ANALISIS KASUS PELANGGARAN HAM IMAM MASYKUR Alfania Pane Bima Ilman Mirazha
Imam Masykur (25) adalah warga Desa Mon Keulayu , Ke c amatan Gandapura Bireuen , Aceh yang merantau ke Jakarta setahun lalu . Pria kelahiran Mon Keulayu , 26 Juni 1996 itu bekerja di toko kosmetik , Jalan Sandratex , RT 02/RW 06, Rempoa , Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Imam Masykur menjadi korban penculikan dan penganiayaan hingga meninggal dunia. Dalam kasus tersebut , ada tiga anggota TNI yang terlibat , yakni anggota Paspampres , Praka RM (Riswandi Manik) . Dua lainnya adalah Praka HS (Hery Sandi) anggota dari Direktorat Topografi TNI AD dan Praka J (Jasmowir) dari Kodam Iskandar Muda. Selain itu , tiga warga sipil turut terlibat . Salah satunya bernama Zulhadi Satria Saputra yang merupakan kakak ipar dari Praka RM. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat ( Kadispenad ) Brigjen Hamim Tohari mengatakan pengungkapan kasus itu berawal dari adanya laporan penculikan yang disampaikan oleh keluarga Imam ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023 lalu . Orang yang pertama sekali bersuara mengenai kasus ini adalah Anggota DPD RI asal Aceh, H Sudirman atau yang lebih dikenal dengan panggilan Haji Uma. 2
Kesaksian warga Salah seorang saksi mengatakan Imam diculik di tokonya di Jalan Sandratek RT 02/06 Kelurahan Rempoa , Ciputat Timur, Tangerang Selatan, pada Sabtu (12/8) sore. Ia saat itu melihat Imam dipiting oleh orang tak dikenal dengan postur tubuh yang besar , tegap serta rambut cepak . Beberapa warga sempat berusaha untuk melerai " perselisihan " tersebut . Namun , mereka batal melerai setelah orang tak dikenal itu mengaku dari anggota kepolisian . Menurutnya , saat itu Imam dibawa menggunakan mobil berjenis MPV. Komandan Pomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar membenarkan anggota TNI itu berpura-pura menjadi polisi saat membawa Imam. Ia mengatakan mereka melakukan perbuatan didasari motif pemerasan . " Pelaku berpura-pura sebagai aparat kepolisian yang melakukan penangkapan terhadap korban, karena korban diduga pedagang obat-obat ilegal (Tramadol dll )," kata Irsyad saat dihubungi , Senin (28/8). Setelah ditangkap dan dibawa , ia menyebut korban pun dianiaya dan dimintai uang. Namun , penganiayaan mengakibatkan korban meninggal dunia . . 3
Kakak sepupu Imam Masykur , Said Sulaiman mengungkap kronologi lebih detail terkait dugaan penculikan berujung pembunuhan terhadap Imam oleh oknum Paspampres , Prajurit kepala ( Praka ) Riswandi Manik . Said menceritakan , Imam Masykur merantau ke Ciputat sejak Januari 2023 untuk bekerja di toko kosmetik milik Said. Ia juga menumpang di rumah kakak sepupunya tersebut . Terkait saat kejadian pada Sabtu (12/8), Said mendapat kabar dari warga sekitar ada keributan di depan toko kosmetik miliknya yang dijaga oleh Imam Masykur sekitar pukul 17.00. Said kemudian langsung menuju ke lokasi . Namun saat itu Imam Masyku r sudah tidak ada . "Dari keterangan warga , saat itu Imam Masykur sedang salat di dalam toko kosmetik milik saya yang ia jaga. Lalu datang seseorang berbadan tegap langsung masuk ke dalam toko dan menyeret Imam saat sedang salat," ungkap Said Sulaiman . 4
Karena itu Imam melawan dan sempat terjadi perkelahian dengan Praka Riswandi Manik yang membuat warga berdatangan . Saat Imam melawan , kemudian datang dua pria lain, juga dengan badan tegap dan rambut cepak dari dalam mobil yang diparkir di seberang jalan . " Warga sempat akan membantu korban. Tetapi ketiga pria tersebut mengaku sebagai anggota polisi yang akan menangkap Imam. Akhirnya warga mundur dan Imam diborgol lalu diseret masuk ke dalam mobil ," lanjut Said. Said langsung berinisiatif menelepon nomor Imam berkali -kali. Tapi ternyata sudah tidak aktif . Komunikasi terakhir dengan Imam Masykur baru berlangsung pada malam harinya ketika Said mendapat telepon dari nomor Imam Masykur . " Kepada saya , Imam mengaku diculik dan