Tutorial Skenario Neoplasma 2 - Borok kok nggak sembuh

ssuserb336fe2 7 views 64 slides Aug 27, 2025
Slide 1
Slide 1 of 64
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64

About This Presentation

Neoplasma SCC BCC MM


Slide Content

Tutorial
Skenario 2
dr. Anisa Putri Maulida, MHPE

Borok di wajahku kok nggak sembuh-sembuh ya…..!?!?
Pak Ahmad usia 52 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan ada borok di hidungnya
yang tidak sembuh- sembuh setelah berobat ke puskesmas selama 5 bulan terakhir ini.
Awalnya luka di pangkal hidung sebesar nevus pigmentosus, makin lama makin besar dan
melebar hingga selebar uang logam seratus rupiah lama dan berwarna kehitaman. Borok
di pangkal hidung kadang keluar darah dan kadang keluar pus disertai bau yang
menyengat. Sehari-hari pak Ahmad bekerja sebagai buruh tani di desanya dan pekerjaan
ini sudah ditekuninya sejak usia 16 tahun dan lama bekerja dalam sehari ± 8 jam dari pagi
hingga sore hari. Selama bekerja pak Ahmad tidak memakai topi untuk melindungi
kepalanya dari sengatan matahari. Pak Ahmad tidak mengeluh menderita kelainan kulit
lainnya sejak lahir. Riwayat keluarga yang mempunyai penyakit serupa disangkal. Pada
pemeriksaan fisik di area nasal superior tampak ulkus rodent dengan diameter ± 3cm, di
beberapa bagian tampak pus dan darah. Tidak didapatkan limfadenopati di leher dan pada
pemeriksaan skull x-ray tidak didapatkan bone destruction di bawah ulkus.
2

Kata Sulit01
3

Kata Sulit
01
0504
02
06
03
Nevus
Pigmentosus
Ulkus Rodent Limfadenopati
Pus
Skull X-Ray
Nasal Superior
4

Klarifikasi
Istilah
02
5

Nevus Pigmentosus
Nevus pigmentosus et pilosus juga dikenal sebagai Giant Congenital melanocytic nevus
(CMN) atau bathing trunk nevus atau giant hairy nevus, dan adalah proliferasi melanosit
yang muncul saat lahir atau segera setelah lahir sebagai bercak atau plak berwarna
cokelat muda hingga hitam, yang menutupi bagian tubuh mana pun yang terkadang
menunjukkan hipertrikosis.






Nagarathinam S, Baalann KP. Nevus pigmentosus et pilosus. Pan Afr Med J. 2021 Oct 18;40:107. doi: 10.11604/pamj.2021.40.107.26779.
PMID: 34887981; PMCID: PMC8627136.
6

Pus
pus merupakan eksudat purulen yang dihasilkan sebagai respons tubuh terhadap infeksi
piogenik, dan biasanya mengandung neutrofil, sel epitel yang mati, bakteri, dan debris
seluler.






Kumar, V., Abbas, A.K., Aster, J.C., & Perkins, J.A., 2023. Robbins & Cotran Pathologic Basis of Disease. 11th ed. Philadelphia: Elsevier.
7

Nasal Superior

Superior nasal concha (konka nasal superior) adalah struktur anatomi berupa lempeng
tulang tipis yang melengkung, terletak di dinding lateral rongga hidung bagian atas.
Struktur ini merupakan bagian dari tulang ethmoid dan membentuk batas atas dari meatus
nasal superior, yaitu saluran udara di bawahnya.








e-Anatomy (IMAIOS)
8

Ulkus Rodent
Ulkus rodent adalah istilah lama dari Basal Cel Carcinoma yang umumnya muncul pada
kulit yang rusak akibat sinar matahari dan jarang berkembang pada selaput lendir atau
telapak tangan dan kaki, biasanya muncul sebagai papula atau nodul mengilap, berwarna
merah muda atau seperti daging dengan telangiektasia permukaan.






McDaniel B, Steele RB. Basal Cell Carcinoma. [Updated 2024 Mar 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482439/
Tu?zu?n, Yalc??n & Kutlubay, Zekayi & Engin, Burhan & Serdarog?lu, Server. (2011). Basal Cell Carcinoma. 10.5772/25775.
9

Limfadenopati
limfadenopati merupakan tanda klinis yang umum dijumpai dan mencerminkan adanya
proses patologis lokal atau sistemik yang memengaruhi jaringan limfoid. Limfadenopati
dapat bersifat lokal (terbatas pada satu area tubuh) atau generalisata (melibatkan dua
atau lebih area non-kontigu).





