Pertemuan 2 Metode Identifikasi Risiko dan Strategi Mitigasi Risiko.pptx
firdaus78
0 views
33 slides
Sep 23, 2025
Slide 1 of 33
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
About This Presentation
Identifikasi Resiko dan strategi mitigasi
Size: 982.99 KB
Language: none
Added: Sep 23, 2025
Slides: 33 pages
Slide Content
Metode Identifikasi Risiko dan Strategi Mitigasi Risiko MANAJEMEN RESIKO
Agenda : Definisi Risiko Proses Identifikasi Risiko Metode Identifikasi Risiko Penilaian Risiko Perencanaan dan Strategi Mitigasi Risiko Studi Kasus dan Diskusi
Definisi Risiko dalam Bisnis Risiko adalah potensi kejadian yang dapat menyebabkan dampak negatif atau positif terhadap tujuan bisnis . Contoh kategori risiko : Risiko Operasional : Gangguan proses, kesalahan manusia. Risiko Keuangan : Fluktuasi pasar, kredit macet. Risiko Strategis : Perubahan permintaan pasar, inovasi teknologi. Risiko Kepatuhan : Regulasi baru, pelanggaran hukum. Catatan : Risiko tidak hanya negatif; ada juga risiko yang menawarkan peluang .
Proses Identifikasi Risiko Mengidentifikasi Sumber Risiko Internal: Kinerja operasional, manajemen . Eksternal: Perubahan ekonomi, lingkungan . Mengumpulkan Informasi Menggunakan data historis dan tren industri . Memahami regulasi dan standar yang berlaku . Menentukan Area Rentan Fokus pada aktivitas bisnis yang berpotensi membawa dampak besar.
Metode Identifikasi Risiko Brainstorming Checklist Analisis SWOT Failure Mode and Effect Analysis (FMEA ) Diagram Ishikawa (Fishbone ) PESTLE Analysis HAZOP (Hazard and Operability Study)
Metode Identifikasi Risiko - Brainstorming Brainstorming Terstruktur : Melibatkan semua pemangku kepentingan, seperti manajer departemen, tim keuangan, dan operasional . Langkah-langkah : Identifikasi area kritis. Diskusi terbuka mengenai potensi risiko. Evaluasi daftar risiko yang muncul. Keunggulan : Menghasilkan ide risiko yang beragam dari berbagai sudut pandang . Kelemahan : Mungkin ada bias dalam diskusi jika peserta kurang terbuka.
Metode Identifikasi Risiko - Checklist Checklist Risiko : Penggunaan daftar risiko standar berdasarkan pengalaman bisnis atau panduan industri . Contoh: ISO 31000 sebagai standar manajemen risiko . Keunggulan : Efisien, terstruktur, mudah diterapkan . Kelemahan : Mungkin melewatkan risiko baru yang tidak tercantum di checklist.
Metode Identifikasi Risiko - Analisis SWOT SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats ) : Identifikasi risiko melalui analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman . Mengidentifikasi risiko internal dan eksternal yang memengaruhi bisnis . Contoh : Kelemahan : Ketergantungan tinggi pada satu pemasok . Ancaman : Perubahan regulasi yang merugikan.
Metode Identifikasi Risiko - Failure Mode and Effect Analysis Teknik identifikasi kegagalan potensial dalam proses dan dampaknya terhadap operasi bisnis . Menggunakan tiga faktor: Tingkat Keparahan (Severity), Frekuensi Kejadian (Occurrence), dan Kemampuan Deteksi (Detection ). Contoh Aplikasi : FMEA di industri manufaktur untuk memprediksi risiko kegagalan mesin produksi.
Metode Identifikasi Risiko - Diagram Ishikawa (Fishbone) Fishbone Diagram : Mengidentifikasi penyebab utama masalah atau risiko dengan memetakan semua faktor yang berkontribusi . Kategori: Manusia, Material, Metode, Mesin, Lingkungan . Keunggulan : Menyediakan visualisasi penyebab risiko secara menyeluruh . Kelemahan hanya mengidentifikasi penyebab tanpa memberikan cara untuk menilai seberapa besar risiko yang dihasilkan . Hanya fokus pada penyebab masalah, tetapi tidak membantu menentukan solusi atau tindakan mitigasi . Jika masalah terlalu rumit, diagram bisa menjadi sulit dibaca dan diinterpretasikan . Identifikasi penyebab sering bergantung pada opini, sehingga bisa melewatkan faktor penting atau fokus pada hal yang kurang relevan . Tidak memperhatikan urutan kejadian atau perubahan dalam waktu, yang bisa penting untuk beberapa masalah.
