1.materi 1mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

TKLPKPKarawang 4 views 52 slides Sep 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 52
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52

About This Presentation

xxx


Slide Content

Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)

LET’s See…

1. Tragedi Minamata Minamata adalah sebuah desa kecil yang menghadap ke laut Shiranui , bagian selatan Jepang sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan , dan merupakan pengkonsumsi ikan cukup tinggi . Kasus Minamata ini terkenal di dunia bila membicarakan masalah industri , limbah dan kesehatan masyarakat , yang terungkap setelah sekitar 600 ton merkuri , yang digunakan sebagai katalis dalam prosesnya , dibuang secara bertahap sekitar 45 tahun . Tahun 1932 berdiri PT Chisso yang memproduksi berbagai jenis produk dari mulai pupuk kimia sampai batu baterai Bencana mulai nampak pada tahun 1949 ketika hasil tangkapan mulai menurun drastis ditandai dengan punahnya jenis karang diikiuti dengan kematian kucing kucing yang memakan ikan dari sungai dekat pabrik tsb Tahun 1956 adanya laporan kasus gadis berusia 5 tahun yang menderita gejala kerusakan otak , gangguan bicara , dan hilangnya keseimbangan sehingga tidak dapat berjalan . Menyusul kemudian adalah adik dan empat orang tetangganya . Tahun 1976 sekitar 120 penduduk Minamata meninggal karena keracunan merkuri dan 800 orang menderita sakit . Tahun 1978, 8100 penduduk mengklaim hal ini , dan 1500 diantaranya yang diperiksa diketahui keracunan merkuri . Akhirnya pembuangan merkuri dihentikan dengan ditutupnya pabrik tersebut , dan pemerintah menyatakan bahwa Chisso adalah penanggung jawab penyakit yang berjangkit di Minamata. 22 Maret 1979 dua pemimpin Chisso , yang pada saat itu telah berumur 77 tahun dan 68 tahun , dihukum masing-masing 2 tahun dan 3 tahun penjara . Disamping itu , korban kasus ini menerima santunan yang dibebankan pada Chisso .

2. KASUS LOVE CANAL (Amerika Serikat ) Over 280 chemicals were found in the ground water around Love Canal. Tahun 1892 di Niagara Falls dibangun kanal sepanjang 7 mil yang dapat menguhubungkan hulu dan hilir sungai Niagara. Namun menyisakan seperempat mil yang tidak terhubungkan . Bagian itu dijadikan tempat penimbunan limbah dari pabrik sekitar Niagara Falls Pada tahun 1930-an, Hooker Chemical and Plastic Corporation yang memproduksi bahan kimia di daerah tersebut mulai mengurug limbahnya pada bagian utara Love Canal yang belum terselesaikan . Sampai tahun 1947 dapat dikatakan daerah tersebut menjadi lahan pengurugan beragam jenis limbah terutama dari industri , termasuk pula abu sisa pembakaran dari kota . William T. Love pada tahun 1892 merencanakan membuat sebuah kanal yang akan dapat menghubungkan bagian hulu dan hilir sungai Niagara. Direncanakan bahwa di sekitar kanal tersebut akan dibangun kawasan industri dan pemukiman untuk memanfaatkan tenaga listrik yang ada . Hooker Chemical akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa sekitar 22.000 ton limbah kimia , diantaranya 200 ton trichlorophenol, telah diurug di lahan-urug tersebut . Studi pada tahun 1980 mengemukakan adanya bukti kerusakan khromosom pada penduduk , sehingga Pemerintahan Carter pada saat itu memerintahkan evakuasi sekitar 1000 keluarga dan ganti rugi remediasi pun dilakukan