Jameson, J.L., Fauci, A.S., Kasper, D.L., Hauser, S.L., Longo, D.L. and Loscalzo, J., 2024. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 21st ed. New
York: McGraw-Hill Education.
10

Skull X-Ray

Skull X-ray adalah pemeriksaan radiologi yang menggunakan sinar-X untuk
memvisualisasikan struktur tulang kepala. Ini mencakup tulang frontal, parietal, oksipital,
temporal, rahang atas (maksila), rahang bawah (mandibula), dan tulang wajah lainnya.
Pemeriksaan ini bersifat non-invasif dan cepat.





Cedars-Sinai. (2025). X-rays of the Skull.
11

Rumusan
Masalah
03
12

Rumusan Masalah
1.Apa saja kemungkinan diagnosis dari Ulkus rodent?
2.Apa faktor risiko yang dimiliki Pak Ahmad untuk berkembangnya karsinoma sel basal?
3.Mengapa luka tersebut tidak sembuh meskipun sudah diobati di Puskesmas selama 5 bulan?
4.Apa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis?
5.Bagaimana patofisiologi dari ulkus rodent?
6.Apa peran imaging (skull X-ray) dalam penatalaksanaan awal ulkus wajah yang dicurigai ganas?
7.Bagaimana PAK dalam kasus tersebut?
13

Hipotesis04
14

1.Apa saja kemungkinan diagnosis dari ulkus rodent?
-Ulkus rodent merupakan istilah lama untuk Basal Cel Carcinoma (BCC)
-BCC superfisial muncul sebagai makula atau bercak merah muda, bersisik, yang mungkin
mengandung telangiektasia.
-BCC superfisial cenderung menyerang bahu, dada, atau punggung, dan mungkin terdapat
beberapa lesi. Ada juga varian BCC superfisial yang berpigmen.
-Secara klinis, BCC superfisial dapat tampak mirip dengan penyakit kulit inflamasi seperti
eksim atau psoriasis, jadi seseorang harus mempertimbangkan diagnosis BCC superfisial
ketika dihadapkan dengan plak eritematosa bersisik yang persisten.
-Bagian dari karsinoma sel basal superfisial dapat berevolusi menjadi BCC nodular seiring
berjalannya waktu.
-Diagnosis banding BCC meliputi tumor adneksa dengan diferensiasi folikel, kelenjar keringat,
atau sebasea dan jenis SCC tertentu.
15
McDaniel B, Steele RB. Basal Cell Carcinoma. [Updated 2024 Mar 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482439/

2. Apa faktor risiko yang dimiliki pak ahmad untuk
berkembangnya karsinoma sel basal
Faktor risiko yang dimiliki Pak Ahmad :

-Paparan sinar UV kronik tanpa perlindungan (tidak memakai topi)
-Pekerjaan luar ruangan sejak usia muda (buruh tani)
-Usia lanjut (52 tahun) → insidensi meningkat seiring bertambahnya usia
-Lokasi lesi di wajah (hidung) → lokasi yang paling sering terkena BCC



Marghoob, A.A., Usatine, R.P. and Jaimes, N., 2022. Skin Cancer: A Practical Approach. 1st ed. Springer.
16

3. Mengapa luka tersebut tidak sembuh meskipun sudah diobati
di puskesmas selama 5 bulan?
Luka pada wajah Pak Ahmad bersifat ulkus kronik yang tidak membaik dengan pengobatan
konvensional di tingkat primer. Ada beberapa alasan mengapa luka ini tidak kunjung sembuh:

1.Penyebab non-infeksius (tumor kulit) -> Luka berasal dari pertumbuhan neoplastik (BCC),
bukan sekadar infeksi atau trauma. Terapi seperti antibiotik topikal, antiseptik, atau salep luka
tidak akan efektif untuk lesi tumor.
2.Tidak dilakukan diagnosis definitif (biopsi kulit) -> Di tingkat puskesmas, fasilitas biopsi
biasanya tidak tersedia, sehingga lesi tidak dikonfirmasi secara histopatologis. Terapi diberikan
berdasarkan dugaan luka infeksi biasa, padahal penyebab sebenarnya adalah keganasan.
3.Tidak ada pengangkatan lesi secara bedah -> BCC memerlukan tindakan eksisi dengan
margin yang cukup untuk menyembuhkan. Terapi konservatif tanpa tindakan bedah tidak akan
mengeliminasi jaringan kanker.

