TUGAS MENTORSHIP.pptx hoiuh9sad iuhsadsa9 iuhiu ijoij
HendraHefa1
0 views
11 slides
Oct 16, 2025
Slide 1 of 11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
About This Presentation
bhb nkjn ihinasdkj nkn jnadjsabsajn knkadsadsakdsa dsasakjnsa jnoiansd oi
Size: 687.08 KB
Language: none
Added: Oct 16, 2025
Slides: 11 pages
Slide Content
Kelompok 1: kegiatan mentorship bagi PK II di area IGD 001 TUGAS MATERI MENTORSHIP
Persiapan pada tahap perencanaan program (identifikasi kompetensi yang akan dicapai, identifikasi pengalaman mentee , pemilihan pasien yang tepat, penyusunan log book ) Identifikasi Kompetensi yang Akan Dicapai Kompetensi utama yang ditargetkan untuk mentee PK II di IGD: Clinical reasoning & critical thinking → mampu mengambil keputusan cepat pada kondisi gawat darurat. Keterampilan dasar kegawatdaruratan : Triage pasien Airway , Breathing , Circulation (ABC) management Pemasangan oksigen, infus, dan monitoring vital sign Komunikasi terapeutik & kolaborasi → mampu berkomunikasi dengan pasien, keluarga, serta tim kesehatan secara efektif. Penerapan patient safety di IGD ( hand hygiene , identifikasi pasien, pencegahan risiko jatuh, dll ).
Persiapan pada tahap perencanaan program (identifikasi kompetensi yang akan dicapai, identifikasi pengalaman mentee , pemilihan pasien yang tepat, penyusunan log book ) 2. Identifikasi Pengalaman Mentee Sebelum mulai program, dilakukan asesmen pengalaman awal: Pengalaman sebelumnya: Pernah praktik di ruang rawat inap umum → sudah terbiasa dengan asuhan dasar. Belum pernah praktik intens di IGD → minim pengalaman menghadapi kasus gawat darurat. Kekuatan: sudah terampil dalam pemeriksaan fisik sederhana dan dokumentasi. Kebutuhan belajar: butuh bimbingan dalam keterampilan kegawatdaruratan ( resusitasi , triage , komunikasi cepat).
Persiapan pada tahap perencanaan program (identifikasi kompetensi yang akan dicapai, identifikasi pengalaman mentee , pemilihan pasien yang tepat, penyusunan log book ) 3. Pemilihan Pasien yang Tepat Untuk mencapai kompetensi, pasien yang dipilih harus sesuai tingkat kemampuan mentee dan relevan dengan kompetensi IGD: Pasien prioritas awal: Pasien dengan kondisi stabil namun perlu tindakan cepat → misalnya sesak sedang (asma, PPOK eksaserbasi ringan), dehidrasi ringan-sedang. Pasien bertahap (dengan bimbingan preceptor ): Pasien trauma ringan (luka sayat, jatuh tanpa penurunan kesadaran). Pasien gawat darurat dengan supervisi ketat → misalnya henti napas, shock , atau triage merah.
4. Log Book Kompetensi Kegiatan Tanggal Umpan Balik Preceptor Status Melakukan triage pasien IGD Observasi & praktik triage pada pasien baru datang … Perlu perbaikan pada aspek komunikasi Belum kompeten / Kompeten Melakukan pemeriksaan ABC pada pasien gawat darurat Mengkaji airway & breathing pasien PPOK … Sudah tepat, perlu latihan dokumentasi Kompeten Memberikan O₂ melalui nasal cannula Praktik pada pasien sesak ringan … Teknik benar, edukasi pasien masih kurang Kompeten Melakukan komunikasi cepat dengan dokter jaga Melaporkan hasil pemeriksaan vital sign pasien syok … Komunikasi jelas, perlu perbaikan kelengkapan data Belum kompeten Sehingga mentee belajar bertahap sesuai level , dimulai dari kasus yang lebih ringan menuju kasus emergensi dengan supervisi, sambil semua kegiatan dicatat di log book dan dievaluasi.
