Sementara ada pula sebagian yang melihat pada sekelompok orang yang dirangkul oleh jama’ah dan
tengah dibina di pangkuan da’wah. Dari sanalah orang-orang itu menilai da’wah, karena menggenalisir
dan menyangka bahwa semua mereka adalah anggota Ikhwan.
Yang lain lagi mengkritik harakah berdasarkan prilaku, aqidah dan persepsi anggotanya. Sebagaimana
orang-orang kafir menilai prilaku kita kaum muslimin, tanpa dilandasi paradigma dan prinsip yang kita
sepakati.
Para kritikus itu memiliki manhaj yang beragam, sumber yang berbeda-beda, setiap orang melihat
kebenaran pada satu sisi dan mengklaim da’wah Ikhwan sebatas apa yang mereka anggap benar. Bisa jadi
orang lain yang benar, dan bisa jadi dia yang benar. Akan tetapi, karena keragaman manhaj dan sumber
tadi, objek kritikannya pun hanya berkisar pada masalah-masalah parsial.
Sesungguhnya Syaikh Hasan al-Banna ingin mengembalikan sebuah arus Iman Islam, yang telah
tersingkir dari dada ummatnya. Ia mengikat para pengikutnya dengan ikatan ukhuwwah Islamiyah,
melakukan da’wah Islam disana sini, masuk ke dunia akademis, bergerak di bidang militer, hingga
kementerian.
Al-Banna mengarahkan masyarakat kepada Islam sesuai pemahaman yang sederhana dan jelas.
Terkadang ia mengemas da’wahnya dengan apik agar ummat terhindar dari perpecahan. Meskipun para
pengikutnya memiliki pemahaman yang bertingkat-tingkat, namun ia mampu menghimpun mereka dan
mendorong arus Islam ini secara umum, serta dapat berinteraksi dengan arus dan menerima
perkembangan.
Inilah ruang lingkup yang harus dilihat pada Harakah Ikhwan. Suatu pandangan yang parsial tidak akan
bermanfaat sebelum mengetahui ruang lingkup tersebut.
Hasan al-Bana bukan guru spesialis aqidah, atau fiqih. Ia adalah da’i penyeru ummat manusia pada Islam,
melakukan pembinaan di atasnya, mengarahkan serta menghimpun manusia kepada Islam. la memiliki
pemahaman yang baik terhadap Islam. Akan tetapi ia meletakkan rambu-rambu dan batasan yang tidak
berarti pemisahan atau juz’iyah.
Selanjutnya, kita dapat mendiskusikan beberapa tulisan yang mengkritik Jama’ah Ikhwan. Dan dalam
menilai pergerakan harakah Islamiyah ini ada beberapa hal yang perlu disepakati:
Pertama, Ketika kami berbicara tentang Ikhwan ,"Salafiyah" bukanlah istilah teknik untuk suatu jamaah,
melainkan bentuk pemahaman terhadap Islam dalam menghadapi berbagai faham lain dari berbagai
kelompok yang menyimpang. Pemahaman ini ada sejak awal sejarah Islam.
Pada dasarnya, seluruh du’at harus menjalani manhaj Salaf ridhwanullahi’alaihim, bergerak dengannya
baik secara pemahaman, amalan dan aqidah. Salafiyah bukan sebuah jama’ah dari jama’ah-jama’ah, dan
bukan merupakan satu hizb dari berbagai hizb yang ada.