03. kecelakaan dan penyakit akibat kerja.pdf

mutiara991126 0 views 63 slides Oct 16, 2025
Slide 1
Slide 1 of 63
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63

About This Presentation

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa


Slide Content

Pertemuan ketiga
Mutiara Nurmawati Dewi,S.T.,M.T.
KECELAKAAN & PENYAKIT AKIBAT
KERJA
K3 & HUKUM KETENAGAKERJAAN

DEFINISI INCIDENT
Kejadian yang tidak direncanakan
yang berpotensi menimbulkan
kerugian (cedera, kerusakan, dll),
tetapi belum tentu menyebabkan
akibat yang merugikan.

DEFINISI ACCIDENT
Kejadian yang tidak direncanakan
dan benar-benar mengakibatkan
kerugian seperti cedera, kerusakan
properti, atau gangguan proses kerja.

“HAZARD”
• Sumber potensi bahaya atau
sesuatu yang berpotensi
menyebabkan cedera,
kerusakan, atau gangguan
kesehatan.
•Hazard dapat berupa bahan-
bahan kimia, fisik, biologis,
ergonomi, psikologis, mekanis

•Danger adalah kondisi
berbahaya yang segera
mengancam keselamatan
manusia, peralatan, lingkungan,
atau proses kerja.
•Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana muncul
sumber bahaya.
•Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
DANGER

“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.
Untuk menentukan resiko membutuhkan
perhitungan antara konsekuensi/ dampak
yang mungkin timbul dan probabilitas,
yang biasanya disebut sebagai tingkat
resiko (level of risk).

AMAN (SELAMAT)
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya
telah dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai, dan
ini adalah lawan dari bahaya
(danger).
 

TINDAKAN TAK AMAN
Adalah suatu pelanggaran
terhadap prosedur
keselamatan yang
memberikan peluang
terhadap terjadinya
kecelakaan

KEADAAN TAK AMAN
Keadaan lingkungan yang tidak
aman dan beresiko menyebabkan
kecelakaan kerja

Kategori Kecelakaan Kerja :
•Kecelakaan Industri ( Industrial Accident)
yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja karena adanya sumber bahaya atau
bahaya kerja.
•Kecelakaan dalam Perjalanan
(Community Accident)
kecelakaan yang terjadi saat pekerja
sedang dalam perjalanan dari rumah
menuju tempat kerja atau sebaliknya,
selama perjalanan tersebut masih dalam
rute normal dan wajar.

UNSUR KECELAKAAN
•Tidak diduga semula dan tidak
diinginkan
•Mengganggu proses
•Mengakibatkan kerugian fisik dan
material

SEBAB KECELAKAAN
•Sebab dasar / Asal mula
–Partisipasi pihak manajemen
–Faktor manusia
–Faktor lingkungan
•Sebab Utama / gejala
–Kondisi Tidak aman (Unsafe Condition)
–Perbuatan tidak aman (Unsafe Actions)
–Khusus untuk penyakit akibat kerja
•Akibat kecelakaan
–Kerugian bersifat ekonomi
–Kerugian bersifat non ekonomi

PENYAKIT AKIBAT KERJA
•Faktor biologis
(infeksi hewan ,virus,bakteri,jamur,
cacing)
•Faktor kimia(debu,gas,uap,cairan )
•Faktor fisika(kebisingan,getaran,suhu
•Faktor fisiologi kerja(Sikap/cara
kerja,konstruksi mesin)
•Faktor psikologis (rutinitas/suasana
kerja/hubungan kerja tdk nyaman)
•Faktor mekanis(mesin/alat2berat)

Teori Domino diperkenalkan oleh H.W. Heinrich pada tahun
1931. Teori ini digunakan untuk menganalisis penyebab
kecelakaan kerja dan menjelaskan bahwa kecelakaan tidak
terjadi secara tiba-tiba, tetapi melalui rangkaian peristiwa
seperti deretan domino yang saling jatuh.
TEORI PENYEBAB
KECELAKAAN KERJA

Prinsip Utama Teori Domino
Jika salah satu domino (faktor) dihilangkan, maka rangkaian
kecelakaan akan terputus.
??? Contoh:
•Jika faktor Unsafe Acts / Unsafe Conditions dikendalikan,
maka kecelakaan tidak akan terjadi, meskipun faktor
sebelumnya ada.
Contoh Kasus
•Pekerja tidak menggunakan sarung tangan (unsafe act).
•Mesin tidak memiliki pelindung (unsafe condition).
•Tangan pekerja terjepit mesin (accident).
•Mengalami patah tulang (injury).
Pencegahan:
•Dengan memberikan pelatihan, memperbaiki mesin, dan
mewajibkan penggunaan APD, domino kecelakaan bisa
dihentikan.
TEORI PENYEBAB
KECELAKAAN KERJA

LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR

PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
LACK OF CONTROL
●PROGRAM TIDAK SESUAI
●STANDARD TIDAK SESUAI
●KEPATUHAN TERHADAP
PELAKSANAAN K3
LEMAHNYA PENGENDALIAN/KELEMAHAN
PENGAWASAN OLEH MANAJEMEN
TEORI PENYEBAB KECELAKAAN
KERJA
Teori Bird & Loftus

LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB TAK
LANGSUNG
INSIDEN
SEBAB DASAR
●PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
●KURANG /TDK ADANYA
STANDAR
●PENGADAAN (PURCHASING)
●KURANG PERALATAN
●MAINTENANCE
●PENGELOLAAN & SUPERVISI
KURANG MEMADAI
●KEMAMPUAN FISIK
●KEMAMPUAN MENTAL TIDAK
LAYAK
●EMOSI
●STRESS MENTAL
●KURANG PENGETAHUAN &
KEAHLIAN
●MOTIVASI
●SIKAP
FAKTOR PRIBADI
FAKTOR LINGKUNGAN

LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
SEBAB LANGSUNG
● PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
● APD KURANG, TIDAK LAYAK
● PERALATAN RUSAK
● RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
● SISTEM PERINGATAN KURANG
● BAHAYA KEBAKARAN
● KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
● KEBISINGAN
● TERPAPAR RADIASI
● TEMPERATUR EXTRIM
● PENERANGAN TIDAK LAYAK
● VENTILASI TIDAK LAYAK
● LINGKUNGAN TIDAK AMAN
●OPERASI TANPA OTORISASI
●GAGAL MEMPERINGATKAN
●GAGAL MENGAMANKAN
●KECEPATAN TIDAK LAYAK
●MEMBUAT ALAT PENGAMAN
TIDAK BERFUNGSI
●PAKAI ALAT RUSAK
●PAKAI APD TIDAK LAYAK
●PEMUATAN TIDAK LAYAK
●PENEMPATAN TIDAK LAYAK
●MENGANGKAT TIDAK LAYAK
●POSISI TIDAK AMAN
●SERVIS ALAT BEROPERASI
●BERCANDA, CEROBOH
●MABOK ALKOHOL, OBAT
●GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
PERBUATAN TAK AMAN KONDISI TAK AMAN

LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB TAK
LANGSUNG
INSIDEN
INSIDEN
● STRUCK AGAINST menabrak/bentur benda diam/bergerak
● STRUCK BY terpukul/tabrak oleh benda bergerak
● FALL TO jatuh dari tempat yang lebih tinggi
● FALL ON jatuh di tempat yang datar
● CAUGHT IN tusuk, jepit, cubit benda runcing
● CAUGHT ON terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
● CAUGHT BETWEEN terpotong, hancur, remuk
● CONTACT WITH listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
● OVERSTRESS terlalu berat, cepat, tinggi, besar
● EQUIPMENT FAILURE kegagalan mesin, peralatan
● EVIRONMENTAL RELEASE masalah pencemaran
KONTAK

LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB TAK
LANGSUNG
INSIDEN
KERUGIAN
•MANUSIA
•PERALATAN
•MATERIAL
•LINGKUNGAN

LEMAHNYA
KONTROL
SEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI
STANDAR
TAK SESUAI
KEPATUHAN
PELAKSANAAN
FAKTOR
PERORANGAN
FAKTOR
KERJA
PERBUATAN
TAK AMAN
&
KONDISI
TAK AMAN
<KEJADIAN>
KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
BAHAN/ ZAT
KECELAKAAN
ATAU
KERUSAKAN
YANG TAK
DIHARAPKAN
KERUGIAN
Teori Bird & Loftus

TUJUAN KESELAMATAN KERJA
•Mencegah/ mengadakan usaha
pencegahan agar karyawan tidak mendapat
luka/cidera/mati
•Tidak terjadinya kerugian / kerusakan pada
alat /material/produksi
•Upaya pengawasan thd 4 M yaitu :
manusia, material, mesin, metode kerja
yang dapat memberikan lingkungan kerja
aman dan nyaman sehingga tidak terjadi
kecelakaan

