1 Menyusun Kurikulum Satuan Pendidikan Oleh : Warsito (PERMENDIKBUD NO 12 TAHUN 2024) Pekaitan , Tgl 30 - 31 Mei 2024 Disampaikan pada : Pendampingan Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2024 SMA N 1 Pekaitan , Rokan Hilir Tahun 2024
Tujuan : Peserta dapat memahami landasan dasar KSP, Peserta dapat menganalisis struktur kurikulum KSP, Peserta dapat memahami KSP; Peserta dapat mengembangkan KSP sekolah ;
Permendikbud NO. 12 Tahun 2024
Latar Belakang Keluarnya Permen 12 Tahun 2024 bahwa untuk membangun manusia merdeka yang beriman , bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , dan berakhlak mulia , serta berkarakter Pancasila, pendidikan diarahkan untuk memberdayakan dan membangun kemandirian peserta didik dengan tetap mengakui hak dan kewenangan pendidik ; bahwa untuk mewujudkan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, diperlukan kurikulum yang mampu beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi , perkembangan global, serta keragaman sosial dan budaya ; bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan berwenang untuk menetapkan kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum pada pendidikan anak usia dini , jenjang pendidikan dasar , dan jenjang pendidikan menengah ; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan , Riset , dan Teknologi tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah ;
Model kurikulum merdeka yang diharapkan : Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah yang selanjutnya disebut Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberi fleksibilitas dan berfokus pada materi esensial untuk mengembangkan kompetensi peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.
Kurikulum merdeka mencakup : a. kerangka dasar Kurikulum ; dan b. struktur Kurikulum .
Kerangka Dasar Kurikulum mencakup : tujuan ; prinsip ; karakteristik pembelajaran ; landasan filosofis ; landasan sosiologis ; dan landasan psikopedagogis .
Struktur Kurikulum mencakup : kompetensi , merupakan kesatuan sikap , keterampilan , dan pengetahuan yang menunjukkan kemampuan Peserta Didik sebagai hasil dari proses pembelajaran . muatan pembelajaran , merupakan susunan materi atau isi yang disampaikan pada proses pembelajaran , mencakup sikap , keterampilan , dan pengetahuan yang diharapkan dikuasai oleh Peserta Didik sesuai dengan kebutuhan belajar . beban belajar , merupakan alokasi waktu pembelajaran untuk mencapai kompetensi Peserta Didik .
Struktur Kurikulum memuat : Intrakurikuler ; Kokurikuler . Ekstrakurikuler sesuai dengan karakteristik Satuan Pendidikan.
Intrakurikuler memuat a. kompetensi ; dalam bentuk CP, b. muatan pembelajaran ; dirumuskan dalam bentuk mata pelajaran. c. beban belajar ; dirumuskan dalam bentuk alokasi waktu dalam 1 ( satu ) tahun pelajaran ..
Kokurikuler memuat a. kompetensi ; dalam bentuk 6 Profil pelajar Pancasila ( dirumuskan dalam bentuk ciri Peserta Didik yang: beriman , bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , dan berakhlak mulia ; bergotong royong; bernalar kritis ; berkebinekaan global; mandiri ; dan kreatif ), b. muatan pembelajaran ; memuat tema projek penguatan profil pelajar Pancasila. Tema P5 relevan dengan konteks sosial budaya dan karakteristik Peserta Didik . c. beban belajar ; dirumuskan dalam bentuk alokasi waktu dalam 1 ( satu ) tahun pelajaran .
Ekstrakurikuler Memuat : a. kompetensi ; b. muatan pembelajaran ; c. beban belajar ; Pengembangan Ekstrakurikuler mengacu pada: a. komponen ; b. jenis dan format kegiatan ; c. prinsip pengembangan ; d. mekanisme ; e. evaluasi ; f. daya dukung ; dan g. pihak yang terlibat . Kegiata Ekstrakurikuler dilaksanakan dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya Satuan Pendidikan dan Peserta Didik . Eskul Pramuka : Sekolah wajib menyediakan eskul pramuka , namun siswa tidak wajib memilih eskul pramuka .