Seveso terletak di Italia Utara. Akhir 1960 Industri Farmasi Swiss Hoffman-La Roche memilih Seveso sebagai lokasi pabriknya . Pabrik ini menghasilkan asap yang berbau , tetapi penduduknya rupanya sudah terbiasa . Kecelakaan terjadi pada tanggal 10 Juli 1976, ketika reaktor akan dipanaskan dan terjadi retak pada katup pengamannya . Pada temperatur yang sesuai , reaksi kimiawi yang terjadi menghasilkan 2,3,7,8-TCDD. Sekitar 1 Kg dioxin terbuang ke udara membentuk kabut melewati ribuan hektar sekitar bencana . Penduduk di sekitarnya dievakuasi dan dilarang menggunakan barang-barangnya . Ibu-ibu yang hamil dianjurkan untuk menggugurkan kandungannya , dan prianya dihawatirkan mengalami kerusakan pada fungsi genetiknya . Daun-daun pohon di sekitarnya menjadi rontok , binatang - binatang seperti terpanggang . Anak- anak dengan langsung menunjukkan gejala chloracne pada mukanya dan bagian lain di tubuhnya Pembersihan daerah terkontaminasi merupakan usaha besar-besaran yang dilakukan , terutama pada pabrik itu sendiri yang tercemar berat . Pemerintah Italia akhirnya memutuskan penggunaan teknik insinerasi dan landfilling bagi komponen-komponen pabrik tersebut . Landfilling dalam tanah dilakukan dalam 2 lubang dengan proteksi kuat , yaitu dilapis bentonit dan lembaran polyethylene. Pohon-pohon terkontaminasi ditebang . Tanah terkontaminasi dikupas sedalam rata-rata 5 cm. Daerah tersebut kemudian dijadikan taman . Pekerjaan ini membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun 3. SeVEso ACident

Peraturan yang terkait : Peraturan Pemerintah No. 74 Th. 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Definisi B3 ( Pasal 1): Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya , baik secara langsung maupun tidak langsung , dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup , dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup , kesehatan , kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya ; Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan , mengangkut ,  mengedarkan ,  menyimpan ,  menggunakan dan atau membuang B3

Pasal 5 Ayat 1: B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. mudah meledak (explosive); b. pengoksidasi (oxidizing); c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable); d. sangat mudah menyala (highly flammable); e. mudah menyala (flammable); f. amat sangat beracun (extremely toxic); g. sangat beracun (highly toxic); h. beracun (moderately toxic); i . berbahaya (harmful); j. korosif (corrosive); k. bersifat iritasi (irritant); l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment); m. karsinogenik (carcinogenic); n. teratogenik ( teratogenic ); o. mutagenik (mutagenic).

Pasal 15 Ayat 1: Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet). Tata cara pemberian simbol dan label bahan berbahaya dan beracun (B3): * PerMen LH Nomor 03 03Tahun2008 2008

Bentuk dasar , ukuran dan Bahan Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat , warna dasar putih dan garis tepi tebal berwarna merah . Ukuran simbol pada kemasan disesuaikan , sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm Bahan simbol : tahan air, goresan dan bahan kimia yg mengenainya . Untuk di kendaraan pengangkut , simbol dibuat dg cat yang dapat berpendar SIMBOL

1. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak ( explosive ), Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.

Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia , yang merupakan garam nitrat dari kation amonium . Senyawa ini memiliki rumus kimia NH4NO3, disederhanakan menjadi N2H4O3. Senyawa ini adalah padatan kristal putih dan sangat larut dalam air. Senyawa ini utamanya digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kaya-nitrogen.[4] Penggunaan utama lainnya adalah sebagai komponen campuran peledak

2. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi ( oxsidizing ) Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahan-bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.

SENYAWA PENGOKSIDASI Hidrogen Peroksida (H2O2) Hidrogen peroksida merupakan peroksida yang paling sering dijumpai . Hidrogen peroksida murni mempunyai penampilan yang mirip air, tetapi mempunyai bau yang sedikit tajam . Bahan ini banyak digunakan dalam industri tekstil . Dalam industri kimia , bahan ini digunakan untuk memproduksi bahan peroksida metalik dan organik . Larutan yang mengandung hidrogen peroksida lebih dari 50% (volume) dapat menyebabkan timbulnya api secara spontan dari bahan yang dapat terbakar . Hidrogen peroksida selain dapat bertindak sebagi oksidator kuat , namun dapat pula berfungsi sebagai reduktor lemah . Pada saat bertindak sebagai reduktor , oksigen selalu dibebaskan . Hidrogen peroksida dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius ; pada konsentrasi larutan lebih besar dari 30 % (volume) larutan ini korosif terhadap kulit . Menghirup , menelan kontak dengan kulit maupun mata dapat menyebabkan luka parah , luka bakar atau bahkan kematian .

3. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala ( flammable ) Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam.

Propana adalah senyawa alkana tiga karbon dengan rumus kimia C3H8 yang berwujud gas dalam keadaan normal, tetapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam . Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin , barbeque ( pemanggang ), dan di rumah-rumah . Propana dijual sebagai bahan bakar , propana dikenal juga sebagai LPG (liquified petroleum gas - gas petroleum cair ) yang dapat berupa campuran dengan sejumlah kecil propena , butana , dan butena . Kadang ditambahkan juga etanetiol sebagai bahan pemberi bau agar dapat digunakan sebagai deteksi jika terjadi kebocoran . Di Amerika Utara, komposisi utama LPG adalah propana (paling tidak 90%), dengan tambahan butana dan propena .

4. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun ( toxic ) Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :  Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD 50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun); dan/atau  Sifat bahaya toksisitas akut.

BAHAN-BAHAN KIMIA TOKSIK Hidrogen Sianida (HCN) Gas HCN larut dalam air membentuk asam hidrosianik . Hidrogen sianida anhidrous ( cair ) merupakan bentuk yang secara komersial sering dijumpai , merupakan bahan yang tidak stabil . HCN banyak digunakan dalam pembuatan plastik seperti polyacrylonitrile yang mengandung grup -CN. Bila jenis plastik ini dipanaskan , maka akan terdekomposisi secara termal dan terbentuklah gas racun HCN. Bahan racun ini mempengaruhi transportasi oksigen dalam darah , karena dapat mengganggu aktivitas enzim cyctochrome oxidase yang dibutuhkan untuk respirasi selluler dan pembentukan enersi . Bahan ini masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan atau kulit . sianida menyebabkan oksigen tidak bisa diserap darah , sehingga suplai oksigen di organ vital terganggu . Misalnya suplai oksigen ke otak terhenti bisa menyebabkan kejang-kejang . Kalau ke paru-paru kekurangan oksigen akan menyebabkan sesak nafas hingga koma atau tidak sadarkan diri .

5. Simbol B3 Klasifikasi bersifat berbahaya ( harmful ) Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

CONTOH NYA????? Cari Sendiri yahh ………… 

6. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi ( irritant ) Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai erikut :  padatan maupun cairan yang terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan ;  Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;  Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit ; dan/atau  Iritasi /kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata.

Kalsium Hidroksida Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Kalsium hidrokida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih . Kalsium hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida ( CaO ) dengan air. Senyawa ini juga dapat dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida (CaCl2) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH).

7. Simbol B3 Klasifikasi bersifat korosif ( corrosive ) Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut : Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit; Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55 o C; dan /atau Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.

Contoh B3 ( Bahan Korosif ) Asam ini merupakan cairan yang tidak berwarna , dengan densitas sekitar 2 kali air, dan sangat reaktif , dapat menimbulkan sifat toksik , nyala dan ledakan . Selalu diperhatikan bahwa pengenceran dilakukan dengan penuangan secara perlahan pada air yang teraduk perlahan . Bila ini dilakukan terbalik , akan menyebabkan terjadinya pendidihan lokal disertai percikan yang membahayakan . Bentuk bahaya yang kedua dari bahan ini adalah sifatnya yang dapat mengekstrak air dari bahan yang berkontak dengannya . Reaksi dehidrasi ini sangat kuat , sehingga dapat menghancurkan sama sekali kertas dan tekstil . Asam Sulfat (H 2 SO 4 )

8. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan ( dangerous for environment) Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).

9. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik ( carcinogenic, tetragenic, mutagenic ) Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada. Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut :  karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;  tetragenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi   pembentukan dan pertumbuhan embrio;  mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genetika;  toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;  toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau gangguan saluran pernafasan

Formalin Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal , atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tetapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.

10. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas) Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran

Dalam bentuk cairan ( dengan temperatur -196 o C), Nitrogen dipergunakan sebagai media pendingin dengan beragam aplikasi .

