Perencanaan Program gizi dan penentuan prioritas masalah USG.pptx
wahidiya
7 views
52 slides
Sep 16, 2025
Slide 1 of 52
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
About This Presentation
.
Size: 2.95 MB
Language: none
Added: Sep 16, 2025
Slides: 52 pages
Slide Content
1. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH 2. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH & POA 3. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN Almira Sitasari MK. Perencanaan Program Gizi (PPG)
1. MASALAH DAN PRIORITAS MASALAH
Fungsi Manajemen
Kedudukan Perencanaan dalam Manajemen Perencanaan adalah proses sistematis untuk menentujan tujuan dan menyusun kegiatan2 sistematis yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan. PERENCANAAN >> SIKLUS PEMECAHAN MASALAH t.d : 1) Analisis situasi masalah 2) Prioritas masalah 3) Tentukan tujuan 4) Tentukan intervensi >> sehingga perlu determinan masalah
Pengertian Masalah : Ada kesenjangan (kualitatif / kualitatif) Didukung oleh data Data spesifik (5 W, 1 H)
Contoh Penyajian Masalah NO INDIKATOR 2017 Masalah Prioritas Masalah Target Pencapaian 1 Asi Eksklusif 60% 63,30% Masih rendahnya cakupan Asi eksklusif di wilayah, sebanyak 38% Cakupan Asi Eksklusif 2 Cakupan Fe3 90% 72,20% Mobilitas penduduk tinggi, Rencana melahirkan di daerah asal, jika di hubungi dari pihak petugas kesehatan sulit Bumil KEK dan Anemia 3 PMT Pemulihan balita gizi buruk dan gakin 100% 100,00% Masih adanya balita gizi buruk dan kurang dari keluarga gakin, pola makan dan pola asuh serta faktor ekonomi yang kurang PMT Pemulihan Balita Gizi kurang dan buruk 4 Balita Naik Berat badan 80% 48,75% Pola makan dan pola asuh yang kurang baik, kesadaran orang tua untuk datang ke posyandu yang masih kurang Cakupan N/D 5 Balita dibawah garis merah 15% 36,00% Pola makan dan pola asuh yang kurang baik, alat antropometri di posyandu yang belum pernah di kalibrasi dan cara pengukuran antropometri yang belum valid oleh kader Cakupan BGM 6 Cakupan pemberian MP-ASI pada keluarga Gakin 100% 71,00% Pengetahuan orang tua baduta tentang cara pembuatan MP-Asi berbahan lokal masih kurang Cakupan MP-ASI 7 Cakupan D/S 80% 87,50% Masih rendahnya partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu, sebanyak 70% Cakupan D/S 8 Bumil KEK 12% 13,36% Pola makan yang kurang baik sejak remaja bahkan masa anak-anak Bumil KEK dan Anemia 9 Bumil Anemia 20% 22,12% Pola makan yang kurang baik sejak remaja bahkan masa anak-anak Bumil KEK dan Anemia
CAKUPAN DAN CAPAIAN Cakupan (Hasil/Sasaran pada bulan berjalan) x 100% Capaian (Cakupan/Target) x 100%
POHON MASALAH (ROOT CAUSE ANALYSIS) Untuk Mencari akar masalah Terdapat 3 tingkatan masalah : Masalah Utama Masalah Pokok Masalah Spesifik 9
KONSEP DASAR POHON MASALAH: MASALAH POKOK MERUPAKAN PENYEBAB MASALAH UTAMA MASALAH SPESIFIK MERUPAKAN PENYEBAB MASALAH POKOK DENGAN MENGETAHUI PENYEBAB / AKAR MASALAH MAKA AKAN DAPAT DITENTUKAN SOLUSI . 10
Diagram Pohon Masalah AKIBAT Masalah Utama Masalah Pokok / Penyebab Masalah Spesifik/ Penyebab SEBAB AKIBAT 11
Bagaimana untuk Mengetahui Determinan Masalah? Fishbone or Ishikawa Dikenal sebagai “cause and effect” analysis (bisa menjangkau root of the problem) Problem or Issue Method Machine Environment Measurement System People Material
Fishbone Analysis (studi kasus kelompok Kota Yogyakarta Workshop Community NCP)
Menentukan Prioritas Masalah DISKUSIKAN : Mengapa harus melakukan prioritas masalah? Mengapa tidak semua diselesaikan?
