PPT MENAJEMEN yuhuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.pptx

NurulFadhillah57 0 views 25 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 25
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25

About This Presentation

msnsjrmrn


Slide Content

Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi Kampus ITS Tjokroaminoto | Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya 60264 | Tel: +62315613922, +62315666172 | e-mail: [email protected] Analisis Dampak Technostress dan Gap Kompetensi terhadap Strategi Adaptasi SDM dalam Implementasi e-Procurement (Studi Kasus PLN XYZ)

Agenda Presentasi Pendahuluan Studi Literatur Metode Penelitian Analisis Simpulan & Saran

1. Bagaimana bentuk technostress yang dialami pegawai PLN XYZ? 2. Apa saja bentuk gap kompetensi SDM dalam penggunaan e-Procurement? 3. Bagaimana strategi adaptasi pegawai dalam menghadapi tantangan tersebut ? Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Manfaat Penelitian 1. Mendeskripsikan bentuk technostress pegawai pengadaan . 2. Mengidentifikasi gap kompetensi SDM yang muncul . 3. Mengeksplorasi strategi adaptasi terhadap tantangan teknologi . Subjek penelitian terdiri dari 7 orang pegawai Lingkup tematik meliputi technostress, kesenjangan kompetensi , resistensi terhadap sistem , dan strategi adaptasi yang berkembang . Lokasi penelitian terbatas pada satu unit kerja PLN XYZ sebagai representasi studi kasus M emberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur D imanfaatkan oleh manajemen PLN XYZ maupun unit pengadaan Pendahuluan Latar Belakang : Transformasi digital penting dalam pengadaan publik . PLN XYZ telah mengadopsi e-Procurement sejak 2021. Masih dominan penggunaan metode manual (70%). Kendala utama : technostress & gap kompetensi SDM.

• Technostress (Tarafdar et al., 2007; Kumar, 2024). • Kompetensi SDM (Spencer & Spencer, 1993). • Strategi adaptasi individu & kolektif ( Scholkmann , 2021). • Konteks e-Procurement sektor publik ( Masudin et al., 2021). Technostress Kompetensi SDM Digital Resistensi terhadap Sistem Digital Studi Literatur E – Procurement di Sektor Publik

Komparasi Penelitian Terdahulu Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet No Peneliti & Tahun Fokus Penelitian Metode Temuan Utama Perbedaan Utama dengan Penelitian Ini 1 Sanjeeva Kumar (2024) Dimensi technostress & implikasinya Literatur review Technostress memicu burnout dan menurunkan produktivitas Tidak membahas sektor publik atau konteks e-Procurement 2 Nascimento et al. (2024) Techno-eustress dan techno-distress pada dosen Kualitatif eksploratif Peran emosi penting dalam adopsi teknologi Fokus pada pendidikan tinggi , bukan sektor pengadaan publik 3 Masudin et al. (2021) Dampak e-Procurement terhadap kinerja perusahaan Kuantitatif e-Proc meningkatkan efisiensi bila didukung sistem Tidak menyoroti faktor SDM atau strategi adaptasi individu 4 Marino-Romero et al. (2023) Kompetensi digital dalam transformasi bisnis Kuantitatif survei Kompetensi digital berpengaruh pada adaptabilitas bisnis Fokus pada perusahaan jasa, bukan pada SDM sektor publik 5 Goncearuc et al. (2022) Hambatan transformasi digital sektor publik Kualitatif dokumen Faktor birokrasi dan budaya kerja sebagai penghambat Tidak fokus pada individu , technostress, atau sistem e-Proc

