PPT PROPOSAL MILA TENTANG PROBLEM BASED LEARNING.pptx

milakurniati3 9 views 19 slides Oct 26, 2025
Slide 1
Slide 1 of 19
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19

About This Presentation

PBL


Slide Content

ANALISIS POTENSI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PROPOSAL Oleh: MILA KURNIATI 1 6102032004 CA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN 20 20

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH Matematika dianggap pelajaran yang kurang disukai banyak siswa . Kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah . Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Sistem pembelajaran konvensional yang mendominasi . Penggunaan model pembelajaran yang kurang inovatif .

RUMUSAN MASALAH Bagaimana potensi model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa ?

TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan diatas , maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa .

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI Model Pembelajaran Problem Based Learning Menurut Duch , Probem Based Learning ( PBL ) atau Pembelajaran Berbasis Masalah ( PBM ) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan .

Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah , tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas , tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari . Memupuk solidaritas sosisal dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya . Siswa memiliki kemmapuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar . Siswa memiliki kemmapuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar . Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan , baik dari perpustakaan , internet, wawancara dan observasi . Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri . Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka . Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching

Kekurangan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah . Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang . Aktivitas siswa yang dilaksanakan diluar sekolah sulit dipantau guru. PBM ( Pembelajaran Berbasis Masalah ) tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran , ada bagian guru aktif dalam menyajikan materi , PBM lebih cocok utuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah . Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas

Kemampuan Komunikasi Matematis Menurut Baird, komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan hasil pemikiran individu melalui simbol kepada orang lain. Sedangkan Hendriana mengemukakan bahwa komunikasi merupakan suatu keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan suatu alat bagi manusia untuk berhubungan dengan orang lain dilingkungannya baik secara verbal maupun tertulis Syasri dkk dalam Ayudiasari dan Ari Septian mengemukakan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan ide matematisnya baik secara lisan maupun tulisan sehingga siswa tersebut dapat mengembangkan sendiri pemahaman yang dimilikinya dan dapat membangun pengetahuannya serta siswa juga dapat mengaitkan pengalaman belajarrnya dalam mempelajari konsep-konsep matematika yang sebenarnya .

Dari penjelasan tersebut , dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Komunikasi matematis merupakan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol-simbol , grafik , atau diagram untuk menjelaskan suatu keadaan atau masalah . Baroody menyatakan ada lima aspek komunikasi matematis , yaitu merepresentasi ( representating ), mendengar ( listening ), membaca ( reading ), diskusi ( discussing ) dan menulis ( writing). Komunikasi lisan bisa diartikan sebagai kegiatan / proses interaksi (dialog) yang terjadi dalam lingkungan kelas / kelompok kecil , dan terjadi pengalihan pesan berisi tentang materi matematik yang sedang dipelajari baik guru dengan siswa maupun antar siswa itu sendiri . Sedangkan komunikasi tulisan merupakan keterampilan siswa dalam mengolah dan mengaplikasikan kosa katanya , notasi dan struktur matematik dalam bentuk penalaran , koneksi , maupun pemecahan masalah .

Komunikasi matematis merupakan salah satu kompetensi utama dalam kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa . Kemampuan komunikasi matematis dapat ditumbuhkembangkan melalui pengaplikasian model pembelajaran yang berpusat pada siswa , sehingga peran guru dalam pembelajaran ini hanya sebagai fasilitator . Melalui model pembelajaran Problem Based Learning siswa mudah untuk menumbuhkan kemampuan komunikasi matematisnya dikarenakan model pembelajaran ini dimulai dengan menyajikan maslah nyata kepada siswa untuk menstimulus siswa dalam berpikir . Dengan penerapan model PBL tersebut guru akan mendampingi dan membimbing siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga memungkinkan banyaknya komunikasi antara siswa dengan guru maupun antar siswa , sehingga dari hal tersebut melatih siswa untuk mudah mengkomunikasikan ide matematisnya baik secara lisan maupun tulisan . Dengan demikian , berdasarkan uraian diatas penerapan model pembelajaran problem based learning diduga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa .

BAB III METODOLODI PENELITIAN

Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu . Pada penelitian ini digunakan pendekatan penelitian kualitatif metode deskriptif dengan jenis penelitian studi literature ( kepustakaan ). Menurut Soerakhmad , metode deskriptif adalah suatu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan mengklarifikasinya , menganalisisnya dan menginterpretasikannya .

Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini , u ntuk memperoleh data yang sesuai dengan topik permasalahan tersebut , peneliti menggunakan teknik studi literatur . Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan data sekunder terkait yang dapat menunjang untuk memecahkan permasalahan yang ada . Adapun sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya . Dalam hal ini peneliti menggunakan dan mengkaji buku buku penunjang dan jurnal-jurnal terpercaya dan sudah terakreditasi terkait penelitian .

Teknik Analisis Data Analisis data juga merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan . Menurut Miles dan Huberman , teknik dalam menganalisis data terdiri tiga tahap , yaitu : 1. Tahap Reduksi Data 2. Tahap Display Data 3. Tahap Verifikasi

Teknik Pengujian Keabsahan Data Uji keabsahan data yang di gunakan peneliti dalam penelitian ini meliputi : Credibility ( derajat kepercayaan ) Menggunakan referensi yang cukup Triangulasi data

Terimakasih