Tugas kelompok MPI simulasi petugas haji.pptx

ratnafebrialti2 2 views 10 slides Sep 01, 2025
Slide 1
Slide 1 of 10
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10

About This Presentation

Simulasi penanganan kasus petugas haji di lapangan


Slide Content

PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR KELOMPOK 2

ANGGOTA KELOMPOK 1. Yayan Sopyan 2. Nina Kurniasih 3. Ratna Febriati 4. Shinta Kencana 5. Lusiana Novita

Kasus 2 Di Kloter MES05, beberapa jemaah dari berbagai negara mengalami demam tinggi , sakit kepala hebat , leher kaku , dan muntah . Beberapa dari mereka juga mengalami kejang dan penurunan kesadaran . Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Tim Kesehatan Haji, mereka didiagnosis mengalami meningitis meningokokus . Kasus meningitis pertama kali di MES05 ditemukan pada seorang jemaah laki-laki berusia 60 tahun yang mengalami demam tinggi dan sakit kepala setelah melakukan wukuf di Arafah. Dalam waktu dua hari , beberapa jemaah lain yang berada satu kamar dengannya juga menunjukkan gejala serupa . .

Hasil Investigasi epidemiologi mengungkapkan beberapa faktor yang meningkatkan penyebaran meningitis di antara jemaah , antara lain: Kondisi lingkungan yang padat , terutama di tenda Arafah dan Mina, yang meningkatkan risiko penularan melalui droplet. Kurangnya ventilasi di tempat ibadah dan pemondokan , membuat bakteri mudah menyebar melalui udara . Jemaah yang memiliki daya tahan tubuh lemah akibat kelelahan , dehidrasi , dan penyakit penyerta . Kurangnya kesadaran jemaah mengenai gejala awal meningitis, sehingga penanganan terlambat dilakukan

Pertanyaan : Apa penyebab utama tingginya risiko penyebaran meningitis di kalangan jemaah haji? Mengapa vaksinasi meningitis diwajibkan bagi jemaah haji sebelum keberangkatan ? Jika Anda adalah petugas kesehatan haji dan menemukan jemaah dengan gejala meningitis, tindakan apa yang harus segera dilakukan ? Bagaimana strategi efektif dalam mencegah penyebaran meningitis? Apa perbedaan utama dalam penularan dan pengendalian meningitis dibandingkan dengan penyakit menular lainnya , seperti COVID-19 atau Mpox

Jawaban : Penyebab utama tingginya risiko penyebaran meningitis di kalangan jemaah haji adalah : Kepadatan massa : Jutaan jemaah dari berbagai negara berkumpul di lokasi yang terbatas seperti tenda di Arafah dan Mina, mempermudah penularan melalui droplet. Ventilasi buruk : Tempat ibadah dan pemondokan yang minim sirkulasi udara meningkatkan risiko penyebaran bakteri secara aerosol. Kondisi fisik jemaah : Kelelahan, dehidrasi , dan penyakit penyerta menurunkan daya tahan tubuh , membuat jemaah lebih rentan tertular . Kurangnya edukasi kesehatan : Banyak jemaah tidak mengenali gejala awal meningitis, sehingga diagnosis dan penanganan sering terlambat . Mobilitas tinggi : Interaksi lintas negara memperbesar potensi penyebaran lintas wilayah.

Vaksinasi meningitis diwajibkan bagi jemaah haji sebelum keberangkatan , karena : Meningitis meningokokus sangat menular melalui droplet dan bisa menyebar dengan cepat di tempat padat . Risiko wabah global: Jemaah berasal dari berbagai negara. Tanpa vaksinasi , jemaah bisa menjadi pembawa penyakit dan menyebabkan wabah di negaranya setelah kembali . Vaksin efektif mencegah penularan : Mencegah infeksi dan memutus rantai penyebaran di antara jemaah . Syarat internasional : Pemerintah Arab Saudi mewajibkan sertifikat vaksinasi meningitis sebagai syarat visa haji/umrah.

Jika saya petugas kesehatan haji dan menemukan jemaah dengan gejala meningitis, tindakan yang harus segera saya dilakukan adalah : Isolasi pasien untuk mencegah penularan lebih lanjut . Lakukan rujukan cepat ke fasilitas kesehatan terdekat (RS Arab Saudi atau KKHI). Kolaborasi dengan dokter dalam pemberikan pengobatan antibiotik empiris segera setelah gejala dikenali , tanpa menunggu hasil lab. Lapor ke Tim Surveilans dan PPIH Kesehatan untuk investigasi dan tindakan epidemiologis . Tracing kontak erat : Lakukan profilaksis antibiotik ( rifampisin / siprofloksasin ) kepada mereka yang tinggal serumah atau satu kamar . Edukasi gejala ke jemaah sekitar agar waspada dan segera melapor jika mengalami gejala .

Bagaimana strategi efektif dalam mencegah penyebaran meningitis? Strategi pencegahan : Vaksinasi wajib dan tepat waktu minimal 10 hari sebelum keberangkatan . Edukasi kesehatan sebelum dan selama haji, termasuk pengenalan gejala awal dan cara pencegahannya . Penguatan daya tahan tubuh jemaah : cukup minum , istirahat , makan bergizi . Pengaturan lingkungan : Ventilasi yang cukup di pemondokan dan tenda . Penerapan etika batuk / bersin dan penggunaan masker. Pengawasan kesehatan dan skrining aktif terhadap gejala-gejala awal meningitis di kloter . Kolaborasi internasional dalam pengendalian penyakit menular lintas negara.

perbedaan utama dalam penularan dan pengendalian meningitis dibandingkan dengan penyakit menular lainnya , seperti COVID-19 atau Mpox? Aspek Meningitis Meningokokus COVID-19 Mpox (Monkeypox) Agen penyebab Bakteri (Neisseria meningitidis) Virus (SARS-CoV-2) Virus (Monkeypox virus) Cara penularan Droplet ( kontak dekat ), kadang aerosol Aerosol, droplet, permukaan Kontak langsung & cairan tubuh Masa inkubasi 2–10 hari 2–14 hari 5–21 hari Pencegahan utama Vaksin dan antibiotik profilaksis Vaksin dan masker Vaksin, isolasi kasus, edukasi kontak Kecepatan progres penyakit Cepat dan bisa fatal dalam 24–48 jam Bervariasi (umumnya tidak secepat itu) Lebih lambat, dengan gejala kulit Isolasi kasus Sangat penting karena tingkat kematian tinggi Penting, tergantung gejala dan kebijakan Diperlukan hingga luka sembuh total
Tags