Perbedaan Dalam Penggunaan ICPC-2 dan ICD-10.pptx

fadillahbuana1 0 views 27 slides Oct 04, 2025
Slide 1
Slide 1 of 27
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27

About This Presentation

Perbedaan Dalam Penggunaan ICPC-2 dan ICD-10


Slide Content

Perbedaan Dalam Penggunaan ICPC-2 dan ICD-10 Ada perbedaan mendasar penggunaan International Classification of Primary Care edisi kedua (ICPC-2 nd ) dan International Classification of Diseases ( baik ICD-9 atau ICD-10). ICPC-2 dirancang sebagai alat kodifikasi di unit pelayanan kesehatan primer, seperti : puskesmas dan dokter keluarga . Sedangkan ICD-10 dirancang lebih sebagai alat kodifikasi di rumah sakit .

Perbedaan mendasar ICPC-2 dan ICD-10 antara lain: ICPC-2: Format menggunakan bab yang mengandung komponen Dasar klasifikasi : sistem tubuh ( lokasi lebih utama dari etologi ) sehingga lebih rasional dan komprehensif Bentuk : bukan nomenkiatur sebab mencerminkan berbagai aspek dalam pelayanan kesehatan primer ( tingkat pertama ) dan distribusinya .

ICDC-10 Format menggunakan bab (I – XXII) Dasar klasifikasi sistem tubuh , etiologi , dll ( campur ) sehingga 1 penyakit dapat masuk ke beberapa klasifikasi . Contoh : influenza bisa masuk kedalam klasifikasi penyakit saluran napas dan infeksi . Bentuk : nomenklatuf

STRUKTUR ICPC-2 Kode dalam ICPC-2 berasal dari struktur sumbu ganda sederhana yaitu 17 bab ( alfabets ) di satu sumbu , dan 7 komponen ( angka dua digit) di sumbu kedua . Nama bab ICPC menggunakan prinsip “ jembatan keledai ” (mnemonic) sehingga mudah bagi dokter untuk menggunakan sehari-hari walau dalam sistem pencatatan manual sekalipun . Klasifikasi ini tampil dalam dalam bentuk daftar mulai dari komponen 1 sampai dengan komponen 7. rubrik untuk komponen 1 berisi keluhan dan gejala , sedangkan rubrik di komponen 7 adalah diagnosis yang terdiri dari penyakit infeksi , neoplasma , cedera , cacat bawaan , dan lain-lain. Jadi kedua komponen ini spesifik untuk setiap bab . Sementara itu , rubrik pada komponen 2 sampai 6 adalah rubrik yang menggambarkan process of care sehingga seragam untuk semua bab dan sangat luas . Namun , ICPC tidak menggambarkan temuan objektif dalam pemeriksaan fisik atau pemeriksaan lainnya .

Penggunaan praktis data kesakitan /diagnosis Sampai saat ini , klasifikasi terutama digunakan dalam pengumpulan data untuk kepentingan statistik kesehatan dan menyusun kebijakan . Kemajuan dalam rekam medik elektronik telah mendorong penggunaan yang lebih luas sebagai alat untuk menyimpan dan menata data yang terkumpul dari praktek sehari-hari . Semua data itu diperlukan , baik sebagai bagian dari rekam medis pasien maupun sebagai sumber data untuk statistik kesehatan . Pengkodean dan klasifikasi yang diperlukan untuk kedua tujuan itu berbeda ; rekam medis pasien membutuhkan data spesifik serinci mungkin , sedangkan statistik kesehatan memerlukan data yang secara sistematis dikelompokkan ke dalam kelas berdasarkan keterapannya atau kepentingannya ditinjau dari segi kebijakan . ICD dikembangkan untuk tujuan yang terakhir itu , dan karenanya perlu penyesuaian bila akan digunakan untuk memberi kode data klinik dalam rekam medis .

Falsafah Dasar ICPC: episoda layanan Dokter Keluarga Kebutuhan akan klasifikasi dan penggunaannya di pelayanan kesehatan primer terus berubah sejak ICPC diperkenalkan pertama kali pada tahun 1987. Pada saat itu tujuan utama klasifikasi adalah pengumpulan data untuk tujuan penelitian dan penyusunan kebijakan . Namun , penggunaan yang lebih luas dalam riset ditambah dengan penerapan dalam praktek serta munculnya konsep baru dalam kedokteran keluarga telah mendorong dikembangkannya kemanfaatan baru ICPC.

Interval, Proses Layanan Kode proses yang tiga digit dalam ICPC kurang spesifik untuk mengelompokkan intervensi yang langsung diberikan , oleh sebab itu terbuka kemungkinan untuk membuatnya lebih spesifik dengan menambahkan digit keempat . Sementara itu , untuk intervensi obat , diperlukan kode obat .

