AAChristinaAquerila
8 views
49 slides
Oct 25, 2025
Slide 1 of 49
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
About This Presentation
fqwfqwfqf1f12f12f12f12f12f12
Size: 2.66 MB
Language: none
Added: Oct 25, 2025
Slides: 49 pages
Slide Content
Juvenile open angle glaucoma ods Anggela Trivenna Yordani (11-2017-093) Pembimbing : dr Dewi Prita Dharmastuti , SpM
IDENTITAS PASIEN Nama : An. DUA Umur : 11 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Pelajar Alamat : Jalan Krajan II Jenangan Ponorogo Nomor RM : 005491940 Tanggal Pemeriksaan : 5 November 2019 ANAMNESIS Auto dan Allo -anamnesis pada hari Selasa , 5 November 2019 Keluhan Utama Pandangan kedua mata kabur kurang lebih sejak 1 tahun yang lalu . Keluhan Tambahan Kedua mata terasa pegal dan nyeri, seperti ada yang mengganjal dan terasa gatal .
Riwayat Penyakit Sekarang K eluhan pandangan kedua mata kabur ; 1 tahun yang lalu . Orang tua pasien mengatakan awalnya pasien merasa kesulitan bila melihat tulisan di papan tulis saat bersekolah dan dengan beiringnya waktu pasien menyadari dirinya juga merasakan kesulitan bila melihat jarak dekat . Kemudian pasien juga mengeluhkan kedua mata sering terasa pegal dan terkadang nyeri , seperti ada yang mengganjal dan terasa gatal . Orang tua pasien sempat membawa pasien ke optik dan pasien diberi kaca mata , namun keluhan pasien tidak ada perbaikan . Kemudian orang tua pasien membawa pasien ke dokter spesialis mata di RS Aisyah Ponorogo , setelah empat kali kontrol pasien tidak merasakan perbaikan pada keluhannya hingga akhirnya pasien di rujuk ke RS Mata Yap untuk direncanakan tindakan operasi .
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit mata (-) Riwayat trauma pada mata (-) Riwayat penggunaan obat mata seperti steroid dalam jangka panjang (-) Riwayat operasi trabekulektomi pada mata kanan bulan September 2019. Riwayat Kesehatan Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa seperti pasien .
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis : dalam batas normal Status Ophthalmologis : 1. VISUS OD OS - Axis Visus 1 /60 1/ 300 -Koreksi Pin Hole 1/60 Tidak dilakukan -Addisi Tidak dilakukan Tidak dilakukan -Distansia Pupil Tidak dilakukan Tidak dilakukan -Kacamata Lama Ada Ada
STATUS OPHTHALMOLOGIS 2. KEDUDUKAN BOLA MATA - Eksofthalmus Tidak ada Tidak ada -Enofthalmus Tidak ada Tidak ada -Deviasi Tidak ada Tidak ada -Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah 3. SUPERSILIA -Warna Hitam Hitam -Simetris Simetris Simetris
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR -Edema Tidak ada Tidak ada -Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada - Ekteropion Tidak ada Tidak ada - Enteropion Tidak ada Tidak ada - Blefarospasme Tidak ada Tidak ada -Trikiasis Tidak ada Tidak ada -Sikatriks Tidak ada Tidak ada -Punctum Lakrimal Tidak tampak kelainan Tidak tampak kelainan -Fissura Palpebra Tidak tampak kelainan Tidak tampak kelainan -Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan 5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR -Hiperemis T i dak hiperemis Tidak hiperemis -Folikel Tidak ada Tidak ada -Papil Tidak ada Tidak ada -Sikatriks Tidak ada Tidak ada -Hordeolum Tidak ada Tidak ada -Kalazion Tidak ada Tidak ada
