LETDA CKM dr. INDRA PEHULISA SITEPU PAKESYON (DOKYON) ARMED 8 /UY & RST TK III JEMBER MANAGEMENT OF SNAKEBITE FIRST AID
RIWAYAT HIDUP Nama : dr. Indra Pehulisa Sitepu Pangkat /NRP : Letda CKM / NRP 11210003091193 Tempat / Tgl Lahir : Kuala, 7 November 1993 Jabatan : Pakes ( Dokter Yon) Kesatuan : Yonarmed 8/ Uddhata Yudha Agama : Islam Status : Belum Kawin SDN II Kuala SMPN 1 Kuala SMAN 1 Kuala Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh 2011 PA PK TNI Susgakes TA 2020 Dikcabpakes TA 2021 Dikpatih MK TA 2021 Combat Intel TA 2021 Satgas BKO Penanggulangan COVID-19 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta 2021 Riw . Pendidikan Umum Riw . Pendidikan Militer dan Kursus Riw . Penugasan Militer
TERIMA KASIH TBM ISET MALIKUSSALEH
Pendahuluan 01 02 03 04 05 Klasifikasi Diagnosis Tatalaksana Studi Kasus
PENDAHULUAN Gigitan ular masalah kegawatdaruratan medis yang mengancam hidup manusia , bisa ular mampu mengganggu fungsi pernapasan , gangguan perdarahan , fungsi ginjal , serta merusak jaringan lokal disabilitas permanen dan amputasi . WHO ; sekitar 5,4 juta orang mengalami gigitan ular / tahunnya , dan 2,7 juta gigitan ular berbisa . Sekitar 81.000 hingga 138.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat gigitan ular , dan tiga kali banyaknya amputasi dan disabilitas permanen disebabkan oleh gigitan ular tiap tahunnya . Kasus gigitan ular menjadi penyakit tropis yang terabaikan .
KLASIFIKASI Ular berbisa yang sering menyebabkan masalah pada manusia antara lain termasuk famili Colubridae yang ada di Asia Tenggara yaitu Rhabdophis subminiatus (South East Asian red-necked keelback ) Atractaspididae Elapidae , contohnya adalah Asian spitting cobra Hydrophiidae yaitu ular laut Viperidae , banyak tersebar di beberapa tempat di dunia ini . 3 1 4 5
KLASIFIKASI SABU (Serum Anti Bisa Ular ) yang sering tersedia di Indonesia hanya mengandung antibisa polivalen untuk 3 spesies : Naja sputatrix ( Kobra jawa /Spitting Cobra) Calloselasma rhodostoma ( ular tanah /pit viper) Bungarus fasciatus ( ular welang /banded krait)
Perbedaan Ular Berbisa Dan Tidak Berbisa
?
DIAGNOSIS
KOMPOSISI BISA ULAR
SIFAT BISA ULAR
ANAMNESIS Bagian apa yang tergigit ? Kapan kejadiannya ? J enis ular nya apa ? warna dan bentuk ? Apakah ular tersebut ditangkap / apakah ada foto nya ? Apa yang dirasakan sekarang ? Pertolongan pertama yang sudah dilakukan . Tidak semua ular mengeluarkan bisanya saat mengigit manusia , walaupun demikian korban dapat menjadi panik , takipnea , tangan dan tungkai dapat menjadi kaku , pusing bahkan dapat terjadi sinkop sehinga menyamarkan gejala sebenarnya
GEJALA KLINIS Gejala Lokal Nyeri gigitan taring Nyeri lokal , Perdarahan lokal , Memar Limfangitis , Pembengkakan kelenjar getah bening , Melepuh , infeksi lokal , Abses , nekrosis jaringan ( terutama akibat gigitan ular dari famili Viperidae ). Gejala edema, kemerahan , nekrosis pada tempat gigitan Gejala Sistemik Keluhan Gastrointestinal + pusing , dan lemah badan . Keluhan sistem kardiovaskular ( Vipiridae ) Gangguan perdarahan ( Vipiridae ) dan thrombosis Arteri Gangguan neurologis paralisis otot sekitar bahkan hingga paralisis otot pernapasan . Kelainan ginjal hematuri , hemoglobinuri , mioglobinuri sampai anuri dan gagal ginjal akut .. Kelainan endokrin Destruksi Otot skeletal