TUJUAN KESELAMATAN KERJA
Manusia
Mesin
Material
Metode
Lingkungan kerja
aman
Tidak ada
cidera
Tidak ada
kerusakan/
kerugian
PENGAWASAN

KECELAKAAN………?
Adalah suatu kejadian yang, antara lain :
•Tidak direncanakan
•Tidak diinginkan
•Tidak diduga
•Terjadi kapan saja
•Dimana saja
•Menimpa siapa saja

PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
1.Tindakan yang berbahaya (Unsafe Action) : Sikap
kurang baik/ceroboh, tidak memenuhi SOP, tidak pakai
APD, kesehatan tdk memenuhi syarat, tidak terampil.
2.Lingkungan kerja yang berbahaya (Unsafe Condition) :
Konstruksi pesawat/instalasi tdk memenuhi syarat,alat
pengaman/perlengkapan tdk berfungsi dg baik,
pengisian/pengangkutan/penempatan yg tidaktepat,
lantai licin.
3.Faktor Manajemen : Tidak melaksanakan syarat2 K3,
Prosedur kerja tidak ada, tidak mengikuti petunjuk
pembuatan peralatan teknik, pengawasan kurang baik.

BIAYA KECELAKAAN
A.Biaya Langsung
- biaya kompensasi
- biaya perawatan/pengobatan
- biaya reparasi peralatan
- biaya penyelidikan
B.Biaya Tidak Langsung
- Kehilangan waktu dari teman teman sekerja karena
pekerjaan terhenti
- Kehilangan waktu karena karyawan lain menolong korban
- Kehilangan waktu untuk persoalkan apa yang baru terjadi
- Biaya pelatihan ulang dan hilang waktu kerja

PEMERIKSAAN KECELAKAAN
Tujuan dilakukan pemeriksaan kecelakaan
Adalah untuk, antara lain :
•Mencari penyebab dari terjadinya kecelakaan
tersebut
•Memberikan rekomendasi / tindakan untuk
koreksi dari penyebab tersebut di atas
•Memberikan tindakan pencegahan terhadap
kecelakaan tersebut
•Akhirnya diharapkan dengan tindakan
koreksi/pencegahan yang diberikan, maka tidak
terjadi kecelakaan yang sama atau sejenis

Hirearki Pengendalian Potensi
Bahaya Kecelakaan Kerja
A.Pengendalian Teknis ( Engineering
Control)
1.Eliminasi
2.Substitusi
3.Isolasi
4.Perubahan Proses
5.Ventilasi
B.Pengendalian Administratif
1.Pengurangan waktu kerja
2.Rotasi, Mutasi
C.Alat Pelindung Diri

Hirearki Pengendalian Potensi
Bahaya Kecelakaan Kereja
1. Eliminasi
Menghapus sumber bahaya sepenuhnya dari proses kerja. Metode ini adalah yang paling efektif, karena risiko
benar-benar dihilangkan.
Contoh:
Menghapus penggunaan bahan kimia beracun dari proses produksi.
Mendesain ulang mesin agar tidak memiliki bagian yang berbahaya.
Menghilangkan langkah kerja yang berpotensi menyebabkan cedera.
2. Substitusi
Mengganti bahan, alat, atau proses yang lebih berbahaya dengan yang lebih aman.
Contoh:
Mengganti cat berbasis pelarut kimia dengan cat berbasis air.
Mengganti gas beracun dengan gas yang tidak beracun.
Mengganti mesin manual dengan mesin otomatis untuk mengurangi risiko cedera tangan.
3. Isolasi
Memisahkan sumber bahaya dari pekerja sehingga kontak langsung tidak terjadi.
Contoh:
Memasang pembatas fisik atau pelindung mesin (machine guarding).
Menggunakan ruang tertutup untuk proses yang melibatkan bahan beracun.
Membuat kandang pengaman di sekitar mesin berputar cepat.
Memisahkan area kerja dengan pintu otomatis agar bahan berbahaya tidak keluar.
??? Efektif untuk bahaya seperti radiasi, kebisingan, dan bahan kimia berbahaya.