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
Kurikulum Satuan Pendidikan paling sedikit memuat: a. karakteristik Satuan Pendidikan; b. visi , misi , dan tujuan Satuan Pendidikan; c. pengorganisasian pembelajaran ; dan d. perencanaan pembelajaran . Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan dilakukan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan Satuan Pendidikan, potensi daerah , dan Peserta Didik . (3) Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Satuan Pendidikan atau kelompok Satuan Pendidikan. (4) Pengembangan kurikulum Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melibatkan komite sekolah /madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama kabupaten / kota . (5) Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat melibatkan masyarakat . (6) Panduan pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan ditetapkan oleh pejabat pimpinan tinggi madya yang melaksanakan tugas di bidang Kurikulum . Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
Masa Peralihan
Masa Peralihan
STRUKTUR KURIKULUM
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Kurikulum operasional yang dikembangkan menunjukkan kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik , satuan pendidikan , dan daerah . Dalam mengembangkan dan mengelola kurikulum operasional , satuan pendidikan sebaiknya melibatkan seluruh pemangku kepentingan , termasuk siswa , komite sekolah , dan masyarakat Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum operasional sekolah yang dapat dimodifikasi , dijadikan contoh , atau rujukan untuk satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum operasionalnya .
Profil Pelajar Pancasila “ Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten , berkarakter , dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila ”. Pernyataan ini mengandung dua hal , yaitu : 1) Kompetensi untuk menjadi warga negara lndonesia yang demokratis dan 2) Untuk menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21
Profil Pelajar Pancasila Dimensi Profil P elajaran Pancasila : Beriman , bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , dan berakhlak mulia . Berkebinekaan global. Bergotong -royong. Mandiri . Bernalar kritis . Kreatif . Dalam dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif , tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia .
Posisi Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Operasional Sekolah (KOS), sebagai : Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah . Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh setiap warga sekolah . Benang merah yang menyatukan segala praktik yang dijalankan di sekolah .
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan secara Umum UU No. 20 Th 2003 , ttg 3, Sisdiknas psl 3, yaitu : “Pendidikan nasional … bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang : 1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , 2) berakhlak mulia , 3) sehat , 4) berilmu , 5) cakap , 6) kreatif , 7) mandiri , dan 8) menjadi warga negara yang demokratis serta 9) bertanggung jawab .”
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
Komponen Kurikulum Operasional Sekolah Karakteristik Satuan Pendidikan Visi , Misi , dan Tujuan Pengorganisasian Pembelajaran , dan Perencanaan Pembelajaran Lampiran …. Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran ruang lingkup kelas , satuan pendidikan dapat menggunakan , memodifikasi , atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah , dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/ modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran . Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan pendidika
Contok Sistematika KOS BAB I KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN A. Karakteritik Sekolah Merdeka B. Landasan Hukum BAB II VISI, MISI, Tujuan Satuan Pendidikan A. Visi SMP Merdeka B. Misi SMP Merdeka C. Tujuan Satuan Pendidikan 1. Tujuan Nasional pendidikan 2. Tujuan SMP Merdeka BAB III Pengorganisasian Pembelajaran A. Intrakurikuler B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila BAB. IV Rencana Pembelajaran A. Rencana Pembelajaran untuk ruang lingkup SMP Merdeka B. Rencana Pembelajaran untuk ruang lingkup Kelas Lampiran :
Karakteristik satuan pendidikan Melalui analisis konteks , menggambarkan keunikan satuan pendidikan dalam hal peserta didik , sosial , budaya , guru, dan tenaga kependidikan . Untuk Sekolah Menengah Kejuruan , tidak saja menggambarkan keunikan satuan pendidikan tapi juga program keahliannya .