mendapatkan penyiksaan dari para pelaku . Saya sempat tanya dimana lokasinya , tapi Imam tidak menjawab ," imbuh Said. Saat itu , Said hanya mendengar Imam yang menangis dan bicara dengan terbata-bata . Imam meminta tolong kepada Said agar dibantu untuk mencarikan uang Rp 50 juta yang diminta para pelaku penculikan dan penyiksaan sebagai tebusan . Imam juga meminta Said agar uang tersebut bisa disediakan secepatnya , dan ia berjanji akan mengembalikan uang tersebut kepada Said saat tiba di Aceh. "Saya menyanggupi permintaan Imam dengan mencarikan Rp 50 juta sesuai yang diminta para penculik . Jika tidak , ia akan dibunuh mereka ," ujar Said. 5
Setelah komunikasi tersebut , ibu Imam Masykur di Aceh, Fauziah , menelepon Said. Fauziah menanyakan apakah benar bahwa anaknya diculik orang tidak dikenal . Ia mendapat kabar itu karena sempat ditelepon oleh 6 Kepada ibunya , Imam meminta tolong dicarikan uang Rp 50 juta sesuai permintaan Praka Riswandi Manik CS. "Imam juga mengaku kepada ibunya kalau dirinya sudah sangat kesakitan dan sudah tidak tahan lagi ," ungkap Said kembali . Saat itu , pelaku penculikan juga sempat berbicara sebentar dengan Fauziah melalui sambungan telepon Imam Masykur . Pelaku memerintahkan kepada Fauziah agar secepatnya menyediakan uang Rp 50 juta untuk menebus Imam. Jika tidak , maka Imam akan dibunuh dan jasadnya dibuang ke laut . Meskipun pihak keluarga Imam menyanggupi , uang dalam jumlah besar tersebut tidak dapat diperoleh secara cepat , namun butuh waktu berhari-hari . Hingga akhirnya pihak keluarga mendapat kabar adanya penemuan jasad yang ditemukan sudah membusuk dari sungai di wilayah Karawang. Setelah dibawa ke RSPAD Gatot Subroto, diketahui bahwa identitas jasad tersebut adalah Imam Masykur , korban penculikan dan penganiayaan yang diduga dilakukan Praka Riswandi Manik dan rekan-rekannya . Sedangkan Praka J merupakan anggota TNI di Kodam Iskandar Muda Aceh. 6
Terkait peran dan alasan pelaku menculik dan membunuh Imam Masykur , Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat ( Kadispenad ) Brigadir Jenderal TNI Hamim Tohari tak mau berkomentar . Menurutnya , alasan mengapa Imam yang dijadikan target penculikan dan pemerasan tidak bisa terlebih dahulu diungkap ke publik . " Ini ranah obyek penyidikan , belum bisa saya ungkapkan , nanti akan diungkap di pengadilan ya ," kata Hamim dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Selasa (29/8/2023). Ia menyatakan bahwa proses penyidikan masih terus dilakukan dan tiga oknum prajurit yang menculik Imam Masykur telah ditahan . 7
Sementara itu , Komandan Polisi Militer Kodam Jaya ( Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengungkapkan bahwa tiga oknum TNI menculik dan menyiksa Imam Masykur untuk memeras korban. Korban diperas karena ketiga pelaku mengetahui kegiatan korban yang menjual obat-obatan ilegal (tramadol). Namun , penyiksaan itu justru membuat korban meregang nyawa . Kendati demikian , Irsyad juga belum bisa menjelaskan mengapa Imam Masykur yang dijadikan target pemerasan . Disamping itu , ia mengatakan pemerasan dan penganiayaan hingga mengakibatkan warga Aceh itu meninggal dunia sudah direncanakan . “ Mereka ini ( oknum TNI ) semua satu angkatan , yang latar belakangnya orang-orang dari Aceh, yang sama-sama sedang di Jakarta,” kata Irsyad . Karena itu , mereka berkumpul untuk merencanakan melakukan penculikan dan pemerasan terhadap warga Aceh. “ Mereka melakukan itu secara bersamaan (dan) terencana untuk ( melakukan ) penculikan dan pemerasan ini ” jelasnya . Dikatakan Irsyad , para pelaku tidak mengenal secara detail identitas korban Imam Masykur , namun mengetahui kegiatan komunitas korban ini apa-apa saja . “ Dia ( pelaku ) tidak saling kenal tapi tau komunitas korban ini berasal dari Aceh dan kegiatannya apa saja . Sehingga mereka melakukan tindakan tersebut ( penculikan dan pemerasan ),” uja rnya . 8