Mekanisme pelaksanaan program (metode pembelajaran yang tepat) 1. Orientasi & Briefing Awal Mentee diberi orientasi singkat tentang alur IGD ( triage , ruang resusitasi , observasi). Preceptor menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi yang ditargetkan, dan aturan keselamatan pasien. Menetapkan kontrak belajar singkat (jadwal, evaluasi, ekspektasi). 2. Metode Pembelajaran yang Digunakan a. Demonstrasi – Praktik Terbimbing Preceptor mendemonstrasikan keterampilan (misalnya pemeriksaan ABC, pemasangan oksigen, triage ). Mentee menirukan secara bertahap dengan supervisi. Contoh: Preceptor menunjukkan cara melakukan triage pasien kecelakaan, kemudian mentee diberi kesempatan melakukan dengan kasus lain.
b. Bedside Teaching (Pembelajaran di Samping Pasien) Diskusi langsung di samping pasien, fokus pada penalaran klinis dan keputusan cepat. Contoh: Pada pasien sesak napas, preceptor bertanya “Apa prioritas intervensi pertama?” lalu mentee menjawab dan langsung mempraktikkannya. c. Case Study & Critical Thinking Exercise Memberikan kasus nyata atau simulasi singkat untuk dianalisis mentee . Contoh: “Pasien masuk IGD dengan GCS 13, RR 30x/menit, SpO ₂ 88%. Apa tindakan prioritas?” → mentee menganalisis, preceptor memberi umpan balik. d. Role Play / Simulasi Cepat Mentee dilatih menghadapi skenario emergensi (henti napas, trauma, syok) secara simulasi sebelum menemui kasus nyata. Tujuannya meningkatkan kepercayaan diri dan refleks klinis. e. Mentoring & Feedback Real- Time Setiap tindakan mentee di IGD selalu didampingi preceptor . Umpan balik diberikan langsung setelah tindakan, fokus pada kelebihan & area perbaikan.
3. Rotasi Kasus Bertahap Hari awal: kasus stabil (asma ringan, dehidrasi). Hari berikutnya: kasus semi- emergensi (trauma ringan, PPOK eksaserbasi sedang). Tahap lanjut: kasus emergensi dengan supervisi ( shock , henti napas). Tujuan: mentee belajar step by step sesuai kompetensi. 4. Diskusi Refleksi Harian Di akhir shift , mentee menuliskan pengalaman pada log book . Diskusi singkat dengan preceptor : “Apa yang sudah baik? Apa yang perlu diperbaiki besok?”
Mekanisme pengendalian program (menyusun alat evaluasi yang tepat untuk mengukur kompetensi tersebut). 1. Tujuan Pengendalian Memastikan kompetensi mentee (PK II) tercapai sesuai standar. Menilai perkembangan kemampuan berpikir kritis, keterampilan klinik, dan profesionalisme. Memberikan dasar objektif untuk evaluasi akhir praktik.
2. Alat Evaluasi yang Digunakan a. Check List Kompetensi Klinis ( Clinical Skills Checklist ) Menilai keterampilan dasar kegawatdaruratan dengan skor (Ya/Tidak, Kompeten/Belum). Contoh item: Melakukan triage pasien sesuai prioritas; Melakukan pemeriksaan ABC dengan benar; Pemasangan oksigen dengan teknik aseptik; Dokumentasi tindakan sesuai standar b. Mini-CEX (Mini Clinical Evaluation Exercise ) Observasi langsung preceptor saat mentee menangani pasien. Fokus pada kemampuan komunikasi, penalaran klinis, efisiensi tindakan. Contoh: preceptor menilai bagaimana mentee melaporkan kondisi pasien syok ke dokter jaga. c. OSCE Mini ( Objective Structured Clinical Examination ) Simulasi kasus singkat di ruang IGD (misalnya pasien henti napas). Mentee diuji melakukan langkah prioritas dengan batas waktu tertentu. Skor diberikan berdasarkan checklist standar. d. Refleksi Tertulis / Critical Journal Mentee menulis pengalaman kasus, analisis keputusan, dan alternatif intervensi. Preceptor memberi komentar tertulis sebagai feedback . e. Log Book Kompetensi Semua tindakan dan kasus yang ditangani dicatat oleh mentee . Diverifikasi dan ditandatangani preceptor setiap kali selesai shift . Digunakan sebagai dokumen resmi pencapaian kompetensi.
3. Mekanisme Pelaksanaan Pengendalian Evaluasi harian: melalui umpan balik langsung & log book . Evaluasi mingguan: review kompetensi yang sudah tercapai vs yang masih kurang. Evaluasi akhir: kombinasi hasil checklist , mini-CEX, OSCE mini, dan refleksi tertulis → menentukan apakah mentee sudah Kompeten atau Belum Kompeten .