6. KONJUNGTIVA BULBI -Sekret Tidak ada Tidak ada -Injeksi Konjungtiva Tidak ada Tidak ada -Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada -Pendarahan Subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada -Pterigium Tidak ada Tidak ada - Pinguekula Tidak ada Tidak ada - Nevus Pigmentosa Tidak ada Tidak ada -Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada 7 . SKLERA -Warna Putih Putih -Ikterik Tidak ada Tidak ada -Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada 8 . KORNEA -Kejernihan Jernih Jernih -Permukaan R ata R ata -Ukuran 11 mm 11 mm -Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan -Infiltrat Tidak ada Tidak ada -Keratik Presipitat Tidak ada Tidak ada -Sikatriks Tidak ada Tidak ada -Ulkus Tidak ada Tidak ada -Perforasi Tidak ada Tidak ada -Arcus Senilis Tidak ada Tidak ada -Edema Tidak a da Tidak ada -Tes Plasido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
9. BILIK MATA DEPAN OD OS -Kedalaman Dalam Da lam -Kejernihan Jernih Jernih -Hifema Tidak ada Tidak ada -Hipopion Tidak ada Tidak ada -Efek Tyndal Tidak ada Tidak ada 10. IRIS -Warna Kecoklatan Kecoklatan -Kripte Tidak ada Tidak ada - Sinekia Tidak ada Tidak ada - Koloboma Tidak ada Tidak ada - Prolaps iris Tidak ada Tidak ada 11. PUPIL -Letak D itengah D itengah -Bentuk Bulat Bulat -Ukuran 4 mm 8 mm - Reflek Cahaya Langsung Positif N egati f - Reflek Cahaya Tidak Langsung Negatif Positif
STATUS OPHTHALMOLOGIS 15. PALPASI -Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada -Massa Tumor Tidak ada Tidak ada -Tensi Okuli N / Palpasi (14) N + / Palpasi (57) - Tonometri Schiots Tidak dilakukan Tidak dilakukan 16. KAMPUS VISI -Tes Konfrontasi Menyempit tidak sesuai dengan pemeriksa Menyempit tidak sesuai dengan pemeriksa
RESUME - Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun . Keluhan pandangan kedua mata kabur kurang lebih sejak satu tahun yang lalu . Kemudian pasien juga mengeluhkan kedua mata terasa pegal dan nyeri , seperti ada yang mengganjal dan terasa gatal . Satu tahun yang lalu orang tua pasien sempat membawa pasien ke optik dan pasien diberi kaca mata , namun keluhan pasien tidak ada perbaikan . Kemudian orang tua pasien membawa pasien ke dokter spesialis mata di RS Aisyah Ponorogo , setelah empat kali kontrol pasien tidak merasakan perbaikan pada keluhannya hingga akhirnya pasien di rujuk ke RS Mata Yap untuk direncanakan tindakan operasi .
OD OS 1/60 ; PH tidak maju Visus 1/300 (4mm) Refleks cahaya langsung (+) Refleks cahaya tak langsung (-) Pupil (8mm) Refleks cahaya langsung (-) Refleks cahaya tidak langsung (+) Dalam COA Dalam N (14 ) TIO N+ ( 57 ) Menyempit tidak sesuai dengan pemeriksa Tes Konfrontasi Menyempit tidak sesuai dengan pemeriksa Berdasarkan pemeriksaan status oftalmologi , didapatkan :
DIAGNOSIS KERJA ODS Juvenil Open Angle Glaucoma DIAGNOSIS BANDING Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka PENATALAKSANAAN Medikamentosa Timolol 0.5% 2x1 gtt OS Pro Trabekulektomi OS Non medikamentosa Edukasi ; Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit yang dialami pasien dan menjelaskan pentingnya setiap pengobatan yang akan diberikan, khususnya agar pasien dapat mengikuti prosedur operasi sesegera mungkin. PROGNOSIS OD / OS Ad Vitam : Bonam Ad Sanationam : dubia ad malam Ad Fungsionam : dubia ad malam