Gap Analysis dan Perbedaan Penelitian ini Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Dimensi Analisis Penelitian Sebelumnya Penelitian Ini Gap yang Diisi Fokus Substansi Umumnya hanya membahas salah satu aspek: technostress atau kompetensi digital atau e-Procurement Mengintegrasikan technostress, gap kompetensi, dan strategi adaptasi SDM secara holistik Penelitian ini menyatukan tiga isu krusial dalam satu model keterkaitan dan dinamika pengalaman SDM Konteks Organisasi Banyak dilakukan di sektor swasta (e.g., manufaktur, pendidikan tinggi) Fokus pada BUMN sektor publik (PLN XYZ) dalam konteks transformasi pengadaan digital Menyediakan studi berbasis konteks nyata sektor publik Indonesia, yang masih jarang diteliti Metode Penelitian Dominan menggunakan kuantitatif atau review literatur Menggunakan kualitatif studi kasus instrumental dengan analisis tematik Menawarkan kedalaman pemahaman melalui eksplorasi pengalaman subjektif individu, bukan statistik umum Unit Analisis Berfokus pada organisasi atau hasil agregat (misal: kinerja perusahaan, adopsi teknologi) Fokus pada pengalaman individual pegawai (7 orang officer pengadaan) Memberikan kontribusi pada pemahaman psikologis dan perilaku mikro SDM dalam digitalisasi sistem kerja Keluaran Penelitian Hasil bersifat konseptual atau korelasional Menyajikan narasi strategi adaptasi nyata yang digunakan pegawai PLN dalam menghadapi sistem Memberikan rekomendasi berbasis praktik , bukan sekadar implikasi teoritis atau statistik semata

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus instrumental. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam pengalaman , makna , dan strategi adaptasi pegawai terhadap technostress dan kesenjangan kompetensi dalam penggunaan sistem e-Procurement di PLN XYZ. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Unit Pengadaan PT PLN XYZ. Lokasi ini dipilih karena merupakan tempat implementasi sistem e-Procurement sejak 2021, yang mengalami hambatan signifikan dalam adopsi teknologi akibat technostress dan gap kompetensi SDM.

Metode Penelitian Subjek penelitian terdiri dari 7 orang pegawai tetap di unit pengadaan , yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pemilihan ini mempertimbangkan kriteria : Pegawai tetap , Pengalaman kerja minimal satu tahun , Keterlibatan langsung dalam penggunaan sistem e-Proc. Penelitian ini menggunakan : Data primer: berasal dari wawancara mendalam (semi- terstruktur ) dan observasi langsung terhadap praktik kerja harian pegawai . Data sekunder : terdiri dari dokumen seperti SOP pengadaan , panduan penggunaan sistem e-Proc, laporan audit, dan log sistem internal. .

Metode Penelitian Data dikumpulkan melalui tiga metode : Wawancara semi - terstruktur dengan 7 pegawai pengadaan . Observasi partisipatif , karena peneliti merupakan bagian dari lingkungan kerja tersebut . Dokumentasi untuk memperkaya dan mengonfirmasi temuan dari wawancara dan observasi . Teknik analisis Data :

Trustworthiness Penelitian Untuk memastikan keandalan dan keabsahan hasil dalam penelitian kualitatif ini , digunakan empat kriteria trustworthiness, yaitu : 1. Credibility ( Kredibilitas ) 2. Transferability ( Transferabilitas ) 3. Dependability ( Kebergantungan ) 4. Confirmability ( Konfirmabilitas )

Kerangka Berpikir Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet

Timeline Penelitian Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet

Berdasarkan observasi dan wawancara , tingkat penguasaan dan pengalaman para pegawai terhadap sistem cukup beragam , dengan sebagian besar belum pernah mengikuti pelatihan formal sejak sistem diterapkan pada tahun 2021. Gambaran Umum Responden Inisial Jabatan Pengalaman E - Proc Pelatihan Tantangan Dominan FE Officer Pengadaan Rendah Tidak Tidak paham fitur dasar TP Officer Pengadaan Rendah Tidak Bingung e-Kontrak, tidak ikut pelatihan SS Officer Pengadaan Menengah Tidak Menunda input, beban komunikasi vendor NRD Officer Pengadaan Rendah Tidak Merasa sistem rumit MKZ Officer Pengadaan Rendah Tidak Takut salah klik, tidak percaya diri PS Officer Pengadaan Menengah Tidak Sulit koordinasi via sistem YRK Officer Pengadaan Menengah Sekali Belum cukup memahami meski ikut pelatihan