Jameson, J.L., Fauci, A.S., Kasper, D.L., Hauser, S.L., Longo, D.L. and Loscalzo, J., 2024. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 21st ed. New York: McGraw-Hill Education.
Habif, T.P., 2021. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 7th ed. Elsevier.
17

4. Apa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosis?
-Biopsi kulit eksisional atau insisional dari tepi ulkus
-Dermatoskopi (bila tersedia)
-Pemeriksaan imaging (CT atau MRI) jika dicurigai invasi struktur dalam (meski dalam
kasus ini skull X-ray tidak menunjukkan destruksi tulang)





Habif, T.P., 2021. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 7th ed. Philadelphia: Elsevier.


18

5. Bagaimana patofisiologi dari ulkus rodent?
●Mekanisme pembentukan BCC melalui
radiasi ultraviolet adalah kerusakan DNA
secara langsung, kerusakan DNA secara
tidak langsung melalui spesies oksigen
reaktif, dan penekanan imun.
●Melanin menyerap UVA dan secara tidak
langsung merusak DNA melalui radikal
bebas.
●UVB secara langsung merusak DNA dan
RNA dengan transisi khas C/T atau CC/TT.
●Paparan ultraviolet juga menyebabkan
penekanan sistem imun kulit yang
bergantung pada dosis, sehingga
mengganggu pengawasan imun terhadap
kanker kulit.
19
McDaniel B, Steele RB. Basal Cell Carcinoma. [Updated 2024
Mar 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482439/

6. Apa peran imaging (skull X-ray) dalam penatalaksanaan awal
ulkus wajah yang dicurigai ganas?


Skull X-ray membantu mengevaluasi kemungkinan invasi ke tulang oleh tumor wajah.
Pada kasus Pak Ahmad, hasil X-ray menunjukkan tidak ada destruksi tulang, yang
memperkuat dugaan bahwa ini adalah BCC stadium awal hingga sedang, belum invasif ke
struktur dalam.
Untuk lesi lanjut, CT atau MRI lebih sensitif dan memberikan detail anatomi jaringan lunak
dan tulang.




Radiopaedia. 2024. Basal cell carcinoma. Radiopaedia.org.
20

7. Bagaimana PAK pada kasus tersebut?
21
Faktor Penjelasan
Jenis Pekerjaan Buruh tani (pekerja luar ruangan) sejak usia 16
tahun
Durasi Kerja ±8 jam/hari selama ±36 tahun
Paparan Bahaya Paparan sinar matahari kronik (radiasi ultraviolet
– UVB)
Alat Pelindung Diri (APD) Tidak memakai topi atau pelindung kepala
Organ yang terpapar Hidung dan wajah (area predileksi BCC)
Berdasarkan analisis klinis dan faktor risiko pekerjaan, karsinoma sel basal pada Pak Ahmad memenuhi kriteria sebagai
Penyakit Akibat Kerja (PAK). Ini didukung oleh durasi paparan sinar matahari yang panjang, pekerjaan luar ruangan, dan
tidak adanya alat pelindung diri. Lesi kulit yang berkembang menjadi kanker kulit non-melanoma ini sesuai dengan daftar
resmi PAK menurut Kemenkes RI dan ILO.

22
International Agency for Research on Cancer (IARC), 2012. Radiation Volume 100D: A Review of Human
Carcinogens. Lyon: IARC Monographs.

Kementerian Kesehatan RI, 2022. Pedoman Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga.
World Health Organization (WHO), 2023. Occupational Skin Cancer: Factsheet. [online] Available at:
https://www.who.int

Bichakjian, C.K., et al., 2023. Guidelines of care for the management of basal cell carcinoma. Journal of the
American Academy of Dermatology, 89(1), pp.119–132.

Peta Konsep05
23

24

25

LO06
26

LO
1.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor risiko, gejala klinis dan
karakteristik morfologi karsinoma sel basal
2.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko, patofisiologi,
diagnosis, dan terapi dari melanoma maligna
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko, patofisiologi,
diagnosis, dan terapi dari Squamous cell carcinoma (SCC)
4.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan edukasi pencegahan kanker kulit
pada pekerja
27

Pembahasan07
28

LO 1
29

1.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fajtor risiko, gejala klinis,
karakteristik morfologi karsinoma sel basal
Faktor Risiko
1.Paparan sinar UV kronik (ultraviolet radiation)
-Faktor risiko utama BCC adalah paparan UVB kronis, terutama dari sinar matahari.
-Paparan UV menyebabkan mutasi DNA, khususnya gen p53, yang memicu proliferasi
sel basal abnormal.
-Pak Ahmad telah bekerja di luar ruangan ±36 tahun tanpa perlindungan (topi atau
sunscreen), membuat akumulasi mutasi sangat tinggi.