S O S mengeluh mata kiri terkadang terasa nyeri . O Pemeriksaan mata : Visus : OD : 1/60, OS : 1/300 Pupil : OS : (8mm), refleks cahaya langsung (-) refleks cahaya tidak langsung (+) OD : (4mm), refleks cahaya langsung (+) Reflex cahaya tidak langsung (-) COA : OD Dalam ; OS Dalam TIO : OD N/ Palpasi , OS N+/ Palpasi A Juvenile Open Angle Glaucoma ODS P Manitol pre op Pro Trabeculectomy OS FOLLOW UP – PRE OPERASI
S O S mengeluh mata kiri nyeri dan perih. O Pemeriksaan mata : Visus : OD : 1/60, OS : 1/300 Konjungtiva bulbi : Injeksi konjungtiva OS, Blep OS (+) Pupil : OD : (4mm ), refleks cahaya langsung (+) refleks cahaya tidak langsung (-) OS : (8mm ), reflex cahaya langsung (-) Refleks cahaya tidak langsung (+) COA : OD Dalam ; OS Dalam TIO : OD N/ Palpasi , OS N/ Palpasi A Juvenile Open Angle Glaucoma - Post Trabeculectomy OS P Homatropin 6x1 gtt OS Gentamycin 6x1 gtt OS Panadol tab 3 x 250mg PO Cefadroxyl tab 3 x 250mg PO FOLLOW UP – POST OPERASI
Laporan Operasi TRABECULEKTOMY OS Pasien tidur supinasi di atas meja operasi . Anatesi : GA Desinfeksi irigasi lapangan operasi dengan betadin 5 %. Pembatasan lapangan operasi dengan doek lubang kotak steril , doek lubang bulat (eye drape), dan doek rapat . Pasang pembuka mata . Kendali dipasang pada kornea superior dengan benang 6-0 silk di arah jam 12, fiksasi ke inferior pada doek . Flap conjungtiva fornix base dari tepi limbus mulai dari arah jam 12, undermined, control pendarahan . Sklera dicouter 4x4mm lalu di buat flap sklera fornix base dengan ketebalan setengah tebal sklera , aplikasi Mytocin 2 menit dengan konsentrasi 0,02% kemudian guyur dengan RL sebanyak 10 cc. Dibuat jendela ukuran 4x4 dengan scleral punch kemudian iridectomy perifer . Reposisi iris, jahit flap sclera pada kedua sudut . Cek aliran humor aquos dengan injeksi BSS ke dalam COA melalui lubang keratostomy . Jahit conjungtiva flap dan cek bleb. Injeksi subconjungtiva Dibekacin : Kalmetason = 1:1. Lepas benang kendali cornea. Oles Gentamicin zalp , lepas pembuka mata dan doek , pasang kasa dan plester .
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI Glaukoma adalah neuropati optik yang disebebkan oleh tekanan intraokular (TIO) yang ( relatif ) tinggi , yang ditandai oleh kelainan lapangan pandang . Peningkatan tekanan intraokuler adalah faktor risiko utama untuk glaukoma . Glaukoma juvenile adalah bentuk glaukoma sudut terbuka primer dengan peningkatan tekanan intraokuler yang terdiagnosis pada usia 4-35 tahun . Glaukoma juvenil pada umumnya terdeteksi pada fase lanjut dengan kerusakan nervus optikus yang sudah berat dan tekanan intra okular (TIO) lebih dari 40 mmHg.
EPIDEMIOLOGI Glaukoma juvenil jarang terjadi dengan insiden sekitar 1:50.000. Frekuensi terjadinya dan keparahan glaucoma juvenile pada laki-laki dan perempuan hampir sama , namun ada kecenderungan secara frekuensi lebih banyak terjadi pada laki-laki (65%). Kelainan biasanya terjadi pada kedua mata (75% kasus ) walaupun dapat terjadi secara asimetris .
ETIOLOGI Etiologi pasti dari glaukoma juvenile masih belum diketahui , namun diduga merupakan penyakit keturunan autosomal dominan dan akibat mutasi pada gen myocilin . Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan , protein myocilin ditemukan dalam sel trabecular meshwork , trabecular beams dan jaringan ikat juxtacanalicular . Ge n myocilin (MYOC) merupakan gen yang mengkode pembentukan protein myocilin . Peneliti menemukan bahwa mutasi pada gen MYOC dapat berkontribusi dalam peningkatan resistensi aliran keluar / sekresi dari humor aquos .
