Slide powerpoint tugas tentang Ushul fiqih dan qawaid
Size: 43.91 MB
Language: none
Added: Sep 04, 2025
Slides: 14 pages
Slide Content
Keabsahan Metodologi Istinbat Majlis Tarjih MU Dipresentasikan Oleh kelompok 13 10 DESEMBER 2024
Anggota Kelompok Azmi Muthia Azzahra (2350110156) 2. Dinda Rizky Aulia (2350110157)
Awal Mula dan Peran Majlis Tarjih Muhammadiyah Makna dan Fungsi Tajdid Majelis Tarjih Muhammadiyah didirikan pada tahun 1927 dalam Kongres Muhammadiyah ke-16 di Pekalongan . Ini merupakan hasil inisiatif KH. Mas Mansur, yang ingin menciptakan lembaga untuk mengurus persoalan hukum Islam dan mencegah perpecahan di kalangan pengikut Muhammadiyah. Pada awalnya , diusulkan tiga jenis majelis : Majelis Tasyri ' ( Menetapkan hukum Islam), Majelis Tanfiz ( Melaksanakan keputusan hukum ), dan Majelis Taftisyi ( Memberikan fatwa) 1. Namun , yang akhirnya disetujui dan dibentuk adalah Majelis Tarjih , yang bertugas menjawab persoalan hukum Islam untuk mencegah perpecahan dan mempermudah pengamalan ajaran Islam Pada tahun 1968, menjelang Muktamar ke-37, konsep tajdid dirumuskan oleh M. Djindar Tamimy sebagai prinsip Muhammadiyah, dengan dua makna: 1.Kembali ke kemurnian Islam untuk hal-hal prinsip yang tetap 2. Modernisasi dalam metode, sistem, dan strategi yang menyesuaikan perubahan situasi dan waktu
Definisi Tarjih Kata " tarjih " berasal dari bahasa Arab, yang berarti " memberi pertimbangan lebih " atau " menguatkan ." Dalam konteks ilmu ushul fiqh , tarjih merujuk pada usaha untuk memilih dan mengutamakan salah satu dari dua dalil yang tampak bertentangan , berdasarkan kelebihan yang dimiliki oleh salah satu dalil tersebut . Dalam ilmu ushul fiqh , tarjih juga berarti mengukuhkan salah satu dari dua dalil yang seimbang kekuatannya dengan menyatakan kelebihan salah satu dalil . Tarjih dapat dilakukan pada dalil-dalil yang bersifat qat'i ( pasti ) maupun dzanni ( dugaan ),
Pendapat Mayoritas Ulama 1. Pengamalan Dalil yang Lebih Unggul : Mayoritas ulama berpendapat bahwa dalil yang lebih unggul harus diamalkan , karena dalil yang lemah tidak boleh digunakan . Keunggulan dalil dapat bersifat pasti ( qath'i ) atau dugaan kuat ( dzanni ) # Kesepakatan Para Sahabat,untuk mengutamakan dalil yang lebih unggul , terutama ketika ada pertentangan antara dua dalil dzanni . Contohnya adalah hadits Aisyah ra. tentang kewajiban mandi junub , yang dianggap lebih kuat dibandingkan hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. # Dalil yang lebih unggul wajib diamalkan karena akal sehat mendahulukan yang lebih kuat . Hal ini juga didukung oleh kebiasaan masyarakat , sebagaimana dinyatakan dalam hadits Ibnu Mas'ud : "Apa yang dipandang baik oleh orang-orang Islam, maka ia (juga) baik menurut Allah. 2. Jika dal ı l yang lebih unggul tidak diamalkan , maka otomatis dal ı l yang lemah akan diambil sebagai pegangan .
Tugas Majlis Tarjih 01 02 03 Mengembangkan dan menyegarkan pemahaman pengikut Muhammadiyah yang berasal dari berbagai latar belakang Memaksimalkan peran lembaga untuk aktif menyelesaikan masalah hukum yang berkembang di masyarakat . Menjelaskan metode pemikiran dan pengalaman sebagai prinsip gerakan bagi warga Muhammadiyah.
Tugas Majlis Tarjih 04 05 Mensosialisasikan hasil-hasil hukum ke seluruh masyarakat. Membentuk dan mengembangkan pusat kajian, penelitian, serta informasi di berbagai bidang
Prinsip-Prinsip Manhaj Tarjih Dalam menerapkan Manhaj Tarjih , beberapa prinsip utama dikedepankan , seperti : 1 . Ittibā ‘ & Taqlid: Muhammadiyah mengutamakan ittibā ‘ ( mengikuti ulama dengan memahami dalil ) dan menolak taqlid ( mengikuti tanpa dalil ). 2. Talfīq : Diperbolehkan jika didasarkan pada tarjih yang ketat . 3. As-Sunnah al- Maqbūlah : Hanya sunnah sahih dan hasan yang dijadikan dasar hukum dengan penelitian kritis terhadap hadis . 4. Ta’abbudī & Ta‘aqquli : Ibadah dibedakan antara yang harus dilakukan sesuai syariat ( ta’abbudī ) dan yang dapat dianalisis rasional ( ta‘aqquli ). .
