100-1660403353.pdf-tikus vs partikulat-translate.pdf

azhari80 9 views 9 slides Oct 04, 2024
Slide 1
Slide 1 of 9
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9

About This Presentation

journal article


Slide Content

Diterima: 06/12/2022Dikirim: 13/08/2022 Diterbitkan: 01/05/2023
Hasil: Pemberian C. longa dapat menurunkan MDA sedangkan kadar MDA terendah diperoleh pada perlakuan T3 dengan rata-rata
1,542±0,231. Hasil gambaran kadar TNF-ÿ terendah diperoleh pada perlakuan C dengan rata-rata 55,981±4,689. Kemudian kadar IL-6
terendah diperoleh pada perlakuan C dengan rata-rata 2,292±0,461.
Pemberian ekstrak C. longa secara oral dengan probe setiap hari selama 30 hari setelah pengobatan paparan jelaga. Pemeriksaan kadar
MDA, TNF-, dan IL-6 dengan metode ELISA.
Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
Polusi udara secara signifikan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas akibat disfungsi endotel, namun mekanisme proses ini
tidak jelas. Particulate matter (PM) merupakan salah satu
komponen penting dalam pencemaran udara yang dapat
menyebabkan disfungsi endotel pembuluh darah melalui
eksaserbasi aterosklerosis dan inflamasi pada sistem pernafasan.
Bukti menunjukkan bahwa polusi udara berkontribusi terhadap
kejadian penyakit kardiovaskular akut yang diawali dengan
terjadinya disfungsi endotel vaskular melalui berbagai jalur,
termasuk peradangan sistemik, aktivitas, dan aktivitas.
Metode: Subyek penelitian ini adalah tikus jantan sebanyak 30 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dengan komposisi sebagai
berikut: (C0): kontrol negatif; (C+): kontrol positif; (T1): Kelompok perlakuan 2, tikus yang dipapar partikulat jelaga dengan konsentrasi 1.064
mg/m3 selama 8 jam dan diberikan C. longa dengan dosis 1 mg/kg bb; (T2): Kelompok perlakuan 3 adalah tikus yang dipapar partikulat
jelaga dengan konsentrasi 1.064 mg/m3 selama 8 jam dan diberi C. longa dengan dosis 2 mg/kg bb; (T3): Kelompok perlakuan 4 adalah
tikus yang dipapar partikulat jelaga dengan konsentrasi 1.064 mg/m3 selama 8 jam dan diberi C. longa dengan dosis 3 mg/kg bb.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian C. longa dapat menurunkan kadar MDA, TNF-ÿ, dan IL-6 pada Rattus
norvegicus yang terpapar partikulat jelaga.
Zhang dkk. (2018) melaporkan paparan partikulat berisiko pada
ibu hamil dan anak, terutama pada ibu hamil trimester ketiga dan
anak usia 3–9 tahun. Halonen dkk. (2009) dalam Simoni dkk.
(2015) juga
Latar Belakang: Particulate matter (PM) merupakan salah satu komponen penting dalam pencemaran udara yang dapat menyebabkan
disfungsi endotel pembuluh darah melalui eksaserbasi aterosklerosis dan inflamasi pada sistem pernafasan. Peningkatan kadar malondialdehid
(MDA) dalam plasma darah dapat menjadi indikator terjadinya stres oksidatif. Kemudian, makrofag dapat mengeluarkan sitokin proinflamasi
yang akan merangsang sel imun dan sel endotel pembuluh darah untuk melepaskan sitokin inflamasi, seperti interleukin-6 (IL-6) dan tumor
necrotic factor-ÿ (TNF-ÿ). Curcuma longa bekerja dengan cara menangkal radikal bebas aktif yang terlibat dalam proses peroksidasi.
Mahasiswa Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Indonesia
jalur homeostatis, percepatan aterosklerosis, ketidakstabilan plak,
perubahan kontrol otonom, dan aritmia jantung serta inhalasi
langsung, menyebabkan vasokonstriksi, hipertensi, dan agregasi
trombosit. Global Burden Disease melaporkan bahwa polusi udara
yang disebabkan oleh PM menyebabkan 4,2 juta kematian akibat
penyakit kardiovaskular selama 5 tahun terakhir dengan 33%
mengakibatkan disfungsi pembuluh darah iskemik.
Perkenalan
Abstrak
, Djanggan Sargowo2 , Teguh Wahju Sardjono3 dan Widjiati Widjiati4*
Kata Kunci: Curcuma longa, Pelayanan kesehatan, IL-6-MDA, Jelaga, TNF-ÿ.