Hirearki Pengendalian Potensi
Bahaya Kecelakaan Kereja
4. Perubahan Proses (Process Change)
Mengubah cara kerja, urutan langkah, atau desain proses produksi agar lebih aman.
Contoh:
Mengubah proses pengecatan manual menjadi pengecatan otomatis dengan robot.
Mengubah metode pemanasan bahan kimia agar mengurangi uap berbahaya.
Mendesain ulang tata letak pabrik agar pekerja tidak melewati area berbahaya.
??? Tujuannya adalah mengurangi potensi paparan bahaya sejak awal proses.
5. Ventilasi (Ventilation Control)
Menggunakan sistem ventilasi untuk mengurangi atau menghilangkan paparan bahaya di udara seperti uap
kimia, asap, atau debu.
Jenis ventilasi:
Ventilasi umum (general ventilation):
Mengalirkan udara segar ke seluruh ruangan.
Contoh: Exhaust fan pada pabrik cat.
Ventilasi lokal (local exhaust ventilation):
Menyedot kontaminan langsung dari sumbernya sebelum menyebar ke area kerja.
Contoh: Penyedot asap las di bengkel.
??? Ventilasi sangat penting pada pekerjaan dengan bahan kimia, debu, atau gas beracun.

PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
•Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.

•Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik
jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah
karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan
pekerjaan.( Hebbie Ilma Adzim, 2013)

PENYEBAB PAK
▪ Terdapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat
kerja, berikut beberapa jenis yang digolongkan berdasarkan
penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja.
a. Golongan fisik:
bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi, penerangan
b. Golongan kimiawi:
semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut
c. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll
d. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
e. Golongan psikososial:
stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjan

MACAM MACAM PAK
▪ Penyakit Saluran Pernafasan (karena debu/partikel)
▪ Penyakit saluran Pernafasan (penyebab lain)
▪ Penyakit Kulit
▪ Kerusakan Pendengaran
▪ Gejala pada Punggung dan Sendi
▪ Kanker
▪ Coronary Artery
▪ Penyakit Liver
▪ Masalah Neuropsikiatrik
▪ Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya

PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN
(KARENA DEBU DAN PARTIKEL)
▪ Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa
alamiah maupun ulah manusia, yaitu lewat kegiatan industri dan
teknologi.
▪ Partikel yang mencemari udara banyak macam dan jenisnya,
tergantung pada macam dan jenis kegiatan industri dan teknologi yang
ada.
▪ Partikel-partikel udara sangat merugikan kesehatan manusia. Pada
umumnya udara yang tercemar oleh partikel dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis.
▪ Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap
didalam paru-paru.
▪ Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel
(debu) yang masuk atau terhisap kedalam paru-paru. Beberapa jenis
penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki
banyak kegiatan industry dan teknologi, yaitu silikosis, asbestosis, bisinosis,
antrakosis, danberiliosis.

PENYAKIT SILIKOSIS
▪ Penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa
SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian
mengendap. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan
baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan
besi(mengikir, menggerinda) dll.
▪ Selain dari itu, debu silika juga banyak terdapat di tempat penampang
besi, timah putih dan tambang batu bara. Pemakaian batu bara
sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkam debu silika bebas SiO2.
Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara
bersama-sama dengan partikel yang lainya, seperti debu alumunia,
oksida besi dan karbon dalambentuk debu.
▪ Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu
mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan
lingkungan yang ketat sebab penyakit silikosis belum ada obatnya yang
tepat.
▪ Gejala silikosis (terutama yang akut) adalah sesak napas, batuk, demam
dan sianosis (kulit kebiruan).

PENYAKIT ASBESTOSIS
▪ Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan
oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara.
▪ Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang
paling utama adalah magnesium silikat.
▪ Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang
menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik
beratap asbes dan lain sebagainya.
▪ Debu asbes yang terhirup ke dalam paru-paru akan
mengakibatkan gejala sesak nafas dan batuk batuk yang disertai
dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak besar/melebar.

▪ Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak
debu asbes dalam dahak tersebut.
▪ Pemakaian asbes untukberbagai macam keperluan kiranya perlu
diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan
lingkungan agar jangan mengakibatkan asbestosis ini.

PENYAKIT BISNOSIS
▪ Penyakit bisnosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
pencemaran debu kapas atau serat kapas di udara yang
kemudian terhisap kedalam paru-paru.
▪ Pencemaran ini dapat dijumpai pada pabrik pemintalan kapas,
pabrik tekstil, perusahaan, atau pergudangan kapas.
▪ Masa inkubasi penyakit bisnosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun.