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS JOAG paling sering ditemukan asimpomatis . Onset glaukoma sudut terbuka biasanya progresif lambat , dan tidak nyeri , sehingga jarang timbul keluhan . Biasanya keluhan hanya berupa rasa tidak nyaman atau pegal di mata . Gejala lain yang timbul berupa peningkatan tekanan intraokuler , dimana hal ini sering mendahului kelainan diskus optikus dan lapangan pandang selama bertahun-tahun .
DIAGNOSIS Diagnosis glaukoma sudut terbuka primer ditegakkan apabila ditemukan kelainan-kelainan pada diskus optikus dan lapangan pandang yang disertai dengan peningkatan tekanan intraokular , sudut bilik mata depan terbuka dan tampak normal, dan tidak terdapat sebab lain yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular .
Differential Diagnosis Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka Pada glaukoma ini terjadi sumbatan cairan akuos pada anyaman trabekulum atau produksi cairan akuos yang berlebih dan pada glaukoma sekunder ditemukan penyakit penyebab yang jelas . Penyakit yang dapat menyebabkan glaukoma ini antara lain uveitis, katarak hipermatur , hifema , kerusakan sudut iridokorneal akibat trauma tumpul . Selain penyakit diatas , terdapat kondisi lain yang dapat menyebabkan glaukoma sekunder yaitu pemakaian steroid jangka panjang . Gejalanya seperti pada glaukoma primer sudut terbuka , antara lain : tidak terasa sakit , mata tenang , sedikit atau tidak menimbulkan keluhan .
Obat-obat Topikal Golongan kolinergik : pilokarpin , karbakhol Golongan antagonis adrenergik : epinefrin , dipivefrin , apraklonidin , brimonidin Golongan penyekat reseptor beta: timolol , carteolol , betaxolol , metoprolol Golongan analog prostaglandin: latanoprost , travoprost Golongan penghambat anhidrase karonat : dorzolamid , brinzolamid Obat-obat Sistemik Golongan inhibitor karbonik anhidrase : acetazolamid , methazolamid Zat hiperosmotik : manitol , gliserin , urea Medikamentosa
Non M edikamentosa Laser trabekuloplasti Trabekulopasti laser dikerjakan untuk membuat sikatriks di trabekulum . Sikatriks sifatnya membuat tarikan , diharapkan bagian yang tidak terkena laser/ tidak terjadi sikatriks akan tertarik sehingga celah trabekulum melebar . Tindakan laser ini dilakukan pada pasien dengan glaukoma sudut terbuka yang sudah tidak toleren atau tidak patuh menggunakan obat-obatan anti glaukoma .
Trabekulektomi Trabekulektomi merupakan teknik bedah untuk mengalirkan cairan melalui saluran yang ada dan sering dilakukan pada glaukoma sudut terbuka . Pada trabekulektomi ini , cairan mata tetap terbentuk normal akan tetapi pengaliran keluarnya dipercepat atau salurannya diperluas . Tujuannnya agar cairan mata bisa melewati anyaman trabekula menuju ruang subkonjungtiva dimana pada saat bersamaan tekanan intraokuler optimal tetap dipertahankan ( tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah ) sebagaimana mempertahankan bentuk bulat mata .
PROGNOSIS Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini . Walaupun telah ada teknik pembedahan , namun tidak menjamin kesembuhan mata . Dengan demikian tetap diperlukan kontrol teratur . Pada penderita memerlukan pemeriksaan papil saraf optik ( funduskopi ) dan lapangan pandang 6 bulan sekali .
