Rwd_E2_08_Perhitungan_HP_Proses_Revisi.pptx

PutriMardiana11 0 views 65 slides Sep 25, 2025
Slide 1
Slide 1 of 65
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65

About This Presentation

Buku


Slide Content

PERHITUNGAN HARGA POKOK PROSES BAB 8 Riwayadi

Tujuan Pembelajaran menjelaskan ciri-ciri perusahaan yang menggunakan perhitungan harga pokok proses menjelaskan ciri-ciri perhitungan harga pokok proses menjelaskan perlakuan persediaan barang dalam proses (BDP) awal menyusun laporan harga pokok produksi, baik menggunakan metode harga pokok rata-rata maupun metode masuk pertama, keluar pertama (MPKP) menjelaskan perhitungan harga pokok proses untuk produk yang diolah melalui lebih dari satu departemen produksi menjelaskan perlakuan produk hilang menjelaskan perlakuan biaya perbaikan produk cacat

menjelaskan perlakuan harga pokok dan penjualan produk rusak menjelaskan perlakuan tambahan bahan baku pada departemen berikutnya Menjelaskan perhitungan harga pokok proses dengan pendekatan Activity-Based Costing menjelaskan dampak flexible manufacturing system (FMS) dan just in time (JIT) pada perhitungan harga pokok proses menjelaskan dampak konsep pengendalian kualitas ( quality control concepts ) dan program

Tujuan 1: Ciri-Ciri Perusahaan Yang Menggunakan Perhitungan HP Proses Metode harga pokok proses diterapkan pada perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa yang menghasilkan produk yang bersifat homogen atau standar, contohnya produk semen , air meneral, softdrink, dan furniture seperti Olympic, dan Ligna (untuk perusahaan pabrik) dan jasa kamar hotel dan tiket pesawat (untuk perusahaan jasa)

Tujuan 2: Ciri-Ciri Perhitungan HP Proses Harga pokok produk dihitung pada akhir periode akuntansi Biaya produksi (BB, BTK, BOP) dibebankan ke produk menggunakan actual costing Biaya produksi dikumpulkan dengan menggunakan L aporan H arga P okok P roduksi ( C ost of P roduction R eport ) . Harga pokok produk dihitung untuk setiap proses

Gambar 8. 1 Proses produksi pada P erusahaan Semen dan Perhitungan Harga Pokok Per Unit Raw Mill Kiln Cement Mil l HP Per Kg Raw Mix HP Per Kg Klinker HP Per Kg Semen Curah Packing Raw Mix Klinker Semen Curah Semen Karung HP Per Sak Semen Bahan Baku

Perbedaan perhitungan harga pokok pesanan dengan perhitungan harga pokok proses Keterangan Metode HP. Pesanan Metode HP. Proses Aplikasi Pada perusahaan yang menghasilkan produk bersifat heterogen Pada perusahaan yang menghasilkan produk bersifat homogen Contoh perusahaan Pembuat perabot, percetakan, kantor akuntan publik, kantor pengacara, kantor notaris, hotel (untuk perhitungan biaya tamu hotel), dan rumah sakit (perhitungan biaya pasien) Semen, Air Mineral, Soft Drink, Konveksi dan Furniture, penerbangan, hotel (untuk perhitungan biaya kamar), dan rumah sakit (untuk perhitungan biaya ruang inap) Metode pembebanan biaya produksi ke produk Normal Costing Actual Costing Waktu Perhitungan harga pokok Setelah produk selesai dikerjakan Pada akhir periode akuntansi Objek perhitungan harga pokok Untuk setiap pesanan Untuk setiap proses Media pengumpulan biaya produksi Kartu Harga Pokok Pesanan Laporan Harga Pokok Produksi

Data Produksi: Persediaan Barang Dalam Proses per 1 Jan. 20 X16 10.000 ton Produk masuk proses bulan Januari 20 16 50.000 ton Total produk yang diproses bulan Januari 20 16 60.000 ton Produk selesai dan ditransfer ke gudang 40.000 ton * Persediaan Barang Dalam Proses per 31 Jan. 20 16 20.000 ton Total 60.000 ton Hanya berisikan informasi tentang kuantitas produksi selama periode tertentu Data Produksi

