Manajemen Tata Laksana Kasus Hepatitis B dalam Program Triple Eliminasi Hery Djagat Purnomo Divisi Gastroentero Hepatologi KSM Ilmu Penyakit Dalam RS Dr Kariadi FK UNDIP Semarang Bintek P2K Triple Eliminasi Dinas Kesehatan Sragen , 29 Agustus 2025
Program Triple Eliminasi WHO. Global health sector strategy on viral hepatitis 2016-2021. WHO. Global hepatitis report 2024.
Transmisi Virus Hepatitis B Transmisi Horizontal Pejamu Resipien Paparan jarum yang terkontaminasi Hubungan seksual Transfusi <10 % anak yang terinfeksi menjadi kronik Transmisi Vertikal Ibu Resipien Perinatal 90% bayi yang terinfeksi menjadi kronik Villa DF, et al. Microorganisms. 2023;11:1140
Program Triple Eliminasi WHO. Introducing a framework for implementing triple elimination of mother to child transmission of HIV, syphilis, and hepatitis B virus: policy brief. 2024.
Besaran Masalah Hepatitis B di Dunia Sebanyak 61 juta penduduk Asia Tenggara terinfeksi hepatitis B kronik WHO. Hepatitis B fact sheet. 2025. WHO 2022 >250 juta orang menderita hepatitis B kronik di seluruh dunia Terdapat 1,2 juta infeksi hepatitis B baru per tahunnya Terdapat 1,1 juta kematian akibat komplikasi hepatitis B ( sirosis dan karsinoma sel hati )
Distribusi Kasus Hepatitis B Kronik Dunia WHO. Global hepatitis report 2024.
Besaran Masalah Hepatitis B di Indonesia Riskesdas 2013 SKI 2023
Beban Masalah Hepatitis B di Indonesia Indonesia menempati peringkat ketiga di Dunia dengan total infeksi hepatitis B WHO. Global hepatitis report 2024.
Tantangan Eliminasi Hepatitis B di Indonesia Hepatitis B Data WHO 2022 dari 254 juta pasien hepatitis B, hanya 3% menerima terapi antivirus Banyak pasien terdiagnosis pada saat sudah stadium lanjut ( sirosis , HCC) Kesulitan memulai terapi antivirus ( Algoritma manajemen yang meminta adanya data HBV DNA, pemeriksaan fibrosis non invasif ) tidak semua faskes memiliki sumber daya / akses pemeriksaan tersebut World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
Pedoman Pelayanan Hepatitis B EASL 2025
Pedoman WHO dibuat dengan tujuan PUBLIC HEALTH dan pertimbangan untuk negara berpenghasilan rendah-menengah Menimbang biaya dan aksesibilitas dalam manajemen hep B Pedoman Hepatitis B WHO 2024 Mengapa Pedoman WHO 2024 menjadi lebih aplikatif untuk mendukung Program Triple Eliminasi di Indonesia? Wong GL, et al. J Hepatol. 2025;82:918-25. Perazzo H, et al. Lancet Reg Health Am. 2024;39:100925.
Pedoman Hepatitis B WHO 2024 Perubahan dan Prinsip dalam pedoman ini : Simplifikasi kriteria terapi Penggunaan Tes Non Invasif lebih sederhana Pencegahan penularan Ibu ke Anak yang disederhanakan Kriteria Terapi diperluas Wong GL, et al. J Hepatol. 2025;82:918-25. Perazzo H, et al. Lancet Reg Health Am. 2024;39:100925.
