PPT Skripsi yuhhhhhkkkkkkkkkkkkkknn.pptx

allaymr8 8 views 27 slides Sep 15, 2025
Slide 1
Slide 1 of 27
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27

About This Presentation

Hhh


Slide Content

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI PERMAINAN LEGO PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK, ST DOMINIKUS WEEPANGALI Nama : Maryuyun Gawu Nim : 83822 107012 Dosen Pembimbing 1: Rahel Maga Haingu, M.Pd Dosen Pembimbing 2: Dr. Heronimus Delu Pinge M.Pd

A. Latar Belakang Berdasarkan hasil pengamatan selama S eminar P raktek S ekolah (SPS) di TK St. Dominikus Weepangali penulis menemukan bahwa selama melakukan kegiatan pembelajaran dari 20 anak tidak semua memiliki kemampuan yang sama dalam mengembangkan kemampuan mengenal warna karena masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru seperti kegiatan mengenal warna dari permainan lego.

Rumusan Masalah Apakah kegiatan peninkatan kemampuan mengenal warna melalui permainan lego pada anak usia 5-6 Tahun di Tk St Dominikus Weepangali”? Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana meningkatkan hasil belajar anak menggunakan mengenal warna pada permaian lego ?. Manfaat Penelitian Manfat Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana peningkatan mengenal warna pada permainan lego

Manfaat Penelitian Manfaat Tioritis B agi sekolah Bagi sekolah di harapkan bisa menjadi salah satu masukan dalam pemberian kegiatan pembelajaaran Bagi siswa Manfaat bagi anak penelitian ini bermanfaat untuk menamba pengetahuan dan pengalaman anak untuk mengembangakn kognitif melalui kegiatan mengenal warna.

Manfaat Penelitian Manfaat praktis B agi Pendidik Bagi peneliti bermanfaat untuk menamba h pengalaman dan mengaplikasikan ilmu yang dapat dalam pendidikan pada saat penelitian . Bagi Peneliti Bagi guru dapat di jelaskan masukan dalam mengembangkan aspek perkembangan anak sekali gus sebagai bahan dasar untuk mengembangkan teknik pembelajaran dan kreaktifitas guru dalam mengembanggakan aspek kognitif anak.

Kajian Teori Mengenal warna kemampuan mengenal warna adalah kapasitas individu melaksanakan berbaagai tugas dalam satu pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut kemampuan mengenaal warna kesangupan anak dalam mengetahui warna dengan cara menunjuk guru melalui bagian-bagian pengenalan warna merupakan salah satu indikator sains termasuk dalam bidang pengembangan kognitif . Bermain lego Bermain lego merupakan suatu kegiatan yang sangat mengasikan bagi anak-anak. Sebab kegiatan ini di lakukan atas dasar motivasi internal, artinya kegiatan tersebut di lakukan bukan atas dasar perintah maupun kehendak orang lain, tetapi karena keinginan sendiri lego merupakan sejenis alat permainan bongkar pasang berbentuk plastik kecil yang dapat di susun dan di bongkar pasang menjadi bangunan atau bentuk lainya. Lego termasuk permainan konstruktif atau bangun yang meningkatkan kecerdasan dan kretivitas anak.

Kajian Teori Keterampilan mengenal warna kemampuan mengenal warna adalah kapasitas individu melaksanakan berbaagai tugas dalam satu pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut kemampuan mengenaal warna kesangupan anak dalam mengetahui warna dengan cara menunjuk guru melalui bagian-bagian pengenalan warna merupakan salah satu indikator sains termasuk kedalam bidang pengembangan kognitif. Dalam proses pembelajaran anak akan memperoleh informasi yang lebih banyak sehingga pengetahuan dan pemahamnya akan lebih dalam.

Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani T, (2021) dengan judul” meningkatkan kemampuan mengenal warna melalui permainan lego untuk meningkatkan perkembangan kemampuan mengenal warna disekolah Tk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar dari keseluruhan anak memperoleh nile rata-rata 85,2 sehinga membuktikan bahwa hasil perkembagan kemampuan mengenal warna melalui permainan lego mengalami peningkatan. Pengunan permainan lego dalam kegiatan pembelajaran lebih mempermuda anak dalam perkembangan kemampuan mengenal warna serta dapat memotifasi siswa untuk terus belajar.