Gambar 8.2 Arus Unit Produksi Persediaan BDP Akhir 20.000 ton Persediaan BDP Awal 10.000 ton Produk Masuk proses 50.000 ton Proses Produksi 60.000 ton Barang Jadi 4 0.000 ton

Berisikan informasi mengenai perhitungan biaya per unit untuk masing-masing unsur biaya produksi dan total Biaya untuk masing-masing unsur biaya produksi Biaya per unit = ------------------------------------------------------------------- Unit setara untuk masing-masing unsur biaya produksi BIAYA DIBEBANKAN

Tujuan 3: Perlakuan BDP Awal Unit Setara = Unit Selesai + [Unit Persediaan BDP Akhir x Tingkat Penyelesaian] Unit Setara = [ Unit Persediaan BDP Awal x Tambahan Tingkat Penyelesaian Yang Diperlukan] + Unit Barang Jadi Dari Proses Periode ini + [Unit Persediaan BDP Akhir x Tingkat Penyelesaian] Metode Harga Pokok Rata-Rata Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (MPKP)

Gambar 8.4 Arus Produksi Dengan Metode MPKP Persediaan BDP Akhir 20.000 ton Persediaan BDP Awal 10.000 ton [Diproses Terlabeih Dahu lu] Produk Masuk proses 50.000 ton [Diproses Setelah BDP Awal Selesai} ] Proses Produksi 60.000 ton Barang Jadi 4 0.000 ton Berasal dari BDP awal 10.000 ton Berasal dari Produk Masuk Proses Periode ini 3 0.000 ton

Gambar 8.3 Laporan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Harga Pokok Rata-Rata PT Semen Andalas Tbk. Laporan Harga Pokok Produksi – Metode Harga Pokok Rata-Rata Bulan Januari 2016 ==================================================== Data Produksi: Persediaan BDP Awal (BB 100%, BTK 50%, BOP 40%) 10.000 ton Produk masuk proses 50.000 ton 60.000 ton Produk selesai dan ditransfer ke gudang 40.000 ton Persediaan BDP Akhir (BB 100%, BTK 60%, BOP 30%) 20.000 ton 60.000 ton Tujuan 4: Laporan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Harga Pokok Rata-Rata dan Metode MPKP

Biaya Dibebankan: Harga Pokok Biaya Unit Harga Pokok BDP Awal Periode Ini Total Biaya Setara Per Ton BBB Rp3.000.000 Rp15.000.000 Rp18.000.000 60.000 Rp300 BTK 1.200.000 4.000.000 5.200.000 52.000 100 BOP 3.200.000 6.000.000 9.200.000 46.000 200 Total Rp 7.400.000 Rp25.000.000 Rp 32.400.000 Rp600 Biaya Diperhitungkan: Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 40.000 ton x Rp600 Rp24.000.000 Harga pokok BDP akhir (20.000 ton) - BBB 20.000 (100%) x Rp300 Rp6.000.000 - BTK 20.000 (60%) x Rp100 1.200.000 - BOP 20.000 (30%) x Rp200 1.200.000 8.400.000 Total biaya diperhitungkan Rp32.400.000 ===========

Gambar 8.5 Laporan Harga Pokok Produksi Dengan MPKP PT Semen Andalas Tbk. Laporan Harga Pokok Produksi – Metode MPKP Bulan Januari 2016 =================================================== Data Produksi: Persediaan BDP Awal (BB 100%, BTK 50%, BOP 40%) 10.000 ton Produk masuk proses 50.000 ton 60.000 ton Produk selesai dan ditransfer ke gudang 40.000 ton Persediaan BDP Akhir (BB 100%, BTK 60%, BOP 30%) 20.000 ton 60.000 ton