Bentuk Technostress yang dialami oleh Pegawai Pengadaan Penelitian menemukan bahwa technostress muncul dalam tiga bentuk utama : Tekanan Emosional dan Kognitif : Pegawai merasa tertekan karena takut salah input, tidak paham prosedur sistem , dan merasa sistem tidak user-friendly . Overload Informasi : Pegawai merasa kewalahan dengan banyaknya fitur yang harus dipahami sekaligus , tanpa adanya pelatihan terstruktur . Hasil Analisis Tematik "Saya takut salah klik . Kalau salah input, prosesnya bisa mundur semua ." (MKZ) " Sistem ini ribet dan tidak ramah pengguna . Kadang saya jadi malas buka .” (NRD) Tekanan Karena Ketiadaan Pendampingan : Banyak pegawai mengalami kebingungan teknis karena tidak ada personel IT khusus yang mendampingi implementasi e-Proc di unit kerja mereka . “Kalau ada error, saya bingung harus tanya ke siapa karena tidak ada pendampingan .” (TP)

Kesenjangan Kompetensi SDM dalam Penggunaan e – Procurement Pengetahuan (Knowledge) : Pegawai tidak memahami alur kerja sistem , istilah teknis , dan proses digitalisasi dokumen . Sikap Kerja (Attitude) : Beberapa menunjukkan sikap pasif dan menghindar , terutama ketika menghadapi kesulitan teknis . Hasil Analisis Tematik “Saya belum pernah ikut pelatihan teknis . Jadi sering tanya-tanya ke teman .” (TP) Keterampilan (Skills) : Pegawai kesulitan mengoperasikan fitur penting dalam sistem seperti input dokumen , upload lampiran , atau verifikasi . “Saya sebenarnya belum ngerti sistem ini . Tapi disuruh input, ya coba saja .” (FE) “Kalau fitur yang saya tidak ngerti , saya kasih ke rekan lain yang lebih paham .” (NRD)

Starategi Adaptasi Pegawai Terhadap Tekanan Teknologi dan Kompetensi Eksplorasi Mandiri (Self-learning) : Pegawai mencoba memahami sistem melalui trial-and-error. Strategi Hindari Risiko : Dalam beberapa kasus , pegawai lebih memilih untuk mengalihkan tugas kepada rekan lain yang lebih kompeten . Hasil Analisis Tematik “Saya biasa belajar pelan-pelan sendiri . Coba- coba saja .” (YRK) Peer Learning ( Pembelajaran Kolektif ): Interaksi informal antarpegawai menjadi sumber pengetahuan dan penguatan kompetensi . “Kalau tidak paham , biasanya saya minta bantu PS atau SS.” (FE)

Sintesis Hasil Dari ketiga tema di atas dapat disimpulkan bahwa resistensi terhadap sistem e-Procurement bukan hanya disebabkan oleh infrastruktur atau teknis sistem , tetapi terutama oleh: Ketidaksiapan mental (technostress) Kesenjangan kompetensi digital, dan Kurangnya sistem pendampingan dan pelatihan Dalam konteks PLN XYZ: Technostress bukan hanya tekanan emosional , tetapi juga indikator lemahnya dukungan organisasi . Kesenjangan kompetensi menunjukkan perlunya intervensi pelatihan berbasis kebutuhan nyata . Strategi adaptasi informal yang muncul secara organik dapat dijadikan dasar pengembangan kebijakan pembelajaran kolektif di unit kerja .

Sintesis Hasil T ekanan tersebut tidak selalu menghasilkan penolakan , melainkan mendorong beberapa pegawai untuk menciptakan mekanisme adaptasi kolektif , seperti : Belajar mandiri ( self-taught ) Bertanya pada rekan ( peer mentoring ) Menghindari fitur rumit sementara waktu Kutipan dari para pegawai memperkuat kesimpulan ini , misalnya : "Ya, pelan-pelan sih . Saya coba-coba aja dulu . Tapi kadang kalau mentok , ya nanya juga ke teman yang lebih ngerti . Belum ada panduan lengkap soalnya ." – YRK "Kalau gak ngerti , saya tanya sama SS. Dia sering bantu ." – FE ( Mengindikasikan terbentuknya sistem pendampingan informal di antara pegawai .)