Penelitian oleh Gusti Ngurah Kade (Rama Tnaya 2022)”dengan judul media lego berbasis mozait untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna. Hasil penelitian menunjukan analisis dari siklus satu dengan presentase keuntungan dari perkembangan anak memper oleh hasil 29,56% yang diangap kurang. Sedangkan pada siklus dua presentasi keuntungan memperoleh hasil 86,67% sampai dengan 100%. Artinya terdapat peningkatan yang siknifikan dari penerapan permainan lego.

Kerangka Berpikir

Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan didalam kelas ketika pembelajaran berlangsung . PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran . PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas . Subjek Penelitian Penelitian ini akan diterapkan pada anak usia dini di TK, ST Dominikus weepangali kelas B berjumlah 20 orang anak

Metodologi Penelitian Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data. Jadi instumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi dan dokumentasi anak .

Teknik Pengumpulan Data Observasi Observasi merupakan suatu teknik atau cara menngumpulkan data dengan mengamati kegiatan yang sedang berlangsung . Hasil karya Hasil karya dalah ketrampilan dalam membuat produk misalnya bagi anak usia dini mengenal warna melalui alat permainan lego . Dokumentasi Dalam melaksanakan penelitian , peneliti melakukan dokumentasi dengan cara mengambil foto atau merekam untuk memperoleh data yang mendukung dalam proses pelaksanan penelitian .

Teknik Pengumpulan Data Observasi Analisis hasil aktvitas anak Untuk menganalisis observasi keaktifan anak digunakan rumus sebagai berikut   No Kriteria Kategori 1 80-100 Berkembang sangat baik 2 61-80 Berkembang sesuai harapan 3 41-60 Mulai berkembang 4 0 – 20 Belum berkembang

Analisis hasil aktifitas guru Untuk menganalisis obeservasi guru digunakan rumus sebagai berikut Nilai =   No Kriteria Kategori 1 80-100 Sangat baik 2 46-80 Baik 3 41-60 Kurang baik 4 0 – 20 Tidak baik

Hasil Penelitian siklus I Skor maksimal dari penilaian ini adalah 100, dan standar ketuntasan belajar anak Mendapatkan skor 75, maka anak dikatakan berhasil. Berdasarkan data hasil observasi diatas dapat diketahui bahwa siklus 1 nilai rata-rata kelas menjadi 66,6 dan jumlah anak yang tuntas pada siklus ini adalah 12 orang anak sedangkan anak yang tidak tuntas berjumlah 8 orang anak dari total 20 anak kelas B sehingga presentase ketuntasan klasikal menjadi 60%

Observasi aktivitas guru siklus I Observasi aktivitas guru siklus I Kegiatan observasi guru dilaksanakan oleh guru wali kelas TK B ibu Marta Yuliana Andolo, dengan mengisi lembar obsevasi yang telah disediakan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi terhadap peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas pada siklus I, peneliti dinyatakan belum tercapai kriteria indikator dimana pencapaian penelitian siklus I hanya memperoleh nilai 75.

Observasi aktivitas anak siklus I Kegiatan pengamatan anak dinilai oleh teman/mahasiswa Ance Rambu Yaku Danga, Norce Moneta Leko, yang berperan sebagai observer aktivitas anak siklus I dengan mengisi lembar yang disediakan oleh peneliti sesuai dengan petunjuk yang ada dilembar observasi anak. Hasil observasi anak yang dilakukan oleh teman/mahasiswa memperoleh nilai 57%

Hasil Refleksi siklus I Pengelolaan kelas. Guru kurang menyiapkan kesiapan anak. Guru tidak melakukan apersepsi. Guru kurang mampu menguasai melaksanakan pembelajaran secara sistematis sesuai dengan modul, Rppm, Rpph. Guru kurang melaksanakan pelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan .

Hasil Penelitian siklus II Berdasarkan data hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 77,75 % dan jumlah anak yang tuntas di siklus ini berjumlah 18 anak sedangkan anak tidak tuntas berjumlah 2 anak dari total 20 anak yang hadir mengikuti kegiatan pembelajaran siklus II. Persentase ketuntasan klasikal menjadi 90 %.

