PERLAKUAN_PADA_BAHAN_MATA_KULIAH_BAHAN_D.pptx

smkn3selayar 0 views 55 slides Sep 01, 2025
Slide 1
Slide 1 of 55
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55

About This Presentation

PERLAKUAN_PADA_BAHAN_MATA_KULIAH_BAHAN_D


Slide Content

PERLAKUAN PADA BAHAN BY: Dr Amirul Karman SPi MSi FPIK - PS. PSP UNKHAIR TERNATE

Perlakuan pada bahan : Pembuatan simpul Sistem pemotongan jaring Menambal / memperbaiki jaring Nilai dan teknik penggantungan jaring Pembuatan Simpul Tiga jenis simpul dalam pembuatan jaring , yaitu: (1) Simpul bendera ( english knot ) (2) Simpul bendera berganda ( double english knot ) (3) Simpul mati ( reef knot )

English knot Double english knot Reef knot

2) Sisitem Pemotongan Jaring Ada tiga hal penting dalam memotong jaring , baik terhadap satu mata jaring maupun satu lembar jaring . Ketiga hal tersebut adalah : Pemotongan vertikal (point cutting ), bila dilakukan pada semua mata jaring disebut “all point cutting” (p ) Pemotongan horisontal ( mesh cutting ), bila dilakukan pada semua mata jaring disebut “ all mesh cutting” (m) Pemotongan diagonal ( bar cutting ), pemotongan diagonal pada semua mata jaring dengan jumlah mata kedua sisi jaring sama disebut “ all bar cutting ” (b)

Gambar Pemotongan mesh, point , dan bar pada satu mata jaring

Gambar Pemotongan all meshes, all point , dan all bars pada satu mata jaring

Memotong selembar jaring dengan jumlah mata antara dua bagian atau jumlah mata tertentu , maka perlu diperhitungkan bagian-bagian mata jaring yang akan di potong , baik itu pemotongan terhadap satu bar ( b ) atau terhadap dua bar ( p , m ) Pemotongan jaring segitiga , pendistribusian jumlah pemotongan b dan p atau b dan m harus seimbang . Untuk merumuskan ini dapat dilihat sebagai berikut : P = L - B d mana : P = Jumlah pemotongan p b = Jumlah pemotongan b L = Jumlah mata sisi terpanjang B = Jumlah mata sisi terpendek L B L B

Contoh 1 . Apabila nilai p lebih keci dari b Diketahui : Selembar jaring berukuran , panjang = 50 mata dan lebar = 50 mata. Jaring akan diambil 30 mata pada sisi yang satu dan 15 mata pada sisi yang lain. Ditanya : Bagaimana memotongnya ? Penyelesaian : 50 # 50 # 30 # 15 # P = L – B = 30 – 15 = 15 b = 2B = 2 x 15 = 30 P : b = 15 : 30 = 1 : 2 pemotongan 1p 2b 1pt. 2b

Contoh 2 . Bila jaring yang akan dipotong mempunyai ukuran Panjang (L) = 40 mata dan Dalam (B) = 20 mata. Maka rumus yang digunakan adalah : m = L – B b = 2 B d imana; m = jumlah mesh yang akan terpotong b = Jumlah bar yang akan terpotong B = Jumlah mata ke arah dalam L = Jumlah mata ke arah panjang ( ke samping ) Pemakaian rumus : m = L – B = 40 – 20 = 20 b = 2B b = 2 x 20 = 40 Jadi pemotongan tersebut adalah 20 mesh 40 bar: 1 m 2b (20x)

Gambar Pemotongan 1 m 2b

3 ) Menambal / M emperbaiki J aring Membersihkan mata jaring Mata jaring memiliki bagian-bagian yang bila dipotong atau robek , setelah dibersihkan akan terlihat bagian yang telah menyambung dan bagian yang terlepas . Bagian-bagian tersebut terdiri dari: Clean mesh, yaitu simpul mesh yang bila dibersihkan sisa potongannya akan bersih ( benangnya utuh ) Simpul yang terburai atau terbuka adalah simpul point yang bila dibersihkan ujung-ujung potongannya akan terbuka atau terburai