Metode Istinbath dan Ijtihad dalam Majelis Tarjih Muhammadiyah Sumber utama ajaran Islam bagi Muhammadiyah adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dua sumber ini menjadi dasar bagi seluruh sikap, amalan, dan pemikiran dalam organisasi ini. Segala aktivitas yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadis dianggap sebagai penyimpangan (bid'ah) dalam agama. Oleh karena itu, Al-Qur'an dan Hadis sahih merupakan landasan mutlak dalam penetapan hukum Islam . Ijtihad dan Istinbath jtihad secara bahasa berarti "mengerahkan usaha keras," sedangkan secara syar'i, ijtihad merupakan upaya seorang mujtahid untuk menemukan hukum atas masalah yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Menurut Al-Ghazali, ijtihad memerlukan pemahaman mendalam terhadap syariat dan bukan sekadar opini pribadi. Contoh praktik ijtihad dapat dilihat pada kisah Mu'adz bin Jabal, yang saat diutus Nabi Muhammad SAW ke Yaman, menjawab pertanyaan tentang cara memutuskan hukum dengan menyebutkan penggunaan Al-Qur'an, Sunnah, dan akhirnya ijtihad jika keduanya tidak memberikan jawaban Dasar Hukum ljtihad Dasar hukum ijtihad didukung oleh beberapa ayat Al-Qur'an dan Hadis. Salah satu ayat penting adalah Surat An-Nisa ayat 59, yang menekankan agar setiap perselisihan dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa para ahli fiqh perlu melakukan ijtihad untuk meneliti makna dan kandungan nash Al-Qur'an dan Hadis ketika hukum tidak jelas
Manhaj Tarjih Majelis Tarjih Muhammadiyah memiliki manhaj atau metodologi dalam melakukan tarjih yang mencakup pendekatan bayani ( berbasis teks ), burhani ( berbasis rasionalitas ), dan irfani ( berbasis intuisi ). Pendekatan ini digunakan untuk memahami ajaran Islam secara komprehensif Dalam praktiknya , Majelis Tarjih menerapkan tiga metode ijtihad. 1. Metode Bayani Memahami ketentuan hukum dengan menggunakan pendekatan bahasa teks 2. Metode Ta'lili Mengedepankan aspek rasionalitas dalam mengkaji ketentuan hukum 3. Metode istislahi Meritikberatkan pada kemaslahatan yang dicapai dalam pensyariatan
Metode Majlis Tarjih Qiyas Qiyas adalah metode penalaran analogi dalam hukum Islam yang digunakan untuk menentukan hukum suatu masalah baru dengan membandingkannya dengan masalah yang sudah ada hukumnya dalam Al-Qur'an atau Hadis Istihsan Istihsan adalah memilih sesuatu yang dianggap lebih baik dalam penetapan hukum Islam, meskipun tidak sesuai dengan aturan umum, demi kebaikan yang lebih besar. . Al-Mashlahat al-Mursalat Mashlahat mursalah adalah prinsip menetapkan hukum berdasarkan manfaat umum yang tidak disebutkan secara spesifik dalam Al-Qur'an atau Hadis. Hukum ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan zaman . Topik 01 Topik 01 Topik 03
Saddu al-Zari'at Saddu dzari'ah adalah upaya mujtahid untuk menetapkan larangan terhadap satu kasus hukum yang pada dasarnya mubah. Tujuannya adalah menghindari fitnah dan kerusakan, dengan tujuan utama untuk kebaikan dan kesejahteraan manusia . Topik 04 Topik 03
Kesimpulan Majelis Tarjih Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting dalam menetapkan hukum Islam yang relevan dengan perkembangan zaman. Lembaga ini didirikan pada tahun 1927 dan berfungsi untuk mengakomodasi perbedaan pendapat serta memberikan fatwa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Muslim di Indonesia Pemakalah setuju dengan metode istinbat yang digunakan oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah, karena majelis ini memutuskan suatu hukum berdasarkan keputusan yang kuat, berlandaskan Al-Qur'an, Sunnah, tujuan syariah, serta ijtihad yang sesuai dengan perkembangan zaman. Semua keputusan yang diambil didasarkan pada dalil yang sahih dan mengikuti ajaran Islam yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.