The Future of Oral and Maxilofacial Digital Transformation Through Ai and 3D

inayahnurr1 0 views 39 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 39
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39

About This Presentation

Radiology Imaging on Dentistry


Slide Content

THE FUTURE OF ORAL & MAXILLOFACIAL HEALTH DIGITAL TRANSFORMATION THROUGH AI & 3D TECHNOLOGIES Dr. drg. Andi S. Budihardja, Sp.BM(K) drg. Dimas Satria Putra, Sp.RKG

CURRENT LANDSCAPE OF ORAL & MAXILLOFACIAL HEALTH

Perkembangan teknologi digital dalam kedokteran gigi telah mengubah cara dokter gigi mendiagnosis, merencanakan, dan melakukan perawatan. Konsep digital dentistry meliputi pemanfaatan teknologi seperti radiografi digital, intraoral scanning, CAD/CAM restoratif, surgical guide, hingga teledentistry hadir untuk meningkatkan akurasi diagnostik, efisiensi waktu, prediktabilitas hasil, serta kenyamanan pasien.

Namun, di banyak praktik kedokteran gigi, terutama di negara berkembang atau klinik dengan keterbatasan sumber daya, pendekatan konvensional masih dominan. Praktik yang tidak menggunakan digital dentistry menghadapi sejumlah tantangan mendasar, yaitu: Diagnostic Limitation Inefficient Dental Treatment Patient Expectation

Waktu lama Proses pencetakan → menuang gipsum → pembuatan prostesis → sering memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu. Radiografi film membutuhkan waktu pemrosesan. Kurang efisien dan rentan kesalahan Distorsi bahan cetak, kesalahan menuang gipsum, atau kesalahan teknis pada film radiografi. Replikasi data pasien sulit dilakukan. Keterbatasan diagnosis Radiografi 2D sulit memberikan informasi anatomi 3D, sehingga dalam kasus implant atau bedah mulut kompleks, diagnosis bisa terbatas. DISADVANTAGES Kontrol kualitas rendah Radiografi film rawan under/overexposure. Prostesis manual tergantung keterampilan teknisi, sehingga hasil bisa sangat bervariasi. Kurang ramah lingkungan Bahan kimia developer-fixer pada film radiografi bisa mencemari lingkungan. Limbah cetakan gigi dan gipsum tidak dapat didaur ulang. Ketergantungan transportasi & komunikasi Dokter gigi harus mengirim model cetak fisik ke laboratorium gigi, yang memakan waktu dan biaya tambahan. CONVENTIONAL DENTISTRY

Biaya lebih rendah → baik untuk pasien maupun dokter gigi, karena tidak membutuhkan investasi alat digital mahal. Mudah dijalankan → teknologi konvensional dapat dilakukan di klinik kecil dengan sarana terbatas. Keterampilan manual tinggi → dokter gigi dan teknisi gigi terbiasa dengan keterampilan tangan yang detail, sehingga menghasilkan karya yang artistik dan presisi secara manual. Keandalan terbukti → metode konvensional sudah digunakan puluhan tahun, dengan dasar evidence base yang kuat. Kemandirian laboratorium lokal → laboratorium gigi berkembang pesat karena semua proses pembuatan prostesis masih manual. ADVANTAGES CONVENTIONAL DENTISTRY

DIGITAL TRANSFORMATION IN DENTISTRY

Digitalisasi telah merevolusi hampir semua bidang kedokteran, termasuk kedokteran gigi. Konsep Digital Transformation in Dentistry mencakup integrasi teknologi digital pada seluruh alur perawatan: mulai dari diagnosis, perencanaan, pelaksanaan tindakan, hingga evaluasi hasil dan komunikasi pasien.

Perkembangan ini ditopang oleh radiografi digital, pemindaian intraoral, CAD/CAM restoratif, navigasi bedah implan, artificial intelligence (AI), hingga teledentistry. Literatur menunjukkan bahwa adopsi digital dentistry meningkatkan akurasi klinis, efisiensi waktu, kenyamanan pasien, dan prediktabilitas hasil perawatan.

1. RADIOLOGI DIGITAL & CBCT M emungkinkan visualisasi anatomi secara 3D, evaluasi lesi dengan metode segmentasi, dan evaluasi hubungan gigi impaksi dengan struktur vital (misalnya kanalis mandibula, sinus maksila). Dampak: Meningkatkan akurasi diagnosis dan keamanan prosedur bedah.

2. INTRAORAL SCANNER & CAD/CAM M enggantikan prosedur mencetak gigi konvensional, mengurangi distorsi hasil cetak, dan mempercepat alur kerja lab. Dampak: meningkatkan kenyamanan pasien, lebih efisien dan presisi

3. DIGITAL IMPLANT PLANNING & GUIDED SURGERY I ntegrasi data CBCT dengan hasil 3D scan intraoral untuk dilakukan pre-surgical planning dan pembuatan surgical guide implant. Dampak: Menurunkan risiko deviasi posisi, menghindari kerusakan anatomi vital, serta mempercepat proses bedah.

4 . 3D PRINTING DALAM KEDOKTERAN GIGI Pembuatan model studi, guide bedah, aligner, serta prostetik akurat dan cepat. Dampak: Meningkatkan akurasi dan membuat perawatan pasien lebih terpersonalisasi

5 . TELEDENTISTRY & DIGITAL COMMUNICATION Konsultasi jarak jauh, follow-up pasca tindakan, skrining pada populasi dengan akses terbatas. Dampak: meningkatkan akses layanan dan efisiensi waktu

6 . ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) & MACHINE LEARNING D eteksi otomatis karies, periodontitis, lesi periapikal, dan analisis struktur anatomi. Dampak: mendukung keputusan klinis, mempercepat interpretasi radiograf, meningkatkan konsistensi diagnostik.

Clinical Applications & Case Studies AI-ASSISTED RADIOLOGY

Clinical Applications & Case Studies SURGICAL PLANNING

Clinical Applications & Case Studies IMPLANTOLOGY

Clinical Applications & Case Studies ORTHODONTICS

Clinical Applications & Case Studies ORAL AND MAXILLOFACIAL SURGERY

Clinical Applications & Case Studies EVERYDAY DENTISTRY

CHALLENGES & ETHICAL CONSIDERATIONS Keterbatasan AI: data bias, overreliance, kebutuhan validasi klinis Cost & accessibility: apakah semua praktik bisa adopsi teknologi ini? Data security & patient privacy Peran dokter gigi tetap sentral: AI sebagai co-pilot, bukan pengganti

THE FUTURE ROADMAP Integrasi AI + Big Data → predictive dentistry & personalized medicine Virtual & augmented reality untuk edukasi pasien dan training dokter gigi Digital twin (simulasi 3D pasien untuk prediksi outcome jangka panjang) Regenerative dentistry & bioprinting: mencetak jaringan keras & lunak Kolaborasi lintas disiplin (kedokteran gigi – bioengineering – data science)

CONCLUSION Digital transformation bukan lagi opsi, tapi kebutuhan AI & 3D technology = meningkatkan presisi, efisiensi, dan patient-centered care Dokter gigi tetap jadi decision maker

THANK YOU