Gambar Simpul mesh dan simpul point Keterangan : a dan a.i = simpul mesh b dan b.i = simpul point

Gambar Jumlah kaki pada tiap simpul

Memperbaiki jaring Syarat-syarat memperbaiki jaring , adalah: Awal perbaikan dimulai pada simpul berkaki tiga dan diakhir pada simpul berkaki tiga . Simpul-simpul yang lainnya dibuat berkaki dua atau berkaki empat atau dibuat “ clean mesh ” sesuai posisinya . Dalam perbaikan / menyulam , bagian awal dan akhir perbaikan sebaiknya simpul-simpul dibuat berganda

Ada 5 hal penting dalam menyulam saat memperbaiki jaring : Setiap simpul yang terbentuk pada mata jaring harus lengkap dengan 4 sisi yang sama, kecuali pada simpul awal dan akhir Masing-masing baris yang terbentuk setengah mata jaring harus dilengkapi sebelum baris berikutnya. Pada akhir masing-masing baris , setiap akan berbalik / berubah arah , dibuat sebuah simpul sisi . Setelah simpul sisi , maka berikutnya dibuat simpul setengah mata kemudian sebuah “ pich -up “ diikuti dengan sebuah simpul setengah mata jaring atau sebuah simpul penutup Sebuah simpul sisi tidak dapat diikuti oleh sebuah simpul sisi pada sisi yang sama. Ini dapat terjadi bila simpul sisi yang lainnya berlawanan arah ( berbelok )

Urutan Kerja : Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan Amati kerusakan pada jaring A dan cobalah untuk memperbaiki .

Amati kerusakan pada jaring B; Keruskan mula-mula seperti gambar B.1 Bentuklah kerusakan tersebut agar mudah diperbaiki dengan jalan memotong 1 bar pada simpul (b) dan 1 bar pada simpul (d) seperti pada gambar B.2.

Setelah kerusakan dibetulkan kembali mulailah perbaikan dari salah satu simpul berkaki tiga ( simpul a ) ( cara penyimpulan lihat elemen menyambung jaring mesh dengan mesh ) Lanjutkan dengan membuat setengah mata gantungan pada mesh nomor (2). Sangkutkan coban ke simpul point nomor tiga (3) dan simpulkan . (Cara penyimpulan lihat elemen menyambung jaring point dengan point )

7. Sangkutkan coban ke mesh nomor empat (4) dan simpulkan

8 . Lanjutkan pekerjaan dengan menyangkutkan coban ke mesh nomor lima (5) dan simpulkan .

9. Sangkutkan coban ke simpul berkaki tiga ( simpul nomor 6) dan buatkan simpulnya .

Menambal jaring Jaring yang rusak berat Penambalan dilakukan sesuai dengan bentuk dan besarnya kerusakan Bagian penambalan dipotong secara horisontal dan vertikal dengan meninggalkan perbedaan setengah mata jaring pada masing-masing sisi yang akan dijahitkan pada lubang Bila dilakukan oleh 2 orang yang berlawanan arah , maka pekerjaan menambal dapat dimulai dari pojok kanan atas (1, 2) dan bergerak mengelilingi tambalan dan diakhiri di pojok kiri bawah (1, 2) Bila dilakukan oleh 1 orang, maka pekerjaan dilakukan hingga kembali ke pojok kanan (1, 2).

Gambar Jaring yang di tambal

Menymbung jaring Bebrapa cara penyambungan jaring yaitu: Menyembung mesh dengan mesh Penyambungan take-up . Menyambung point dengan point Joining Lacing

Menyembung mesh dengan mesh Menyambung mesh dengan mesh sangat sederhana yaitu hanya dengan membuat simpul berkaki tiga pada awal dan akhir dari satu sisi jaring . Besar mata jaring dari kedua lembar jaring yang akan disambung harus sama besar . Pekerjaan penyambungan dimulai pada simpul berkaki tiga pada awal menyulam dan berakhir pada simpul berkaki tiga . Pada awal dan akhir penyulaman dibuat simpul ganda .

