SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK ENGINE MANAGEMENT SYSTEM ALAT BERAT
APASAJA KEBUTUHAN SISTEM PENGAPIAN?? Kualitas bunga api busi bagus Tegangan induksi oleh koil tinggi Dwell Kerugian tegangan diminimalisir tanpa menggunakan mekanisme distributor Tanpa kabel tegangan tinggi Timing pengapian sesuai dengan kondisi engine ( putaran , beban , dll ) Ketika mesin dingin ? Ketika putaran rendah ? Ketika putaran tinggi optimum spark advance varies with intake manifold pressure, RPM, and temperature.
3 TEKANAN PEMBAKARAN MAKSIMUM YANG DIHARAPKAN Saat pengapian 10 sebelum TMA pada putaran 1000 rpm
FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERUBAHAN TITIK PUNCAK TEKANAN PEMBAKARAN The engine’s compression ratio The load The number of revolutions per minute ( rpms ) The engine temperature The valve timing The composition—ratio—of the air-and-fuel mixture The fuel’s ability to vaporize quickly The octane rating of the fuel
5 Pemajuan timing Pengapian Menjaga tekanan pembakaran pada posisi yg tepat Pengapian diajukan agar tekanan akhir pembakaran tetap pada 10 o sesudah TMA
JENIS SISTEM PENGAPIAN Type Conventional Electronic Programmed Distributorless Trigger Mechanical Electronic Electronic Electronic Advance Mechanical Mechanical Electronic Electronic Voltage source Inductive Inductive Inductive Inductive Distribution Mechanical Mechanical Mechanical Electronic
MODEL SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL Apakah sudah mampu memenuhi kebutuhan sistem pengapian ? Kualitas pengapian ? Timing pengapian ? Perubahan kualitas berdasar waktu / keawetan ?
Sistem pengapian terkontrol komputer (ESA) Sistem pengapian yang dikontrol secara terprogram berdasarkan berbagai masukan dari kondisi engine dan pengendaraan Keuntungan : Timing pengapian dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi Terdapat berbagai koreksi timing pengapian Kondisi starting, idling, lebih baik karena ada penyesuaian timing dan dwell
Masukan sistem pengapian ESA Engine speed and position (CKP and CMP sensor) Engine load (MAP sensor) Engine temperature (WTS) Battery voltage Feedback/Detonation (Combustion Knock sensor)
ESA/Programmed Ign. System
Sistem pengapian terkontrol komputer (ESA) Cam shaft position sensor Mass Air flow sensor Engine Coolant Temperatur sensor Throttle position switch /sensor Vehicle speed sensor Ignition Switch Knock sensor Battery E C U Power Transistor Ignition Coil
ESA (Elektronic Spark Advance) Sistem pengapian terkomputerisasi Sistem pengapian konvensional
Koreksi timing pengapian berdasarkan kondisi mesin: Kondisi Start Warm-up correction Over temperature correction Kondisi saat terjadi knocking Pengaturan Dwell
Koreksi Timing Pengapian Pada kondisi start putaran mesin masih rendah ±300 rpm dan pada kondisi tersebut temperatur mesin hasil kompresi masih rendah. Agar tekanan pembakaran terjadi pada saat yang diinginkan dan tidak terjadi knocking serta mesin lebih cepat untuk dihidupkan maka saat pengapian dimundurkan bahkan bisa mencapai posisi atau tepat pada Titik Mati Atas (TMA). Kondisi start
Warm up correction Koreksi Timing Pengapian
Over temperature correction Koreksi Timing Pengapian
Saat terjadi knocking Memundurkan timing pengapian dengan perlahan Memajukan kembali timing setelah tidak terjadi knocking Koreksi Timing Pengapian
Grafik perubahan Timing
Penentuan timing pengapian pada ESA
Sistem Pengapian Tanpa Distributor (Distributorless /Direct Ignition System/DIS) Kerugian tegangan akibat distribusi diminimalisir kerugian tegangan yang disebabkan adanya kabel busi karena tegangan sekunder tidak dapat tersalurkan langsung ke busi melainkan harus melewati rotor, cap antara rotor dan elektroda karbon pada distributor cap dan juga kabel busi dengan nilai resistensi tertentu , sehingga rute pengapian menjadi relatif panjang . Kemungkinan gangguan kecil Timing pengapian diatur oleh ESA
Jenis pengapian DLI Jenis independen setiap koil melayani satu busi yang diatur secara individu oleh ECU Jenis simultan dua buah busi dilayani oleh satu koil yang diatur oleh ECU