Lakukan Participatory Planning Karena setiap orang memiliki pengalaman dan perspektif yang berbeda Oleh karena itu diperlukan orang-orang yang yang memperhatikan dan atau terpengaruh terhadap dampak kesehatan. Pihak tersebut adalah : Stakeholder : Pihak yang memiliki minat, peduli, dan berinvestasi dengan permasalahan yang ada Partner : Pihak yang membantu menyelesaikan masalah yang ada (dapat berupa bagian stakeholder
Membangun Konsensus Merupakan PROSES pengambilan keputusan yang berfokus pada partnership, partisipasi, keterlibatan, dengan kepemimpinan yang baik dan fondasi kepercayaan dengan atmosfer fleksibilitas Seluruh pihak setuju dan menjadi bagian dari Konsensus
Skenario “Membangun Konsensus” TELAH TERJADI KECELAKAAN PESAWAT TERBANG DI HUTAN BELANTARA YANG SANGAT DINGIN. ANDA HANYA BISA MEMBAWA 5 PERALATAN. BERI SKOR PRIORITAS ALAT YANG AKAN ANDA BAWA! PARASUT WARNA MERAH DAN PUTIH AIR SENTER JAKET KACA
Cara Menentukan Prioritas Masalah Teknik Non Skoring : Nominal Group Technique dan Metode Delbecq Teknik Skoring : USG, MCUA, CARL, Hanlon TIDAK ADA TEKNIK YANG PALING BAIK, BERGANTUNG PADA KETERSEDIAAN DATA, DAN KEMUDAHAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) Banyak dilakukan oleh organisasi publik Aspek USG dilihat dari 1) Bagaimana gawatnya masalah : dilihat dari pengaruhnya sekarang terhadap : produktivitas, orang, dan sumberdaya atau dana (U) >> pendarahan dibanding patah tulang 2) Bagaimana mendesaknya dilihat dari waktu yang tersedia (S) >> KEK lebih serius dibanding GAKY pada dewasa 3) Bagaimana perkiraan yang terbaik mengenai kemungkinan berkembangnya masalah (G) >> demam berdarah dibanding kurang gizi (Kepner dan Tragoe, 1981)
Lanjutan Metode USG Dengan memberi skor 1-5 / sesuai jumlah kasus No. Masalah U S G Total 1. 2. 3. Masalah I Masalah II Masalah III 5 4 4 3 4 5 3 4 5 11 12 14
Jumlahkan dengan penilaian
2. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH, POA, dan hippopoctable dalam evaluasi program gizi
POA POA (plan of action) atau rencana operasioal merupakan langkah ke 4 dari 7 langkah dalam perencanaan intervensi pangan-gizi-kesehtan. Langkah/tahap perencanaan : Analisis situasi / identifikasi masalah Perumusan atau penetapan tujuan & sasaran Identifikasi dan seleksi alternatif program intervensi untuk pemecahan masalah. Formulasi rencana kegiatan dalam POA Implementasi program atau kegiatan intervensi Monitoring dan evaluasi Revisi (replanning).
Formulir POA terdiri dari beberapa kolom yaitu : Nama intervensi /proyek dan deskripsinya . Tujuan umum dan khusus dari proyek tsb . Target (jumlah orang/unit/rt/rw atau persen ) Rincian kegiatan (dari persiapan, pelaksanaan, monev ) Instansi / personil langsung yang bertanggung jawab.Instansi / personil pendukung proyek . Sasaran langsung proyek tsb (keluarga, ibu, balita,dll ) Tempat kegiatan Waktu pelaksanaan proyek dan masing-masing kegiatan . Sumber daya yang ada (man, money, material ). Asal sumber daya tersebut.
MONITORING dan EVALUASI ( MONEV) MONITORING Merupakan kegiatan yang terus menerus sejak awal proses perencanaan sampai akhir pelaksanaannya. Lebih bertujuan positif agar program/proyek mencapai tujuan yang direncanakan.