Biaya Dibebankan: Total Biaya Unit Setara Harga Pokok/Ton Beg. WIP Rp7.400.000 Biaya periode ini: BBB 15.000.000 50.000 Rp300 BTK 4.000.000 47.000 85,11 BOP 6.000.000 42.000 142,86 Total Rp 32.400.000 Rp527,97 Biaya Diperhitungkan: Harga pokok produk selesai dari: BDP awal (10.000 ton): - Biaya bulan lalu Rp7.400.000 - Tambahan biaya: BTK: 10.000(50%) x Rp85,11 725.550 BOP: 10.000(60%) x Rp142,86 857.160 Harga pokok produk selesai dari BDP awal Rp8.682.710 Periode berjalan: 30.000 x Rp527,97 15.838.810*) Harga pokok produk selesai dan ditransfer ke gudang: 40.000 ton @ Rp 613,04 **) Rp 24.521.520 Harga pokok BDP akhir (20.000 ton) - BBB 20.000 (100%) x Rp300 Rp6.000.000 - BTK 20.000 (60%) x Rp85,11 1.021.320 - BOP 20.000 (30%) x Rp142,86 857.160 7.878.480 Total biaya diperhitungkan Rp32.400.000 ==========

Ayat Jurnal (1) Mencatat biaya produksi selama bulan Januari 2016: Persediaan BB 15.000.000 B. Gaji dan Upah 4.000.000 BOP 6.000.000 U tang dagang 15.000.000 U tang Gaji dan Upah 4.000.000 Berbagai Akun Dikredit 6.000.000 (2) Mencatat pembebanan biaya produksi ke produk Persediaan BDP 25.000.000 Persediaan BB 15.000.000 B. Gaji dan Upah 4.000.000 BOP 6.000.000 (3) Mencatat produk selesai dan ditransfer ke gudang ( dengan asumsi menggunakan metode HP rata-rata) Persediaan Barang Jadi 24.000.000 Persediaan BDP 24.000.000

Persediaan BBL Persediaan BDP B. Ssg B. Ssg B . Gaji dan Upah BOP Persediaan Barang Jadi B. Ssg B TKL Ssg HPP B. Ssg B. Sssg B. Ssg B. Ssg B. Ssg Gambar 8.6 Arus Biaya Produksi Pada Metode Harga Pokok Proses B . Ssg B . Ssg B . Ssg B . S sg B. Sssg = Biaya sesungguhnya

Tujuan 5: Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi BBB BTK BOP Raw Mill Kiln Cement Mill Packing Semen Karung Pers. BDP Dept. Raw Mill Pers. BDP Dept. Kiln Pers. BDP Dept. Cement Mill Pers. BDP Dept. Packing Pers. Barang Jadi BBB BTK BOP XX BBB BTK BOP XX BBB BTK BOP XX XX BBB BTK BOP HP HP HP HP Gambar 8.7 Proses Produksi dan Akun Persediaan Barang Dalam Proses

Tujuan 6: Produk Hilang Produk hilang adalah produk yang menguap , mengkristal , dan menyusut dalam proses produksi karena sifat bahannya seperti gas, garam , dan gula .

Produk Hilang Awal Proses Produk hilang belum menyerap biaya produksi . Produk hilang tidak perlu dihitung harga pokoknya . Bila produk hilang terjadi pada departemen berikutnya , maka harga pokok per unit dari departemen sebelumnya perlu disesuaikan (HP per unit menjadi lebih tinggi karena unit yang dihasilkan berkurang ). produk hilang tidak diperhitungkan dalam formula unit setara .

Gambar 8.8 Produk Hilang Awal proses Produk Masuk Proses 100 unit 95 unit Produk Hilang 5 unit PROSES Barang Jadi 95 unit

Gambar 8.9 Produk Hilang Awal Proses Pada Departemen Berikutnya Produk Masuk Proses 100 unit Departemen Produksi I Barang Jadi 100 unit Departemen Produksi II Barang Jadi 95 unit 95 unit Hilang Awal Proses 5 unit

Unit Hilang Akhir Proses Produk hilang telah menyerap biaya produksi Produk hilang perlu dihitung harga pokoknya HP produk hilang dibebankan ke harga pokok produk selesai Produk hilang diperhitungkan dalam formula unit setara . Unit Setara : Unit Produk Selesai + Unit P roduk Hilang Akhir + [ Unit BDP Akhir x Tingkat Penyelesaian ] Metode HP Rata-Rata:

