10. prematur dan postmatur (prematur dan postmatur).pptx
anindiabarasukses
6 views
26 slides
Sep 05, 2025
Slide 1 of 26
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
About This Presentation
prematur dan postmatur
Size: 165.64 KB
Language: none
Added: Sep 05, 2025
Slides: 26 pages
Slide Content
PREMATUR DAN POSTMATUR
Prematur Kelahiran prematur terjadi setelah usia gestasi 28 minggu , tetapi sebelum awal minggu ke 37. Kelahiran prematur merupakan penyebab dua per tiga kematian bayi . Separuh kematian ini berkaitan dengan bayi , ber berat badan 1500 gram atau kurang . Kesulitan utama dalam persalinan prematur adalah perawatan bayi , semakin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitasnya karena disamping harapan hidup perlu dipikirkan pula kualitas hidup bayi tersebut .
Tanda-tanda persalinan prematur - Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung . - Kram perut - Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang - Rasa tertekan pada perut bagian bawah , terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke bawah - Keluar air atau cairan lainnya dari vagina
ETIOLOGI 1 . Faktor ibu Faktor ras ( wanita afrika amerika mempunyai risiko yang lebih tinggi ) Usia ibu kurang dari 18 dan lebih dari 40 tahun Ibu menderita hipertensi atau dan disertai kelainan jantung Ibu mengalami perdarahan apapun sebabnya , sehingga diperkirakan jika tidak segera dilakukan pengakhiran kehamilan akan membahayakan jiwa ibu maupun janin Ibu mengalami preeklampsi atau eklampsi ( keracunan kehamilan ) Inkompetensi serviks Trauma, aktivitas fisik yang berlebihan Ibu perokok Ibu dengan diabetes
Faktor Predisposisi 1. Kehamilan dengan hidramnion , ganda , pre- eklampsia . 2. Kehamilan dengan perdarahan antepartum pada solusio plasenta , plasenta previa , 3. Kehamilan dengan ketuban pecah dini 4. Kelainan anatomi rahim 5. Keadaan rahim yang sering menimbulkan kontraksi dini 6. Kelainan kongenital rahim :
Penilaian klinik Kriteria persalinan prematur antara lain kontraksi yang teratur dengan jarak 7-8 menit atau kurang dan adanya pengeluaran lendir kemerahan atau cairan pervaginam dan diikuti salah satu berikut ini : Pada periksa dalam : Pendataran 50-80% atau lebih Pembukaan 2 cm atau lebih Mengukur panjang serviks dengan vaginal probe USG : Panjang serviks kurang dari 2 cm pasti akan terjadi persalinan prematur Tujuan utama adalah bagaimana mengetahui dan menghalangi terjadi persalinan prematur Cara edukasi pasien bahkan dengan monitoring kegiatan dirumah tampaknya tidak memberiperubahan dalam insidensi kelahiran premature
Penanganan … Perlu dilakukan penilaian tentang : Umur kehamilan , karena lebih bisa dipercaya untuk menentukan prognosis daripada berat janin Demam atau tidak Kondisi janin ( jumlahnya , letak atau presentasi , tafsiran berat janin , hidup / gawat janin / mati , kelainan kongenital , dan sebagainya ) dengan USG Letak plasenta Fasilitas dan petugas yang mampu menangani calon bayi terutama adanya seorang neonatal logis , bila perlu dirujuk
Upaya menghentikan kontraksi uterus Obat obat tokolitik Kortikosteroid Interfensi ini bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup matang . Penundaan kelahiran ini dilakukan bila : Umur kehamilan kurang dari 35 minggu Pembukaan serviks kurang dari 3 cm Tidak ada amnionitis , preeklampsi atau perdarahan yang aktif Tidak ada gawat janin
Bila tokolisis tidak berhasil , lakukan persalinan dengan upaya optimal. Jangan menyetop kontraksi uterus bila : Umur kehamilan lebih dari 35 minggu Serviks membuka lebih dari 3 cm Perdarahan aktif Janin mati dan adanya kelainan congenital yang kemungkinan hidup kecil Adanya khoriomionitis Preeklampsi Gawat janin
Postmatur … kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung dari HPHT. kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan .
Masalah ibu Serviks yang belum matang (70%) Kecemasan ibu Persalinan traumatis akibat janin besar (20%) Angka kejadian seksio sesaria meningkat karena gawat janin , distosia , dan disproporsi sefalopelvik . Meningkatnya perdarahan pasca persalinan , karena penggunaan oksitosin untuk akselerasi atau induksi
Masalah janin Kelainan pertumbuhan janin Janin besar dapat menyebabkan distosia bahu , fraktur klavikula Pertumbuhan janin terlambat Oligohidramnion Kelainan cairan ini menyebabkan : Gawat janin Keluarnya mekonium Tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian janin mendadak .