Mengapa penekanan lebih pada MONITORING daripada EVALUASI ? ALASAN : 1. Tidak dapat diharapkan hasil evaluasi yang memuaskan,apabila tidak dilakukan monitoring dengan baik . 2. Evaluasi dalam arti sempit ( menilai luaran / dampak ) relatif lebih sulit dilaksanakan , karena : a . memerlukan tingkat kecanggihan data dan analisa . b . perencanaan program yang tidak baik . 3. Evaluasi yang baik perlu biaya , sedangkan monitoring tidak memerlukan biaya extra karena seharusnya mrpk kegiatan rutin sbg bagian dari pengelolaan program.
EVALUASI Mempunyai pengertian yang lebih dalam daripada monitoring. Arti dan tujuan evaluasi sangat tergantung kepada siapa yang memerlukan evaluasi dan untuk apa evaluasi tsb . Artinya , sebagai suatu rangkaian kegiatan yang terencana dengan lebih seksama untuk menjawab pertanyaan “ Apakah program yang dilaksanakan akan atau sudah mencapai sasaran , baik sasaran luar maupun damapk ?”
TUJUAN EVALUASI: Memperbaiki menejemen program Pertimbangan penyediaan dana Memperluas cakupan program Mengetahui hasil program.
TIPE EVALUASI Terdapat 2 macam evaluasi yang ada yang akan membantu evaluator dalam pelaksanaan suatu evaluasi, baik proses maupun hasilnya. Tipe ini dapat dikombinaskan untuk memperkuat satu dan lainnya. Evaluasi Proses Evaluasi Hasil
Evaluasi Proses : Menunjukkan bgmn input atau masukan sumber daya yang ada yang digunakan proyek akan diubah bentuk melalui proses yang berurutan menjadi output (keluaran) dan outcome (dampak). Evaluasi Hasil : Adalah analisis secara sistematik dari semua penyebab masalah yang dominan secara hirarki.
TIPE EVALUASI: (SUMATIVE) EVALUASI HASIL EVALUASI PROSES (FORMATIVE )
TRIPLE A ’ S Dalam Surveilans A ssessm e n A ction A nalysis
TAHAP EVALUASI Bentuk Tim Evaluasi Pelajari “Causal Model” dan “POA” Buat tabel HIPPOPOC Seleksi/identifikasi INDIKATOR Rencana pengambilan data. Jadwal / kalender evaluasi 1 tahun.
Tabel HIPPOPOC ????
Aplikasi ‘HIPPOPOC TABLE’ dalam evaluasi program gizi Seringkali orang yang terlibat dalam proyek memperlihat-kan beberapa keterbatasan dalam evaluasi seperti : - Bingung antara hasil langsung dari suatu program/ proyek yang menjadi tanggung jawabnya dan efek yang dimungkinkan menjadi masalah program/ proyek . Pengertian komponen program/ proyek . Tidak adanya konsistensi antara nama dari proses intervensi / proyek dan tujuan yang dibuat . Hasil yang diharapkan tidak diformulasikan / dibuat secara nyata atau lengkap .
PENGERTIAN-PENGERTIAN: HIPPOPOC TABLE = Tabel Hipotetical Input Proses output Outcome. Adalah tabel sederhana terdiri dari 4 kolom yang jelas yaitu kolom Input, Proses, Output Outcome suatu proyek.
Pengertian INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME semua sumberdaya yang digunakan dalam proyek. cara atau proses input yang digunakan untuk merealisasi proyek. Proses menggambarkan tindakan-tindakan terhadap tranformasi dari input menjadi output. hasil langsung dan hanya tergantung pada proyek itu sendiri hasil –hasil yang berbeda dari proyek sehubungan dengan tujuan umum suatu proyek. Outcome tidak hanya tergantung pada proyek, tetapi merupakan kombinasi dari tindakan dan beberapa faktor yang berasal dari proyek maupun diluar proyek
3. INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN
D. INDIKATOR Adalah sesuatu yg dapat memberikan indikasi ttg suatu keadaan. Syarat-syarat indikator Kelompok indikator Unit indikator Karakteristik indikator
1. Syarat indikator : Mudah diukur secara kua nti t atif dan kuali tatif Jelas, secara langsung mengukur keadaan. Akurat dan relevan yg ingin diukur Sensitif Tepat waktu sesuai tujuan pengamatan
2. Kelompok indikator Indikator Input: sumber daya yg ada Indikator Proses: Proses perencanan-pelaksanaan-monev Indikator Output: hasil langsung program Indikator Outcome: dampak dari program dan non-program.