Observasi aktivitas guru dan anak siklus II Kegiatan pengamatan anak dinilai oleh teman/mahasiswa Ance Rambu Yaku Danga, Norce Moneta Leko, yang berperan sebagai observer aktivitas anak siklus I I dengan mengisi lembar yang disediakan oleh peneliti sesuai dengan petunjuk yang ada dilembar observasi anak. Hasil observasi anak yang dilakukan oleh teman/mahasiswa memperoleh nilai 90 %. Observasi Aktivitas Guru Kegiatan observasi guru dilaksanakan oleh guru wali kelas TK B ibu Marta Yuliana Andolo, dengan mengisi lembar obsevasi yang telah disediakan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi terhadap peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas pada siklus I I, peneliti dinyatakan belum tercapai kriteria indikator dimana pencapaian penelitian siklus II memperoleh nilai 82.

Hasil Refleksi siklus II Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I I dengan menggunakan media permainan lego untuk mengenal warna yang dilakukan oleh peneliti terhadap pembelajaran yang berlangsung . Alat permainan lego yang dapat menarik minat anak karena digunakan dengan metode mengenal warna melalui bimbingan seorang pendidik.

Pembahasan Pada siklus I yang dilakukan dengan dua kali pertemuan ini mampu meningkatkan minat mengenal warna anak yang tentunya berdampak pada keterampilan mengenal warna yang diperoleh anak diakhir siklus. Peningkatan keterampilan mengenal warna anak pada siklus ini juga tidak lepas dari upaya guru dan mengemas proses pembelajaran agar anak memiliki daya tarik dalam mengenal warna dan memeperhatikan ketika pembelajaran berlansung. Seperti yang sudah dideskripsikan bagimana cara peneliti membangkitkan semangat anak dengan memberi motivasi-motivasi dan nyanyian serta tepuk tangan yang membuat anak semangat dan antusias dalam proses pembelajaran. Peningkatan keterampilan mengenal warna pada siklus I belum maksimal, terbukti dengan belum tercapainya target ketuntasan yaitu 60 % berhentinya diangka 75 %. Nilai tertinggi 7 9 dan nilai terendah 25. Belum tuntasnya 6 anak tersebut karena anak kurang fokus saat mengenal warna dari alat permainan lego, anak lebih fokus merancang mobil-mobilan dari lego dan tidak mengenal warna, anak keluar masuk kelas, anak kurang mampu menjawab pertanyaan dari guru terkait mengenal warna dari lego.

Pembahasan Pada siklus II pertemuan satu dan dua, peneliti lebih menekankan perhatian kepada anak yang belum begitu mengenal warna, peneliti membimbing anak tersebut sambil menjelaskancara mengunak an media lego untuk memperkenalkan warna. Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Senin 19 mei 2025 biasa peneliti memulai pembelajaran dengan mengucap salam dan bertanya kepada anak siapa yang tidak hadir pada hari itu kemudian peneliti mengajak anak menyanyi dan tepuk semangat agar suasana kelas menjadi tenang dan kemudian peneliti membuat kesepakatan kelas agar kelas tetap tenang dan tidak keluar masuk.

Kesimpulan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas penerapan media permainan lego yang berwrna yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mengenal warna pada anak kelas B TK St. Dominikus Weepangali . Pembelajaran dengan penerapan mengenal warna pada alat permainan lego adalah sesuatu yang baru dan dapat dikatakan berhasil untuk diterapkan pada alat permainan lego untuk mengenal warna pada anak usai dini di kelas B . Penerapan media permainan lego pada ini mampu meningkatkan keterampilan mengenal warna . Hal ini dibuktikan dari selalu bertambahnya nilai rata-rata kelas dan jumlah anak yang tuntas pada setiap siklus. Siklus I rata-rata anak mendapatkan nilai 53,7 meningkat pada siklus kedua yaitu 77,75. Hal tersebut didukung dengan hasil observasi guru dan anak , pada siklus pertama observasi anak mendapatkan nilai 66,6 meningkat pada siklus kedua yaitu 77,75. Demikian juga hasil observasi guru pada siklus pertama mendapatkan nilai 62 meningkat pada siklus ke II 82.

Saran Bagi pendidik perlu sekali menyediakan sarana seperti mengenalkan alat permainan lego yang berwarna untuk menunjang pengembangan keterampilan me ngenal warna . Hal ini dapat membantu anak untuk meningkatkan keterampilan mengenal warna dari alat permainan lego dan daya tarik anak untuk mengenal warna meningkat . Refleksi setelah pembelajaran sangat perlu dilakukan secara berkala oleh seorang guru untuk mengevaluasi dan memperbaiki kualitas kinerja sebagai pendidik. Hal ini ditujukan juga untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajar n.

Terima Kasih
Tags