Rangkuman Penelitian Analysis of Intangible Assets Reporting Standards and Automation in KSA.docx

ahmadihbal 4 views 5 slides Dec 07, 2024
Slide 1
Slide 1 of 5
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5

About This Presentation

Audit Keuangan | Audit Internal | Audit Eksternal | Audit Sistem | Audit Kepatuhan
Audit Pajak | Audit ISO | Audit Proses | Audit Operasional | Audit IT
Laporan Audit | Proses Audit | Risiko Audit | Metode Audit | Standar Audit
Perencanaan Audit | Audit Forensik | Audit Kinerja | Hasil Audit | Regul...


Slide Content

1. Title
Judul:
Analysis of Intangible Assets Reporting Standards and Automation in KSA.
Sub-judul:
Studi tentang pentingnya aset tak berwujud dalam memperkuat transparansi
keuangan dan mendukung Visi Arab Saudi 2030, melalui penerapan teknologi
canggih seperti AI dan blockchain.
2. Introduction
Poin Utama:
Aset tak berwujud, seperti paten, merek dagang, dan reputasi
perusahaan, memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Di Arab Saudi, fokus pada peningkatan kredibilitas laporan keuangan dan
akuntabilitas menjadi prioritas.
Studi ini menghubungkan pelaporan aset tak berwujud dengan prinsip
Syariah Islam dan upaya modernisasi sesuai Saudi Vision 2030.
Teknologi seperti AI dan blockchain menjadi alat strategis dalam
meningkatkan transparansi dan efisiensi pelaporan keuangan.
3. Objectives of the Study
Tujuan Utama:
1.Menyoroti peran strategis aset tak berwujud dalam mendukung
keputusan ekonomi berbasis data yang kredibel.
2.Mengidentifikasi kekurangan dalam standar pelaporan keuangan saat
ini, termasuk yang berhubungan dengan aset tak berwujud.
3.Mendukung penerapan standar internasional seperti IFRS dalam konteks
Syariah untuk menciptakan harmonisasi global.
4.Mengeksplorasi peran teknologi canggih dalam menciptakan pelaporan
yang lebih akurat dan dapat diandalkan.
Implikasi Praktis:

Memberikan panduan bagi para profesional akuntansi, regulator, dan
pengambil kebijakan dalam mengintegrasikan teknologi modern dengan
prinsip Islam.
4. Theoretical Background
IFRS dan IAS 38 menjadi acuan utama dalam pelaporan aset tak
berwujud di tingkat internasional.
Tantangan dalam pelaporan mencakup kesulitan pengukuran nilai aset
yang dihasilkan secara internal, seperti merek atau reputasi.
Informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan information asymmetry,
di mana investor tidak mendapatkan gambaran penuh tentang nilai
perusahaan.
Prinsip akuntansi konvensional sering kali tidak selaras dengan nilai-nilai
Islam, seperti larangan terhadap bunga (riba) dan ketidakpastian
(gharar).
5. Case Study: KSA Context
Adopsi IFRS dan SOCPA:
Arab Saudi telah mengadopsi standar IFRS untuk sektor tertentu, seperti
perbankan dan asuransi.
SOCPA (Saudi Organization for Certified Public Accountants) memberikan
panduan lokal yang mengintegrasikan prinsip Syariah.
Relevansi Syariah:
Larangan riba: Praktik keuangan yang melibatkan bunga dihindari.
Gharar: Pelaporan keuangan harus jelas dan transparan, tanpa
ketidakpastian.
Zakat: Laporan keuangan harus mencerminkan kewajiban zakat yang
relevan.
6. Challenges in Reporting
Masalah Utama:
1.Pengakuan: Banyak aset tak berwujud, seperti hubungan pelanggan
atau data eksklusif, tidak dapat diukur secara langsung.

2.Framework Global: Belum ada standar internasional yang sepenuhnya
mengakomodasi aset tak berwujud sesuai konteks lokal dan global.
3.Valuasi: Metode valuasi seperti fair value sering kali bersifat subjektif dan
tidak konsisten.
Dampak:
Ketidakakuratan dalam pelaporan dapat menurunkan kepercayaan
investor.
Pengabaian aset yang dihasilkan secara internal dapat memengaruhi
pengambilan keputusan strategis.
7. Emerging Technologies
Potensi Teknologi:
AI: Membantu analisis data besar untuk valuasi aset dan prediksi kinerja
masa depan.
Blockchain: Menyediakan rekaman yang transparan dan tidak dapat
diubah, memastikan keandalan pelaporan.
ICT: Mengintegrasikan proses pelaporan untuk meningkatkan efisiensi
operasional.
8. AI Applications
Manfaat AI dalam Pelaporan:
Otomasi Valuasi: Meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam mengukur
nilai aset.
Model Prediktif: Membantu memproyeksikan potensi masa depan aset
berdasarkan data historis.
Analisis Mendalam: Memberikan wawasan strategis melalui pengolahan
data yang kompleks.
9. Blockchain in Accounting
Peran Blockchain:
1.Keamanan Data: Rekaman transaksi yang tidak dapat diubah.
2.Transparansi: Setiap transaksi dapat diverifikasi secara independen.

3.Tokenisasi: Mengubah aset menjadi token digital untuk meningkatkan
likuiditas dan fleksibilitas perdagangan.
10. Islamic Shari’ah Compliance
Prinsip Syariah yang Relevan:
1.Riba: Larangan bunga mengarahkan pada model keuangan yang lebih
adil.
2.Gharar: Menghindari ketidakpastian dengan memberikan informasi yang
jelas.
3.Etika Bisnis: Memastikan pelaporan tidak hanya akurat tetapi juga
bermoral.
11. Saudi Vision 2030 Alignment
Strategi Transformasi:
Diversifikasi ekonomi melalui inovasi di sektor non-minyak.
Meningkatkan daya tarik Arab Saudi sebagai pusat investasi global.
Mengadopsi teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan
transparansi pelaporan.
12. Limitations of Current Standards
Kelemahan Standar Saat Ini:
Belum adanya panduan jelas untuk aset yang dihasilkan secara internal.
Kurangnya fleksibilitas dalam mengintegrasikan teknologi baru.
Hambatan dalam harmonisasi antara prinsip Syariah dan standar
internasional.
13. Research Implications
Pentingnya membangun kerangka kerja yang fleksibel untuk aset tak
berwujud.
Perluasan pelatihan untuk para profesional akuntansi tentang
penggunaan AI dan blockchain.
Peningkatan kolaborasi antara regulator dan praktisi.

Referensi:
Bamhdi, A.M. (2024), "Analysis of intangible assets reporting standards and
automation in KSA within an Islamic context – a case study", Journal of Islamic
Accounting and Business Research, Vol. ahead-of-print No. ahead-of-
print. https://doi.org/10.1108/JIABR-08-2023-0273