Pembahasan kasus
ANAMNESIS STATUS OFTALMOLOGI PEMERIKSAAN ANJURAN TATALAKSANA PROGNOSIS
seorang anak laki-laki berusia 11 tahun K eluhan pandangan kedua mata kabur kurang lebih sejak satu tahun yang lalu . Sesuai dengan teori yang ada , onset glaukoma khususnya glaukoma sudut terbuka biasanya bersifat progresif lambat dan keadaan klinis mata cenderung tenang . Biasanya selain gangguan pada visus , pasien hanya mengeluhkan rasa tidak nyaman atau pegal di mata . Hal ini sesuai dengan hasil anamnesis yang ada dimana pasien yang hanya mengeluhkan pandangannya yang perlahan kabur , selain itu mengeluhkan kedua matanya terasa pegal dan nyeri , seperti ada yang mengganjal . Glaukoma sering disebut dengan pencuri penglihatan karena gejalanya yang sering tidak dirasakan oleh pasien . Pasien umumnya sadar ketika kerusakan yang terjadi sudah parah . Kelainan Refraksi ? Kelainan Organ? ANAMNESIS
visus OD 1/60, visus OS 1/300 Edema kornea pada mata kiri Ukuran pupil mata kanan 4mm dengan RCL (+) / RCTL (-) Ukuran pupil mata kiri 8mm dengan RCL (-) / RCTL (+) kamera okuli anterior pada kedua mata dalam N+/ palpasi pada mata kiri dan dengan pemeriksaan tonometri non kontak didapatkan nilai tekanan intraokuler 57 Tes konfrontasi hasil lapang pandang mata kanan dan mata kiri menyempit tidak sesuai dengan pemeriksa STATUS OFTALMOLOGI
Hal ini semakin mendukung dasar pemikiran diagnosa glaukoma . Sesuai dengan teori g laukoma adalah neuropati optik yang disebabkan oleh tekanan intraokular (TIO) yang ( relatif ) tinggi , yang ditandai oleh kelainan lapangan pandang . Glaukoma juvenil pada umumnya terdeteksi pada fase lanjut dengan kerusakan nervus optikus yang sudah berat dan tekanan intra okular (TIO) lebih dari 40 mmHg. Penilaian kedalam COA dapat digunakan untuk menentukan jenis glaukoma sudut terbuka atau sudut tertutup . Selain itu hilangnya refleks cahaya pada pupil menandakan perjalanan penyakit yang telah mengenai saraf optikus .
POAG JOAG DIAGNOSIS Saat ini pasien berusia 11 tahun , sehingga pasien didiagnosa dengan Juvenil Open Angle Glaucoma . Frekuensi terjadinya dan keparahan glaucoma juvenile pada laki-laki dan perempuan hampir sama , namun ada kecenderungan secara frekuensi lebih banyak terjadi pada laki-laki (65%) dan kelainan biasanya terjadi pada kedua mata (75% kasus ).
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan status oftalmologi ini , maka disimpulkan pasien menderita glaukoma primer sudut terbuka . Hal ini dikarenakan tidak ditemukan atau diketahui penyebab yang jelas / idiopatik . Kemudian berdasarkan onset usia pasien , pasien termasuk dalam juvenile open angle glaucoma . Perbedaan JOAG dan POAG hanya terlihat dari onset umur yang menderita . Sesuai dengan teori glaukoma juvenil adalah bentuk glaukoma sudut terbuka primer yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokular dan ditemukan pada rentang usia 5 sampai 35 tahun . Saat ini pasien berusia 11 tahun , sehingga pasien didiagnosa dengan Juvenil Open Angle Glaucoma . Frekuensi terjadinya dan keparahan glaucoma juvenile pada laki-laki dan perempuan hampir sama , namun ada kecenderungan secara frekuensi lebih banyak terjadi pada laki-laki (65%) dan kelainan biasanya terjadi pada kedua mata (75% kasus ).
Pada glaukoma sekunder biasanya disebabkan oleh penyakit lain pada mata seperti uveitis, katarak hipermatur , hifema , atau akibat trauma tumpul maupun akibat penggunaan steroid jangka panjang . Sedangkan pada kasus tidak ditemukan hal-hal tersebut . Untuk menyingkirkan diagnosis banding lain, dapat dianjurkan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan gonioskopi . Dimana pada pemeriksaan ini dapat dibedakan secara pasti antara glaukoma sudut terbuka atau tertutup . Selain itu dapat pula dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan Optical Coherence Tomography (OCT) untuk dapat melihat / mendeteksi kerusakan dari papil saraf optik sedini mungkin . Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka
Timolol 0.5% yang dipakai dua kali sehari . Sesuai dengan teori timolol maleat tergolong dalam penyekat reseptor β-2 yang menurunkan TIO dengan cara mengurangi produksi cairan akuos oleh badan siliar . Obat yang tersedia dengan konsentrasi 0.1% ( bentuk gel) diberikan sekali sehari dan dengan konsentrasi 0.25%-0.5% ( bentuk tetes mata ), diberikan 2 kali sehari . TATALAKSANA Medikamentosa Non medikamentosa Manitol pre operasi Manitol adalah obat golongan hiperosmotik yang diberikan secara intravena , mempunyai cara kerja dan efek samping seperti zat hiperosmotik yang lain. Dosis yang tersedia dalam kandungan 20% dalam 500ml. Dosis yang dapat diberikan 1-2gr/ kgBB atau 5ml/ kgBB intravena dalam satu jam.
