Stent ureter merupakan salah satu alat yang paling umum digunakan dalam
urologi yang berfungsi untuk menjaga drainase urine agar adekuat mulai dari ginjal
sampai ke kandung kemih melewati obstruksi ureter.
11
Stent ureter pertama kali
dideskripsikan oleh Zimskind et al. pada tahun 1967. Stent ureter telah menjadi
bagian integral dari pilihan terapi urologis. Indikasi awal untuk menempatkan stent
ureter adalah untuk mengatasi obstruksi atau fistula ureter, namun indikasi saat ini
telah meningkat secara signifikan. Saat ini stent ureter sering digunakan sebagai
bypass obstruksi internal di ureter (misalnya karena batu) atau kompresi dari faktor
ekstrinsik ureter (misalnya keganasan). Stent ureter memungkinkan aliran urine
melewati lumen sistem genitourinari yang mengalami obstruksi.
21,22,25
Sejumlah komplikasi dapat timbul akibat penggunaan stent ureter. Komplikasi
awal seperti nyeri suprapubik, hematuria, frekuensi berkemih yang meningkat, dan
nyeri saat berkemih, sampai komplikasi yang lebih serius seperti infeksi, migrasi
stent, fragmentasi stent, enkrustasi, refluks vesikoureteral, dan gagal ginjal kronis
dapat terjadi. Kolonisasi bakteri stent berperan utama terjadinya infeksi yang terkait
dengan stent yang dapat berkembang menjadi sepsis dan menyebabkan kematian.
23,25
Dalam upaya mengurangi komplikasi stent, terutama infeksi yang terkait
stent, beberapa material dan pelapis stent telah dikembangkan. Biomaterial stent
ureter yang ideal belum ditemukan dan area pengembangan yang menjanjikan adalah
drug eluting stent untuk mencegah infeksi dan enkrustasi. Modifikasi stent ureter
meliputi desain, diameter, dan jenis material yang digunakan. Modifikasi permukaan
stent seperti silver coating, diamond–like coating, hydrophobicity change, atau
antimicrobial activity molecules (heparin, triclosan) telah diciptakan untuk
menghambat atau bahkan mungkin di masa depan untuk mencegah pembentukan
kolonisasi stent.
25
Karakteristik stent ureter yang ideal, meliputi mudah saat dilakukan insersi,
tidak mudah terjadi migrasi, memberikan aliran urine yang optimal, dapat ditoleransi
dengan baik oleh penderita, biokompatibel, biodurabiliti, tidak mudah terjadi
enkrustasi, tidak menyebabkan refluks, mudah terlihat dengan ultrasonografi, mudah
34