▪ Tanda-tanda awal penyakit bisnosis ini berupa sesak nafas, terasa
berat pada dada, terutama peda hari senin (yaitu hari awal kerja
pada setiap minggu).
▪ Pada bisnosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut
biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan
mungkin juga disertai dengan emphysema.

PENYAKIT ANTRAKOSIS
▪ Penyakit antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh debu batu bara.
▪ Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang
batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan
penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada tanur
besi, lokomotif (stoker), dan juga pada kapal laut bertenaga
batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap
berbahan bakar batubara.
▪ Gejala: Dada kadang seperti tong, paru hiperresonan dengan
dengan napas dangkal dan lemah , kadang terdengar ronki dan
wheezing. Batuk yang kadang-kadang mengeluarkan sputum
berwarna hitam seperti tinta, seperti susu, kelabu, jernih, atau
bernoda batu bara

PENYAKIT BERILIOSIS
▪ Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang
berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk
halogenida, dapat menyebabkan penyakit saliran pernafasan
yang disebut beriliosis.
▪ Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis,
bronchitis, dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala
sedikit demam, batuk kering, dan sesak nafas.
▪ Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri
yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga,
pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung
radio, dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang
industri nuklir.

▪ PAK pada saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis.

▪ Akut misalnya asma akibat kerja. Sering didiagnosis sebagai
tracheobronchitis akut atau karena virus kronis,
▪ Seperti gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
atau edema paru akut.
▪ Penyakit ini disebabkan oleh bahan kimia seperti nitrogen oksida.

▪ Pada umumnya tidak spesifik, menyusahkan, tidak mengancam
kehidupan, dan kadang sembuh sendiri.
▪ Dermatitis kontak yang dilaporkan, 90% merupakan penyakit
kulit yang berhubungan dengan pekerjaan.
▪ Dalam mengidentifikasi iritan, penting riwayat pekerjaan yang
merupakan penyebab, membuat peka, atau karena faktor lain.
PENYAKIT KULIT

▪ Banyak kasus gangguan pendengaran menunjukan akibat
pajanan kebisingan yang lama, ada beberapa kasus bukan
karena pekerjaan.
▪ Riwayat pekerjaan secara detail sebaiknya didapatkan dari
setiap orang dengan gangguan pendengaran.
▪ Pentingnya dibuat rekomendasi tentang pencegahan terjadinya
hilang pendengaran
KERUSAKAN PENDENGARAN

▪ Tidak ada tes atau prosedur yang dapat membedakan penyakit
pada punggung yang berhubungan dengan pekerjaan
daripada yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
▪ Penentuan kemungkinan bergantung pada riwayat pekerjaan.
▪ Contohnya: Artritis dan tenosynovitis disebabkan oleh gerakan
berulang yang tidak wajar
GEJALA PADA PUNGUNG
DAN SENDI

Kanker
▪ Adanya presentase yang signifikan menunjukan kasus Kanker
yang disebabkan oleh pajanan di tempat kerja. Bukti bahwa
bahan di tempat kerja (karsinogen) sering kali didapat dari
laporan klinis individu dari pada studi epidemiologi. Contoh
pajanan karsinogen di tempat kerja:
Asbes → Kanker paru dan mesotelioma.
Benzena → Leukemia.
Radiasi pengion → Kanker tiroid, leukemia.
Debu kayu keras → Kanker nasofaring.
•Pada kanker akibat kerja, sering kali gejala kanker muncul
puluhan tahun setelah pajanan awal.
KANKER, CORONARY ARTERY,
LIVER

Penyakit arteri koroner (Coronary Artery Disease / CAD)
•Kondisi ketika pembuluh darah koroner yang menyuplai jantung
mengalami penyempitan atau sumbatan.Hal ini menyebabkan
aliran darah dan oksigen ke otot jantung berkurang, sehingga
memicu:
Nyeri dada (angina pectoris, Serangan jantung (myocardial
infarction), Gangguan irama jantung (aritmia), Kematian
mendadak pada kasus berat
KANKER, CORONARY ARTERY,
LIVER