1.Usia lanjut (>50 tahun)
-Risiko BCC meningkat tajam pada individu usia lanjut akibat akumulasi kerusakan
seluler.
-Pada usia 52 tahun, Pak Ahmad masuk dalam kelompok risiko tinggi.
30

1.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fajtor risiko, gejala klinis,
karakteristik morfologi karsinoma sel basal
3. Lokasi lesi di area wajah (hidung)
-Wajah, khususnya hidung dan dahi, merupakan area predileksi BCC karena tingkat
paparan UV tertinggi.
-Sekitar 80% kasus BCC terjadi di area kepala dan leher.
4. Warna kulit
-Walaupun risiko BCC tertinggi pada individu berkulit terang (Fitzpatrick tipe I–II),
individu berkulit lebih gelap yang memiliki paparan UV berat (seperti buruh tani) juga
berisiko signifikan.
5. Riwayat lesi prekursor atau perubahan kulit
-Dalam kasus Pak Ahmad, lesi awal berbentuk nevus pigmentosus yang mengalami
perubahan bentuk dan ukuran → indikasi perubahan prekanker.

Bichakjian, C.K., et al., 2023. Guidelines of care for the management of basal cell carcinoma. Journal of the American Academy of Dermatology, 89(1), pp.119–132.
Marghoob, A.A., Usatine, R.P. and Jaimes, N., 2022. Skin Cancer: A Practical Approach. Springer.
Wolff, K., Johnson, R.A., Saavedra, A.P. and Roh, E.K., 2023. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 9th ed. McGraw-Hill.

31

1.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fajtor risiko, gejala klinis,
karakteristik morfologi karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal (BCC) memiliki presentasi klinis yang khas, tetapi dapat bervariasi
tergantung subtipenya. Pada kasus Pak Ahmad, gambaran ulkus rodens (rodent ulcer)
sangat khas untuk BCC lanjut.

Gambaran Klinis
-Lesi tidak nyeri, tumbuh lambat selama berbulan hingga bertahun-tahun.
-Berupa nodul atau plak yang bisa menjadi ulseratif dengan tepi meninggi seperti
gulungan.
-Dapat disertai perdarahan spontan, pus, dan krusta akibat infeksi sekunder.
-Pada BCC pigmented, warnanya kehitaman dan menyerupai nevus/melanoma.
32

1.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fajtor risiko, gejala klinis,
karakteristik morfologi karsinoma sel basal
Morfologi
-Lesi awal berupa nevus pigmentosus → berkembang menjadi ulkus dengan diameter ±3 cm,
dengan pus dan darah, serta bau menyengat.
-Dikenal sebagai ulkus rodens, yaitu ulkus yang “menggerogoti” jaringan sekitarnya, namun
jarang metastasis.
-Lokasi di hidung → konsisten dengan lokasi predileksi BCC.

Klasifikasi subtipe BCC
-Nodular BCC (paling umum): Nodul berwarna daging atau kehitaman, bisa ulseratif.
-Ulseratif BCC: Membentuk luka terbuka, berdarah, disertai jaringan nekrotik → kemungkinan
pada Pak Ahmad.
-Pigmented BCC: Warna gelap, mirip melanoma, sering ditemukan pada kulit berpigmen.

Habif, T.P., 2021. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 7th ed. Elsevier.
Bichakjian, C.K., et al., 2023. Journal of the American Academy of Dermatology, 89(1), pp.119–132.
Wolff, K., et al., 2023. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 9th ed.

33

34
Tambahkan stadium
Tambahkan:
-Penunjang
-Terapi

35
Stadium
Kategori Definisi untuk Karsinoma Kulit
(Non-Melanoma)
T (Primary Tumor) T2 – Lesi >2 cm namun ≤5 cm (diameter
ulkus ±3 cm)
N (Lymph Nodes) N0 – Tidak ada limfadenopati servikal
teraba
M (Metastasis) M0 – Tidak ada metastasis jauh
berdasarkan klinis & radiologi
Maka, stadium Karsinoma Sel Basal Pak Ahmad adalah:
T2N0M0 = Stadium II

36
Pemeriksaan Penunjang

37
Terapi
Stratigos, A.J. et al., 2021. European interdisciplinary guideline on invasive squamous cell carcinoma and basal cell carcinoma of the skin – Part 2: Treatment. European Journal of Cancer, 156, pp.225–237.
Bichakjian, C.K. et al., 2023. Journal of the American Academy of Dermatology, 89(1), pp.119–132.