Metode Identifikasi Risiko - PESTLE Analysis Analisis faktor eksternal yang memengaruhi bisnis melalui enam elemen utama : Political (Politik) : Pengaruh kebijakan pemerintah, stabilitas politik, perubahan undang-undang . Economic (Ekonomi) : Inflasi, suku bunga, tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi . Social (Sosial) : Perubahan demografi, kebiasaan konsumen, budaya . Technological (Teknologi) : Inovasi teknologi, otomatisasi, dampak teknologi baru . Legal (Hukum) : Regulasi industri, perubahan hukum ketenagakerjaan atau perlindungan konsumen . Environmental (Lingkungan) : Kebijakan lingkungan, perubahan iklim, peraturan keberlanjutan.
PESTLE Analysis – Coun’t Keunggulan : Mengidentifikasi risiko eksternal yang sering kali tidak dapat dikendalikan, tetapi dapat dipersiapkan atau diantisipasi . Kelemahan : Tidak menyinggung risiko internal yang mungkin lebih mendalam.
Metode Identifikasi Risiko - HAZOP (Hazard and Operability Study) HAZOP : Metode sistematis untuk mengidentifikasi risiko operasional dan potensi bahaya dengan fokus pada kegagalan proses dan dampaknya terhadap operabilitas . Langkah-Langkah : Membagi proses bisnis atau teknis ke dalam segmen-segmen kecil . Mengidentifikasi skenario “bagaimana jika” pada setiap segmen proses . Menilai dampak potensial dari kegagalan di setiap tahap . Mengembangkan rencana mitigasi untuk mengurangi atau mengatasi kegagalan . Contoh Penerapan : Industri manufaktur dan kimia sering menggunakan HAZOP untuk menilai potensi bahaya dalam proses produksi.
HAZOP (Hazard and Operability Study ) - Count Keunggulan : Detil dalam identifikasi risiko operasional dan potensi kegagalan . Kelemahan : Fokus lebih pada risiko teknis daripada risiko non-operasional.
Teknik Pendukung Identifikasi Risiko Wawancara dengan Pemangku Kepentingan Menggali informasi dari ahli atau tim yang terlibat langsung dengan operasi bisnis . Survei dan Kuesioner Mendapatkan pandangan kolektif terkait risiko yang mungkin muncul . Observasi Lapangan Mengamati proses kerja langsung untuk mengidentifikasi potensi risiko operasional.
Penilaian Risiko Matriks Risiko : Matriks dua dimensi yang mengukur probabilitas dan dampak risiko . Contoh skala: Probabilitas: Rendah (1), Sedang (2), Tinggi (3 ). Dampak: Kecil (1), Sedang (2), Besar (3 ). Pengukuran Risiko : Menggunakan hasil matriks untuk memprioritaskan risiko yang membutuhkan mitigasi segera.
Perencanaan Mitigasi Risiko Menghindari Risiko : Mengambil tindakan untuk sepenuhnya menghindari risiko, seperti menghentikan aktivitas tertentu yang berisiko tinggi . Mengurangi Risiko : Mengurangi probabilitas atau dampak risiko melalui tindakan seperti perbaikan proses atau pengadaan sistem monitoring . Transfer Risiko : Mengalihkan risiko kepada pihak ketiga, misalnya melalui asuransi . Menerima Risiko : Menerima risiko jika dampaknya dianggap dapat ditoleransi dan biayanya lebih besar daripada keuntungan mitigasi.
Strategi Mitigasi Risiko Berdasarkan Kategori Risiko Risiko Operasional : Mitigasi : Mengimplementasikan SOP (Standard Operating Procedures), pelatihan karyawan rutin . Risiko Keuangan : Mitigasi : Pengelolaan arus kas yang disiplin, diversifikasi portofolio investasi . Risiko Strategis : Mitigasi : Penelitian pasar, penyesuaian strategi bisnis dengan tren pasar . Risiko Kepatuhan : Mitigasi : Audit kepatuhan regulasi secara berkala.