Unit Setara : [Unit BDP Awal x Tambahan Tingkat P enyelesaian diperlukan ) + Unit Produk Selesai Periode Ini + Unit P roduk Hilang akhir + [Unit BDP Akhir x Tingkat Penyelesaian ] Metode MPKP:

Gambar 8.10 Produk Hilang Akhir proses Produk Masuk Proses 100 unit Produk Hilang 5 unit PROSES 100 unit Barang Jadi 95 unit

Tujuan 7: Produk Cacat Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi atau standar kualitas dan masih dapat diperbaiki secara ekonomis . Perlakuan biaya pebaikan produk cacat dipengaruhi oleh penyebab produk cacat itu sendiri , apakah produk cacat terjadi secara normal atau tidak normal ( abnormal ).

Jika produk cacat terjadinya bersifat normal ( sulitnya pengerjaan ), maka biaya perbaikan produk cacat akan menambah biaya produksi . A yat jurnal untuk mencatat biaya pe r b aikan produk cacat sbb .: Persediaan BDP 100.000 Persediaan Bahan Baku 50.000 Biaya Gaji dan Upah 40.000 Biaya Overhead Pabrik 10.000

Jika produk cacat terjadi tidak bersifat normal/ abnormal, karena keteledoran , maka biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebaga Rugi Produk Cacat ( Loss on Defective Units) dilaporkan pada lap. Laba rugi pada bagian beban lain-lain .

Ayat jurnal mencatat perbaikan produk cacat tidak normal: Rugi Produk Cacat 100.000 Persediaan Bahan Baku 50.000 Biaya Gaji dan Upah 40.000 Biaya Overhead Pabrik 10.000 Produk cacat yang sudah diperbaiki , menjadi produk baik .

Tujuan 8: Produk Rusak Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi atau standar kualitas , dan secara ekonomis tidak mungkin diperbaiki . Harga pokok produk rusak perlu dihitung karena sudah menyerap biaya produksi Harga pokok produk rusak yang bersifat normal diperlakukan sebagai penambah harga poko produk yang baik Harga pokok produk rusak yang bersifat tidak normal diperlakukan sebagai rugi produk rusak

Unit Setara = Unit Pr o duk Selesai + Unit P roduk Rusak + [Unit BDP Akhir x Tingkat Penyelesaian ] Unit Setara = [Unit Persediaan BDP Awal x Tambahan Tingkat Penyelesaian Diperlukan ] + Unit Produk Jadi Periode Ini + Produk Rusak + [Unit Persediaan BDP Akhir x Tingkat Penyelesaian ] Metode Rata-rata Metode MPKP

Tujuan 9: Tambahan BB pada Departemen Berikutnya Tambahan bahan baku pada departemen berikutnya tidak menambah jumlah unit produk yang dihasilkan . Misalnya , penambahan roda pada kursi . Harga pokok kursi akan menjadi lebih tinggi . Tambahan bahan baku pada departemen berikutnya menambah jumlah unit produk yang dihasilkan . Misalnya , penambahan madu pada Sirup. Harga pokok per unit dari departemen sebelumnya perlu disesuaikan (menjadi lebih rendah karena unit dihasilkan bertambah banyak)

Contoh – PT Indofarma Departemen Penggilingan Departemn Pengapsulan Persediaan BDP awal: BBB 100%, BK 40% BBB 100%, BK 50% 2.000 unit 1.000 unit Produk masuk proses 5.000 unit Tambahan unit karena tambahan bahan baku 500 unit Produk hilang: Akhir proses Awal proses 100 unit 200 unit Produk cacat (normal) 400 unit - Produk rusak : Normal tidak normal 300 unit 100 unit

Departemen Penggilingan Departemn Pengapsulan Harga pokok BDP awal: HP dari Dept. Penggilingan BBB BK 100.000.000 200.000.000 200.000.000 150.000.000 50.000.000 Biaya produksi periode ini: BBB BK 700.000.000 800.000.000 1.000.000.000 600.000.000 Biaya perbaikan produk cacat: BBB BK 75.000.000 12.000.000