LABEL Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3 Bentuk dan ukuran : Bentuk persegi panjang (3:1), warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam .

Nama B3/Nama dagang Nama B3 (Komposisi, No.CAS/No.UN) Informasi tindakan penanganan Keterangan tambahan Identitas pemasok Kata Peringatan Pernyataan bahaya: - Klasifikasi B3 - Fisik, kesehatan dan lingkungan

Pemasangan Label B3 Simbol Label

The NFPA 704 System is a means of providing hazard information for a material. Each of the four sections is associated with a particular hazard and the higher the number the more hazardous the material is for that particular characteristic. The fourth section is to give information on special hazards. Other hazard classification systems

TUGAS Buat materi presentasi terkait dengan tragedy industry, jelaskan penyebab ( Latar Belakang ), Efek nya seperti apa , penanganannya bagaimana 1 kelompok maximal 5 orang presentasi miggu depan

Thank You

KUIS Beri contoh zat flammable Sebutkan No. peraturan pemerintah tentang pengertian pengelolaan B3 3 tragedy industry yang menjadi trending topic dunia Beri keterangan gambar , dan contoh zat nya Beri keterngan dan contoh zat

Beberapa Contoh Bahan Kimia Beracun Efeknya Terhadap Kesehatan

Keberadaan B-3 Tidak semua B-3 adalah limbah , oleh karena itu keberadaan B-3 tidaklah terbatas pada lokasi tertentu . Banyak industri yang memanfaatkan B-3 sebagai bahan baku untuk produksi atau memproduksi bahan yang bersifat bahaya dan / atau beracun . Banyak bahan-bahan produk yang tergolong B-3, baik karena sifatnya atau konsentrasi B-3-nya dibutuhkan oleh masyarakat sebagai bahan terpakai ( memiliki daya guna ) maupun sebagai bahan konsumsi . Masyarakat / lingkungan rumah tangga sebagai konsumen produk industri tidak akan terbebas dari bahan yang bersifat berbahaya atau beracun . Sarana umum seperti : bahan bakar (gas, bensin ), pembersih lantai , obat pembasmi serangga , merupakan bagian dari B-3. Perlengkapan kecantikan / kosmetik ( seperti : pembersih muka , lipstick, hair spray, parfum dan lain-lain) dan berbagai jenis makanan dan minuman yang mengandung aditif ( seperti : pengawet , pewarna , aroma dan lain-lain) juga tidak terlepas dari keberadaan B-3.

Pengertian Limbah B-3 Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya , baik secara langsung maupun tidak langsung , dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup , kesehatan , kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

Limbah B3 dari sumber spesifik . Limbah ini merupakan sisa proses suatu industri atau kegiatan tertentu . Limbah B3 dari sumber tidak spesifik . Limbah ini berasal bukan dari proses utama suatu kegiatan industri . Misalnya dari kegiatan pemeliharaan alat , pencucian , inhibitor, korosi , pelarut perak , dan pengemasan . Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa , tumpahan , bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi . Menurut PP No. 12 Tahun 1995, kategori limbah B3 berdasarkan sumber terdiri atas : Kategori limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan : a. mudah meledak b. pengoksidasi c. sangat mudah sekali menyala d. sangat mudah menyala e. amat sangat beracun f. sangat beracun g. beracun h. berbahaya i.korosif j. bersifat iritasi k. berbahaya bagi lingkungan l. Karsinogenik m. Teratogenik n. mutagenik . Kategori Limbah B3

Berdasarkan sumber dan karakteristik , limbah B3 dapat pula dibedakan berdasarkan jenis dan sifat limbahnya . Pengelompokan limbah berdasarkan jenisnya meliputi : Limbah radioaktif Limbah bahan kimia Limbah biologis Limbah mudah terbakar ( flamable ) Limbah mudah meledak (explosive Pengelompokan limbah B3 berdasarkan sifat dari limbahnya terdiri atas : Limbah mudah terbakar ( flamable ); Limbah mudah meledak (explosive); Limbah menimbulkan karat (corrosive) Limbah pengoksidasi (oxidizing waste) Limbah yang menimbulkan penyakit (infectious waste) Limbah beracun (toxic waste) Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999 jo PP No. 85 Tahun 1999, limbah yang termasuk limbah B3 adalah limbah yang memenuhi salah satu atau lebih karakteristik berikut : mudah meledak ; mudah terbakar , bersifat reaktif ; beracun ; menyebabkan infeksi ; bersifat korosif , limbah lain yang apabila diuji dengan metode toksikologi dapat diketahui termasuk dalam jenis limbah B3