Gambar Penyambungan mesh dengan mesh

Gambar Cara menyangkut cobaan ke mata sebelah bawah dan cara penyimpulannya

Gambar Cara menyangkut cobaan ke mata sebelah atas dan cara penyimpulannya

Gambar Cara pembuatan simpul terakhir

2) Penyambungan take-up Penyambungan dengan cara take-up adalah salah satu cara penyambungan mesh , hanya saja besar mata jaring antara kedua lembar jaring yang akan disambungkan berbeda . Penyambungan ini dapat dilakukan dengan dua cara , yaitu: Merangkap ( baiting ) Menyisip ( creasing )

Merangkap ( baiting ) Pekerjaan ini awal dan akhirnya sama dengan penyambungan mesh dengan mesh, yaitu pada simpul berkaki tiga . Pekerjaan selanjutnya dengan merapatkan dua mata jaring yang disatukan untuk dikaitkan / digantungkan pada satu simpul (mata jaring ) yang lebih besar . Hal ini dilakukan bila jumlah mata jaring lembaran yang satu dua kali lipat dari yang lain.

Gambar Cara merangkap ( baiting )

b) Menyisip ( creasing ) Menyisip dilakukan dengan menambahkan setengah mata jaring yang lebih kecil matanya dan menyisipkannya diantara mata jaring yang besar dengan cara menggantungkan

Gambar Cara menyisip ( creasing )

3 ) Menyambung point dengan point Menyambung point dengan point , caranya sama dengan menyambung mesh dengan mesh , yaitu menyiapkan simpul berkaki tiga . Penyambungan point dengan point , simpul kaki tiga dibuat pada kedua sisi jaring dengan masing-masing simpul tersebut berhadapan dengan point pada sisi jaring yang lain. Cara menyambungnya dimulai dengan simpul kaki tiga pada sisi jaring yang satu dan berakhir pada simpul kaki tiga pada sisi jaring yang lain.

Gambar Penyambungan point dengan point

Gambar Cara menyangkutkan mata pada kait dan cara pembuatan simpul pada mata di sampingnya

Gambar Cara menyangkutkan coban pada mata disebalah kanan dan penyimpulannya

Gambar Cara pembuatan simpul terakhir

4) Joining Bila dua lembar jaring berbeda komposisinya dan keduanya akan disambung , dimana perbedaan tersebut berupa : Dua lembar jaring yang panjangnya sama, tetapi ukuran mata berbeda Dua lembar jaring yang panjangnya berbeda , tetapi ukuran matanya sama Dua lembar jaring yang panjang dan ukuran matanya berbeda . Keadaan (a) dapat dilakukan dengan menyambung sederhana ( langsung ) dan juga dapat dilakukan take-up . Kedaan (b) dan (c) dapat disambung dengan bebas dimana jaring yang lebih panjang diperlakukan dengan bebas .

Gambar Joining

5 ) Lacing Lacing biasanya digunakan untuk perbaikan jaring yang bersifat sementara dan biasanya akan dibuka lagi bila ada kesempatan. Lacing dilakukan dengan cara benang dilewatkan di bawah simpul pada masing-masing sisi dari sobekan dan setiap 5 – 6 sulaman diikatkan dengan simpul ganda . Hal yang paling penting dari penyambungan lacing adalah untuk membiarkan benang yang digunakan untuk menyulam cukup kendor , sehingga penyesuaian secara alami dapat terjadi bila jaring mengalami ketegangan .