Muhammad Aminuddin1
Curcuma longa sebagai anti inflamasi dan anti oksidan berperan efektif dalam menghambat inflamasi dengan menurunkan sitokin IL-6 dan
TNF-ÿ. Curcuma longa dapat menghambat peroksidasi lipid yang diprakarsai oleh radikal bebas dan kemudian menurunkan kadar MDA.
Departemen Ilmu Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
Kesimpulan: Hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian C. longa dapat menurunkan kadar MDA, TNF-ÿ, dan IL-6.
Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Indonesia
Suplementasi Curcuma longa mengurangi kadar MDA, TNF-ÿ, dan IL-6 pada
model tikus yang terpapar partikulat jelaga
ISSN: 2218-6050 (Dalam Talian)
DOI: 10.5455/OVJ.2023.v13.i1.2
ISSN: 2226-4485 (Cetak)
Jurnal Kedokteran Hewan Terbuka, (2023), Vol. 13(1): 11–19
*Penulis Koresponden: Widjiati Widjiati. Departemen Ilmu Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya,
Indonesia. Email: [email protected]
11
Penelitian Asli
Artikel yang diterbitkan dalam Jurnal Kedokteran Hewan Terbuka dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Atribusi-NonKomersial 4.0
3
2
1
4
Machine Translated by Google

Sifat anti-inflamasi kurkumin tampaknya dimediasi oleh
penghambatan induksi COX-2, reseptor-1 lipoprotein densitas
rendah teroksidasi seperti Lektin (LOX-1), sintase oksida nitrat
yang dapat diinduksi (iNOS), dan produksi kurkumin. sitokin
seperti IFN-ÿ dan TNF dan aktivasi faktor transkripsi seperti NF-
ÿB, dan protein aktivator (AP-1). Beberapa penelitian lain juga
melaporkan peran C. longa dalam menghambat peradangan
secara efektif dengan menurunkan sitokin IL-1ÿ dan IL-6 pada
kasus peradangan mirip psoriasis yang diberikan imiquimod
(Darwadi et al., 2013; Jun et al., 2013; Shakeri dkk., 2017;
Pourbagher-Shahri dkk., 2021).
(MDA). Peningkatan kadar MDA dalam plasma darah dapat
menjadi indikator terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif ini
kemudian menginduksi degenerasi sel dan menyebabkan disfungsi
sel endotel (Lin et al., 2015; Kozlov et al., 2016).
Radikal fenoksil kurkumin atau flavonoid akan bereaksi lebih lanjut
membentuk senyawa yang tidak reaktif, kemungkinan melalui
reaksi terminasi. Aktivitas antiinflamasi alami Curcuma longa
sebanding dengan obat steroid dan obat nonsteroid seperti
indometasin dan fenilbutazon, yang memiliki efek samping
berbahaya.
Reaksi tersebut akan menghasilkan radikal fenoksi kurkumin atau
flavonoid yang kurang reaktif karena radikal fenoksil kurkumin
dapat mengalami perubahan struktur resonansi dengan
mendistribusikan kembali elektron yang tidak berpasangan pada
struktur ikatan rangkap terkonjugasi pada cincin aromatik.
PM dapat menyebabkan stres oksidatif melalui pembentukan
langsung spesies oksigen reaktif (ROS) melalui sifat fisiko-kimia
permukaan bahan partikulat. Salah satu mekanisme yang diduga
berperan adalah terjadinya stres oksidatif yang kemudian akan
meningkatkan ROS dalam tubuh, yaitu hidrogen peroksida (H2
O2 ), dan radikal hidroksil (–OH). Radikal bebas, terutama radikal
hidroksil (–OH), dapat menyebabkan kerusakan sel melalui proses
yang disebut peroksidasi lipid dengan hasil akhir berupa senyawa
yang bersifat merusak sel, salah satunya adalah malondialdehid.
m3 selama 8 jam dan diberikan C. longa dengan dosis 1 mg/
kg bb (Ramírez-Tortosa et al., 1999; Quiles et al., 2002;
Aulia, 2017; Hendrawan et al., 2018; Juliprihanto et al. ,
2019).
T1 : Kelompok perlakuan 1 yaitu tikus yang dipapar partikulat
jelaga dengan konsentrasi 1,064 mg/
melaporkan bahwa orang tua berusia >65 tahun berisiko terkena
pneumonia dan asma/penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Romieu dkk. (2012) juga melaporkan bahwa orang tua berusia
>65 tahun memiliki risiko kematian akibat paparan partikulat lebih
besar dari 0,16% dibandingkan kematian normal (Simoni et al.,
2015; Finch dan Conklin, 2016; Munzel et al., 2018).
