PPT Suherman Mata Kuliah Perencanaan FIX

SUHERMANSUHERMAN62 6 views 12 slides Oct 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

Tugas


Slide Content

Penguatan Manajemen Pendidikan Melalui Iklim Kerja Positif dan Motivasi Guru Menuju Generasi Emas 2045 Berbasis Kearifan Lokal Suherman

Latar Belakang: Pondasi Generasi Emas 2045 Mewujudkan Generasi Emas 2045 membutuhkan kualitas pendidikan prima , yang sangat bergantung pada manajemen sekolah yang mampu menumbuhkan iklim kerja sehat dan motivasi tinggi di antara seluruh warga sekolah, terutama para guru. Namun, banyak sekolah menghadapi tantangan seperti kurangnya komunikasi efektif, beban kerja tinggi, dan minimnya penghargaan yang mengganggu suasana kerja kondusif. Padahal, kearifan lokal Indonesia – seperti gotong royong, kekeluargaan, dan tanggung jawab sosial – sesungguhnya dapat menjadi dasar kuat untuk membangun iklim kerja yang positif dan produktif.

Permasalahan Kunci 1 Iklim Kerja Produktif Bagaimana manajemen pendidikan membentuk iklim kerja yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan guru? 2 Hubungan Inti Apa hubungan antara iklim kerja, motivasi kerja, dan peningkatan mutu pendidikan? 3 Peran Kearifan Lokal Bagaimana kearifan lokal berperan dalam menciptakan iklim kerja yang sehat di sekolah? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah krusial untuk transformasi pendidikan.

Tujuan Presentasi Menguraikan pentingnya manajemen pendidikan dalam membangun iklim kerja yang mendukung profesionalisme guru . Menjelaskan hubungan esensial antara motivasi kerja guru dan keberhasilan pendidikan secara menyeluruh. Menyajikan pendekatan manajerial berbasis kearifan lokal untuk memperkuat kultur organisasi sekolah yang harmonis dan efektif.

Iklim Kerja Menurut Hoy & miskel , 2012 Persepsi kolektif warga sekolah tentang suasana psikologis dan sosial di tempat kerja. iklim organisasi sekolah adalah kualitas yang relatif menetap dari lingkungan sekolah sebagaimana dirasakan bersama oleh para anggotanya (guru, kepala sekolah , tenaga kependidikan , siswa ), yang mencerminkan “ suasana ” psikologis – sosial di tempat kerja dan mengarahkan cara orang berpikir , bersikap , dan bertindak di sekolah . iklim sekolah juga merupakan “ temperatur ” psikologis – sosial yang dirasakan bersama , dibentuk oleh kepemimpinan , relasi , dan fokus akademik ; iklim yang terbuka dan suportif menjadi motor yang mengalir dari motivasi guru → kinerja guru → mutu pendidikan

Teori Motivasi (Herzberg): Motivator intrinsik (pengakuan, tanggung jawab) dan ekstrinsik (gaji, kondisi kerja). Menurut teori motivasi Herzberg (Two-Factor Theory) Herzberg menjelaskan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja tidak berada dalam satu garis yang sama , melainkan dipengaruhi oleh dua kelompok faktor yang berbeda , yaitu faktor intrinsik (motivator) dan ekstrinsik (hygiene factors)

Manajemen Pendidikan Mulyasa , 2009: Pengelolaan sumber daya manusia dan budaya organisasi untuk mencapai tujuan pendidikan . Menurut Mulyasa (2009), pengelolaan SDM dan budaya organisasi yang baik adalah strategi utama untuk mencapai tujuan pendidikan . SDM perlu dikelola secara profesional , diberdayakan , dan dimotivasi ; sementara budaya organisasi harus dikembangkan untuk menciptakan nilai , kebiasaan , dan etos kerja positif . Bila keduanya berjalan seiring , maka mutu pendidikan akan meningkat secara berkelanjutan .

Kearifan Lokal Nilai- nilai budaya yang melekat dalam komunitas sebagai fondasi kebijakan sekolah . Sekolah bukan hanya lembaga formal untuk mentransfer ilmu , tetapi juga bagian dari komunitas sosial-budaya di mana ia berada . Karena itu , setiap kebijakan sekolah sebaiknya berakar pada nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakat . Nilai- nilai tersebut berfungsi sebagai fondasi moral, etika , dan sosial yang membentuk karakter warga sekolah , serta menjadikan kebijakan sekolah relevan , diterima , dan berkelanjutan . Nilai- nilai budaya yang hidup di masyarakat merupakan fondasi yang kokoh bagi kebijakan sekolah . Dengan menjadikannya dasar , kebijakan sekolah akan lebih kontekstual , humanis , serta mampu menumbuhkan siswa yang tidak hanya berpengetahuan , tetapi juga berkarakter sesuai dengan budaya bangsa

Pembahasan: Mengurai Dinamika 1. Iklim Kerja Positif Lingkungan penuh kepercayaan, komunikasi terbuka, dan kepemimpinan suportif mendorong kolaborasi dan inovasi . Sekolah dengan iklim positif cenderung memiliki guru yang loyal, kreatif, dan berprestasi . 2. Motivasi Kerja Guru Guru termotivasi memiliki komitmen tinggi dan mampu mentransfer semangat belajar kepada siswa. Motivasi meningkat dengan penghargaan, kejelasan peran, partisipasi, dan kepemimpinan inspiratif . 3. Peran Manajemen Kepala sekolah sebagai pemimpin partisipatif menciptakan iklim kerja sehat. Manajemen yang baik memfasilitasi pertumbuhan personal dan profesional guru. 4. Integrasi Kearifan Lokal Musyawarah, penghormatan, gotong royong memperkuat kultur organisasi sekolah. Sekolah berbasis nilai lokal cenderung lebih harmonis dan produktif .

Rekomendasi Strategis Kebijakan Internal Sekolah perlu menyusun kebijakan internal yang menjamin kesejahteraan psikologis guru . Pelatihan Kepala Sekolah Kepala sekolah perlu dilatih dalam manajemen berbasis manusia (human-centered management) . Pengangkatan Nilai Lokal Nilai-nilai lokal perlu diangkat sebagai dasar budaya kerja sekolah yang kuat. Implementasi rekomendasi ini akan memperkuat fondasi pendidikan kita.

Kesimpulan: Menuju Masa Depan Gemilang Manajemen pendidikan yang sukses bukan hanya perencanaan administratif, tetapi tentang menciptakan ruang kerja yang memotivasi, membahagiakan, dan memberdayakan guru . Dengan menjadikan iklim kerja sehat dan motivasi sebagai prioritas, serta menyelaraskannya dengan kearifan lokal , sekolah akan menjadi pilar utama dalam mewujudkan Generasi Emas 2045.

Fokus Membangun Masa Depan Pendidikan Iklim Kerja Kondusif Lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kolaborasi guru . Motivasi Guru Meningkat Guru memiliki semangat tinggi dan komitmen pada tugasnya. Kinerja Guru Optimal Guru mencapai potensi terbaik dalam mengajar dan membimbing. Mutu Pendidikan Meningkat Siswa mendapatkan pengajaran berkualitas dan hasil belajar optimal. "Guru yang dihargai akan menciptakan murid yang berprestasi." Mari bersama membangun ekosistem pendidikan yang memberdayakan setiap insan.
Tags