Tanda bayi post matur Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram) Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur Rambut lanugo hilang atau sangat kurang Verniks kaseosa di badan kurang Kuku-kuku panjang Rambut kepala agak tebal Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
Permasalahan kehamilan lewat waktu Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO 2 /O 2 sehingga mempunyai risiko asfiksia sampai kematian adalam rahim . Makin menurunnya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan : Pertumbuhan janin makin lambat terjadi perubahan metabolisme janin Air ketuban berkurang dan makin kental Sebagian janin bertambah berat , serhingga memerlukan tindakan persalinan Berkurangnya nutrisi dan O 2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan setiap saat dapat meninggal di rahim . Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia .
Etiologi Penyebab pasti belum diketahui , faktor yang dikemukakan adalah : Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang . Herediter , karena post maturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan kerentanan akan stress merupakan faktor tidak timbulnya His Kurangnya air ketuban Insufiensi plasenta
Diagnosa Bila tanggal HPHT di catat dan diketahui wanita hamil , diagnosis tidak sukar Bila wanita tidak tahu , lupa atau tidak ingat , atau sejak melahirkan yang lalu tidak dapat haid dan kemudian menjadi hamil , hal ini akan sukar memastikannya . Hanyalah dengan pemeriksaan antenatal yang teratur dapat diikuti tinggi dan naiknya fundus uteri, mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosis. Pemeriksaan berat badan diikuti , kapan menjadi berkurang , begitu pula lingkaran perut dan jumlah air ketuban apakah berkurang .
Pemeriksaan rontgenologik , dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagian distal femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid , diameter bipariental 9,8 cm atau lebih . USG : ukuran diameter bipariental , gerakan janin dan jumlah air ketuban Pemeriksaan sitologik air ketuban : air ketuban diambil dengan amniosentesis , baik transvaginal maupun transabdominal . Air ketuban akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu .
Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban , menurut warnanya karena dikeruhi mekonium . Kardiotografi : mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta Uji Oksitosin (stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik , hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan . Pemeriksaan kadar estriol dalam urin Pemeriksaan PH darah kepala janin Pemeriksaan sitologi vagina
Penanganan Lakukan konfirmasi umur kehamilan bayi Evaluasi kesejahteraan janin . Penilaian klinik Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya . Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta , persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks , kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi .
Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang Pembukaan yang belum lengkap , persalinan lama dan terjadi gawat janin , atau Pada primigravida tua , kematian janin dalam kandungan , pre- eklampsia , hipertensi menahun , anak berharga ( infertilitas ) dan kesalahan letak janin . Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat merugikan bayi , janin postmatur kadang-kadang besar ; dan kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin perlu dipertimbangkan .
Pengelolaan persalinan Bila sudah dipastikan umur kehamilan 41 minggu , pengelolaan tergantung dari derajat kematangan serviks . Bila serviks matang ( skor bihop >5) - dilakukan induksi persalinan asal tidak janin besar , jika janin >4000 gram lakukan SC - pemantauan intrapartum dengan menggunakan KTG dan kehadiran dokter spesialis anak apalagi bila ditemukan mekonium mutlak diperlukan .
Lanjutan .. Pada serviks belum matang skor bishop kurang dari 5 kita perlu menilai keadaan janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri . -NST dan penilaian volum kantung amnion. Bila keduanya normal, kehamilan dibiarkan berlanjut dan penilaian janin dilanjutkan seminggu dua kali. - bila ditemukan oligohidramnion (<2cm pada kantung yang vertikal atau indeks cairan amnion <5) atau dijumpai deselerasi variable pada NST,maka dilakukan induksi persalinan .
Lanjutan … - bila volum cairan amnion normal dan NST tidak reaktif , test dengan reaksi (CST harus dilakukan ). Hasil CST positif , janin perlu dilahirkan , sedangakn CST negative kehamilan dibiarkan berlangsung dan penilaian janin di lakukan lagi 3 hari kemudian - keadaan serviks ( skor bishop) harus dinilai ulang setiap kunjungan pasien , dan kehamilan harus diakhiri bila serviks matang . Kehamilan lebih dari 42 minggu diupayakan harus diakhiri Pasien dengan kehamilan lewat waktu dengan komplikasi seperti diabetes mellitus, preeklampsi , PJT, kehamilan nya harus diakhiri tanpa memandang keadaan serviks . Tentu saja kehamilan dengan resiko ini tidak oleh dibiarkan melewati kehamilan lewat waktu .
Pencegahan .. Konseling antenatal yang baik Evaluasi ulang umur kehamilan bila ada tanda-tanda berat badan tidak naik , gerak anak menurun . Bila ragu periksa untuk konfirmasi umur kehamilan dan mencegah komplikasi .