Algoritma Penilaian , Terapi , dan Monitoring Pasien Hepatitis B Kronik (WHO Guideline 2024) World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
Siapa yang perlu diperiksa hepatitis B? Bila memungkinkan seluruh individu dewasa yang memiliki akses pelayanan Kesehatan dianjurkan pemeriksaan hepatitis B Semua ibu hamil Semua pasien dengan risiko tinggi terinfeksi hepatitis B Pasangan , anak , dan keluarga dari penderita hepatitis B Pada saat melakukan donor darah World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
Gejala Hepatitis B Kronik World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
Diagnosis dan Assessment Infeksi Hepatitis B Kronik Status Infeksi Hepatitis B: HBsAg HBeAg /Anti Hbe ( Replikasi ) HBV DNA Anti Hbc total ( Kronisitas ) Anti Hbs Derajat Kerusakan /Fibrosis Hati Parameter biokimia : ALT Marker Fibrosis : non-invasive ( elastografi / skoring biomarker) atau biopsi pada kasus tertentu World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
Pengkajian Awal pasien Hbsag Positif (WHO Guideline 2024)
Pemeriksaan Transient Elastography WHO Guideline 2024: Fibrosis signifikan ( > F2), LSM > 7.0 kPa Sirosis (F4), LSM >12,5 kPa World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
APRI (Aspartate Aminotransferase-Platelet Ratio Index) WHO Guideline 2024: Fibrosis signifikan , APRI >0,5 Sirosis , APRI >1,0 World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
Prinsip Penatalaksanaan Hepatitis B Perhimpunan Peneliti Hati Indoneisa (PPHI), 2017
Indikasi Pemberian terapi HBeAg(+) PPHI. 2017
Indikasi Pemberian terapi HBeAg(-) PPHI. 2017
PPHI. 2017
Simplifikasi dan Perluasan Indikasi Terapi Hep B (WHO 2024) Terlihat pada 4 indikasi di Bagan: Anti Virus tetap dapat diberikan jika tidak bisa periksa hbeag atau HBV DNA atau Transient elastography APRI dapat digunakan untuk memulai terapi Adanya komorbid , koinfeksi , Riwayat keluarga dapat segera diterapi Peningkatan SGPT Persisten dapat menjadi pertimbangan terapi HBsAg +
Pemilihan regimen terapi (WHO 2024) Tenofovir disoproxil fumarate (TDF) dan Entecavir direkomendasikan sebagai lini pertama terapi Entecavir atau Tenofovir alafenamide (TAF) lebih direkomendasikan untuk : Pasien dengan osteoporosis Pasien dengan gangguan ginjal World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
Pemantauan Pada Pasien Hepatitis B Kronik (WHO 2024) World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
Monitoring Terapi (PPHI 2017) Parameter Frekuensi Tujuan ALT Setiap 3–6 bulan Menilai inflamasi / respon terhadap terapi HBV DNA Setiap 6–12 bulan ( jika tersedia ) Menilai supresi virologis HBsAg 1×/ tahun ( evaluasi clearance) Jika terjadi serokonversi → stop terapi bisa dipertimbangkan HBeAg & anti-HBe Setiap 6–12 bulan (jika HBeAg+) Untuk mengevaluasi serokonversi Kreatinin/eGFR Setiap 6 bulan (bila pakai TDF) Deteksi dini nefrotoksisitas USG abdomen + AFP Tiap 6 bulan (jika sirosis/risk tinggi) Deteksi dini HCC PPHI. 2017
Target Deskripsi Target ideal (ideal endpoint) Hilangnya HBsAg, dengan atau tanpa serokonversi anti-HBs Target memuaskan (satisfactory endpoint) Tidak ditemukannya relaps klinis setelah terapi dihentikan pada pasien HBeAg positif ( disertai serokonversi anti HBe yang bertahan ) dan pada pasien HBeAg negatif . Target diinginkan (desirable endpoint) Penekanan HBV DNA yang bertahan selama terapi jangka panjang untuk pasien HBeAg positif yang tidak mencapai serokonversi anti HBe dan pada pasien HBeAg negatif ENDPOINTS OF THERAPY PPHI 2017 EASL 2017 Target terapi hepatitis B
