PPT CSS intoksikasi Diagnosis-Tatalaksana.pptx

ssuser27232e 0 views 33 slides Sep 24, 2025
Slide 1
Slide 1 of 33
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33

About This Presentation

Intoksikasi


Slide Content

CSS: Intoksikasi Preseptor : Dr. dr. Dwitya Elvira, Sp.PD-KAI, FINASIM Darayani Risviani 1910313032 Maisarah Fadhilah 2010312029

Latar belakang Keracunan dapat terjadi akibat kecelakaan kerja, kecelakaan rumah tangga kecelakaan kerja, bunuh diri, pembunuhan perorangan maupun massal. Berdasarkan data WHO 2021 memperkirakan, keracunan menyumbang kematian sebanyak 2 juta jiwa dan disabilitas sebanyak 53 juta jiwa akibat paparan bahan kimia tertentu.

Batasan masalah Tujuan penulisan Metode penulisan Membahas definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, patogenesis, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, diagnosis, tatalaksana dan prognosis keracunan Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang keracunan. Menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur.

Keracunan Narkotika 01

Keracunan opiat Opiat adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri melalui mekanisme depresi otak.

Klasifikasi

Umumnya kasus keracunan dari golongan narkotika cenderung menunjukkan klinis penurunan kesadaran (sampai koma) dan gangguan sistem pernapasan (depresi napas). Dosis toksik akan menyebabkan kesadaran yang turun, pupil pin point atau dilatasi pupil pada anoksia berat, pernapasan yang pelan (depresi pernapasan), sianosis, nadi yang lemah, hipotensi, spasme saluran cerna dan bilier, edema paru, dan kejang. Kadang-kadang ditemukan bekas suntikan yang khas (needle track sign). Diagnosis

Pemeriksaan penunjang: analisis darah, penilaian fungsi paru dan rontgen dada untuk kasus kelainan paru, glukosa darah, dan elektrolit. Selain itu, pemeriksaan kualitatif dari urin cukup efektif dilakukan untuk memastikan diagnosis keracunan opiat dan zat adiktif lainnya Diagnosis

Tatalaksana Penanganan kegawatan: Pemberian antidotum nalokson Bebaskan jalan napas Berikan oksigen 100% sesuai kebutuhan Pasang infus dextrose 5% emergensi atau NaCl 0,9%, cairan koloid bila diperlukan

Keracunan Makanan 02

Keracunan Makanan Penyakit yang ditularkan makanan atau penyakit bawaan makanan (foodborne disease) merupakan keracunan yang disebabkan oleh mikroba atau agen yang masuk dalam tubuh melalui makanan yang dikonsumsi Foodborne disease→ foodborne infection, foodborne intoxication, dan foodborne toxicoinfection

Gejala yang sering muncul antara lain diare, mual, muntah, perut kencang atau kram perut, sakit perut melilit, dan sakit kepala Keracunan makanan bisa menimbulkan gejala pada sistem saraf dan saluran cerna → lemah, kesemutan (parestesia), dan kelumpuhan (paralisis) otot pernapasan Manifestasi keracunan makanan

Intoksikasi asam jengkolat

keracunan makanan akibat asam jengkolat yang terkandung dalam biji jengkol . I ntoksikasi dapat terjadi segera atau 36 jam setelah konsumsi jengkol Intoksikasi asam jengkolat paling sering menyebabkan gejala nyeri spasmodik di pinggang hingga pangkal paha, dan gangguan ginjal akut dengan obstruksi sistem urinaria Nyeri Ringan → pasien mengeluh nyeri pinggang dan nyeri suprapubis, dan gejala tersebut dapat hilang 1-2 hari Nyeri Berat → nyeri kolik abdomen parah disertai muntah, diare, disuria, dan oliguria Intoksikasi Asam Jengkolat

anamnesis ditemukan riwayat konsumsi jengkol yang dibuktikan dengan bau menyengat pada napas dan urin saat pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan mikroskopis urin ditemukan kristal-kristal asam jengkolat berbentuk jarum yang dapat mengobstruksi ginjal dan menginduksi pembentukan batu asam jengkolat. Pemeriksaan fungsi ginjal, analisis gas darah, dan elektrolit dapat mengevaluasi keadaan gangguan ginjal akut pada intoksikasi asam jengkolat. Hasil biopsi ginjal pasien djenkolism berupa nekrosis tubular akut dengan nefritis interstisial, obstruksi ureter, atau lesi glomerulus. Diagnosis