Trabekulektomi Tindakan ini dilakukan untuk mengalirkan cairan melalui saluran yang ada dan sering dilakukan pada glaukoma sudut terbuka . Hal ini dilakukan atas indikasi target penurunan tekanan intraokular yang tidak tercapai dengan obat . Sebagaimana diketahui dari hasil anamnesis pasien sebelumnya sudah mendapatkan tatalaksana medikamentosa berupa obat-obatan di RS Aisyah Ponorogo , namun pasien tidak merasakan adanya perbaikan pada keluhannya .
Selain terapi diatas , edukasi juga memegang peran penting baik edukasi kepada pasien maupun keluarga pasien . Perlu dijelaskan dengan baik mengenai kondisi perjalanan penyakit pasien dan setiap tatalaksana yang akan diberikan kepada pasien . Setelah mendapatkan tatalaksana berupa tindakan operasi , pasien tetap harus rutin kontrol untuk memeriksakan tekanan intraokular dan luas lapang pandangnya .
Ad vitam ; bonam , karena Juvenil Open Angle Glaucoma yang diderita pasien tidak mengancam nyawa . Ad fungsionam ; dubia ad malam , karena dilihat dari kondisi visus terakhir pasien sebelum dilakukan operasi adalah OD 1/60 dan OS 1/300. Pada glaukoma tindakan operasi tidak dilakukan untuk memperbaiki visus , melainkan untuk mempertahakn visus agar tidak semakin turun . Dengan keadaan visus tersebut , kemungkinan terbesar pasien sulit untuk melakukan fungsinya seperti semula . Adsanationam ; dubia ad bonam . Walau telah dilakukan operasi , tidak menutup kemungkinan tekanan intraokuler pasien dapat meningkat kembali suatu hari nanti . Namun melihat tingkat kepatuhan pasien dan keluarga pasien , diharapkan pasien dapat terus melakukan kontrol rutin mengenai keadaan matanya agar bila ditemukan kelainan yang mengarah pada kekambuhan dapat segera terdiagnosis dan ditatalaksana .
kesimpulan
Dari anamnesis dan pemeriksaan status oftalmologi yang telah dilakukan , dapat disimpulkan pasien menderita Juvenile Open Angle Glaucoma . Keadaan ini terjadi kira-kira 1:50000 dengan frekuensi terjadinya lebih banyak pada laki-laki (65%). Penyebab dari JOAG belum diketahui pasti / idiopatik namun diduga merupakan penyakit keturunan autosomal dominal dan akibat mutasi gen myocilin . Adanya perkembangan abnormal dari jaringan trabekula dan sudut iridotrabekular menyebabkan gangguan pengaliran cairan aquosus sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intraokular .
JOAG secara klinis sifatnya asimptomatis , onset perjalanan penyakit progresif lambat dengan keadaan klinis mata cenderung tenang . Glaukoma juvenil pada umumnya terdeteksi pada fase lanjut dengan kerusakan nervus optikus yang sudah berat dan tekanan intra okular (TIO) lebih dari 40 mmHg. Tatalaksana dalam kasus ini dapat dengan pemberian obat-obatan maupun tindakan pembedahan tergantung dari indikasi penyakit . Prognosis juga sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini . Walaupun telah ada teknik pembedahan namun tidak menjamin kesembuhan mata , dengan demikian tetap diperlukan kontrol teratur .