LO 2
38

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari melanoma maligna
Melanoma adalah keganasan yang berasal dari transformasi melanosit menjadi ganas.
Melanosit berasal dari krista saraf. Oleh karena itu, melanoma, meskipun muncul dari kulit,
dapat berkembang di lokasi lain tempat sel krista saraf bermigrasi, seperti saluran
pencernaan dan otak.

Etiologi dan faktor risiko
-Family history
-Personal characteristics
Mata biru, rambut pirang atau merah, kulit pucat, riwayat terbakar matahari, kulit berbintik-bintik, riwayat
nevi melanositik jinak atau displastik dengan jumlah lesi menunjukkan korelasi yang lebih kuat daripada
ukuran, dan kondisi kekebalan tubuh yang lemah.

-Lifetime sun exposure
-Atypical mole syndrome
-Tanning bed use
-Socioeconomic status
39
Heistein JB, Acharya U, Mukkamalla SKR.
Malignant Melanoma. [Updated 2024 Feb
17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-.
Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470
409/

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari melanoma maligna (Akbar 077)
Patofisiologi dan
faktor risiko
40

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari melanoma maligna (Akbar 077)
Diagnosis
-Pemeriksaan fisik didapati ABCDE
-yang terlihat pada pemeriksaan
histopatologis meliputi penyebaran
superfisial, nodular, lentigo, dan melanoma
lentiginosa akral
41
Heistein JB, Acharya U, Mukkamalla SKR.
Malignant Melanoma. [Updated 2024 Feb
17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-.
Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470
409/

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari melanoma maligna (Akbar 077)
Staging
42
Yousef, Yacoub & Finger, Paul. (2012). Predictive Value of
the Seventh Edition American Joint Committee on Cancer
Staging System for Conjunctival Melanoma. Archives of
ophthalmology. 130. 599-606.
10.1001/archophthalmol.2011.2566.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari melanoma maligna (Akbar 077)
Diagnosis Banding
-Atypical fibroxanthoma
-Pigmented basal cell carcinoma
-Blue nevus
-Epithelioid tumor
-Halo nevus
-Histiocytoid hemangioma
-Mycosis fungoides
-Pigmented spindle cell tumor
-Sebaceous carcinoma
-Dermatofibroma
-Seborrheic keratosis
-Cherry hemangioma
-Lentigo
-Subungual hematoma
43
Heistein JB, Acharya U, Mukkamalla SKR.
Malignant Melanoma. [Updated 2024 Feb
17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-.
Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470
409/

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari melanoma maligna (Akbar 077)
●Melanoma metastasis didefinisikan sebagai penyebaran sel
melanoma primer ke organ-organ yang jauh termasuk
namun tidak terbatas pada kelenjar getah bening,
paru-paru, hati, otak, dan tulang.
●Pada suatu percobaan pada tikus, menunjukkan
perkembangan dan penyebaran metastasis melanoma
yang dapat dideteksi pertama kali pada kelenjar getah
bening dan pada tahap selanjutnya di paru-paru, otak, dan
tempat lainnya.
●Eksosom melanoma yang terletak di lokasi metastasis yang
paling umum, yaitu kelenjar getah bening, hati, dan
paru-paru, menciptakan “tanah yang subur” bagi sel
melanoma untuk “benih” setelah sampai di tempat tersebut,
kemudian berkembang biak dan bermanifestasi menjadi
tumor ganas.
44
Eddy, Kevinn & Shah, Raj & Chen, Suzie.
(2021). Decoding Melanoma Development and
Progression: Identification of Therapeutic
Vulnerabilities. Frontiers in Oncology. 10.
10.3389/fonc.2020.626129.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari melanoma maligna (Akbar 077)
Metastasis Melanoma.
1.pelepasan sel tumor secara pasif, non-EMT (transisi
epitel ke mesenkim) diikuti oleh intravasasi pasif,
2.sel tumor dapat mengalami EMT dan intravasasi aktif
atau
3.sel melanoma dapat mengalami EMT dan membawa
serta sel tumor non-EMT, di mana sel EMT secara aktif
melakukan intravasasi sementara sel non-EMT
mengalami intravasasi pasif.
Setelah beredar, sel tumor akan bermigrasi ke lokasi
metastasis. Jika sel tumor aktif, mereka akan mengalami
ekstravasasi kanonik melalui transisi mesenkim ke epitel
(MET). Jika sel tumor tidak aktif, mereka akan
bertransdiferensiasi menjadi sel endotel di ceruk
intravaskular, menjalani transisi endotel ke mesenkim
(EndMT) dan ekstravasasi ke ceruk tersebut.
45
Eddy, Kevinn & Shah, Raj & Chen, Suzie.
(2021). Decoding Melanoma Development and
Progression: Identification of Therapeutic
Vulnerabilities. Frontiers in Oncology. 10.
10.3389/fonc.2020.626129.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari melanoma maligna (Akbar 077)
Tahapan Metastasis Melanoma.
-Setelah terbentuknya tumor primer, sel melanoma
diperkirakan masuk ke pembuluh limfatik, melintasi
kelenjar getah bening, dan selanjutnya masuk ke
sirkulasi sistemik melalui duktus toraks.
-Setelah mencapai sirkulasi sistemik, sel harus
menempel pada pembuluh mikro organ target, keluar
dari pembuluh, dan selanjutnya berkembang biak
untuk membentuk metastasis yang relevan secara
klinis.
46
Damsky, W. E., Jr., Rosenbaum, L. E., &
Bosenberg, M. (2011). Decoding Melanoma
Metastasis. Cancers, 3(1), 126-163.
https://doi.org/10.3390/cancers3010126