INDIKATOR KEBERHASILAN TAHAP INDIKATOR INPUT Adanya tenaga pengelola data gizi di Kab/Kota. Tersedianya biaya operasional surveilans gizi di Kab/Kota. Tersedianya sarana dan prasarana pengolahan data di Kab/Kota. PROSES Persentase ketepatan waktu laporan dari puskesmas Persentase kelengkapan laporan dari puskesmas Persentase keakuratan data Dilaksanakannya umpan balik sesuai frekuensi pelaporan Dilaksanakannya diseminasi informasi hasil surveilans gizi lintas program dan lintas sektor se cara berkala . Adanya tindak lanjut hasil pertemuan berkala , yang dilakukan program dan sektor terkait .
INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR Tersedianya informasi yang mencakup : Balita gizi buruk yang mendapat perawatan Cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif Cakupan r umah t angga meng k onsumsi garam beryodium Cakupan balita usia 6-59 bulan mendapat Kapsul Vitamin A Cakupan i bu hamil yang mendapat 90 tablet besi Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
3. Unit Ind i kator Tingkat individu Tingkat masyarakat
4. Karakteristik Indikator Parameter Cut-off point Trigger level: nilai batas yg biasa digunakan untuk menyatakan suatu keadaan di masy apakah sdh hrs dilakukan upaya penanggulangan, upaya pencegahan, tindakan segera atau keadaan normal.
KATEGORI MASALAH GIZI sebagai MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT ( WHO)
Status gizi berdasarkan indeks (WHO) NO INDEKS SKOR KATEGORI ANGKA (%) 1. BB/U 1 2 3 4 Baik Masalah ringan Masalah sedang Masalah berat < 10 10 – 15 15,1 – 20 > 2 2. BB/TB 1 2 3 4 Baik Masalah ringan Masalah sedang Masalah berat < 5 5 – 10 10,1 – 15 > 15 3. TB/U 1 2 3 4 Baik Masalah ringan Masalah sedang Masalah berat < 20 20 – 30 30,1 – 40 40 4. IMT/U 1 2 3 4 Baik Masalah ringan Masalah sedang Masalah berat < 5 5 – 10 10,1 – 15 > 15
Contoh lain ( berdasarkan kesepakatan ): NO INDEKS SKOR KATEGORI ANGKA (%) 1. % penduduk mengkonsumsi energi < 70% AKG 1 2 3 4 Tidak rawan pangan Masalah r awan ringan Masalah rawan sedang Masalah rawan berat < 10 10 – 20 21 – 40 > 40 2. Jumlah keluarga miskin 1 2 3 4 Baik Masalah ringan Masalah sedang Masalah berat < 10 10 – 30 31 – 50 > 50 3. Persediaan b.m.pokok di masy tahun lalu 1 2 3 4 Baik Masalah ringan Masalah sedang Masalah berat > 100 80 – 99.9 70 – 79.9 < 70 4. Jumlah rumah sehat 1 2 3 4 Baik Cukup baik Kurang Sangat kurang > 90 70 – 89.9 50 – 69.9 < 50
Contoh lain (Data Posyandu ): NO INDEKS SKOR KATEGORI ANGKA (%) 1. Jumlah balita yg ditimbang di Posyandu (% D/S) 1 2 3 4 Partisipasi baik Masalah partisipasi cukup baik Masalah partisipasi kurang Masalah partisipasi sangat kurang > 80 60 – 79.9 40 – 59.9 < 40 2. Jumlah balita yg ditimbang dan naik BB berdsr grafik KMS (% N/D) 1 2 3 4 Indikasi pertumbuhan baik Indikasi pertumbuhan cukup baik Indikasi masalah pertumbuhan sedang Indikasi masalah pertumbuhan berat > 80 60 – 79.9 40 – 59.9 < 40 3. Jumlah balita (6-59 bulan ) yg memperoleh kapsul Vit A tahun lalu . 1 2 3 4 Baik Cukup baik Kurang Sangat kurang > 80 60 – 79.9 40 – 59.9 < 40
Contoh lain INDIKATOR KINERJA / STANDAR PELAYANAN MINIMAL
In Class Activity Buat kelompok terdiri dari 6 orang Analisis Permasalahan yang Terjadi bandingkan dengan indikator Prioritaskan Masalahnya Cari Determinan Masalahnya Buat POA dan Hippopoc Tablenya