Gambar Lacing

4 ) Teknik dan Nilai Penggantungan Jaring Teknik penggantungan jaring Teknik penggantungan jaring merupakan hal penting dalam pembuatan suatu alat penangkapan ikan. Menurut Bridger, et al (1981), ada beberapa teknik penggantungan jaring , yaitu: Stapling ( Jepit ) Hitching ( menambatkan ) Setting ( mengumpulkan ) Norselling ( pakai simpul )

Stapling Hitching Setting Norselling Gambar Teknik-teknik penggantungan jaring

Nilai penggantungan jaring Apabila jaring digantungkan pada seutas tali , maka jaring tersebut akan mengalami pemendekan dari keadaan terentang sempurna . Nilai penggantungan ini menurut Nomura and Yamazaki (1977) dan Nomura (1978), dapat dihitung dengan dua cara , yaitu: Shortening (S) atau hang-in ratio (E’) Hanging (E)

Shortening (S) atau hang-in ratio (E’) Pengendoran atau pengerutan atau shortening yang biasa dikenal dengan hang-in ratio adalah hasil pengurangan panjang jaring dalam keadaan terentang (L) dengan panjang tali pelampung (l) dibagi dengan jaring dalam keadaan terentang (L). Nilai shortening atau hang-in ratio ini biasanya dinyatakan dalam persen (%), dengan rumus : x 100%  

b) Hanging Nilai hanging (E) juga dinyatakan dalam persen yaitu hasil bagi panjang tali pelampung (l) dengan panjang jaring dalam keadaan stretch (L). Hanging ini juga dapat dicari bila hang-in sudah . Rumus untuk mencari hanging adalah: H x 100%   Hanging-ratio juga dapat dicari apabila hang-in ratio sudah diketahui , dengan rumus : 1 – E’  

Contoh: Selembar jaring panjang terentang = 250 meter digantungkan pada tali pelampung = 100 meter. Berapa nilai penggantungannya ? Penyelesaian :   60%   = 40%    

Dengan adanya perlakuan hanging atau hang-in pada jaring atau mata jaring akan memberikan perubahan juga terhadap panjang dan lebar jaring tersebut . Makin panjang sebuah mata jaring ditarik , maka dalamnya akan berkurang . Beberapa perbandingan antara kedalaman dan panjang sebuah mata jaring dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar Perbandingan antara kedalaman dan panjang mata jaring

Hang-in (%) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Tinggi mata jaring (%) 44 60 71 80 86 92 95 98 99 Bentuk mata jaring sebagian besar dipengaruhi oleh hang-in ratio . Tabel Hubungan antara hang-ratio dan tinggi jaring Dengan data di atas maka dalam jaring dapat dihitung dengan menggunakan rumus :   atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus : =   =   Cara- cara perhitungan hang-in ratio dan kedalaman jaring ini sangat dibutuhkan dalam membuat alat penangkapan ikan.

Sejumlah pengendoran jaring yang ditata pada tali pelampung dan tali pemberat secara langsung berhubungan dengan distribusi tegangan dan bentuk jaring . Biasanya digunakan hang-in ratio : 20-30% pada tali pelampung dan 10-20% pada tali pemberat , tetapi hal ini tergantung pada alat penangkapan ikan yang digunakan , sbb : Jaring insang sardi : 30% Jaring insang hanyut Tuna : 35-50% Jaring insang dasar Lobster : 33% Pukat cincin untuk tali pelampung : 20-30%, sedangkan tali pemberat : 10-20%

Hang-in ratio E’ = 29,3% merupakan nilai penggantungan yang menyebabkan bentuk mata jaring bujur sangkar sehingga dapat menghemat pemakaian bahan jaring dan memudahkan penanganan jaring pada saat operasi penangkapan. Penggunaan hang-in ratio 29,3% bagi alat penangkapan ikan pukat cincin digunakan pada bagian sayap untuk menghemat bahan dan fungsi sayap untuk mengurung ikan

Contoh: Diketahui dalam sebuah jaring 11,2 meter, besar matanya 10 cm dengan hang-in 40%. Berapakah jumlah mata jaring arah dalam dari jaring tersebut ? Diketahui : d = 11,2 m = 11.200 mm m = 10 cm = 100 mm Ditanya : n = ? Penyelesaian :   11.200   11.200   n   E’ = 40% = 0,4 Jadi jumlah mata jaring arah dalam = 140 #
Tags