Studi Kasus: Risiko Gangguan Rantai Pasokan Perusahaan X adalah produsen elektronik yang sangat bergantung pada bahan baku dari pemasok tunggal di negara lain. Karena terjadi bencana alam di negara tersebut, perusahaan mengalami keterlambatan pengiriman bahan baku utama, sehingga mengganggu produksi dan menyebabkan keterlambatan dalam memenuhi pesanan pelanggan.
Langkah 1: Identifikasi Risiko Proses Identifikasi Risiko : Sumber Risiko : Gangguan pada pemasok tunggal akibat bencana alam . Area Rentan : Ketergantungan penuh pada satu pemasok di lokasi yang rawan bencana . Metode Identifikasi Risiko : Brainstorming : Diskusi dengan tim produksi, tim pengadaan, dan manajemen untuk mengidentifikasi risiko pasokan . Checklist : Menggunakan daftar risiko yang umum terkait dengan rantai pasokan, seperti risiko geografis, cuaca, dan ketergantungan pemasok . PESTLE Analysis : Menganalisis faktor eksternal (terutama lingkungan dan politik) yang mempengaruhi rantai pasokan.
Hasil Identifikasi Risiko : Risiko utama : Gangguan pasokan bahan baku karena bencana alam . Risiko tambahan : Keterlambatan produksi, kehilangan pendapatan, dan penurunan reputasi di pasar akibat ketidakmampuan memenuhi pesanan tepat waktu.
Langkah 2: Penilaian Risiko Penilaian Risiko : Menggunakan Matriks Risiko untuk mengukur dampak dan kemungkinan risiko : Probabilitas : Tinggi (2-3 kali kejadian bencana dalam 5 tahun terakhir di lokasi pemasok ). Dampak : Sangat besar (produksi berhenti total karena tidak ada bahan baku alternatif ). Matriks Risiko : Probabilitas : 4 (Tinggi ) Dampak : 5 (Sangat Besar ) Total Risiko : Kategori Kritis (memerlukan tindakan mitigasi segera).
Langkah 3: Mitigasi Risiko Strategi Mitigasi : Diversifikasi Pemasok : Mitigasi : Mencari pemasok alternatif di negara atau lokasi yang berbeda untuk mengurangi ketergantungan pada satu pemasok . Alasan : Jika pemasok utama tidak dapat mengirimkan bahan baku, pemasok alternatif dapat membantu menjaga kesinambungan produksi . Mengelola Inventori Strategis : Mitigasi : Menyimpan stok bahan baku dalam jumlah yang cukup di gudang untuk mengantisipasi keterlambatan pengiriman sementara . Alasan : Menyediakan buffer inventory dapat menjaga produksi tetap berjalan selama periode gangguan jangka pendek.
Transfer Risiko melalui Kontrak Asuransi : Mitigasi : Mengambil asuransi rantai pasokan yang mencakup kerugian akibat gangguan pasokan dari bencana alam . Alasan : Asuransi dapat membantu menutup sebagian kerugian finansial yang disebabkan oleh gangguan rantai pasokan . Menyusun Rencana Kontinjensi : Mitigasi : Membuat rencana darurat yang mencakup skenario alternatif, seperti bekerja sama dengan pemasok lokal sementara waktu . Alasan : Rencana kontinjensi membantu perusahaan merespons dengan cepat jika terjadi gangguan.
Langkah 4: Evaluasi dan Implementasi Evaluasi Efektivitas Mitigasi : Diversifikasi Pemasok : Mengurangi ketergantungan dan menurunkan risiko ketergantungan tunggal sebesar 40 %. Inventori Strategis : Memastikan stok aman selama 3 bulan jika terjadi keterlambatan pengiriman . Asuransi Rantai Pasokan : Menyediakan perlindungan finansial hingga 70% dari potensi kerugian . Rencana Kontinjensi : Siap diimplementasikan dalam 2 minggu jika ada gangguan mendadak.
Kesimpulan Studi Kasus Risiko Utama : Ketergantungan pada satu pemasok di wilayah yang rawan bencana telah diidentifikasi sebagai risiko kritis . Tindakan Mitigasi : Perusahaan mengambil langkah-langkah mitigasi proaktif seperti diversifikasi pemasok, menyimpan stok bahan baku yang cukup, serta mengasuransikan rantai pasokan. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi dampak risiko terhadap produksi dan pendapatan perusahaan.