Gambar 8.11 Laporan Harga Pokok Produksi Untuk Departemen Penggilingan PT Indofarma Dengan Metode MPKP Departemen Penggilingan PT Indofarma Laporan Harga Pokok Produksi - Metode MPKP Bulan Agustus 2016 =========================================================== Data Produksi BDP awal ( BBB 100%, BK 40%) 2,000 Unit masuk proses 5,000 7 ,000 Barang jadi ( baik ) 4,7001 ) Barang jadi ( cacat normal) 400 Barang jadi dan ditransfer ke Dept. Pengapsulan 5,100 Produk hilang ( akhir proses ) 100 Produk rusak (normal) 300 BDP akhir ( BBB 100%, BK 60%) 1,500 7,000

Total Biaya Unit Setara HP Per unit Biaya bulan lalu: BDP Awal Rp 300.000.000 Biaya bulan ini: BBB BK 775.000.000 812.000.000 5.000 unit 2) 5.600 unit 3) Rp 155.000 145.000 Total Rp 1.887.000.000 Rp 300.000 Biaya Dibebankan

Biaya Diperhitungkan Harga pokok BDP awal : - Biaya bulan lalu Rp300,000 .000 - Tambahan biaya untuk menyelesaikan: BK 2,000 (60%) x Rp145 .000 174.000 .000 Total harga pokok barang jadi dari BDP awal Rp474.000 .000 Harga pokok barang jadi dari proses periode ini : 3,100 x Rp300 .000 930 . 000 .000 Harga pokok produk hilang akhir proses : 100 x Rp 300 .000 30.000 .000 Harga pokok produk rusak normal: 300 x Rp 300 .000 90.000 .000 Harga pokok barang jadi dan ditransfer ke Departemen Pengapsulan : 5,100 ton @ Rp298 . 82 3,53 4 ) Rp1.524.000 .000 Harga pokok BDP akhir (1,500 unit) - BBB 1,500 (100%) x Rp155 .000 Rp232,500 .000 - BK 1,500 (60%) x Rp145 .000 130.500 .000 363.000 .000 Total harga pokok diperhitungkan Rp1.887.000 .000 ========== === ==

Gambar 8 .12 Laporan Harga Pokok Produksi Untuk Departemen Pengapsulan PT Indofarma Dengan Metode MPKP Departemen Pengapsulan PT Indofarma Laporan Harga Pokok Produksi - Metode MPKP Bulan Agustus 2016 ======================================================== Data Produksi : BDP awal (100% BB, 50BK) 1,000 Tambahan produk karena tambahan bahan baku 500 Produk yang diterima dari Departemen Penggilingan 5,100 6, 60 Barang jadi dan ditransfer ke gudang 5 .8 00 1) Produk hilang ( awal proses ) 200 Produk rusak ( tidak normal ) 100 BDP akhir ( BBB 100%, BK 30%) 500 ,6, 6 00

Total Biaya Unit Setara HP Per unit Biaya bulan lalu: BDP Awal Rp400.000.000 HP dari Dept. Penggilingan Rp1.524.000.000 5.100 unit Rp298.823,53 Penyesuaian: Tambahan unit krn tambahan BB Produk hilang awal proses 500 unit (200 unit) HP dari Dept. Penggilingan Rp1.524.000.000 5.400 unit Rp282.222,22 Biaya bulan ini: BBB BK Rp1.000.000.000 600.000.000 5.400 unit 2) 5.550 unit 3) Rp185.185,19 108.108.11 Total Biaya bulan ini Rp1.600.000.000 Total Rp3.524.000.000 Rp575.515,52 Biaya Dibebankan