Antioksidan yang terkandung dalam C. longa mempunyai gugus
fenol dan diketon. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa C.
longa memiliki kemampuan melindungi biomembran dari kerusakan
peroksidatif. Curcuma longa bekerja dengan cara menangkap
radikal bebas aktif yang terlibat dalam proses peroksidasi
(Sarvalkar et al., 2011). Curcuma longa atau kurkumin dapat
menurunkan kadar MDA dengan menyumbangkan atom hidrogen
(H) dari gugus fenolik hidroksil (OH) ketika bereaksi dengan
radikal bebas. Ini
tanaman rempah-rempah dari Asia Tenggara, tersebar dari India,
Malaysia, dan Indonesia. Banyak penelitian yang melaporkan
kandungan polifenol kurkumin pada C. longa dan efek
farmakologisnya, termasuk sebagai alternatif antioksidan, anti
inflamasi, anti mikroba, dan anti kanker (Raju et al., 2006; Sadeghi
et al., 2018; Lagu dkk., 2019).
C+ : Kelompok perlakuan + adalah tikus yang dipapar partikulat
jelaga dengan konsentrasi 1,064 mg/m3 selama 8 jam
sebagai kontrol positif (Ramírez-Tortosa et al., 1999; Quiles
et al., 2002; Aulia, 2017; Hendrawan et al. ., 2018;
Juliprihanto dkk., 2019).
Curcuma longa atau kunyit (turmeric) merupakan tumbuhan yang
termasuk dalam genus keluarga Zingiberaceae. Curcuma longa atau
dikenal juga dengan kunyit merupakan salah satu tanaman herbal asli/
C- : Kelompok adalah tikus yang tidak terpapar partikulat jelaga
dan tidak diberi perlakuan C. longa sebagai kontrol negatif.
Subyek penelitian ini adalah tikus putih jantan (R. norvegicus)
pada unit hewan laboratorium. Kriteria subjek penelitian yang
digunakan adalah tikus putih jantan sehat, berumur 5 bulan
dengan berat badan berkisar 170 sampai 200 gram dengan ciri-
ciri bulu halus, mata bersinar, tidak cacat, tidak ada bekas luka,
dan belum pernah digunakan untuk penelitian lain. Subyek
penelitian ini adalah tikus jantan sebanyak 30 ekor yang dibagi
menjadi 5 kelompok perlakuan dengan rincian sebagai berikut:
Produksi sitokin inflamasi dan ROS yang berlebihan akan
mengakibatkan kerusakan jaringan, keadaan ini dapat
mengakibatkan gangguan disfungsi sel pembuluh darah.
Sitokin ini mengaktifkan faktor nuklir kappa B (NF-ÿB) dalam sel
yang merespons peradangan. Aktivasi NF-ÿB akan memicu
pelepasan sitokin proinflamasi, seperti interleukin-1 (IL-1),
interleukin-6 (IL-6), dan tumor necrotic factor-ÿ (TNF-ÿ) (Erta et
al., 2012; Salomon dkk., 2018 ; Lewis dan Elks , 2019 ; Sitokin ini
akan merangsang sel imun dan sel endotel pembuluh darah untuk
melepaskan sitokin inflamasi.
Bahan dan metode
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian C.
longa dapat menurunkan kadar MDA, TNF-ÿ, dan IL-6 pada Rattus
norvegicus yang terpapar partikulat jelaga. Berdasarkan fakta
tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai mekanisme pengaruh paparan partikulat polutan udara
khususnya jelaga terhadap disfungsi pembuluh darah dan
pengaruh C. longa sebagai anti inflamasi dan anti oksidan dengan
menggunakan metode eksperimental laboratorium. dan tikus
sebagai hewan percobaan.
Makrofag dapat mengeluarkan sitokin proinflamasi.
Ketika partikulat jelaga masuk ke dalam tubuh, tubuh akan
melakukan mekanisme pertahanan berupa peningkatan produksi
sitokin proinflamasi oleh sel inflamasi khususnya makrofag.
M.Aminuddin dkk.
Jurnal Kedokteran Hewan Terbuka, (2023), Vol. 13(1): 11–19
http://www.openveterinaryjournal.com
12
Machine Translated by Google

Campuran ini kemudian dipanaskan dalam penangas air 800°C
selama 15 menit, kemudian didinginkan pada suhu kamar, dan
disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit.