Visi , Misi , dan Tujuan satuan Pendidikan harus Berpusat pada Peserta Didik Visi ( Mimpi / gambaran masa depan dan realistis ) : Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang sekolah dan nilai-nilai yang dituju Menggambarkan nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai Profil Pelajar Pancasila Misi (Tindakan) : Menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi ; Memegang nilai-nilai penting dalam menjalankan misi
Tujuan (Hasil yang diinginkan pada peserta didik ): Tujuan akhir dari kurikulum sekolah yang berdampak kepada peserta didik Tujuan menggambarkan tahapan-tahapan ( milestone ) penting dan selaras dengan misi Strategi sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya Kompetensi / karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan sekolah tersebut dan selaras dengan profil Pelajar Pancasila Untuk SMK : visi dan misi disusun untuk lingkup sekolah , tujuan disusun untuk lingkup program keahlian berdasarkan analisis kebutuhan dunia kerja
Pengorganisasian pembelajaran : Cara sekolah mengatur muatan kurikulum dalam satu rentang waktu , dan beban belajar , mengelola pembelajarannya untuk mendukung pencapaian CP dan Profil Pelajar Pancasila, misalnya : mingguan , sistem blok , atau cara pengorganisasian lainnya , dari kegiatan : Intrakurikuler , berisi mata pelajaran dan tambahan lainnya jika ada ( mulok ). Untuk SMK, mata pelajaran dan/ atau konsentrasi disusun oleh satuan pendidikan bersama dunia kerja . Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila(PPP) , menjelaskan pengelolaan projek yang mengacu pada PPP pada tahun ajaran tersebut . Untuk PAUD, projek penguatan PPP disatukan dalam kegiatan pembelajaran , tidak terpisah dengan intrakurikuler . Untuk SMK, projek ini ditambah dengan tema Kebekerjaan dan Budaya kerja sehingga namanya menjadi projek penguatan PPP dan Budaya Kerja .
Rencana Pembelajaran : Untuk ruang lingkup sekolah , menggambarkan rencana pembelajaran selama setahun ajaran . Berisi alur pembelajaran /unit mapping ( untuk sekolah-sekolah yang sudah menjalankan pembelajaran secara integrasi ), program prioritas satuan pendidikan
Lampiran : Contoh-contoh rencana pembelajaran ruang lingkup kelas : menggambarkan rencana pembelajaran per tujuan pembelajaran dan/ atau per tema ( untuk sekolah-sekolah yang sudah menjalankan pembelajaran secara integrasi ) Contoh penguatan Profil Pelajar Pancasila penjabaran pilihan tema dan isu spesifik yang menjadi projek pada tahun ajaran tersebut ( deskripsi singkat tentang projek yang sudah dikontekstualisasikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan kebutuhan peserta didik , tidak perlu sampai rincian pembelajarannya ) Referensi landasan hukum atau landasan lain yang kontekstual dengan karakteristik sekolah
Bagaimana pengelolaan pembelajaran bisa dilakukan di satuan pendidikan ?
P. Pancasila
P. Pancasila
P. Pancasila
Bagaimana guru menggunakan dan memilih perangkat ajar yang tepat ?