Faktor Risiko di Tempat Kerja
a. Stres Pekerjaan (Work Stress)
Stres kronis di tempat kerja meningkatkan risiko CAD karena:
•Memicu peningkatan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.
•Menyebabkan tekanan darah meningkat dan jantung bekerja
lebih keras.
•Mempercepat pembentukan plak aterosklerosis pada arteri
koroner.
Contoh pekerjaan berisiko tinggi stres:
•Pekerja shift malam (buruh pabrik, perawat, petugas medis).
•Pekerjaan dengan tanggung jawab tinggi seperti pilot, manajer
proyek, petugas lalu lintas udara.
•Pekerja dengan beban kerja berat dan target ketat.
KANKER, CORONARY ARTERY,
LIVER

b. Pajanan Carbon Monoxide (CO)
•CO adalah gas beracun yang tidak berbau dan tidak berwarna,
sering dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna.
•CO berikatan kuat dengan hemoglobin (Hb), membentuk
karboksihemoglobin (COHb), yang:
1. Mengurangi kemampuan darah membawa oksigen,
2. Memicu hipoksia (kekurangan oksigen) di jaringan, termasuk
otot jantung
3. Meningkatkan risiko angina dan serangan jantung terutama
pada pekerja dengan penyakit jantung sebelumnya.
KANKER, CORONARY ARTERY,
LIVER
Sumber CO Contoh Pekerjaan
Mesin diesel & bensin Operator forklift, supir truk
Proses pembakaran logam Las, pabrik baja
Ruang tertutup dengan
ventilasi buruk
Gudang, tambang bawah
tanah

Liver
•Penyakit liver seperti hepatitis (infeksi virus) dan sirosis (kerusakan
hati karena alkohol) sering kali memiliki gejala yang mirip dengan
kerusakan liver akibat pajanan bahan toksik di tempat kerja.
Contoh Gejala Umum:
•Pembesaran hati (hepatomegali)
•Sakit perut bagian kanan atas
•Kulit dan mata menguning (jaundice)
•Mudah lelah dan lemah
KANKER, CORONARY ARTERY,
LIVER

Bahan Toksik yang Bersifat Hepatotoksik
Beberapa bahan di tempat kerja yang diketahui dapat merusak
liver, antara lain:
KANKER, CORONARY ARTERY,
LIVER
Bahan Toksik Sumber Pekerjaan / Industri Efek pada Liver
Vinyl chloride Industri plastik (PVC)
Kanker hati
(angiosarcoma)
Karbon tetraklorida
(CCl₄)
Pabrik pelarut, pembersih
logam
Kerusakan sel hati
(nekrosis)
Arsenik Pertambangan, pestisida Sirosis, kanker hati
Aflatoksin
Pekerjaan terkait pertanian,
penyimpanan biji-bijian
Kanker hati
(hepatoseluler)
Alkohol industri
Pabrik minuman beralkohol,
pelarut
Sirosis, hepatitis toksik
Obat-obatan tertentuIndustri farmasi, rumah sakit
Hepatitis akibat obat
(drug-induced hepatitis)

▪ Masalah neuropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat kerja
sering diabaikan.
▪ Depresi oleh karena penyalahgunaan zat-zat atau masalah
psikiatri.
▪ Kelakuan yang tidak baik mungkin merupakan gejala awal dari
stres yang berhubungan dengan pekerjaan.
▪ Selain itu, Carbon disulfide dapat menyebabkan gejala seperti
psikosis (gangguan mental sulit membedakan kenyataan dan
imajinasi).
▪ Neuropati perifer (kerusakan pada system saraf tepi), sering
dikaitkan dengan diabet,pemakaian alkohol, atau tidak diketahui
penyebabnya.
▪ Beberapa neurotoksin (termasuk arsen, timah, merkuri, methyl,
butyl ketone) dapat menyebabkan neuropati perifer.
MASALAH NEUROPSIKIATRIK

a. Faktor Fisik
b. Faktor Kimia
c. Faktor Biologi
d. Faktor Ergonomi/Fisiologi
e. Faktor Psikologi
FAKTOR PENYEBAB PAK

Penyebab:
1) Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian
2) Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan
Hyperpireksi, Miliaria, Heat Cramp, Heat Exhaustion,
dan Heat Stroke
3) Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat
menyebabkan katarak
4) Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis
5) Radioaktif: alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan
gangguanterhadap sel tubuh manusia
6) Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease
7) Getaran menyebabkan Reynaud’s Disease, ganguan
metabolisme, Polineurutis
FAKTOR FISIK

Pencegahannya:
1) Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
2) Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang
cukup memadai.
3) Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
4) Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
5) Pelindung mata untuk sinar laser
6) Filter untuk mikroskop
FAKTOR FISIK