Absorbansi supernatan diamati secara spektrofotometri pada
panjang gelombang 450 nm.
Hewan coba semua kelompok ditempatkan di kandang
pemeliharaan sampai perlakuan dimulai. Sebelum percobaan
dilakukan aklimatisasi di dalam kotak paparan. Hewan coba pada
kelompok T1, T2, dan T3 diberi perlakuan paparan partikulat
jelaga dengan konsentrasi 1,064 mg/m3 selama 8 jam setiap hari
dalam kotak paparan untuk perlakuan selama 30 hari. Hewan
coba pada kelompok Cÿ (kontrol negatif) tetap berada di kandang
pemeliharaan karena tidak diberikan perlakuan apapun (Hougaard
et al., 2008; Dachlan et al., 2011; Hendrawan et al., 2018;
Juliprihanto et al., 2019 ).
Dosis paparan partikulat jelaga berasal dari dosis efektif menurut
laporan penelitian sebelumnya yaitu konsentrasi 1,064 mg/m3
selama 8 jam (Hougaard et al., 2008; Dachlan et al., 2011;
Hendrawan et al., 2018 ;
E0135Ra, Bioassay Technology Lab.), dan dibaca menggunakan
ELISA Reader pada panjang gelombang 450 nm. Serum darah
ditambahkan 9 ml larutan cold phosphate-buffered saline (PBS).
Kemudian disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan
3.000 rpm. Sebanyak 4 ml supernatan diambil dan dilarutkan
dalam 1 ml larutan asam trikloroasetat (TCA) 15% dan 1 ml larutan
TBA 0,3% ditambahkan dalam HCl 0,25 N.
Pengukuran kadar MDA, TNF-ÿ, dan IL-6 dilakukan dengan asam
tiobarbiturat (TBA) dan dibaca dengan alat spektrofotometri untuk
mengetahui jumlah senyawa MDA yang dihasilkan dari proses
peroksidasi lipid dan tingkat inflamasi. Pemeriksaan ini
menggunakan MDA ELISA Kit (MDA Assay Kit kompetitif ELISA,
Abcam-ab238537), TNF-ÿ ELISA Kit (Rat Tumor Necrosis Factor
Alpha ELISA Kit, Cat. No. E0764Ra, Bioassay Technology Lab.),
IL-6 ELISA Kit (Kit ELISA Tikus Interleukin 6, Cat. No.
T3 : Kelompok perlakuan 3 adalah tikus yang dipapar partikulat
jelaga dengan konsentrasi 1.064 mg/m3 selama 8 jam dan
diberi C. longa dengan dosis 3 mg/kg bb (Ramírez-Tortosa
et al., 1999; Quiles et al. , 2002; Aulia, 2017; Hendrawan
dkk . , 2018 ;
(panjang × lebar × tinggi)/6 tikus
Ukuran kotak eksposur minimum adalah: ~ 0,5 m × 0,5 m × 0,5 m
T2 : Kelompok perlakuan 2 adalah tikus yang dipapar partikulat
jelaga dengan konsentrasi 1.064 mg/m3 selama 8 jam dan
diberi C. longa dengan dosis 2 mg/kg bb (Ramírez-Tortosa
et al., 1999; Quiles et al. , 2002; Aulia, 2017; Hendrawan
dkk . , 2018 ;
Ekstrak Curcuma longa diberikan dalam bentuk bubuk ekstrak C.
longa [Curcumin, (C. longa) Kunyit, C1385-Sigma-Aldrich]. Larutan
ekstrak Curcuma longa dibuat per kelompok perlakuan. Kelompok
T1 diberikan ekstrak dengan dosis 1 mg/kg bb per hewan,
kelompok T2 diberikan ekstrak dengan dosis 2 mg/kg bb per
hewan, dan kelompok T3 diberikan ekstrak dengan dosis 3 mg/kg
bb per hewan. satwa. Ekstrak diberikan secara oral dengan probe
setiap hari selama 30 hari setelah pengobatan paparan jelaga
(Ramírez-Tortosa et al., 1999; Quiles et al., 2002; Aulia, 2017).
21%
2,68×200×6×8= 122,514 ml ~ 0,122 m3
Data dianalisis menggunakan analisis varians satu arah (ANOVA).