Implikasi Penelitian Implikasi Teoritis : Penelitian ini memperluas pemahaman tentang technostress dan kompetensi SDM di sektor publik . Memberikan kontribusi terhadap literatur tentang strategi adaptasi pegawai dalam transformasi digital berbasis sistem e-Procurement

Implikasi Penelitian kutipan - kutipan tambahan yang memperkuat urgensi pelatihan kontekstual dan sistem pendampingan : "Kalau ada pelatihan yang bener-bener praktik langsung , bukan cuma presentasi , saya rasa bakal lebih paham dan percaya diri ." – TP " Harapannya sih ada sistem pendampingan . Jadi nggak bingung sendiri pas pakai fitur-fitur yang belum pernah dicoba ." – SS "Kalau pelatihannya sesuai kasus harian di lapangan , mungkin kita juga nggak ragu-ragu pakai sistemnya ." – PS Kutipan ini mencerminkan harapan pegawai agar perusahaan tidak hanya memberi pelatihan sekali saat implementasi awal , tetapi membuat program pembelajaran berkelanjutan yang melibatkan : Simulasi kasus nyata Klinik digital internal Sistem mentoring dari rekan senior Dengan demikian , temuan ini mempertegas pentingnya intervensi manajerial berbasis kebutuhan lapangan , bukan hanya kebijakan top - down. PLN XYZ perlu menyusun program pelatihan berbasis kebutuhan spesifik unit kerja . Perlu dibangun sistem mentoring antarrekan untuk memperkuat kompetensi dan solidaritas kerja . Penerapan e-Proc harus disertai dengan strategi komunikasi perubahan dan dukungan teknis yang memadai

Kesimpulan Bentuk Technostress yang dialami Pegawai Technostress muncul dalam berbagai bentuk , seperti rasa takut melakukan kesalahan input, kecemasan menghadapi sistem yang dianggap kompleks , dan kelelahan mental akibat tekanan adaptasi teknologi . Pegawai merasa terbebani oleh tuntutan penggunaan sistem digital yang belum sepenuhnya mereka kuasai . Hal ini menunjukkan bahwa sistem teknologi yang canggih tidak serta - merta meningkatkan efisiensi bila tidak diimbangi dengan kesiapan psikologis pengguna . 2. Terdapat kesenjangan kompetensi SDM dalam tiga aspek utama : Pengetahuan : sebagian besar pegawai tidak memahami secara utuh fitur dan alur sistem e-Proc . Keterampilan Teknis: pegawai masih kesulitan dalam penggunaan operasional sistem . Sikap Kerja : terdapat sikap defensif , ragu - ragu, dan preferensi terhadap cara manual. Minimnya pelatihan teknis dan pendampingan menjadi faktor utama munculnya gap ini . 3. Strategi Adaptasi Pegawai Meskipun mengalami tekanan dan keterbatasan kompetensi , pegawai menunjukkan inisiatif adaptif , seperti belajar mandiri , kolaborasi informal dengan rekan kerja , serta penggunaan sistem secara selektif . 4. Hubungan antara Tecnostress , Kompetensi dan Adaptasi Penelitian ini menunjukkan bahwa technostress dan gap kompetensi saling memperkuat resistensi terhadap sistem digital, namun juga memicu munculnya strategi adaptasi internal.

