PT406E_A_9_MTk3MjAzMDUyMDA2MDQyMDAx.pptx

kefinlee 16 views 39 slides Sep 18, 2025
Slide 1
Slide 1 of 39
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39

About This Presentation

hjsfsbmf sfh chfsad ahdsialajdf


Slide Content

Kebijakan pembangunan peternakan sapi potong Lanjutan …

PENDAHULUAN Pembangunan adalah proses yang spontan , tak dapat diubah dan melekat pada setiap masyarakat . Namun dapat dirancang dan direncanakan Pembangunan menyebabkan perbedaan struktural dan spesialisasi fungsional Pembangunan dapat dirangsang melalui persaingan internal dan eksternal Proses pembangunan dapat dibagi ke dalam tahap yang berbeda-beda yang memperlihatkan tingkat pembangunan yang dicapai

ARTI DAN FUNGSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN Proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu Cara bagaimana mencapai tujuan dengan sumber-sumber yang ada secara efektif dan efisien Penentuan tujuan yang akan dicapai , dilakukan , bagaimana , bilamana dan oleh siapa Menentukan pilihan untuk mencapai tujuan Pengarahan penggunaan sumber-sumber yang terbatas  tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara efektif dan efisien

5 HAL PENTING DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN Moh . Hatta Identifikasi masalah dan sumber-sumber pembangunan yang dapat diusahakan Tujuan dan sasaran rencana yang ingin dicapai Kebijaksanaan dan cara untuk mencapai tujuan  alternatif terbaik Penterjemanah dalam program-program  kegiatan-kegiatan secara konkrit Jangka waktu pencapaian tujuan Koordinasi Konsistensi variabel sosial ekonomi masyarakat Penetapan skala prioritas

UNSUR-UNSUR POKOK DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN Tujuan perencanaan pembangunan : a. perencanaan , sumber-sumber , alokasi dana b. tujuan  preferensi politik , sosial , ekonomi c. persaingan ( teknologi , lapangan kerja ) d. putusan politik Ada kerangka rencana  variabel pembangunan Sumber pembiayaan Kerangka kebijaksanaan yang konsisten  fiskal , anggaran , moneter , harga Program investasi  plan targets, development targets Ada administrasi pembangunan  penelaahan mekanisme , kelembagaan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

Kondisi peternakan di Indonesia No Komoditas Situasi Peluang 1 Sapi Potong Sebagian masih impor yaitu sapi bakalan dan daging terkendala masalah perbibitan masih adanya PHMS Pembibitan belum berkembang Indonesia memiliki rumpun ternak sapi asli : Bali, Madura, PO, Pesisir , Aceh 2 Kerbau Terjadi penurunan populasi yg drastis dr 3jt ekor mjd 1 jt ekor dlm 10 tahun terakhir Penurunan habitat kerbau Indonesia memiliki plasma nutfah kerbau asli 3 Sapi Perah Produksi susu segar dalam negeri masih rendah Impor produksi susu tinggi (70-80%) Produksi susu dpt ditingkatkan Konsumsi susu masih rendah Dpt dikembangkan diluar pulau jawa (Sum dan Sul )

Data 2016 ( Dirjen PKH) No komoditas Populasi (2016) RTP 1 Sapi potong 16.004.000 5.078.979 2 Sapi perah 534.000 141.989 3 Kerbau 1.355.000 355.899 4 Kambing 17.847.000 2.728.487 5 Domba 15.717.000 645.561 6 Babi 7.903.000 1.271.494 7 Ayam 294.162.000 6.620.410 8 Itik 47.424.000 786.680

Populasi sapi potong , sapi perah dan kerbau Komoditas 2013 2014 2015 2016 2017 Sapi potong 12,686,239 14,726,875 15,419,718 16,004,097 16,599,247 Sapi perah 444,266 502,516 518,649 533,933 544,791 kerbau 1,109,636 1,335,147 1,346,917 1,355,124 1,395,191

Prognosa Ketersediaan daging sapi dan kerbau Ditjen PKH th 2017 Produksi dalam negeri 388,142 ton Sapi bakalan impor 486,562 ekor (96,826 ton) Daging beku impor 120,000 ton