Biaya Diperhitungkan Harga pokok barang jadi dari BDP awal : - Biaya bulan lalu Rp400 . 000 .000 - Tambahan biaya untuk menyelesaikan : BK 1,000 (50%) x 1 8. 108,11 5 4.054.055 Total harga pokok barang jadi dari BDP awal Rp45 4.054.055 Harga pokok barang jadi dari periode ini : 4, 8 00 x Rp 575.515,52 2,7 62.474.496 Harga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang : 5, 8 00 units @ Rp 554.573,89 6 ) Rp3. 216.528.526 2) Harga pokok produk rusak ( tidak normal): 100 x Rp575.515,52 57.551.552 Harga pokok BDP akhir (500 unit) - HP dari Dept. Penggilingan 500 x Rp282.222,22 Rp1 41.111.110 - BBB 500 (100%) x Rp 185.185,19 92.592.595 - BK 500 (30%) x Rp1 08.108,11 16.216.217 249.919.922 Total harga pokok diperhitungkan Rp3.524.000 .000

Ayat Jurnal (1) Mencatat pembebanan biaya produksi pada D epartemen Penggilingan Persediaan BDP – Dept. Penggilingan 1.500.000.000 Persediaan BB 700.000.000 Biaya konversi 800.000.000 (2) Mencatat biaya perbaikan produk cacat pada Dept. Penggilingan Persediaan BDP – Dept. Penggilingan 87.000.000 Persediaan BB 75.000.000 Biaya konversi (BK) 12.000.000 (3) Mencatat barang jadi pada Dept. Penggilingan yang ditransfer ke Dept. Pengapsulan Persediaan BDP D ept . Pengapsulan 1.524.000.000 Persediaan BDP – Dept. Penggilingan 1.524.000.000

(4) Mencatat pembebanan biaya produksi bulan ini di Dept. Pengapsulan Persediaan BDP – Dept. Pengapsulan 1,600,000.000 Persediaan BB 1,000,000.000 Biaya Konversi 600,000.000 (5) Mencatat barang jadi pada Dept. Pengapsulan yang ditransfer ke gudang Persediaan barang jadi 3. 216.528.526 Persediaan BDP Dept. Pengapsulan 3. 216.528.526 (6) Mencatat produk rusak pada Dept. Pengapsulan Rugi produk rusak 57.551.552 Persediaan BDP – Dept. Pengapsulan 57.551.552

Gambar 8.13 Laporan Harga Pokok Produksi Untuk Departemen Penggilingan PT Indofarma Dengan Metode Harga Pokok Rata-Rata Departemen Penggilingan PT Indofarma Laporan Harga Pokok Produksi - Metode Harga Pokok Rata-Rata Bulan Agustus 2016 ============================================ Data Produksi BDP awal ( BBB 100%, BK 40%) 2,000 Unit masuk proses 5,000 7 ,000 Barang jadi ( baik ) 4,7001) Barang jadi ( cacat normal) 400 Barang jadi dan ditransfer ke Dept. Pengapsulan 5,100 Produk hilang ( akhir proses ) 100 Produk rusak (normal) 300 BDP akhir ( BBB 100%, BK 60%) 1,500 7,000

HP BDP Awal Biaya Bulan Ini Total Biaya Unit Setara HP Per Unit BBB Rp100.000.000 Rp775.000.000 Rp875.000.000 7.000 2) Rp125.000 BK 200.000.000 812.000.000 1.012.000.000 6.400 3) 158.125 Total Rp300.000.000 Rp1.587.000.000 Rp1.887.000.000 Rp 283.125 Biaya Dibebankan

Biaya Diperhitungkan Harga pokok barang jadi: 5.100 x Rp283.125 Rp1.443.937.500 Harga pokok produk hilang akhir proses: 100 x Rp 283.125 28.312.500 Harga pokok produk rusak normal: 300 x Rp283.125 84.937.500 Total harga pokok barang jadi yang ditransfer ke Dept. Pengapsulan: 5.100 ton x Rp305.330,88 4) Rp1.557.187.500 Harga pokok BDP akhir (1.500 ton): BBB: 1.500 (100%) x Rp125.000 Rp187.500.000 BK: 1.500(60%) x Rp158.125 142.312.500 329.8122.500 Total biaya diperhitungkan Rp1.887.000.000