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari melanoma maligna (Akbar 077)
terapi
-pada tahap awal ditangani terutama dengan intervensi bedah yang melibatkan eksisi
tumor menggunakan teknik eksisi lokal yang luas jika biopsi eksisi menghasilkan
margin positif atau tertutup.
-Selain itu, biopsi kelenjar getah bening sentinel dan eksisi lokal yang luas untuk tumor
T1b atau lebih tinggi diselesaikan.
-Dalam kasus di mana penutupan primer tidak mungkin dilakukan karena lesi
berukuran besar, cangkok kulit atau teknik pemindahan jaringan diperlukan sebagai
bagian dari rekonstruksi.
47
Heistein JB, Acharya U, Mukkamalla SKR.
Malignant Melanoma. [Updated 2024 Feb
17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-.
Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470
409/

LO 3
48

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari Squamous cell carcinoma (SCC)
Etiologi
1.Radiasi UV: UVA dan UVB adalah faktor risiko yang paling signifikan.
2.Paparan lingkungan selain radiasi UV: Ini termasuk arsenik, hidrokarbon aromatik polisiklik, nitrosamin, zat
alkilasi, dan radiasi pengion.
3.Faktor demografi: Kulit putih, laki-laki, dan usia lebih tua.
4.Keadaan imunosupresi: Iatrogenik, leukemia, dan AIDS.
5.Sindrom genetik: sindrom Huriez, xeroderma pigmentosa, albinisme okulokutaneus, diskeratosis kongenital,
sindrom Rothmund-Thomson, sindrom Werner, sindrom Bloom, epidermolisis bulosa distrofi,
epidermodisplasia verruciformis, anemia Fanconi, sindrom keratitis-iktiosis-tuli, dan sindrom defisiensi imun
genetik.
6.Lesi yang sudah ada sebelumnya: Luka kronis (ulkus Marjolin), human papillomavirus, keratosis aktinik,
porokeratosis, liken sklerosus dan atrofik, liken planus hipertrofik atau oral, dan lupus eritematosus kutan
diskoid.
7.Obat-obatan: inhibitor BRAF, vismodegib, dan vorikonazol, agen imunosupresif.

49
Hadian Y, Howell JY, Ramsey ML, et al. Cutaneous Squamous Cell Carcinoma. [Updated 2024 Jul 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441939/

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari Squamous cell carcinoma (SCC)
Patofisiologi dan
faktor risiko
50
Hadian Y, Howell JY, Ramsey ML, et al.
Cutaneous Squamous Cell Carcinoma.
[Updated 2024 Jul 2]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2025 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK44193
9/

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari Squamous cell carcinoma (SCC)
51
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
●Karsinoma sel skuamosa kulit biasanya ditandai
dengan papula atau plak bersisik, eritematosa, atau
hiperpigmentasi.
●Beberapa kasus mungkin menunjukkan ulserasi, fitur
fungating, atau nyeri.
●Karena hubungannya yang kuat dengan paparan
radiasi UV, banyak kasus muncul pada kulit yang
rusak akibat sinar matahari.
●Tumor ini juga dapat berkembang dari lesi yang
sudah ada sebelumnya seperti keratosis aktinik, luka
kronis (ulkus Marjolin), infeksi human papillomavirus,
porokeratosis, liken sklerosus et atrofikus, liken
planus hipertrofik atau oral, dan lupus eritematosus
kulit diskoid.
Hadian Y, Howell JY, Ramsey ML, et al. Cutaneous Squamous Cell
Carcinoma. [Updated 2024 Jul 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441939/