Prognosa Ketersediaan daging sapi dan kerbau Ditjen PKH th 2018 Produksi dalam negeri 403,668 ton Kebutuhan Sapi bakalan impor 89,717 ton Kebutuhan Daging beku impor 126,751 ton

Komoditas ruminansia Provinsi pemasok ternak potong (2017) : Jawa Timur : 4.545.780 Jawa Tengah : 1.718.206 Sulawesi Selatan : 1.434.999 NTB : 1.128.760 NTT : 1.003.704 Sum Utara : 718.757 Lampung : 672.711 Aceh : 627.629 Bali : 562.325 Jawa Barat : 435.529 Populasi Sapi Potong tahun 2017 ada 16.599.247 ekor ( sumber Dirjen PKH)

Lanjutan … Berdasarkan sensus   BPS   pada 2013 , - populasi sapi dan kerbau mencapai 15,1 jt ekor - 13,5 juta sapi indukan - 472.000 sapi perah - 1,1 juta ekor kerbau - Jumlah populasi sapi dan kerbau betina dewasa mencapai 5,62 juta ekor . - Sebesar 71,76 persen atau setara 4,03 juta ekor merupakan betina produktif .

Lanjutan … Untuk menanggulangi penurunan populasi ( Soehadji , 1995) : Pendekatan teknis (IB) Menekan kematian dengan pencegahan , Pengendalian dan pemberantasan penyakit Pengendalian pemotongan Larangan penyembelihan betina produktif Melakukan impor bibit

Peningkatan Populasi Swasembada daging tahun 2026 (target) Upaya yang dilakukan : - pemerintah dan swasta memproduksi 2-3 jt bibit unggul pejantan (semen beku ) - ada 7 lokasi pembibitan - selama masa pembibitan , impor daging sapi tidak bisa dihindari - mencegah pemotongan sapi indukan Peningkatan populasi dan produksi ternak rumanansia besar .

Lanjutan … UPSUS SIWAB tujuan : Peningkatan populasi dan produksi ternak rumanansia besar . Upsus siwab 2017 dilaksanakan melalui strategi optimalisasi pelaksanaan inseminasi di 33 propinsi yang dibagi menjadi tiga bagian ," jelasnya . Pertama , daerah sentra sapi yang pemeliharaannya dilaksanakan secara intensif yaitu di Jawa ,  Bali , dan Lampung dengan populasi betina sebanyak 3,3 juta .

Lanjutan …. Kedua , daerah sentra peternakan dengan sistem pemeliharaan semi intensif di Sulawesi Selatan, Sumatera, dan Kalimantan dengan potensi populasi betina sebanyak 1,9 juta ekor . Ketiga , daerah pemeliharaan ekstensif dengan total populasi betina sebanyak 700.000 ekor yang tersebar di provinsi NTT, NTB, Papua, Maluku, Sulawesi, NAD dan Kaltara ," jelasnya .

Lanjutan …. Untuk mendukung keberhasilan upsus siwab , akan dilaksanakan beberapa kegiatan pendukung di antaranya - penanaman rumput dan legume seluas 13.000 hektare - penyediaan embung ( sumber air), - penyediaan obat-obatan dan vaksin untuk meningkatkan status kesehatan hewan .

Lanjutan …. Pengembangan padang penggembalaan th 2018 : Dialokasikan 200 Ha di Prov Sultra dan Sulteng Utk pemeliharaan ada 600 Ha yg ada di 5 prov yaitu : Jateng , NTB, Sulteng , Sultra dan Papua

Fungsi padang penggembalaan Pasal 6 UU no 41 th 2014 Penghasil tumbuhan pakan Tempat perkawinan alami , seleksi dan kastrasi Tempat pelayanan kesehatan hewan dan / atau Tempat atau obyek penelitian dan pengembangan teknologi peternakan dan kesehatan hewan

Lanjutan … 2015, dengan program inseminasi buatan (IB), - 2 juta sapi yang diprogramkan berhasil menambah 1,4 juta ekor anakan . UPSUS SIWAB mencakup dua program utama yaitu peningkatan populasi melalui Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (INKA).

SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU (PSDSK) DAN PENYEDIAAN PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH, DAN HALAL STRATEGIS NASIONAL : SAPI POTONG, SAPI PERAH DAN KERBAU UNGGULAN NASIONAL: KAMBING, DOMBA, BABI, AYAM BURAS, ITIK KOMODITAS PROGRAM DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN LAINNYA: AYAM RAS, KUDA, ANEKA TERNAK

PSDSK 2014 Kegiatan Utama Harus teralokasi Target maksimal terfasiltasi Refokusing Program/ Kegiatan Refokusing Lokasi Kegiatan Pelayanan fungsi Minima l Clustering Dukungan Keterpaduan kegiatan antar sub sektor Dukungan Lintas Sektoral Dukungan dan Komitment Propinsi dan Pemerintah Daerah Mendorong investasi dari masyarakat melalui subsidi dan pelayanan Skim Kredit Fungsi Perbibitan Fungsi Budidaya Fungsi Pakan Fungsi Kesmavet&PP Fungsi Kesehatan Hewan Kawasan Integrasi Ternak - Sawit Kawasan Khusus (Padang Pengembalaan , Kawasan Padat Penduduk (Intensif) …… … IB

KAWASAN PETERNAKAN adalah kawasan existing atau lokasi baru yang memiliki SDA sesuai agroekosistem, dan lokasinya dapat berupa hamparan dan atau spot partial (luasan terpisah) yang terhubung secara fungsional melalui aksesibilitas yang baik dalam satu kawasan, dilengkapi dengan prasarana dan sarana pengembangan ternak yang memadai. Kawasan Peternakan harus memiliki padang penggembalaan atau hijauan makanan ternak, serta dapat dikembangkan dengan pola integrasi ternak-perkebunan, ternak-tanaman pangan, ternak-hortikultura (Permentan No. 50/Permentan/OT.140/8/2012).

KAWASAN adalah satuan luas hamparan muka bumi (ruang) yang berkarakteristik spesifik sifatnya atau berciri khusus dan berfungsi khusus yang membedakan satu dengan yang lainnya . KAWASAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

25 1 KAWASAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN adalah satuan hamparan yang secara ekologis potensial dikembangkan, secara ekonomis menguntungkan, dan secara sosial dapat diterima masyarakat setempat untuk membudidayakan peternakan yang berorientasi pada agribisnis. PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN dimaksudkan untuk mengoptimalkan potesi sumberdaya lahan, ternak, peternak, teknologi, sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan produktivitas peternakan, pendapatan dan kesejahteraan peternak, serta menciptakan pewilayahan komoditas. KAWASAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

KAWASAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN Pengembangan usaha budidaya, melalui pendekatan cluster atau pewilayahan usaha, perlu diperkuat oleh aktivitas Usaha Kelompok , sehingga mampu mendorong terjadinya complementary effect antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya, sehingga tercipta kombinasi usaha yang strategis dan berskala ekonomi, baik pada tataran on farm maupun off farm .

27 1 Pada skala yang lebih besar usaha yang dikembangkan tersebut dapat menjadi koridor utama dalam membangun kerjasama dengan usaha skala besar , skala kecil dan menengah , industri rumah tangga dan institusi pendukung lain, baik dalam proses produksi, pengolahan, pemasaran/perdagangan, sehingga terbentuk integrasi dengan pasar yang lebih luas KAWASAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing , sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih kompetitif dan lebih jauh dapat merangsang tumbuh dan berkembangnya ekonomi dan investasi pedesaan, sehingga terjadi perluasan dan penciptaan lapangan usaha dan penyerapan angkatan kerja serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.

