31 pg Mencerminkan kadar hemoglobin per sel. MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) 32–36 g/dL Rendah : anemia hipokromik RDW (Red Cell Distribution Width) 11–14.5 % Tinggi: variasi ukuran sel ( misalnya anemia defisiensi besi )
Pemeriksaan Laboratorium Dasar 2. Analisa Gas Darah (AGD) Menilai ventilasi pasien dan keseimbangan asam-basa darah Parameter yang diukur : pH, pCO2, pO2, dan HCO3. Relevansi : Menilai hipoksemia atau hiperkapnia pada penyakit seperti PPOK, asma , pneumonia, atau gagal napas.
Analisa Gas Darah (AGD) pH darah: Menilai keseimbangan asam-basa. p CO2 (tekanan parsial karbon dioksida): Menunjukkan kemampuan ventilasi. pO2 (tekanan parsial oksigen): Menunjukkan tingkat oksigen dalam darah. HCO3 (konsentrasi ion bikarbonat dalam darah): Menunjukkan kemampuan ginjal untuk menahan atau mengeluarkan bikarbonat.
Pemeriksaan Laboratorium Dasar 3. Pemeriksaan IgE Total dan Spesifik IgE Total : Biasanya meningkat pada asma alergi . IgE Spesifik : Untuk mendeteksi sensitivitias alergi terhadap alergen tertentu seperti debu rumah , serbuk bunga , jamur , atau bulu hewan . 4 . Pemeriksaan Sputum Mikroskopis dan Kultur: Untuk pemeriksaan patogen ( bakteri , jamur , dll .) dan untuk diagnosis tuberkulosis . Sitologi : Untuk mendeteksi sel-sel kanker .
Pemeriksaan Laboratorium Dasar 5. Pemeriksaan Elektrolit dan Fungsi Ginjal /Hati Tujuan: Memantau kondisi umum pasien , terutama jika ada penyakit paru berat yang mempengaruhi fungsi organ lain. Parameter: Natrium, kalium, kreatinin , ureum , enzim hati . 6. C-Reactive Protein (CRP) Menentukan adanya inflamasi dalam tubuh , dapat meningkat pada infeksi paru 7. PCR (Polymerase Chain Reaction) : Untuk mendeteksi infeksi tertentu dan patogen spesifik .
Pemeriksaan Laboratorium Dasar 8. Pemeriksaan Serologi dan Imunologi lain Infeksi Virus Paru Rapid Test Antibodi COVID-19 (SARS-CoV-2 IgG/IgM): Deteksi antibodi terhadap virus penyebab COVID-19. Tuberkulin Skin Test (Mantoux Test) Pemeriksaan imunologis untuk mendeteksi paparan Mycobacterium tuberculosis. Interferon-Gamma Release Assays (IGRA) Tes darah untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis laten. ANA (Antinuclear Antibody) dan CCP (Cyclic Citrullinated Peptide) Meskipun tidak spesifik paru , dapat digunakan untuk menilai penyakit paru yang berhubungan dengan penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis.
Kesimpulan Pemeriksaan laboratorium patologi klinik dapat membantu : Menegakkan diagnosis banding. Menilai keparahan penyakit . Memandu terapi ( misalnya antibiotik berdasarkan kultur, antikoagulan untuk PE). Memantau respons terapi ( misalnya penurunan CRP pada pneumonia).
Referensi Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2017). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease (9th ed.). Elsevier. Buku Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan ( Edisi 2) tahun 2002.