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari Squamous cell carcinoma (SCC)
52
Pemeriksaan Penunjang
●Biopsi kulit diperlukan untuk memastikan
diagnosis karsinoma sel skuamosa kulit.
●Selain itu, biopsi kelenjar getah bening sentinel
dan/atau evaluasi radiologis untuk metastasis
kelenjar getah bening dengan tomografi
terkomputasi atau ultrasonografi
direkomendasikan dalam kasus yang
diklasifikasikan sebagai stadium T2B-T3 menurut
sistem stadium Brigham and Women's Hospital
(BWH) atau stadium T4 menurut sistem stadium
American Joint Committee on Cancer edisi ke-8
(AJCC-8).
●Pertimbangan kasus per kasus diperlukan untuk
stadium T2-3 AJCC-8. Untuk pasien yang
mengalami limfadenopati teraba, aspirasi jarum
halus atau biopsi kelenjar getah bening
disarankan.
Gambaran Histologis Karsinoma Sel Skuamosa Kulit.
Tumor secara klasik terdiri dari keratinosit atipikal
dengan sitoplasma eosinofilik atau merah muda yang
melimpah, seperti kaca.
Hadian Y, Howell JY, Ramsey ML, et al. Cutaneous Squamous Cell
Carcinoma. [Updated 2024 Jul 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441939/

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari Squamous cell carcinoma (SCC)
53
Carucci, John & Rigel, Darrell & Friedman, Robert. Basal Cell and
Squamous Cell Skin Cancer.
AJCC TNM Staging
untuk BCC dan SCC

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, dan terapi dari Squamous cell carcinoma (SCC)
Diagnosis banding meliputi, namun tidak terbatas pada:
●Karsinoma sel basal
●Penyakit Melanoma
●Penyakit Paget Ekstramammary
●Keratosis aktinik
●Keratosis seboroik
●Penyakit Porokeratosis
●Keratosis mirip liken planus
●Kutil
●Psoriasis
●Dermatitis numular
●liken planus
●Lichen sclerosus dan atrofik
●Lupus eritematosus kutan diskoid
54
Hadian Y, Howell JY, Ramsey ML, et al. Cutaneous Squamous Cell Carcinoma.
[Updated 2024 Jul 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2025 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441939/

A. Eksisi Bedah
●Terapi utama untuk SCC

●Margin eksisi:

○4–6 mm untuk lesi kecil & berdiferensiasi baik

○>6 mm untuk lesi besar atau berdiferensiasi buruk
B. Bedah Mohs Mikrograpik
●Indikasi:

○Lesi di area kosmetik penting (wajah, telinga, hidung, bibir)

○Lesi rekuren atau agresif

○Pasien dengan imunosupresi

●Keuntungan: mengangkat tumor secara maksimal sambil mempertahankan jaringan sehat



55
Hadian Y, Howell JY, Ramsey ML, et al. Cutaneous
Squamous Cell Carcinoma. [Updated 2024 Jul 2]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2025 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441939/

C. Terapi Alternatif untuk Lesi Superfisial atau Non-operatif:
●Krioterapi (pembekuan) – untuk SCC in situ

●Kuretase dan elektrodesikasi – untuk lesi kecil, superfisial

●Terapi topikal (5-fluorourasil, imiquimod) – hanya untuk SCC in situ (Bowen’s disease)
D. Radiasi
●Alternatif bila tidak bisa operasi

●Tambahan pasca operasi (adjuvant) jika margin positif atau metastasis ke nodus limfe
E. Terapi Sistemik
●Untuk SCC metastatik atau tidak bisa dioperasi:

○Kemoterapi: cisplatin, 5-FU

○Imunoterapi: Cemiplimab (anti-PD-1) – terapi terbaru dengan hasil baik




56
Hadian Y, Howell JY, Ramsey ML, et al. Cutaneous
Squamous Cell Carcinoma. [Updated 2024 Jul 2]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2025 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441939/

