REMEDIAL PKWU PENANGANAN SAMPAH DI KOTA PASURUAN

zassegaf5 100 views 5 slides Dec 06, 2024
Slide 1
Slide 1 of 5
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5

About This Presentation

ARTIKEL MENGENAI ANALISIS MASALAH DAN ALTERNATIF SOLUSI PENANGANAN SAMPAH DI KOTA PASURUAN


Slide Content

ARTIKEL
ANALISIS MASALAH DAN ALTERNATIF SOLUSI
PENANGANAN SAMPAH DI KOTA PASURUAN








Disusun Oleh:
ZAINAB QUBRO ALI ASSEGAF (34)
Kelas: XI-3



DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI JAWA TIMUR
SMAN 1 PASURUAN
Jl.Soekarno Hatta No.40 Kota Pasuruan

Kota Pasuruan, yang dikenal sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan
ekonomi dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi di Jawa Timur, menghadapi
tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Dengan jumlah penduduk sekitar
210.000 jiwa (berdasarkan data tahun terakhir), peningkatan volume sampah
menjadi masalah yang mendesak untuk diatasi. Dalam sehari, Kota Pasuruan
menghasilkan lebih dari 200 ton sampah, sebagian besar berasal dari rumah tangga,
pasar, dan aktivitas ekonomi lainnya.
Masalah ini diperparah dengan terbatasnya fasilitas pengelolaan sampah,
rendahnya kesadaran masyarakat, dan kurangnya inovasi dalam pengolahan
limbah. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi masalah utama, mencari
alternatif solusi, serta membahas contoh konkret titik wilayah yang perlu perhatian
khusus.

Masalah Utama Pengelolaan Sampah di Kota Pasuruan, sebagai berikut:
1. Tumpukan Sampah di Sungai Gembong
Sungai Gembong, salah satu sungai utama di Kota Pasuruan, sering menjadi
lokasi pembuangan sampah ilegal. Beberapa warga di sekitar Kandangsapi dan
Pekuncen masih membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai. Akibatnya,
aliran sungai terhambat, menimbulkan bau tidak sedap, dan berisiko menyebabkan
banjir di musim hujan.
2. Keterbatasan Kapasitas TPA Blandongan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blandongan merupakan lokasi utama
penampungan sampah di Kota Pasuruan. Sayangnya, kapasitas TPA ini hampir
penuh, sementara sistem pengelolaan masih menggunakan metode open dumping
yang tidak ramah lingkungan.
3. Minimnya Fasilitas Pemilahan dan Daur Ulang
4. Sampah organik dan anorganik sering kali bercampur di TPS (Tempat
Pembuangan Sementara).

Hal ini menyebabkan proses daur ulang menjadi sulit. Selain itu, jumlah TPS
di beberapa kecamatan seperti Bugul Kidul tidak mencukupi kebutuhan
masyarakat.
5. Kurangnya Kesadaran Masyarakat
Banyak warga yang belum memahami pentingnya pengelolaan sampah berbasis
pemilahan. Akibatnya, sampah sering dibuang sembarangan, baik di jalan, sungai,
maupun saluran air.

Dampak Masalah Sampah, sebagai berikut:
1. Kerusakan Ekosistem
Sampah plastik yang menumpuk di Sungai Gembong dan sungai lainnya
mencemari ekosistem perairan, mengancam habitat ikan, dan mencemari sumber
air bersih.
2. Kesehatan Masyarakat
Sampah yang tidak terkelola dengan baik menjadi tempat berkembang biaknya
nyamuk dan tikus, yang berpotensi menyebarkan penyakit seperti demam berdarah
dan leptospirosis.
3. Turunnya Daya Tarik Wisata
Sampah yang berserakan di tempat umum, terutama di kawasan wisata seperti
Pantai Penunggul, menurunkan daya tarik wisata Kota Pasuruan.

Alternatif Solusi Penanganan Sampah, sebagai berikut:
1. Peningkatan Infrastruktur Pengelolaan Sampah
Pemerintah perlu menambah jumlah TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di tiap
kelurahan. TPS ini dilengkapi fasilitas pemilahan sampah organik dan anorganik.

TPA Blandongan dapat ditingkatkan dengan teknologi sanitary landfill, yang
lebih ramah lingkungan dibanding open dumping.
2. Pemberdayaan Masyarakat melalui Bank Sampah
Bank Sampah di setiap RT/RW dapat menjadi solusi untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah. Bank Sampah ini
memberikan insentif ekonomi berupa uang atau barang untuk setiap kilogram
sampah yang disetorkan.
3. Edukasi dan Kampanye Kesadaran Lingkungan
Kampanye “Pasuruan Bebas Sampah” dapat dilakukan melalui media sosial,
sekolah, dan kegiatan komunitas.
Lomba kebersihan antar kelurahan dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan
kepedulian warga.
4. Pengembangan Ekonomi Sirkular
Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos dan dijual kepada petani
lokal. Sampah plastik dapat diolah menjadi kerajinan tangan, paving block, atau
bahan konstruksi lain yang bernilai ekonomis.
5. Pengawasan dan Penegakan Hukum
Pemerintah perlu menempatkan CCTV dan petugas pengawas di area rawan
pembuangan sampah ilegal, seperti di sepanjang Sungai Gembong. Denda bagi
pelaku pembuangan sampah sembarangan harus ditegakkan untuk memberikan
efek jera.

Sungai Gembong adalah salah satu fokus utama dalam pengelolaan sampah di
Kota Pasuruan. Berikut langkah konkret yang dapat dilakukan:
1. Pembersihan Berkala: Pemerintah bekerja sama dengan komunitas lokal
untuk membersihkan sungai setiap minggu.
2. Penempatan Jaring Sampah: Jaring ditempatkan di beberapa titik sungai
untuk menangkap sampah sebelum mengalir ke laut.

3. Program Adopsi Sungai: Kelurahan di sekitar Sungai Gembong diberi
tanggung jawab untuk menjaga kebersihan aliran sungai.

Masalah sampah di Kota Pasuruan membutuhkan pendekatan yang
komprehensif dan kolaboratif. Dengan edukasi masyarakat, peningkatan fasilitas
pengelolaan, serta pemberdayaan ekonomi sirkular, Kota Pasuruan dapat
mengurangi dampak negatif sampah dan mewujudkan lingkungan yang lebih bersih
serta sehat.

Foto Pendukung:
Tags