STOP TERAPI? Pasien Serokonversi dengan NA Tanpa Sirosis dapat dihentikan setelah fase konsolidasi ( Low Recommendation ) Fase konsolidasi : ALT persisten normal dan HBV DNA tidak terdetesi setidaknya 12 bulan . Penghentian terapi harus dengan pertimbangan yang hati-hati dengan memikirkan risiko dan keuntungannya : Risiko relapse virologic Beban pembiayaan pengobatan jangka panjang (monitoring berulang , potensi resistensi obat ) Keputusan dari dokter dan pasien Dengan sirosis indefinite / seumur hidup HBsAg Loss HBeAg + Pasien yang menghentikan terapi harus dimonitor setiap 3 bulan sekali setidaknya selama 1 tahun pertama untuk melihan viremia rekuren , flare ALT, serokonversi , dan dekompensasi klinis . EASL 2017 AASLD 2018
Vaksin Hepatitis B Rekomendasi Vaksin Dewasa PAPDI. 2024
Hepatitis B pada Kehamilan
Faktor Risiko Transmisi Virus Hepatitis B Status Hbeag (+) pada ibu Kadang HBV-DNA pada ibu >200.000 IU/ml PPHI. 2017
Perubahan Fisiologis Fungsi Hati pada Kehamilan Tran TT, et al. Am J Gastroenterol. 2016 ;111(2):176-94
Alur Pendekatan Diagnosis Kelainan Fungsi Hati pada Ibu Hamil Tran TT, et al. Am J Gastroenterol. 2016 ;111(2):176-94
Upaya Pencegahan Transmisi Vertikal Hepatitis B Pemberian antivirus pada Ibu hamil Hepatitis B Vaksin Hepatitis B dan Imunoglobulin Hepatitis B ( Hbig ) Seksio caesaria Vs Kelahiran Normal PPHI. 2017
Regimen dan Indikasi Pemberian Anti Virus Pada Ibu Hamil World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
WHO Guideline 2024 World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
WHO Guideline 2024 World Health Organization. Updated WHO guidelines on the prevention and management of chronic hepatitis B in adults and adolescents: policy brief . Geneva: World Health Organization; 2024.
Penghentian Pemberian Antiviral Profilaksis pada Ibu Hamil Apabila TIDAK ADA Indikasi pemberian Antivirus Hepatitis Jangka Panjang maka : Antivirus dapat dihentikan 3 bulan paska melahirkan PPHI. 2017
Program Kami : Pengabdian Masyarakat Terstruktur
Pengabdian Masyarakat Di Demak (RSUD Sultan Fatah ) Minggu 27 Juli 2025, N = 500 peserta
Hasil Kegiatan : Peserta 440 orang 147 orang peserta skrining kanker hati 293 orang peserta skrining hepatitis B Hbs Ag positif ditemukan 11.6% (34 orang) AFP meningkat pada 5.4% (8 orang) Nodul Hati pada 4.7% (7 orang)
Hepatitis B virus infeksi bukan akhir segalanya …….. Dont worry….
HBV DNA follow up Januari 2019 : 91 IU/ml Laki - laki , 60 tahun , dengan Sirosis hepatis , Hepatitis B 2 Tahun Pemberian NUC (Telbivudine Tenofovir) Baseline HBV DNA 4.86 x10 4
Respon Histologis 1 tahun pemberian NUC 16.2 Kpa setara skala metavir F4 (advanced fibrosis) 6.1 setara skala metavir F0-1 (normal) 2 tahun dengan NUC dan AHFC
Sarana diagnostic dan terapi yg penting …….
DIAGNOSTIK SET BERBASIS PEMERIKSAAN DARAH PADA HEPATITIS DI RSUP DR KARIADI
Kesimpulan Hepatitis B masih merupakan masalah utama kesehatan bangsa dan negara RI Deteksi dini , temukan kasus sedini mungkin merupakan kunci meun u runkan masalah kesehatan tersebut Transmisi utama kasus di indonesia adalah penularan dari ibu hamil ke bayi yang dilahirkan, skrining semua ibu hamil merupakan kunci pengendalian Perawat/Bidan, dokter umum , spesialis Ilmu Penyakit dalam dan profesi terkait (Pediatri, ObstetriGinekologi) dan lintas sektor dari Faskes primer hingga lanjutan dan pemerintah daerah dan dinas kes e hatan mempunyai peran sinergi dan kolaboratif untuk pengendalian masalah hepatitis
Kesimpulan Penyakit hepatitis B masih menjadi masalah di dunia dan Indonesia Penularan vertikal pada bayi akan meningkatkan risiko yang tinggi untuk terjadinya hepatitis B kronik Deteksi dini , penanganan , dan pencegahan yang tepat menjadi kunci keberhasilan eliminasi hepatitis B dalam program triple eliminasi Saat ini telah ada Pedoman Manajemen Hepatitis B menurut WHO 2024, dengan simplifikasi dan ditujukan untuk fasilitas kesehatan terbatas sekalipun