Gambar 8 .14 Laporan Harga Pokok Produksi Untuk Departemen Pengapsulan PT Indofarma Dengan Metode Harga Pokok Rata-Rata Departemen Pengapsulan PT Indofarma Laporan Harga Pokok Produksi - Metode Harga Pokok Rata-Rata Bulan Agustus 2016 ======================================================== Data Produksi : BDP awal (100% BB, 50BK) 1,000 Tambahan produk karena tambahan bahan baku 500 Produk yang diterima dari Departemen Penggilingan 5,100 6, 60 Barang jadi dan ditransfer ke gudang 5 .8 00 1) Produk hilang ( awal proses ) 200 Produk rusak ( tidak normal ) 100 BDP akhir ( BBB 100%, BK 30%) 500 ,6, 6 00

HP BDP Awal Biaya Bulan Ini Total Biaya Unit Setara HP Per Unit HP. Dept. Penggilingan 200.000.000 1.524.000.000 1.724.000.000 6.100 282.622,95 Penyesuaian: Tambah. Unit Produk hilang 500 (200) HP Disesuaikan 200.000.000 1.524.000.000 1.724.000.000 6.400 269.375 Biaya Periode ini: BBB BK 150.000.000 50.000.000 1.000.000.000 600.000.000 1.150.000.000 650.000.000 6.400 2) 6.050 3) 179.687,50 107.438,02 Total biaya periode ini 200.000.00 1.600.000.000 1.800.000.000 Total 400.000.000 3.124.000.000 3.524.000.000 556.500,52 Biaya Dibebankan

Biaya Diperhitungkan Harga pokok barang jadi: 5.800 x Rp556.500,52 Rp 3.227.703.016 Harga pokok produk rusak tidak normal: 100 x Rp556.500,52 55.650.031 4) Harga pokok BDP Akhir (500 ton): HP dari Dept. Penggilingan: 500 x Rp269.375 Rp134.687.500 BBB: 500(100%) x Rp179.687,50 89.843.750 BK: 500(30%) x Rp107.438,02 16.115.703 240.646.953 Total biaya diperhitungkan Rp3.524.000.000

Tujuan 10: Perhitungan Harga Pokok Proses dengan Pendekatan ABC pembebanan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung adalah sama baik dengan pendekatan VBC maupun pendekatan ABC Dalam VBC, biaya overhead pabrik dibebankan ke produk hanya menggunakan driver berbasis unit ( unit driver ) Dalam ABC, pembebanan biaya overhead pabrik ke produk menggunakan driver berbasis unit dan non-unit

BBBL BTKL Produk A Produk B Gambar 8.15 Pembebanan BBBL dan BTKL ke Setiap Produk Dengan Pedekatan VBC dan ABC

BOP Pool Biaya: Pabrik / Departemen Produksi Produk A Produk B Gambar 8.16 Pembebanan BOP Ke Produk Dengan Pendekatan VBC

BOP Pool Biaya: Aktivitas Produk A Produk B Gambar 8.17 Pembebanan BOP Ke Produk Dengan Pendekatan ABC

Contoh – PT Dodol Garut Persediaan BDP awal (BBB 100%, BTK 80%, BOP 40%) 1.000 kotak Persediaan BDP akhir (BBB 60%, BTK 30%, BOP 20%) 3.000 kotak Produk masuk proses bulan ini 19.000 kotak Harga pokok BDP awal (biaya bulan lalu) Rp20.000.000 Biaya produksi bulan ini: Biaya bahan baku Rp50.000.000 Biaya tenaga kerja Rp40.000.000 Biaya overehad sesungguhnya selama sebulan: Biaya setup mesin Rp10.000.000 Biaya pengecekan bahan baku 30.000.000 Biaya penangan bahan baku 20.000.000 Total Rp60.000.000

Dodol Dodol Dodol Durian Sirsak Apel Total Jumlah setup 20 15 15 50 Jumlah pengecekan 60 15 25 100 Jumlah perpindahan 10 4 6 20 Jam mesin (JM) 100 500 400 1.000

Perhitungan Tarif BOP Dengan Pendekatan VBC Biaya Overhead Jumlah Konsumsi Driver Biaya Tarif BOP Setup mesin Rp 10.000.000 1.000 JM Rp 10.000 per JM Pengecekan bahan baku 30.000.000 1.000 JM Rp 30.000 per JM Penanganan bahan baku 20.000.000 1.000 JM Rp 20.000 per JM Total Rp 60.000.000 1.000 JM Rp 60.000 per JM BOP yang dibebenkan ke Dodol Durian: 100 JM x Rp 60.000 = Rp 6.000.000