9 P embacaan dakwaan terhadap terdakwa Praka Riswandi Manik , Praka Heri Sandi, dan Praka Jasmowir di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung , Jakarta Timur, Senin (30/10/2023). " Bahwa sejak April 2022 hingga Agustus 2023 para terdakwa telah melakukan penggerebekan di toko obat sebanyak 14 kali," ujar salah satu Oditur Militer , Letkol ( Chk ) Upen Jaya Supena , di ruang sidang . Penggerebekan toko obat , lanjut Upen , dilakukan para terdakwa sebagai modus untuk memeras para pemilik toko. Pemilik toko yang kedapatan menjual obat-obatan terlarang kemudian dimintai sejumlah uang dengan dalih tutup mulut . Dari belasan penggerebekan , para terdakwa diketahui meraup keuntungan dengan total ratusan juta rupiah. Walau demikian , Upen menyebut penggerebekan toko mulanya hanya dilakukan oleh Riswandi dan Heri Sandi saja . Kedua terdakwa diketahui lebih dulu melakukan aksi tak berizin itu sebanyak dua kali sebelum Jasmowir ikut bergabung ke dalam komplotan . " Sejak bulan April 2022, terdakwa 1 dan 2 telah melakukan beberapa penggerebekan di toko obat ilegal . Terdakwa 3 baru bergabung pada bulan Oktober 2022," imbuh Upen .
Saat ini , Pomdam Jaya telah menetapkan tiga anggota TNI sebagai terdakwa dalam kasus tersebut . Kini , ketiganya telah didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Imam. " Terdakwa Praka Riswandi Manik , Praka Heri Sandi, dan Praka Jasmowir melakukan tindak pidana dengan merampas nyawa orang lain," kata Oditur Militer Letkol ( Chk ) Upen Jaya Supena di ruang sidang . Proses persidangan militer terhadap tiga terdakwa ini dilakukan secara terbuka untuk umum . Hal ini sesuai UU No. 31 tahun 1997 tentang Pengadilan Militer . Ketiganya didakwa dengan dakwaan primer Pasal 340 KUHP Jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP Subsider Pasal 338 KUHP Jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP atau Pasal 351 ayat 3 KUHP Jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP dan Pasal 328 KUHP Jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP. " Ketiga terdakwa terancam hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu , paling lama 20 tahun ," tutur Upen . 10
Tindakan penganiyaan tersebut adalah tindakan yang sangat serius serta tidak bisa dipandang sebelah mata . Tindakan tersebut telah mencederai institusi paspampres yang secara tidak langsung juga mencederai institusi TNI. Sebab , penganiyaan fisik terhadap siapapun , terlepas dari latar belakang atau jabatan mereka adalah pelanggaran serius terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan juga mempengaruhi kepercayaan publik terhadahap institusi tersebut . Penting bagi aparat yang berwenang untuk menindak tegas anggota paspampres dan dua anggota TNI tersebut , memastikan keadilan bagi keluarga korban dan mencegah agar kejadian ini tidak terulang lagi dimanapun . Sebagai bagian dari TNI dalam hal ini paspampres seharusnya bertindak sebagai contoh yang baik dalam menjaga keamaan serta memberikan perlindungan bagi masyarakat bukan melanggar etika dan standar professional yang sudah mereka pegang . 11
P enanganan kasus pidana pada anggota TNI telah diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Akan tetapi pada kenyataannya , TNI terkadang tidak mengimplementasikan Undang-Undang itu secara transparan . Oleh sebab itu , perlu adanya evaluasi lebih lanjut terkait pelaksanaannya . Salah satunya dengan cara melakukan evaluasi internal supaya dapat mengetahui akar permasalahan dalam kasus tersebut . Langkah ini diharapkan akan membuka jalan bagi perbaikan struktural dan kebijakan yang lebih efektif dalam mengatasi masalah serupa di masa depan . " Upaya evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa penegakan hukum di lingkungan TNI berjalan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan nilai-nilai keadilan . Sebab terhentinya penegakan hukum yang sesuai dapat merongrong kepercayaan masyarakat terhadap institusi TNI serta integritas dan otonomi sistem peradilan militer. 12