LO 4
57

●Carilah tempat berteduh: Carilah tempat teduh bila memungkinkan, terutama saat
matahari sedang terik-teriknya.
●APD: Kenakan kemeja lengan panjang, celana panjang, topi bertepi lebar dan tabir
surya yang memblokir sinar UV. kacamata hitamJika memungkinkan, memilih pakaian
dengan faktor perlindungan ultraviolet (UPF) 50 atau lebih tinggi.
●Gunakan tabir surya: Untuk waktu yang lama di luar ruangan, gunakan spektrum
luas tabir surya dengan SPF 50 atau lebih tinggi pada seluruh kulit yang tidak
tertutup pakaian, termasuk tangan. Oleskan kembali setiap dua jam atau setelah
berkeringat atau berenang.
●Ketahui indeks UV: Indeks UV mengukur intensitas radiasi UV di lokasi tertentu. Jika
Anda bekerja di tempat yang terkena sinar matahari terik sepanjang tahun, tingkat
paparan dan risiko Anda meningkat.

58
Ragan, K. R., Buchanan Lunsford, N., Thomas, C. C., Tai, E. W., Sussell, A., & Holman, D. M. (2019). Skin Cancer Prevention Behaviors Among Agricultural and Construction Workers in
the United States, 2015. Preventing Chronic Disease, 16, 180446. https://doi.org/10.5888/pcd16.180446

59
●dukasi penggunaan tabir surya (SPF ≥30) dan pelindung kepala/topi

●Pemeriksaan kulit berkala terutama usia >40 tahun

●Hindari paparan langsung matahari antara pukul 10.00–15.00

●Gunakan pakaian pelindung UV

●Penyuluhan di tempat kerja seperti pertanian dan konstruksi
Ragan, K. R., Buchanan Lunsford, N., Thomas, C. C., Tai, E. W., Sussell, A., & Holman, D. M. (2019). Skin Cancer Prevention Behaviors Among Agricultural and Construction Workers in
the United States, 2015. Preventing Chronic Disease, 16, 180446. https://doi.org/10.5888/pcd16.180446

Jika Anda seorang pekerja luar ruangan, penting untuk mengetahui tanda-tanda
peringatan kanker kulit dan memeriksakannya ke dokter kulit.
●Periksa kulit Anda: Pastikan untuk periksa kulit Anda setiap bulan untuk hal-hal yang
baru, berubah, atau tidak biasa. Jika Anda melihat sesuatu, jangan menunda. Buatlah
janji temu dengan dokter kulit sesegera mungkin.
●Temui dokter kulit setidaknya sekali setahun untuk pemeriksaan kanker kulit
profesional.

60
Ragan, K. R., Buchanan Lunsford, N., Thomas, C. C., Tai, E. W., Sussell, A., & Holman, D. M. (2019). Skin Cancer Prevention Behaviors Among Agricultural and Construction Workers in
the United States, 2015. Preventing Chronic Disease, 16, 180446. https://doi.org/10.5888/pcd16.180446

61
Jenis Terapi Indikasi
Eksisi bedah Pilihan utama untuk BCC & SCC
Kuretase dan elektrodesikasi Lesi kecil, superfisial
Terapi beku (krioterapi) Lesi superfisial
Terapi topikal (imiquimod, 5-FU) Lesi pra-kanker atau superfisial
Terapi radiasi Bila pasien tidak bisa operasi atau untuk
kontrol lokal
Kemoterapi sistemik Untuk kanker lanjut/metastatik
Imunoterapi (contoh: pembrolizumab untuk
melanoma)
Kanker kulit metastatik atau tidak bisa
dioperasi

Kesimpulan
62

Kesimpulan
Pak Ahmad yang berusia 52 tahun dan bekerja sebagai buruh tani sejak muda tanpa
pelindung kepala mengalami borok kronik di area pangkal hidung yang awalnya berupa
nevus pigmentosus, kemudian berkembang menjadi ulkus dengan tepi meninggi, disertai
pus, darah, dan bau tidak sedap, tanpa nyeri dan tanpa limfadenopati. Riwayat paparan
sinar matahari kronik tanpa perlindungan, lokasi lesi di wajah, serta gambaran klinis khas
seperti ulkus rodens sangat mengarah pada diagnosis karsinoma sel basal (basal cell
carcinoma) tipe ulseratif. Diagnosis ditegakkan melalui biopsi kulit yang menunjukkan
palisading nuclei dan stroma mukoid, sementara pemeriksaan radiologis menunjukkan tidak
adanya destruksi tulang. Penatalaksanaan utama adalah bedah eksisi dengan margin
bebas tumor, dan pencegahan dilakukan melalui edukasi pekerja luar ruang serta
penggunaan pelindung seperti topi dan tabir surya.

(lebih di poin lagi)
63

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Terima
Kasih
Please keep this slide for attribution
Tags