Pencatatan alasan kunjungan pasien Prosedur untuk memberikan kode pada suatu informasi dengan ICPC beragam sesuai dengan jenis informasi yang akan dikode , misalnya data alasan kunjungan pasien , masalah kesehatan , atau intervensi . Agar pencatatan konsisten sehingga pembandingan antarpusat penelitian dapat lebih baik , dianjurkan mematuhi beberapa prinsip di bawah ini . Alasan kunjungan pasien harus dimengerti dan benar-benar sama dipahami oleh pasien maupun penyedia layanan , dan deskripsinya dimengerti oleh pasien . Rubrik ICPC yang dipilih harus sedekat mungkin dengan pernyataan yang dikemukakan oleh pasien , tanpa perubahan atau dengan perubahan seminimal mungkin oleh penyedia layanan (provider) . Kritera inklusi yang terdapat dalam rubrik untuk mencatat masalah kesehatan /diagnosis ( komponen 7) TIDAK BOLEH digunakan karena alasan kunjungan pasien harus dicatat menurut sudut pandang pasien dan sepenuhnya berdasarkan pernyataan pasien .

Memilih Kode Komponen Gejala dan keluhan Prosedur diagnosis, penapisan , dan pencegahan Terapi , tindakan , dan pemberian obat Hasil pemeriksaan Masalah administrasi Rujukan dan alasan lain untuk kunjungan Diagnosis/ penyakit

Pencatatan masalah kesehatan dan proses layanan ( intervensi ) Masalah Kesehatan ICPC dapat digunakan untuk mencatat penilaian ( assestment ) penyedia layanan terhadap semua masalah kesehatan pasien . Masalah ini dapat menyangkut gejala dan keluhan , atau diagnossis , sehingga kodenya dapat berasal dari komponen 1 atau komponen 7. yang terakhir ini dibuat berdasarkan daftar penyakit , cedera , dan masalah kesehatan yang terkait di dalam ICD, tetapi bila masalahnya cukup sering atau penting di pelayanan kesehatan primer maka dimasukkan sebagai rubrik khusus .

Aturan umum memberi kode pada masalah kesehatan Pengguna ICPC dianjurkan untuk mencatat semua masalah yang dihadapi / ditangani selama kunjungan berlangsung , mulai dari masalah organik , psikologis , sampai ke masalah sosial , dalam bentuk episoda layanan . Yang dikode adalah informasi yang diperoleh dengan cermat dan diyakini oleh dokter , dan sesuai dengan kriteria inklusi untuk rubrik yang bersangkutan .

Aturan Khusus untuk memiliki kode masalah kesehatan menurut kriteria inklusi Kode diagnosis harus dipilih yang paling spesifik untuk masalah pada kunjungan itu . Kriteria inklusi adalah kriteria minimal untuk dapat memilih kode di rubrik tersebut . Lihat kembali bagian “ kriteria ” setelah diagnosis ditegakkan . Kriteria BUKAN pedoman untuk menegakkan diagnosis dan BUKAN pula dimaksudkan sebagai pedoman menetapkan terapi . Apabila kriteria tidak dapat dipenuhi , lihat rubrik lain yang kurang spesifik yang diusulkan dalam bagian “ pertimbangkan ”. Untuk rubrik yang tidak memiliki kriteria inklusi , lihat daftar yang tertera dalam bagian “ termasuk ”, dengan memperhatikan yang terdapat dalam bagian “ kecuali ”.

Proses layanan , Intervensi ICPC dapat digunakan untuk mengelompokkan intervensi yang dijalani pasien dengan Komponen 2, 3, 5 dan sebagian Komponen 6; sementara itu , Komponen 4 dan beberapa rubrik dari Komponen 6 seperti -63, -64, -65, dan -69 tidak dapat digunakan untuk intervensi .

Pemeriksaan Lengkap Istilah pemeriksaan lengkap dimaksudkan sebagai pemeriksaan yang mengandung unsur penilaian profesional yang disepakati oleh kelompok profesi setempat untuk mencerminkan bakuan layanan yang biasa . Pemeriksaan lengkap ini dapat lengkap untuk suatu sistem tubuh ( misalnya mata , Bab F) atau menyangkut pemeriksaan umum yang lengkap ( Bab A).

Pemeriksaan Sebagian Istilah “ pemeriksaan sebagian ” dalam setiap bab dimaksudkan untuk pemeriksaan sebagian yang ditujukan untuk sistem organ yang bersangkutan atau fungsinya . Bila yang diperiksa sebagian menyangkut lebih dari satu sistem , maka itu dicatat sebagai umum ( Bab A). Kebanyakan kunjungan pasien mengandung pemeriksaan sebagian untuk menilai gangguan yang akut dan sederhana atau untuk menilai kunjungan ulang pada penyakit kronis .

Beberapa tindakan di bawah ini dipandang oleh Komite Klasifikasi WONCA sebagai pemeriksaan rutin yang diberi kode dalam rubrik -30 dan -31 Inspeksi , palpasi , perkusi , auskultasi Pengukuran visus dan funduskopi Otoskopi Pemeriksaan vibrasi ( pemeriksaan dengan garpu tala ) Fungsi vestibuler ( tidak termasuk test kalorimetri ) Pemeriksaan colok rektal dan vagina Pemeriksaan spekulum pada vagina Pencatatan tekanan darah Laringoskopi tak langsung Tinggi berat badan Semua pemeriksaan lainnya dimasukkan ke dalam rubrik lain.

