Pengertian Geng Motor Geng motor adalah sekumpulan orang yang memiliki hobi bersepeda motor, dan membuat kegiatan berkendara sepeda motor secara bersama sama, baik tujuan konvoi maupun touring dengan sepeda motor. Pengertian geng motor ini sebenarnya berawal dari sebuah kecenderungan hobi yang sama dari beberapa orang, namun belakangan geng motor semakin meresahkan masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001) Geng berarti sebuah kelompok atau gerombolan remaja yang dilatarbelakangi oleh persamaan latar sosial, sekolah, daerah, dan sebagainya. Pelakunya dikenal dengan sebutan gengster. Sebuah kata yang berasal dari bahasa Inggris, gangster. Gangster atau bandit berarti suatu anggota dalam sebuah kelompok kriminal (gerombolan) yang terorganisir dan memiliki kebiasaan urakan dan anti- aturan (Wikipedia Dictionary, dan geng motor sendiri dilandasi oleh aktivitas kesenangan di atas motor. Umumnya keberadaan mereka ada di setiap kota besar dan perilakunya telah menjadi penyakit sosial yang akut.
Faktor Munculnya Geng Motor
Faktor Remaja Masuk Ke Geng Motor Faktor Remaja Masuk Ke Geng Motor Dari
Contoh Kasus
Upaya mencegah geng motor 1. Internalisasi atau penanaman nilai-nilai sosial melalui kelompok informal atau formal. Lembaga- lembaga sosial, seperti keluarga dan sekolah, adalah kekuatan yang dapat membatasi meluasnya geng motor. Mekanisme pengendalian itu lazim disebut sebagai sosialisasi. Dalam proses sosialisasi itu, setiap unit keluarga dan sekolah memiliki tanggung jawab membentuk, menanamkan, dan mengorientasikan harapan- harapan, kebiasaan- kebiasaan, serta tradisi- tradisi yang berisi norma- norma sosial kepada remaja.
Penerapan hukum pidana yang dilakukan secara formal oleh pihak negara. Dalam kaitan itu, aparat penegak hukum, seperti kepolisian, pengadilan, dan lembaga pemenjaraan, digunakan untuk mengatasi geng motor. Pihak pemerintah dan masyarakat membuka ruang publik untuk mengekspresikan keinginannya, seperti mengadakan lomba balap motor dll. Penanaman nilai-nilai agama sejak dini (moral dan etika). Dengan begitu anak akan mengetahui mana yang layak dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sehingga pada saat mereka sudah mulai berinteraksi dengan masyarakat mereka tahu batasan- batasan dan aturan yang harus dipatuhi.