1. Limbah gas Keberadaannya sulit dideteksi kecuali untuk gas yang berbau.Gas yang tidak berbau tidak bisa dianggap bebas dari B3.Adanya gas berbahaya / beracun yang tidak berbau hanya dapat diketahui dengan alat detektor tertentu . Sedangkan untuk gas yang berbau akan menunjukkan bau khas dari suatu bahan ( dalam bentuk gas). Gas tidak berbau misalnya : karbon dioksida , nitrogen, hidrogen , sinar radioaktif , mercury ( uap ), freon (gas pendingin ). Sedangkan gas yang berbau misalnya : gas belerang , ammonia, uap asam , senyawa hidrokarbon . Limbah B3 berdasarkan Wujudnya

2. Limbah cair . Dilihat dari struktur kimianya , terdapat limbah cair yang tidak dapat bercampur ( larut ) dengan air, bercampur sebagian dan bercampur sempurna . Cairan tidak bercampur air, misal : minyak , oli bekas . Cairan yang bercampur sebagian dengan air, misal : asam dan basa lemah , beberapa pelarut organik.Sedangkan cairan yang bercampur sempurna dengan air, misal : alkohol , aseton , asam dan basa kuat . Adapun sifat fisik yang bisa dirasakan dengan panca indera adalah : bening / berwarna , tidak berbau / berbau dan tidak berasa / berasa . Limbah B3 berdasarkan Wujudnya

Limbah B3 berdasarkan Wujudnya 3.Limbah padat Limbah yang berwujudpadat biasa disebut sebagai sampah . Dilihat dari sifatnya , sampah terbagi dalam 2 jenis , yaitu : sampah organik dan sampah non- organik . a. Sampah organik mempunyai sifat mudah terurai secara alamiah ( dengan sendirinya ). Termasuk sampah organik antara lain: sisa makanan , sayuran , batang dan daun tumbuhan . b. Sampah non- organik mempunyai sifat tidak dapat terurai secara alamiah atau memerlukan waktu sangat lama untuk penguraiannya . Termasuk sampah anorganik antara lain: logam / kaleng bekas , plastik , kaca / beling , kain bekas , kapas , karet , kulit , kertas dan lain-lain.

Strategi Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya Dengan diketahuinya karakteristik limbah B3 maka suatu upaya pengelolaan terpadu dapat dilaksanakan . Pengelolaan terpadu ini dapat terdiri atas pengendalian ( controlling ), pengurangan ( reduction/minimizing ), pengumpulan ( collecting ), penyimpanan ( storage ), pengangkutan ( transportation ), pengolahan ( treatment ), dan pembuangan akhir ( final disposal ). Untuk mendapatkan suatu sistem pengelolaan limbah yang efektif dan optimal maka strategi pengelolaan yang diterapkan dapat terdiri atas : Hazardous Waste Minimization , yaitu mengurangi limbah kegiatan industri sampai seminimal mungkin . Daur Ulang ( recycle ) dan recovery. Strategi ini ditujukan untuk memanfaatkan kembali limbah sebagai bahan baku dengan cara mendaur ulang atau recovery . Proses pengolahan ( treatment ). Proses ini untuk mengurangi kandungan unsure beracun seihngga tidak berbahaya dengan cara mengolahnya secara fisik , kimia , atau biologis . Secure Landfill . Strategi ini mengkonsentrasikan kandungan limbah B3 dengan fiksasi kimia dan pengkapsulan , selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan yang aman dan terkontrol . Proses detoksifikasi dan netralisasi . Netralisasi dimaksudkan untuk mengurangi kadar racun . Incenerator , yaitu memusnahkan dengan cara pembakaran pada alat pembakar khusus .