Komponen 2 Upaya Diagnostk dan preventif Tindakan untuk tujuan diagnosis dan pencegahan meliputi banyak kegiatan pelayanan kesehatan , di antaranya imunisasi , penapisan (screening) , risk appraisal, edukasi , dan konseling

Komponen 3 Tata laksana , tindakan , dan pengobatan Komponen ini dirancang untuk mengelompokkan tindakan yang dilaksanakan di tempat atau oleh penyedia layanan . Komponen ini bukan dimaksudkan untuk mencata tindakan yang dilakukan oleh penyedia tempat pasien dirujuk , untuk itu tentu diperlukan lebih banyak jenis tindakan . Imunisasi diberi kode dalam Komponen 2.

Komponen 4 Hasil Pemeriksaan Komponen 4 tidak ada hubungannya dengan proses layanan atau intervensi .

Komponen 5 Administrasi Komponen ini dirancang untuk mengelompokkan berbagai hal menyangkut pemberian dokumen atau barang tertulis oleh penyedia layanan untuk keperluan pasien atau pihak lain yang dilindungi oleh hukum atau kebiasaan yang berlaku . Surat rujukan dimasukkan ke dalam kategori administrasi hanya bila merupakan satu-satunya kegiatan dalam suatu kunjungan , kalau tdak , maka masukkan ke Komponen 6.

Komponen 6 Rujukan Rujukan ke penyedia layanan primer lainnya , ke dokter , rumah sakit , klinik , atau pihak lain untuk tujuan terapi dan konseling diberi kode dari komponen ini . Rujukan untuk pemeriksaan ronsen atau pemeriksaan laboratorium diberi kode Komponen 2. Agar lebih spesifik , kode dapat ditambahkan digit ke-4.

Kriterianya Prinsip dasar yang digunakan adalah memberikan KRITERIA INKLUSI YANG PALING TEPAT DAN PADAT SEHINGGA DAPAT MENEKAN KERAGAMAN DALAM MEMBERI KODE SERENDAH MUNGKIN. Kepatuhan pada prinsip ini menyebabkan penggunaan kriteria inklusi yang sesedikit mungkin pada tiap rubrik .

Rujukan Silang Selain kriteria inklusi , setiap rubrik dapat mengandung juga berbagai informasi berikut ini . Termasuk : daftar sinonim dan pilihan deskripsi yang dapat diberi kode dengan rubrik tersebut . Kecuali : daftar kondisi serupa yang harus diberi kode lain dengan pencantuman kode lain tersebut Pertimbangkan : daftar rubrik dengan kodenya masing-masing , yang biasanya kurang spesifik , yang dapat dipertimbangkan bila kondisi pasien tidak memenuhi kriteria inklusi .

Penggunaan Kriteria Inklusi Kriteria inklusi TIDAK BOLEH digunakan untuk memberi kode AKP karena AKP harus diberi kode sesuai dengan pemahaman dokter tentang apa yang dikatakan pasien , tanpa melihat benar salahnya .

Penerapan Kriteria Inklusi pada berbagai tingkat masalah Kriteria inklusi mulanya dirancang untuk memberi kode masalah yang datang dalam tahap awal . Bila masalah itu akan diberi kode pada kunjungan berikutnya ( setelah berubah dengan berlalunya waktu atau dengan pengobatan ), maka pemberi kode harus mempertimbangkan informasi sebelumnya ( misalnya tekanan darah bisa normal pada kunjungan berikutnya pada pasien hipertensi yang mendapat obat tetapi kondisinya harus tetao diberi kode hipertensi )

Beberapa kemungkinan salah anggit ( miskonsepsi ) Penting sekali bagi pembaca ICPC ini untuk memahami bahwa kriteria inklusi TIDAK dibuat untuk memenuhi beberapa hal di bawah ini . Kriteria inklusi bukan panduan untuk diagnosis . Tujuan utama dari klasifikasi adalah untuk mengurangi kemungkinan salah kode setelah sebuah diagnosis ditegakkan , dan tidak untuk menyingkirkan kemungkinan kesalahan diagnosis. Kriteria inklusi bukan standar layanan . Walaupun informasi yang diperoleh dari penggunaan klasifikasi ini dapat mengubah konsep kedokteran dan akhirnya berdampak pada bakuan layanan , kriteria inklusi dimaksudkan hanya untuk memperbaiki kualitas pencatatan data. Kriteria inklusi bukan panduan terapi .

Referensi Richard Madden Catherine Sykes T Bedirhan Ustun 1 National Centre for Classification in Health, Australia Australian Institute of Health and Welfare World Health Organization, World Health Organization, World Health Organization Family of International Classifications: definition, scope and purpose.
Tags