POLA PIKIR dengan mengembangkan metode TAT TWAN.pptx
suhardi014
10 views
17 slides
Sep 11, 2025
Slide 1 of 17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
About This Presentation
mengembangkan pola pikir untuk bertumbuh
Size: 1.1 MB
Language: none
Added: Sep 11, 2025
Slides: 17 pages
Slide Content
TAT TWAM ASI
”tat” ”tad” berarti ”itu” atau ”dia”. ”asi” ”as(a)” berarti ”adalah” ”tvam’ ”yusmad” Berarti ”kamu” Bahasa Sansekerta T A T T W A M A S I ” kamu adalah dia” atau ”dia adalah kamu”. Ajaran Agama Hindu Di India
Ajaran “Tat Twam Asi ” merupakan ajaran sosial tanpa batas . Saya adalah kamu , dan sebaliknya kamu adalah saya , dan segala makhluk adalah sama sehingga menolong orang lain berarti menolong diri sendiri dan menyakiti orang lain berarti pula menyakiti diri sendiri ( Upadesa , 2002: 42). Bila diri kita sendiri tidak merasa senang disakiti apa bedanya dengan orang lain. Maka dari itu janganlah sekali -kali menyakiti hati orang lain. Dan sebaliknya bantulah orang lain sedapat mungkin kamu membantunya , karena sebenarnya semua tindakan kita juga untuk kita sendiri . Bila dihayati dan diamalkan dengan baik , maka akan terwujud suatu kerukunan .
ketika kita melakukan suatu aktivitas, itu akan selalu berhubungan dengan makhluk lain. untuk menciptakan kesejahteraan dalam kehidupan perlu didasari atas konsepsi “Tat Twam Asi ” yang mengisyaratkan pentingnya solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat sehingga terbentuk kehidupan masyarakat yang sejahtera .
Manusia sebagai makhluk hidup banyak jenis , sifat , dan ragamnya , makhluk individu , sosial , religius , ekonomis , dan budaya . Semua itu harus dapat di penuhi oleh manusia secara menyeluruh dan bersamaan tanpa memperhitungkan situasi dan kondisi serta keterbatasan yang dimilikinya . Betapa pun susah yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan . Di sinilah manusia perlu mengenal dan melaksanakan rasa kebersamaan , sehingga seberapa besar masalah yang dihadapinya akan terasa ringan . Maka dalam hidup ini kita hendaknya selalu saling tolong menolong , merasa senasib dan sepenanggungan .
Asas-Asas Tat Twam Asi Asas paras paros Asas Salunglung sabayantaka Asas saling asih , saling asah , saling asuh Asas Suka Duka artinya orang lain adalah bagian dari diri sendiri dan diri sendiri adalah bagian dari orang lain. artinya baik buru , mati hidup ditanggung bersama . artinya saling menyayangi atau mencintai , saling memberi dan mengoreksi , serta saling tolong menolong antar sesama hidup . artinya dalam suka dan duka dirasakan bersama-sama .
Adat Metelulung yaitu masyarakat Hindu Bali biasanya menyediakan diri untuk datang ke rumah atau ke tempat warga masyarakat yang lain yang mempunyai atau mengadakan suatu kegiatan misalnya upacara membangun rumah , selamatan dan lain-lain. Implementasi konsep Tat Twam Asi Adat mejotan , yaitu memberi sejenis kue atau makanan atau buah-buahan kepada tetangga atau sahabat-sahabat lainnya ketika seseorang mengadakan suatu upacara atau selesai mengadakan selamatan tertentu . Konsepsi sila prikemanusiaan dalam Pancasila , merupakan realisasi ajaran Tat Twanm Asi yang terdapat dalam kitab suci Weda .
Tidak alasan untuk menjelek-jelekkan atau menyakiti orang lain. Maka dari itu berbuat baiklah kepada orang lain atau agama lain, bahkan kepada semua makhluk hidup lainnya di muka bumi ini , tanpa terkecuali . Seseorang bila menyakiti orang lain sebenarnya ia telah bertindak menyakiti aatau menyiksa dirinya sendiri , dan sebaliknya bila telah membuat orang lain menjadi senang dan bahagia , maka sesungguhnya dirinya sendirilah yang ikut merasakan kebahagiaan itu juga .
Penerapan Konsep Tat Twam Asi dalam Dunia Pendidikan Konsep Tat Twam Asi ini memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan khususnya kurikulum 2013 dimana di dalam sekolah pendidik dituntut mengajarkan pendidikan penguatan karakter (PKK) . Dalam wujud nyata di kelas , konsep Tat Twam Asi dapat dilakukan dengan membiasakan siswa membantu sesama , menanamkan sikap suka duka ditanggung bersama , saling asih , saling asah , saling asuh , artinya saling menyayangi atau mencintai , saling memberi dan mengoreksi , saling tolong menolong antar sesame, saling memaafkan , serta mau menerima perbedaan yang ada , sehingga nantinya peserta didik menjadi manusia yang berbudaya dan berkualitas secara akademik , spiritual, dan emosional