Soekarno menjelaskan bahwa kebangsaan di sini bukan dalam arti sempit , tetapi dalam arti luas yakni , nationale staat . Soekarno kemudian memberikan definisi “ bangsa ” dengan mengutip pendapat Ernest Renan, yaitu “ kehendak akan bersatu , Orang-orangnya merasa diri bersatu dan mau bersatu ”. Soekarno juga mengutip pendapat Otto Bauer yang mendefinisikan bangsa “ adalah satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib ”. Namun , kedua definisi ini dirasa oleh Soekarno tidak cukup untuk menggambarkan kebangsaan Indonesia. Pasalnya , Soekarno memberikan contoh bangsa Minangkabau . Sesama bangsa Minangkabau merasa satu kesatuan , merasa satu keluarga .
Internasionalisme atau perikemanusiaan Internasionalisme di sini , kata Soekarno , tidak bermakna kosmopolitanisme , sebuah paham yang menganggap bahwa seluruh manusia adalah satu komunitas tunggal yang memiliki moralitas yang sama . Jika seperti ini , kata Soekarno , maka “ tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma , tidak ada Inggris , tidak ada Amerika , dan lain- lainnya ”.