Sejarah perkembangan teori bilaangaan Salah satu cabang dari matematika adalah teori bilangan. Teori bilangan mengandung berbagai masalah terbuka dalam kehidupan sehingga mudah dipahami oleh kalangan awam. awal mula penggunaan teori bilangan belum diketahui secara pasti karena konsepnya muncul sebelum adanya pencatatan sejarah. erikut akan diuraikan perkembangan teori bilangan mulai dari peradaban bangsa Babilonia, bangsa Mesir, bangsa Cina Kuno, bangsa Maya, bangsa Yunani, bangsa Romawi, bangsa India, hingga bangsa Arab. Sistem Bilangan Bangsa Babilonia
01 02 03 Jenis-jenis system bilangan 05 06 07 Sistem Bilangan Bangsa Mesir Kuno Sistem Bilangan Bangsa Cina Kuno Sistem Bilangan Bangsa Yunani Sistem Bilangan Bangsa Romawi Sistem Bilangan Bangsa India Sistem Bilangan Bangsa Babilonia 04 Sistem Bilangan Bangsa Maya 08 Sistem Bilangan Bangsa Arab
Lanjutan 01. Sistem Bilangan Bangsa Babilonia Bangsa Babilonia merupakan bangsa pertama yang menggunakan simbolisasi bilangan. Simbolisasi yang digunakan oleh bangsa Babilonia adalah sistem bilangan basis 60 atau sistem bilangan seksagesimal yang dicampur dengan basis 10.
Lanjutan 02. Sistem Bilangan Bangsa Mesir Kuno B angsa Mesir Kuno telah mengenal tulisan dan sistem bilangan yang disebut dengan sistem hieroglyph. Sistem bilangan ini menggunakan basis 10 yang telah digunakan sejak 2.850 SM. Sebagaimana sistem bilangan Babilonia yang masih belum mengenal angka nol, sistem bilangan Mesir Kuno juga masih memiliki kekurangan yaitu masalah penempatan dalam penulisan.
Lanjutan 03. Sistem Bilangan Bangsa Cina Kuno. Bangsa Cina Kuno menemukan notasi posisional bilangan desimal yang disebut dengan rod numeral atau bilangan batang. Bahan yang digunakan sebagai alat dalam perhitungan sistem rod numeral berasal dari batang bambu, batang gading, atau besi.
Lanjutan 04. Sistem Bilangan Bangsa May a . Bangsa Maya mengembangkan sistem numerasi yang merupakan hasil adopsi dari tulisan hieroglyph. Sistem numerasi yang digunakan bangsa ini lebih kompleks karena terdiri dari simbol titik dan garis horizontal. Selain menggunakan sistem numerasi, bangsa Maya juga menggunakan sistem alphabetic dalam peradabannya.
Lanjutan 05. Sistem Bilangan Bangsa Yunani. Bangsa Yunani merupakan bangsa yang teoritikus dan kritis dalam menggali ilmu pengetahuan. Sekitar tahun 600 SM mereka menggunakan sistem attic yang dikenal sebagai sistem acrophonic . Kemudian mereka mengenal sistem numerasi sebagai hasil adopsi dari bangsa Mesir yang dikembangan menggunakan huruf-huruf alphabetic. Oleh karena itu, sistem numerasi bangsa Yunani sering disebut dengan sistem alphabetic.
Lanjutan 06. Sistem Bilangan Bangsa Romawi . Sistem numerasi bangsa Romawi berkembang pada awal tahun 100 M. Meskipun demikian, awal mula kemunculan sistem bilangan ini belum diketahui secara pasti. Menurut salah satu teori, perkembangan bilangan Romawi didasarkan pada bilangan 5, yaitu V. Kelemahan dari sistem numerasi ini adalah tidak memiliki nilai tempat dan tidak memiliki simbol . .
07. Sistem Bilangan Bangsa India Sistem numerasi bangsa India telah digunakan pada tahun 300 SM. Angka yang digunakan pertama kali adalah angka Brahma, kemudian mengalami perubahan menjadi angka Gupta, setelah itu pada tahun 7 SM angka Gupta berkembang menjadi angka Nagari atau Devanagari. Sama seperti bangsa lain, pada awalnya bangsa India juga tidak mengenal simbol nol. Mereka menuliskan angka nol dengan menggunakan tanda kha yang dilambangkan dengan titik atau lingkaran. Tanda ini kemudian mengalami perkembangan, hingga pada tahun 400 M angka nol muncul untuk pertama kali. Pada tahun 628 seorang ahli astronom India Brahma Gupta menulis sistem astronominya yang disebut dengan Siddhanta. Dalam sistem ini, ia menggunakan 9 angka India ditambah dengan angka nol. Sehingga sistem ini telah menjadi sistem bilangan yang lengkap. Lanjutan
Pada abad ke-7 M, sebelum mengenal angka India bangsa Arab menggunakan huruf untuk melambangkan bilangan. Sistem ini disebut dengan al-jumal atau abjad. Kemudian sistem bilangan ini mulai mengalami perkembangan dengan mengadopsi bilangan India ketika masuk ke negara Arab. Sekitar tahun 750 M lambang dan ide nilai suatu tempat sudah dipakai di Baghdad dalam teks bahasa Arab. Ilmuwan Arab yang pertama kali menulis teks berbahasa Latin tentang bilangan India adalah Al-Khawarizmi dengan buku berjudul Algoritma de Numero Indorum. Beliau juga dikenal sebagai penemu angka nol yang digunakan sebagai “Pace Holder” (Penentu Tempat). Pada awal masuknya angka Hindu-Arab ke Eropa menimbulkan pertentangan. Meskipun demikian, angka Hindu-Arab dapat diterima. Sampai pada tahun 1500 M angka Hindu-Arab menjadi sistem bilangan resmi yang dipakai di Eropa 08. Sistem Bilangan Bangsa Arab Lanjutan
Macam-Macam Bilangan Bilangan Bulat Bilangan Asli Bilangan Cacah Bilangan Prima
Bilangan Bulat Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan positif, bilangan nol, dan bilangan negatif.Misal : ….-2,-1,0,1,2… Bilangan Asli Bilangan adalah bilangan bulat positif yang diawali dari angka 1(satu) sampai tak terhingga.Misal : 1,2,3….
Bilangan Cacah Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif yang diawali dari angka 0 (nol) sampai tak terhingga.Misal : 0,1,2,3,…. Bilangan Prima Bilangan prima adalah bilangan yang tepat mempunyai dua faktor yaitu bilangan 1 (satu) dan bilangan itu sendiri.Misal : 2,3,5,7,11,13,…..(1 bukan bilangan prima, karena mempunyai satu faktor saja