Tatalaksana → bertujuan untuk membuang kristal asam jengkolat, sehingga dapat mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut dan meningkatkan pemulihan fungsi ginjal Intoksikasi asam jengkolat ringan Intoksikasi asam jengkolat berat

Keracunan Bahan Makanan & Obat-obatan 03

Diagnosis Autoanamnesis dan alloanamnesis yang cermat Bukti-bukti yang diperoleh ditempat kejadian Pemeriksaan fisik → dugaan tempat masuknya racun

Karatkteristik Bau Racun Karakteristik Bau Racun Bau Penyebab Aseton Isopropol alkohol, Aseton Almond Sianida Bawang Putih Arsenik, Selenium, Talium Telur Busuk Hidrogen sulfida, Merkaptan

Karakteristik warna urin Warna Urin Penyebab Hijau/ biru Metilin biru Kuning-merah Rifampisin, Besi(Fe) Coklat tua Fenol, Kresol Butiran keputihan Primidon Coklat Mio/haemoglobinuria

Gambaran klinis yang menunjukan bahan penyebab keracunan

Pemeriksaan Penunjang Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin, selain dapat membantu penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyidikan polisi pada kasus kejahatan. Sampel yang dikirim ke laboratorium adalah 50 ml urin, 10 ml serum, bahan muntahan, feses.

Pemeriksaann Radiologi Perlu dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan adanya perforasi lambung. Laboratorium Klinik Penting dilakukan terutama analisis gas darah Pemeriksaan fungsi hati, ginjal dan sedimen urin Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dan darah perifer lengkap Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Analisis Gas Darah dan Hubungannya dengan Keracunan

3. Pemeriksaan EKG kasus keracunan karena sering diikuti terjadinya gangguan irama jantung yang berupa sinus takikardia, sinus bradikardia, takikardia supraventikular, takikardia ventrikular, Torsade de pointes, fibrilasi ventrikular, asistol, disosiasi elektromekanik faktor predisposisi aritmia pada keracunan → keracunan obat kardiotoksik, hipoksia, nyeri dan ansietas, hiperkarbia, gangguan elektrolit darah, hipovolemia, dan penyakit dasar jantung iskemik. Pemeriksaan Penunjang

Tatalaksana Stabilisasi Dekontaminasi Eliminasi Antidotum

Penatalaksanaan pertama kali berupa tindakan resusitasi berupa: Pembebasan jalan napas. Perbaikan fungsi pernapasan (ventilasi dan oksigenasi). Perbaikan sistem sirkulasi darah. Stabilisasi Dekontaminasi Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan pemaparan terhadap racun, mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan dekontaminasi tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun

Tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun yang sedang beredar dalam darah, atau dalam saluran gastro intestinal setelah lebih dari 4 jam Jenis Tindakan : Induksi muntah → stimulasi mekanis pada orofaring Pengenceran → air dingin / susu 250 ml Aspirasi dan kumbah lambung → posisi trendelenbreg left lateral, pasang NGT, aspirasi, bilasi sampai bersih tambah karbon aktif 50 gr Arang aktif → dosis tunggal 30-50 gr + 240 ml air Irigasi usus → polietilen glikol 60 gr + NaCl 1,46 gr + KCL 0,75 gr + NaBic 1,68 gr + Na Sulfat 5,68 gr + air sampai 1 liter Bedah → bila menelan zat sangat korosif (asam kuat), benda asing Eliminasi

Antidotum

Antidotum

Antidotum

Terima Kasih