Perhitungan Tarif BOP Dengan ABC Biaya Overhead Jumlah Konsumsi Driver Biaya Tarif BOP Setup mesin Rp 10.000.000 50 setup Rp 200.000 per setup Pengecekan bahan baku 30.000.000 100 pengecekan Rp 300.000 per pengecekan Penanganan bahan baku 20.000.000 20 perpindahan Rp 1.000.000 per perpindahan Total Rp 60.000.000

BOP yang dibebankan ke Dodol Durian: Biaya setup: 20 setup x Rp200.000 Rp4.000.000 Biaya pengecekan bahan baku: 60 pengecekan x Rp300.000 18.000.000 Biaya penanganan bahan baku: 10 perpindahan x Rp1.000.000 10.000.000 Total Rp32.000.000

PT Dodol Garut Laporan Harga Pokok Produksi Metode MPKP (pendekatan ABC) ============================================ Data Produksi BDP Awal ((BBB 100%, BTK 80%, BOP 40%) 1.000 kotak Produk masuk proses bulan ini 19.000 kotak Total produk yang diproses 20.000 kotak   Produk selesai dan ditransfer ke gudang 1) 17.000 kotak BDP akhir (BBB 60%, BTK 30%, BOP 20%) 3.000 kotak Total 20.000 kotak

Biaya Dibebankan Unsur Biaya Total Unit Setara 3) HP per Unit HP BDP awal Rp20.000.000 - - Biaya bulan ini: Biaya Bahan Baku 50.000.000 17.800 unit Rp2.808,99 Biaya Tenaga Kerja 40.000.000 17.100 2.339,18 Biaya Overhead 32.000.000 2 ) 17.200 1.860,47 Total R p142.000.000 Rp7.008,64

Biaya Diperhitungkan HP Produk Selesai dari BDP awal: Biaya bulan lalu Rp20.000.000 Tambahan biaya untuk menyelesaikan: BTK: 1.000 (20%) x Rp2.339,18 467.836 BOP: 1.000 (60%) x Rp1.860,47 1.116.282 Total HP-PS dari BDP awal Rp21.584.118 HP Produk Selesai dari proses bulan ini: 16.000 x Rp7.008,64 112.138.156 4) Total HP Produk Selesai yang ditransfer ke gudang 17.000 kotak @ Rp7.866,02 (Rp 112.138.240 / 17.000 kotak) Rp133.722.274 HP BDP akhir: BBB: 3.000(60%) x Rp2.808,99 Rp5.056.182 BTK: 3.000(30%) x Rp2.339,18 2.105.262 BOP: 3.000(20%) x Rp1.860,47 1.116.282 8.277.726 Total biaya diperhitungkan Rp142.000.000

Tujuan 1 1 : Dampak Flexible Manufacturing System ( FMS) dan Just In Time (JIT) Pada Penentuan HP Proses P erusahaan dapat berproduksi dalam jumlah kecil secara efisien M enggeser perhitungan harga pokok produk dari metode harga pokok pesanan ke metode harga pokok proses Dampak Penerapan FMS

Sebagai akibat pendeknya waktu proses maka tidak efisen lagi menelusuri biaya untuk setiap kali pemakaian bahan baku sebagaimana yang dilakukan pada akuntansi biaya tradisional Penyusunan laporan harga pokok produksi menjadi lebih mudah karena tidak perlu menghitung unit setara dan harga pokok persediaan barang dalam proses akhir Dampak Penerapan JIT

Tujuan 1 2 : Dampak Penerapan Konsep Pengendalian Kualitas dan Program Cacat Nihil (Zero Defect) pada Produk Rusak Normal dan Tidak Normal Akuntansi untuk produk rusak normal dan tidak normal akan berubah seiring dengan suksesnya perusahaan dalam menerapkan konsep pengendalian kualitas dan program cacat nihil dengan menggunakan robut quality model
Tags