Contoh Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan, dan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan per Jenjang Pendidikan Jenjang PAUD: https://drive.google.com/file/d/146VIQJMzn77sHnMp16RghnMpEYY5dI_B/view?usp=sharing Jenjang TK: https://drive.google.com/file/d/1mZvG5sQTR8PosOghwXPtUcrbCVsrIjn1/view?usp=sharing Jenjang SD: https://drive.google.com/drive/folders/1nKlkqq3cbmAxO_QV4Lv23qs2alXcizqA?usp=sharing Jenjang SDLB: https://drive.google.com/file/d/17pGQ55oB_e2pU82cJ2zzNBA2vygRdFay/view?usp=sharing
Contoh Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan, dan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan per Jenjang Pendidikan Jenjang SMP: https://drive.google.com/drive/folders/1RbDGH3h_OG05AAW-rvg4xf2kT3HwPQ3K?usp=sharing Jenjang SMPLB: https://drive.google.com/file/d/1wfoR22a9zCYf-MDE9z7mbJ_I35uIWa-f/view?usp=sharing Jenjang SMA: https://drive.google.com/drive/folders/1UAuD4gEYByWjaar10LicroxNLq_CZa3V?usp=sharing Jenjang SMALB: https://drive.google.com/file/d/19GwFmU_8TcTycnDcE9UfIzlUmX0ctWrb/view?usp=sharing Jenjang SMK: https://drive.google.com/drive/folders/1goN0ga2zsRAKOZHMJAqrliBokWMZkh4q?usp=sharing
Contoh: SD Tara Salvia Karakteristik Sekolah Tara Saliva Sekolah Tara Saliva adalah sekolah umum yang terbuka bagi siswa dengan berbagai latar belakang. Sekolah meyakini bahwa lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif dapat mendukung berkembangnya pengetahuan, mengasah keterampilan, serta membentuk sikap belajar yang baik dari siswa. Lingkungan sekolah dirancang sesuai dengan tujuan pendidikan yang dapat dimanfaatkan siswa sebagai sumber belajar dan laboratorium sosialisasi. Sekolah merancang fasilitas belajar siswa dalam tiga model gedung yang didasarkan pada fase perkembangan belajar siswa. Pembagian model di atas didasarkan atas pertimbangan kemiripan karakteristik siswa sehingga memudahkan guru dalam mengelola dan menyediakan fasilitas serta kegiatan pembelajaran.
Area permainan dan area sosialisasi siswa dipisah sesuai kebutuhan usia siswa. Ragam dan tingkat kesulitan permainan dirancang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan motorik dan sosialisasi siswa. Pendampingan aktif dari guru-guru dilakukan saat siswa berinteraksi untuk memastikan proses sosialisasi siswa berjalan sesuai yang diharapkan. Sekolah Tara Salvia meyakini bahwa literasi merupakan kebutuhan dasar dalam belajar dan berkomunikasi. Keterampilan ini akan berkembang maksimal apabila siswa berada dalam lingkungan belajar yang literat (literate environment ). Untuk mewujudkan hal ini, sekolah memperkaya lingkungannya dengan berbagai perangkat literasi yang dapat ditemukan siswa di dalam maupun di luar kelas. Lingkungan sekolah memiliki beragam tanaman mulai dari tanaman buah, hias, dan apotek hidup yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa. Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan Sekolah Tara Salvia berada di lingkungan budaya Betawi. Hal ini menambah referensi sekolah untuk memperkaya siswa akan budaya di lingkungan terdekatnya. Keberadaan pusat budaya Jawa menjadi potensi lain yang dimanfaatkan sekolah untuk memperkenalkan budaya lainnya. Keberagaman daerah asal dan profesi orangtua siswa pun memberikan dukungan tehadap proses belajar-mengajar. Karakteristik Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah Tara Salvia memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda; agama, budaya, sosial ekonomi, dan pendidikan. Beberapa di antara mereka memiliki berbagai keterampilan, di antaranya: bermusik, menyanyi, drama, juru ceramah, berbahasa asing selain bahasa Inggris, dan seni. Sekolah memfasilitasi pengembangan potensi dan bakat guru dan staf untuk mendukung kualitas pendidikan.