1) Cakupan luas wilayah kawasan mengacu pada Rencana Tata Ruang-Wilayah (RTRW), dan untuk memberikan jaminan kepastian hukum dalam peruntukannya, Pemerintah Kabupaten/Kota menetapkannya dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. PERSYARATAN KAWASAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

2). Satuan wilayah tidak mesti harus dibatasi berdasarkan batas wilayah administratif Pemerintahan Desa/Keluarahan dan atau Kecamatan dalam satu wilayah administratif Pemerintah Kabupaten/Kota, namun dapat mengacu pada hamparan SDA yang potensial mendukung berkembangnya usaha agribisnis peternakan dengan skala kepemilikan ekonomi, serta rentang-kendali yang efektif terhadap sebaran kelompok tani di dalam kawasan dimaksud.

3). Agroekosistemnya sesuai untuk pengembangan usaha peternakan seperti ketersediaan sumber pakan lokal, sumber air, dan bukan merupakan daerah endemis penyakit hewan menular.

a . Optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lokal; b. Optimalisasi fasilitasi pelayanan dalam proses produksi (on farm/off farm), agar pelayanan dapat dilakukan secara efektif dan efisien; c. Meningkatkan jaminan pasokan bahan baku, modal dan teknologi serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk peternakan; d. Optimalisasi sistem pembinaan, pengawasan yang kondusif; TUJUAN PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN

e. Menumbuhkembangkan usaha ke- lompok dengan skala ekonomi dan tersentra; f. Mendorong perputaran roda ekonomi pedesaan; g. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat pedesaan; h. Mendukung program Swasembada daging sapi dan kerbau nasional .

PROGRAM PSDS 2014 PSDS: PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI TUJUAN: MEMENUHI KEBUTUHAN DAGING SAPI NASIONAL DENGAN PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI LOKAL

RUANG LINGKUP PROGRAM DARI ASPEK TEKNIS MENEKAN ANGKA KEMATIAN PEDET MENCEGAH PEMOTONGAN SAPI BETINA PRODUKTIF MELAKUKAN TUNDA POTONG SAPI LOKAL ATAU HASIL IB MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG LOKAL DAN HASIL IB MENINGKATKAN MUTU GENETIK SEHINGGA ADG LEBIH BESAR

36 1 Pengembangan usaha budidaya, melalui pendekatan cluster atau pewilayahan usaha, perlu diperkuat oleh aktivitas Usaha Kelompok , sehingga mampu mendorong terjadinya complementary effect antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya, sehingga tercipta kombinasi usaha yang strategis dan berskala ekonomi, baik pada tataran on farm maupun off farm. Pada skala yang lebih besar usaha yang dikembangkan tersebut dapat menjadi koridor utama dalam membangun kerjasama dengan usaha skala besar , skala kecil dan menengah , industri rumah tangga dan institusi pendukung lain, baik dalam proses produksi, pengolahan, pemasaran/perdagangan, sehingga terbentuk integrasi dengan pasar yang lebih luas Untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing , sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih kompetitif dan lebih jauh dapat merangsang tumbuh dan berkembangnya ekonomi dan investasi pedesaan, sehingga terjadi perluasan dan penciptaan lapangan usaha dan penyerapan angkatan kerja serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di pedesaan. KAWASAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

PENGERTIAN DAN ISTILAH Swasembada: kemampuan penyediaan daging sapi dalam negeri sebesar 90-95% dari total kebutuhan nasional ASUH: aman, sehat, utuh, dan halal KUPS: Kredit Usaha Pembibitan sapi VBC: village breeding center IB : Inseminasi Buatan INKA : Intensifikasi kawin alam

JENIS PROGRAM PENYEDIAAN BAKALAN/DAGING SAPI LOKAL PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN REPRODUKTIVITAS SAPI LOKAL PENCEGAHAN PEMOTONGAN SAPI BETINA PRODUKTIF PENYEDIAAN BIBIT SAPI PENGATURAN STOK DAGING SAPI DALAM NEGERI

RENCANA AKSI Pengembangan usaha perbibitan dan penggemukan Pengembangan pupuk organik dan biogas Pengembangan integrasi sapi dan tanaman Pemberdayaan dan peningkatan kualitas RPH Optimalisasi IB dan INKA Penyediaan dan pengembangan pakan dan air
Tags