Saran Saran Praktis untuk PLN XYZ Perkuat Program Pelatihan Kontekstual Rancang pelatihan teknis e-Proc berbasis kebutuhan riil pengguna , bukan sekadar sosialisasi umum . Gunakan pendekatan hands-on learning dan simulasi kasus . b. Bangun Sistem Pendampingan Internal (Mentoring) Libatkan pegawai yang sudah lebih familiar dengan sistem sebagai mentor bagi rekan kerja lainnya . Dorong pembelajaran kolektif melalui forum diskusi rutin atau klinik digital internal. c. Perhatikan Aspek Psikologis dalam Perubahan Digital Fasilitasi komunikasi terbuka terkait tantangan penggunaan sistem . Tawarkan dukungan psikologis seperti pelatihan manajemen stres atau coaching . Saran Strategis untuk Pengembangan Organisasi Integrasikan Transformasi Digital dengan Pengembangan SDM Digitalisasi harus berjalan seiring dengan peningkatan kapasitas dan budaya kerja adaptif . Jangan hanya fokus pada sistem , tapi juga pada manusianya . b. Dokumentasikan Strategi Adaptif yang Sukses Lakukan studi internal lanjutan untuk mengidentifikasi praktik terbaik yang telah dilakukan pegawai . Gunakan praktik tersebut sebagai dasar pembentukan SOP atau pelatihan lanjutan .

Boyatzis, R. E. (1982). The competent manager: A model for effective performance . John Wiley & Sons. Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology , 3(2), 77–101. https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa Chigadi , M., & Gekara , V. O. (2020). E-procurement and organisational performance: A review of literature. International Journal of Procurement Management , 13(1), 45–61. Christhoper, R., & Schooner, S. L. (2022). E-Procurement and public procurement reform. Dalam Putra Nugraha, A. S., Zakaria, S., & Lesmana, A. C. (2022). Implementasi e-Procurement dalam proses pengadaan barang / jasa . Jurnal Administrasi Pemerintahan (Janitra) , 1(2), 72–84. Goncearuc , A., Haritonov , D., & Petrache, A. M. (2022). Barriers to digital business model transformation in public organizations. Journal of Public Sector Performance , 9(3), 112–127. Marino-Romero, J. A., Palos-Sanchez, P. R., & Velicia-Martin, F. (2023). Improving KIBS performance using digital transformation: Study based on the theory of resources and capabilities. Journal of Service Theory and Practice , 33(2), 169–197. https://doi.org/10.1108/JSTP-04-2022-0095 Masudin , I., Aprilia, G. D., Nugraha , A., & Restuputri , D. P. (2021). Impact of e-Procurement adoption on company performance. Journal of Business Research and Innovation , 12(1), 33–45. Nascimento, L., Correia, M. F., & Califf, C. B. (2024). Towards a bright side of technostress in higher education teachers: Identifying several antecedents and outcomes of techno-eustress. Technology in Society , 76, 102428. https://doi.org/10.1016/j.techsoc.2023.102428 Raihan, A. (2024). Digital business model adaptation in the era of disruption: Strategic transformation approaches. International Journal of Business Innovation and Research , 18(1), 55–70. Sanjeeva Kumar, P. (2024). Technostress: A comprehensive literature review on dimensions, impacts, and management strategies. Computers in Human Behavior Reports , 16, 100475. https://doi.org/10.1016/j.chbr.2024.100475 Scholkmann , A. B. (2021). Digital transformation of learning organizations . Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-030-55878-9 Singh, P. K., & Chan, S. W. (2022). The impact of electronic procurement adoption on green procurement towards sustainable supply chain performance. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity , 8(2), 61. https://doi.org/10.3390/joitmc8020061 Spencer, L. M., & Spencer, S. M. (1993). Competence at work: Models for superior performance . John Wiley & Sons. Yin, R. K. (2018). Case study research and applications: Design and methods (6th ed.). Sage Publications. Tarafdar, M., Tu, Q., Ragu-Nathan, B. S., & Ragu-Nathan, T. S. (2007). The impact of technostress on role stress and productivity. Journal of Management Information Systems, 24 (1), 301–328. DAFTAR PUSTAKA

Email +6231-5613-922 +6231-5666-172 e-mail: [email protected] https://www.its.ac.id/simt Kampus ITS Tjokroaminoto Jl. Cokroaminoto No.12A, DR. Soetomo, Kec. Tegalsari, Kota SBY, Jawa Timur 60264

TERIMAKASIH
Tags