Karakteristik Siswa Setiap siswa adalah unik. Mereka memiliki kemampuan dan pengalaman belajar yang tidak sama. Sebagian siswa memiliki potensi di area akademik, namun tidak sedikit juga siswa yang masih perlu dikembangkan kemampuan sosial dan emosional mereka. Siswa memiliki potensi dan minat yang berbeda. Sebagian siswa memiliki minat di bidang seni, olahraga, matematika, dan sains. Sekolah memfasilitasi kebutuhan mereka dengan menyiapkan program pengembangan potensi dan minat mereka. Sekolah pun menerima siswa berkebutuhan khusus setelah melalui analisis secara komprehensif oleh ahli untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka. Sekolah merancang program khusus agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensinya. Keberagaman siswa memperkaya laboratorium sosialisasi di Sekolah Tara Salvia. Kondisi ini diharapkan akan meningkatkan keterampilan bersosialisasi, toleransi, rasa syukur, keterampilan emosi, komunikasi, dan memecahkan masalah yang mereka temui dalam perjalanan mereka sehari-hari. Sekolah memiliki kewajiban untuk mengembangkan siswa secara seimbang. Dengan demikian, program yang dirancang memerhatikan empat ranah (sosial, emosional, intelektual, fisik) dengan ranah spiritual sebagai payung besar. Visi Program dan kegiatan sekolah harus merujuk pada visi yang telah ditetapkan. Visi bukan hanya sekedar tulisan tanpa dipahami maknanya. Untuk menginternalisassi visi pada setiap warga sekolah, maka visi perlu disosialisasikan secara berkala. Tanpa pemahaman terhadap visi, maka kegiatan yang dijalankan menjadi tidak terarah. Berikut adalah visi Sekolah Dasar Tara Salvia: Terwujudnya siswa sebagai pembelajar yang kritis, kreatif, dan memiliki tata nilai, serta cinta tanah air.
Misi Untuk mencapai visi, sekolah memiliki misi sebagai berikut: Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan keterampilan sosial, emosional, fisik, dan intelektual. Mellaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Memberikan kesermpatan kepada siswa untuk memahami nilai-nilai agar karakter dapat berkembang. Menyelenggarakan program yang menumbuhkan dan mengembangkan rasa bangga dan perilaku cinta tanah air. Mewujudkan komunitas belajar sekolah. Menciptakan partisipasi aktif seluruh komponen sekolah, termasuk orangtua, dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Mengembangkan kualitas pendidikan secara terus-menerus dalam rangka penjaminan mutu pendidikan sekolah. Misi disusun agar visi dapat tercapai. Misi disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah yang dijabarkan dalam program dan kegiatan.
Jangka Panjang Jangka Menengah Jangka Pendek Menyelenggarakan proses pembelajaran yang mengembangkan potensi siswa secara seimbang (kognitif, sosial, emosional, dan fisik) melalui kegiatan yang terintegrasi. Menyediakan sarana yang mendukung kegiatan olahraga, seni, dan permainan edukatif. Memfasilitasi sesi dukungan psikologis dan sosial secara berkala. Menyediakan berbagai permainan edukatif dan permainan yang mengembangkan keterampilan motorik, seperti batu bilangan, berbagai permainan tradisional, berbagai perkusi sederhana. Melaksanakan kegiatan Chat Room untuk Kelas 5 dan 6. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa di semua kelas melalui pembinaan dan pendampingan. 90% kelas menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa 80% kelas menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menciptakan budaya sekolah melalui pembiasaan penerapan nilai-nilai baik. Merancang konsep pendidikan karakter. Semua kelas memiliki Kesepakatan Kelas sebagai bentuk penerapan nilai-nilai baik. Mewujudkan sikap bangga dan cinta tanah air yang ditunjukkan melalui perilaku warga sekolah. Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga untuk memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menumbuhkan sikap bangga dan cinta tanah air. Menyelenggarakan kegiatan Pekan Budaya, Pahlawanku, Idola-ku, Detik-Detik Proklamasi. Mewujudkan komunitas belajar melalui berbagai kegiatan pengembangan. Membangun berbagai komunitas belajar, seperti komunitas literasi, Focus Group Discussion . Menyelenggarakan: Pelatihan literasi dan numerasi untuk guru. Sesi bincang literasi dan numerasi untuk orangtua. Pelatihan nilai-nilai Tara Salvia bagi seluruh warga sekolah. Membangun kesadaran warga sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui keterlibatan dalam berbagai kegiatan. Melibatkan warga sekolah dalam kegiatan edukasi, sosial, budaya, dan kerohanian. Melibatkan warga sekolah dalam kegiatan Tara Salvia Sehat, Pekan Buku, dan Pekan Budaya. Meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan evaluasi yang berkesinambungan. Melaksanakan evaluasi diri sekolah melalui berbagai teknik pengambilan data. Melakukan survei kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan. Tujuan
Contoh: SDLB Model 11 Kota Baru Karakteristik Satuan Pendidikan Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah di satuan pendidikan SDLB berdasarkan pada kenyataan bahwa bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan eksternal berupa hadirnya Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system , dengan didukung oleh kemajuan teknologi, berbasis informasi pengetahuan, inovasi dan jejaring, yang menandai era penegasan munculnya abad kreatif. Sehingga kurikulum menjadi fleksibel yang dapat berubah untuk Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan. Kurikulum di SDLB Model 11 memiliki tantangan ke depan agar peserta didik berkebutuhan khusus dapat berkontribusi pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Sekolah Dasar Luar Biasa disingkat SDLB adalah lembaga sekolah khusus yang di berada dalam lembaga SLB (Sekolah Luar Biasa) yang terdiri dari SDLB, SMPLB, dan SMALB. Peserta didik di SLB adalah anak yang memiliki kekhususan baik yang memiliki kekuatan bakat minat, dan atau hambatan seperti hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan kecerdasan, hambatan fisik, hambatan sosial dan emosional. Berdasarkan Letak Geografis, SDLB Model11 ini berada di lingkungan perkampungan daerah pertanian dan peternakan. Dengan memiliki budaya cinta lingkungan, maka sekolah mengembangkan budi daya tanaman dan peternakan. Di samping penumbuhan kepedulian terhadap daya dukung pengolahan minuman di lingkungan daerah perkebunan buah-buahan seperti Apel, Jeruk, dan Stroberi. Pengembangan Merdeka Belajar memiliki dampak di sekolah. Budaya berwirausaha pada program pendidikan di SDLB dengan pendekatan seni dan prakarya dilakukan untuk membekali kompetensi kemandirian peserta didik berkebutuhan khusus. Pembentukan Profil Pelajar Pancasila yang dapat mengaktualisasikan diri anak pada lingkungan dan masyarakat sehingga diharapkan peserta didik dapat memiliki akhlak mulia, mandiri, kreatif, mampu berkolaborasi dan berkontribusi bagi masyarakat.
Visi Terwujudnya Pelajar Pancasila yang memiliki kepribadian mandiri, kreatif, berakhlak mulia, yang mampu berkomunikasi dan bermasyarakat, bermanfaat serta mencintai lingkungan sekitar sesuai dengan kapasitasnya. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi sebagai berikut: Menanamkan nilai-nilai keimanan dan budi pekerti yang luhur untuk membentuk pribadi yang berakhlak mulia dengan sikap mental yang tangguh. Meningkatkan potensi akademik dan non-akademik sesuai dengan potensi dan tingkat kebutuhan yang dimiliki peserta didik. Mengembangkan berbagai keterampilan hidup sesuai bakat dan minat siswa melalui program pengembangan pendidikan yang berorientasi kecakapan hidup. Mengembangkan kecakapan sosial dan emosional peserta didik guna menghadapi kehidupan di masyarakat. Mengembangkan potensi berbasis digital melalui keterampilan berkomunikasi melalui hand phone, Internet untuk mengembangkan kemampuan dalam bermasyarakat.