DERAJAT GIGITAN Derajat Luka Gigit Nyeri Edema/ Eritema Gejala Sistemik + +/- (minimal) <3 cm/12 jam I + + ( sedang-berat ) <3 cm/12 jam II + +++ ( nyeri hebat ) >12 cm-25cm/ 12 jam +, mual , muntah , pusing , ptekie , ekimosis , perdarahan bekas gigitan III + ++++ ( nyeri sangat hebat ) >12 cm-25cm/ 12 jam ++, gangguan kiagulasi , mual , muntah , takikardi , hipotermi , ekimosis , ptekie menyeluruh , syok IV + +++++ Pada satu ekstremitas secara menyeluruh , nekrosis dan bulla ++, kegagalan multiorgan ( gangguan faal ginjal , jantung ) koma
PEMERIKSAAN Cek TTV ( jalan napas , napas,sirkulasi /ABC) Tanda gigitan taring ( fangmarks ) Status Lokalis Nyeri lokal Perdarahan lokal Inflamasi ( bengkak , merah,panas ) Melepuh , Nekrosis Infeksi lokal,terbentuk abses Pembesaran KGB Darah perifer lengkap anemia, trombositopenia , leukositosis Hemostasis pemanjangan PT dan APTT Fungsi hati peningkatan transaminase, bilirubin Fungsi ginjal peningkatan ureum dan kreatinin Urinalisis : Hemoglobinuria EKG : aritmia bradikardia
LUKA GIGITAN
FIRST AID AND TREATMENT IN ED
PERTOLONGAN PERTAMA Pertolongan pertama , harus dilaksanakan secepatnya sebelum korban dibawah ke RS/UGD. Tujuan untuk menghambat penyerapan bisa , mempertahankan hidup korban dan mengindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di RS/UGD Kemudian korban segera dibawa ke tempat perawatan medis Metode menenangkan korban, imobilisasi bagian tubuh yg tergigit dengan cara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening .
PERTOLONGAN PERTAMA
PERTOLONGAN PERTAMA
TATALAKSANA IGD Identifikasi ular penyebab Apakah berbisa ? Ya Tidak Imobilisasi Observasi Ketat Obati Luka Profilaksis Tetanus lalu PBJ Tindakan ABC dan Stabilisasi Hemodinamik Cek DL, faal Hemostasis, WBCT 20 lakukan setiap 6 jam Cek RFT, LFT, Serum Elektrolit , EKG Berikan tanda luas pembengkakan jaringan tiap 2 jam Terapi Suportif dan Profilaksis Tetanus SABU (Serum Anti Bisa Ular )
INDIKASI SERUM ANTI BISA ULAR Coagulopathy, trombopeni , INR > 1.2, non-clotting 20 min WBCT. Neurotoxin (ptosis, paralysis, dll ) Hipotensi , syok , aritmia AKI Hemoglobinuria atau mioglobinuria Edema berat (> 1/2 ekstrimitas yg tergigit ) atau bengkak yang cepat membesar Limfadenitis di sistem limfatik regional bekas gigitan
CARA PEMBERIAN DAN INDIKATOR SABU dapat diberikan sbb : Untuk bisa ular dengan gejala neurotoxin dan perdarahan spontan masif diberikan SABU 2 vial didrip dengan larutan PZ tiap 2 jam Untuk bisa ular bukan dengan gejala neurotoxin atau koagulopati parah , diberikan 2 vial SABU didrip tiap 6 jam . Pemberian SABU dapat diteruskan sampai tanda dan gejala menghilang , tidak ada maximum dose. Indikator pemberian SABU efektif : Perdarahan akan berhenti dalam 15 menit Faal Koagulasi akan normal dalam 3-9 jam Hipotensi akan membaik dalam 30-60 menit Gejala paralisis akan membaik dalam 30 menit Warna gelap urin akibat mioglobinuria atau hemoglobinuri menghilang dalam beberapa jam. Pasien dengan riwayat atopi berat , diberikan epinephrine injeksi sebagai profilaksis sebanyak 0,25 mg ( dewasa ) atau 0,01 mg/kg ( anak ) secara subkutan sebelum SABU diberikan .
CARA PEMBERIAN
STUDI KASUS
STUDI KASUS
STUDI KASUS
JAGA KEAMANAN DAN KESEHATAN DALAM BERTUGAS TERIMA KASIH