Hal- hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pengolahan Limbah B3 Lokasi Pengolahan Syarat yang harus dipenuhi untuk lokasi pengolahan limbah di dalam lokasi penghasil limbah adalah : lokasi merupakan daerah bebas banjir jarak dengan fasilitas umum minimal 50 meter. Sedangkan syarat yang harus dipenuhi untuk lokasi pengolahan limbah di luar lokasi penghasil limbah adalah sebagia berikut : lokasi merupakan daerah bebas banjir jarak dengan jalan utama / tol minimum 150 meter atau 50 meter untuk jalan lainnya , jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 meter, Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 meter, Jarak dengan wilayah terlindungi seperti cagar alam , hutan lindung minimum 300 meter. b. Fasilitas Pengolahan Mengingat limbah B3 dalam jumlah sedikitpun mempunyai dampak yang besar pada lingkungan , maka fasilitas pengolahan harus mempunyai sistem operasi . Sistem operasi tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam penolahan limbah B3. Sistem operasi dalam fasilitas pengolahan limbah B3 harus meliputi : sistem kemanan fasilitas ; sistem pencegahan terhadap kebakaran sistem penanggulangan keadaan darurat ; sistem pengujian peralatan ; dan pelatihan karyawan .

Hal- hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pengolahan Limbah B3 c. Penanganan Limbah Sebelum Diolah Setiap limbah B3 harus diidentifikasi untuk kemudian dianalisis kandungan guna menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut . Setelah uji analisis kandungan dilakukan kemudian ditentukan metode yang tepat dalam pengolahan limbah sesuai dengan karakteristik dan kandungan limbah . d. Pengolahan Limbah B3 Metode pengolahan limbah B3 yang dipilih didasarkan atas karakteristik dan kandungan limbah . Metode pengolahan limbah B3 dapat terdiri atas proses berikut : proses secara kimia , meliputi : redoks , elektrolisa , netralisasi , pengendapan . proses secara fisika , meliputi : pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen , kristalisasi dll proses stabilisasi / solidifikasi , proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif , proses insinerasi , dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih . Artinya , jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar ( insinerasi ) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr. e. Hasil Pengolahan Limbah B3 Hasil pengolahan limbah ditempatkan secara khusus di tempat pembuangan akhir limbah B3. Oleh karenanya harus mempunyai tempat khusus hasil pengolahan limbah .

Contoh Pengelolaan Limbah B3 Dengan MEO ( Mediated Electrochemical Oxidation ) Mediator 10 mL (1 N ferro sulfat dengan 0,1 M hidrogen peroksida ), 5 mL larutan asam sulfat 2 M, dan 10 ml limbah Dimasukan kedalam sel elekrolisis . Elektrode dipasang pada sel elektrolisis kemudian dihubungkan dengan catu daya arus searah . Kedua elektrode dihubungkan masing - masing di anode dan di katode . sel elektrolisis dihubungkan dengan erlenmeyer berisi barium hidroksida menggunakan pipa penghubung dan erlenmeyer dihubungkan dengan pipa penghubung ke gelas kimia yang telah diisi air. Kemudian dioperasikan Karbon dioksida

Mekanisme Reaksi Barium Hidroksida Substrat Air

Reaksi di anode 2 H 2 O O 2(g) + 4 H + + 4 e E o oks = -1.23 Volt Fe 2+ Fe 3+ + e Didalam larutan : H 2 O 2( aq ) 2 H + ( aq ) + 2O• (aq) + 2e (medium a sam) 2 Fe 3 + (aq ) + 2e 2 Fe 2 + (aq) 2 Fe 3 + (aq) + H 2 O 2( aq ) 2 H + ( aq ) + 2O• (aq) + 2 Fe 2 + (aq) Reaksi keseluruhan 2O• (aq) + C a H b O c(aq) CO 2(g) + H 2 O (l) Reaksi di katode 2H + ( aq ) + 2e H 2(g) E = 0 volt Mekanisme Reaksi

Metode pengolahan Limbah B3 Solidifikasi Insenerasi
Tags