Tujuan Satuan Pendidikan 1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun ke depan) Terwujudnya pelaksanaan model pembelajaran berdiferensiasi yang menjadi ciri khas satuan pendidikan yang berfokus pada pembelajaran berpusat pada peserta didik berkebutuhan khusus. Terwujudnya pelaksanaan pembelajaran yang berbasis individual sesuai tingkat kemampuan dan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus yang mengarah pada kecakapan hidup dan bakat minatnya. Terwujudnya penyelenggaraan sistem penilaian perkembangan kompetensi peserta didik berkebutuhan khusus berfokus pada potensi akademik non-akademik yang berbasis teknologi informatika. Terwujudnya peserta didik berkebutuhan khusus yang memiliki penghayatan keagamaan, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui keteladanan, pembiasaan dan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari. Terwujudnya pelaksanaan pembelajaran program Farming One Day (Bertani dalam Satu Hari) untuk mewujudkan budaya lingkungan sekolah. Meningkatkan simpati dan empati peserta didik berkebutuhan khusus dalam kepedulian sosial melalui keikutsertaan dalam pagelaran seni dan budaya daerah untuk mengembangkan sosialnya.
2. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan) Menetapkan keterampilan berkomunikasi dengan Bahasa Oral dan Komunikasi Bahasa isyarat melalui satu hari berbahasa dengan pendekatan komunikasi total (komtal). Membudidayakan cinta kebersihan dengan gerakan kebersihan adalah sebagian daripada iman. Menumbuhkan wawasan kebangsaan yang cinta linkungan sekitar dengan memelihara keindahan dengan budidaya tanaman, kedisiplinan, kejujuran sesuai dengan potensi yang dimilikinya melalui Merah Putih Sekolahku. Melakukan kerjasama dengan stakeholder daerah untuk merancang hasil budi daya pertanian sebagai keterampilan adaptif peserta didik berkebutuhan khusus.
3. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan) Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik untuk membekali peserta didik berkebutuhan khusus untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya di SMPLB atau sekolah reguler. Menjalin kerjasama dengan pihak luar dengan sekolah reguler sebagai pusat sumber pendidikan inklusif untuk memfasilitasi pendidikan, pengembangan dan penelitian serta pelatihan Guru Pembimbing Khusus dan masyarakat/orangtua. Membudidayakan lingkungan yang berbasis budaya pertanian yang berkarakter, inovatif, cepat tanggap di lingkungan sekolah. Memiliki wawasan berkebhinekaan sesuai kaidah Sila-Sila Pancasila sehingga dapat mempertahankan budaya luhur dengan ditanamkan sikap saling menghargai, mencintai sesama teman dengan bergotong-royong dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun dalam keluarganya. Memiliki wawasan kedeaerahan dan identitasnya sebagai bangsa Indonesia dengan pengenalan makna Pancasila dalam kehidupan di lingkungan sekolah maupun dalam keluarganya dengan penanaman mengengenal pakaian adat setiap daerah melalui karnaval pada peringatan hari-hari besar nasional.
Memiliki kejujuran dan berpartisipasi dalam masyarakat sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya dalam berinteraksi dengan budaya lain melaluii pembelajaran tentang mengenal budaya daerah lain, sehingga menumbuhkan saling menghargai dan mampu berkomunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan memiliki refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan. Memiliki kemampuan gotong-royong yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan teman sebayanya ataupun keluarganya dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan berjalan lancar, mudah dan ringan. Peserta didik berkebutuhan khusus yang mandiri, bermasyarakat dengan lingkungan sekitar, sehingga dapat melanjutkan pendidikan di jenjang berikutnya. Peserta didik berkebutuhan khusus mampu berpendapat dan berkomunikasi sesuai kapasitasnya memproses informasi sebagai gagasan baik melalui pesan lisan maupun tertulis. Peserta didik berkebutuhan khusus dapat melakukan pekerjaan yang berbasis kompetensi pertanian dan peternakan sesuai kapasitasnya dengan pendampingan dan kemandirian yang bermodal keterampilan adaptif.