Pencegahannya:
1) Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
2) Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang
cukup memadai.
3) Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
4) Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
5) Pelindung mata untuk sinar laser
6) Filter untuk mikroskop
FAKTOR FISIK

Penyebab
▪ Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara,
hasil samping(produk), sisa produksi atau bahan
buangan.
▪ Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel
▪ Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan,
saluran pencerrnaan kulit dan mukosa. Masuknya
dapat secara akut dan secara kronis.
▪ Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia,
keracunan sistematik, kanker, kerusakan kelainan janin.
▪ Terjadi pada petugas/ pekerja yang sering kali kontak
denganbahan kimia dan obat-obatan seperti
antibiotika. Demikian pula dengan solvent yang
banyak digunakan dalam komponen antiseptik,
desinfektan dikenal sebagai zat yang paling
karsinogen.
FAKTOR KIMIA

Pencegahannya:
1) Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan
kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas
laboratorium.
2) Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat
vakum untuk mencegah tertelannya bahan kimia dan
terhirupnya aerosol.
3) Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata,
sarung tangan, celemek, jas laboratorium) dengan
benar.
4) Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat
melekat antara mata dan lensa.
5)Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan
benar.
FAKTOR KIMIA

Penyebab:
▪ Viral Diseases: rabies, hepatitis
▪ Fungal Diseases: Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC,
Tetanus
▪ Parasitic Diseases: Ancylostomiasis, Schistosomiasis
Pencegahannya:
1) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi,
dan desinfeksi.
2) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan pekerja untuk memastikan
dalam keadaan sehat badan, punya cukup kekebalan alamiuntuk bekrja dengan
bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
3) Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good
Laboratory Practice).
4) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
5) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius, dan
spesimen secara benar.
6) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
7) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
8) Kebersihan diri dari petugas.
FAKTOR BIOLOGI

▪ Faktor ini sebagai akibat dari cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja
yang salah, dan kontruksi yang salah. Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri
otot, deformirtas tulang, perubahan bentuk, dislokasi, dan kecelakaan.
▪ Ergonomi sebagai ilmu, teknologi, dan seni berupaya menyerasikan alat, cara,
proses, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan, dan Batasan
manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomic
bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut
dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job
▪ Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah,
bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan,
hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang
disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia
▪ Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga
kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan
gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah
nyeri pinggang kerja (low back pain)
FAKTOR ERGONOMI

▪ Faktor ini sebagai akibat organisasi kerja (tipe kepemimpinan, hubungan kerja
komunikasi, keamanan), tipe kerja (monoton, berulangulang, kerja berlebihan,
kerja kurang, kerja shift, dan terpencil).
▪ Manifestasinya berupa stress. Beberapa contoh faktor psikososial yang dapat
menyebabkan stress antara lain:
1) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency danmenyangkut hidup mati
seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk
memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan
keramahantamahan
2) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
3) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama
teman kerja.
4) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sector formal ataupun
informal.
FAKTOR PSIKOLOGI

Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat
digunakan sebagai pedoman:
1) Menentukan diagnosis klinis
2) Menentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini
3) Menentukan apakah pajanan memang dapat menyebabkan
penyakit tersebut
4) Menentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar
untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut.
5) Menentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat
mempengaruhi.
6) Mencari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan
penyebab penyakit.
7) Membuat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh
pekerjaannya.
DIAGNOSIS PAK

Berikut ini beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja,
diantaranya:
1) Memakai alat pelindung diri secara benar dan teratur
2) Mengenali resiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjad lebih
lanjut
3) Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka
yang berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat
ditempuh seperti berikut ini:
1) Pencegahan Pimer – Health Promotion
2) Pencegahan Sekunder – Specific Protection
3) Pencegahan Tersier
PENCEGAHAN PAK

Pencegahan Pimer – Health Promotion
▪ Perilaku kesehatan
▪ Faktor bahaya di tempat kerja
▪ Perilaku kerja yang baik
▪ Olahraga
▪ Gizi
Pencegahan Sekunder – Specific Protection
▪ Pengendalian melalui perundang-undangan
▪ Pengendalian administratif/organisasi:
rotasi/pembatas jam kerja
▪ Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindungdiri (APD)
▪ Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
Pencegahan Tersier
▪ Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
▪ Pemeriksaan kesehatan berkala
▪ Pemeriksaan lingkungan secara berkala
▪ Surveilans
▪ Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja
▪ Pengendalian segera ditempat kerja
PENCEGAHAN PAK

TERIMA KASIH
Tags