Analisis dilakukan dengan asumsi bahwa populasi yang diuji
berdistribusi normal dan homogen, serta sampelnya tidak saling
berhubungan. Jika data tidak berdistribusi normal maka akan
dilakukan transformasi arc sin. Jika terdapat perbedaan antar
perlakuan, selanjutnya
udara melalui pipa yang dihembuskan dengan kipas angin terus
menerus selama 8 jam. Selama perawatan, suhu udara, kecepatan
aliran 5–7,5 km/jam (angin), dan kelembaban lokal dengan
tekanan satu atmosfer dipantau melalui inhalasi. Selama
pemaparan di dalam kotak, hewan coba tetap diberikan makanan
dan air minum secara ad libitum. Setelah perlakuan selesai selama
8 jam, hewan coba dikembalikan ke kandang pemeliharaan sesuai
kelompoknya.
Setelah hewan coba ditempatkan pada masing-masing kotak
paparan per kelompok, bubuk jelaga partikulat yang digunakan
sebagai paparan disemprotkan ke dalam kotak paparan.
jam, berat tikus 150 g, jumlah tikus dalam satu kotak enam, lama
pemaparan 8 jam, dan persentase oksigen di udara 21%. Maka
volume kotak minimum yang dibutuhkan adalah:
Data pengukuran kadar MDA, TNF-ÿ, dan IL-6 disusun dan
ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi masing-
masing variabel.
Serbuk partikulat jelaga (karbon, mesopori < 100 µm) yang akan
digunakan untuk pemaparan sebelum perlakuan dimulai telah
disiapkan terlebih dahulu dengan dihitung dan ditimbang dalam
skala mikro, kebutuhan dosis sesuai luas per kandang pemaparan
per hari sampai konsentrasi 1,064 mg/m3 tercapai.
Besar kecilnya kotak paparan ditentukan berdasarkan perhitungan
kebutuhan oksigen tikus 2,68 ml/g/
Sedangkan dosis oral C. longa merupakan dosis efektif pada
kelinci percobaan yang telah diubah menjadi tikus sebesar 1, 2,
dan 3 mg/kg bb (Ramírez-Tortosa et al., 1999; Quiles et al., 2002;
Aulia , 2017). Variabel yang diukur adalah kadar MDA, ekspresi
TNF-ÿ, dan kadar IL-6 dengan metode ELISA.
Jurnal Kedokteran Hewan Terbuka, (2023), Vol. 13(1): 11–19
M.Aminuddin dkk.
http://www.openveterinaryjournal.com
13
Analisis data
Pemeriksaan kadar MDA, TNF-ÿ, dan IL-6 dengan
metode ELISA
Tata cara pemberian ekstrak C. longa
Tata cara pemberian paparan partikulat
jelaga bubuk
Machine Translated by Google

antara lima kelompok perlakuan pada tingkat MDA (Tabel 1).
Hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi setiap perlakuan
lebih dari 0,05 (sig. > 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa
setiap perlakuan mempunyai data yang berdistribusi normal. Hasil
uji homogenitas varians menunjukkan nilai signifikansi lebih dari
0,05 (sig. > 0,05), sehingga dapat dinyatakan varians antar
perlakuan adalah homogen.
Penelitian ini telah melakukan uji kelayakan etik di Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan telah mendapatkan
sertifikat etik no 3.KE.043.03.2021.
Hasil uji ANOVA diperoleh nilai F hitung sebesar 3,637 dengan nilai
signifikansi (p-value) sebesar 0,018. Sebagai perbandingan, nilai F
tabel sebesar 2,759 pada db1 = 4, db2 = 25, dan alpha 5%. Hasil
tersebut menunjukkan nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (F
hit > F tabel) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05),
sehingga dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelima kelompok perlakuan. pada tingkat IL-6 (Tabel 3).
Hasil uji ANOVA diperoleh nilai F hitung sebesar 10,062 dengan
nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,000. Sebagai perbandingan,
nilai F tabel sebesar 2,759 pada db1 = 4, db2 = 25, dan alpha 5%.
Hasil tersebut menunjukkan nilai F hitung lebih besar dari nilai F
tabel (F hit > F tabel) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p <
0,05), sehingga dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi setiap perlakuan
lebih dari 0,05 (sig. > 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa
setiap perlakuan mempunyai data yang berdistribusi normal. Hasil
uji homogenitas varians menunjukkan nilai signifikansi lebih dari
0,05 (sig. > 0,05), sehingga dapat dinyatakan varians antar
perlakuan adalah homogen.
Uji normalitas dan uji homogenitas varians merupakan syarat
penggunaan uji ANOVA yang bertujuan untuk menguji apakah
terdapat perbedaan pada berbagai kelompok perlakuan. Jika nilai
signifikansi atau p-value kurang dari 0,05 maka menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan, sehingga dapat dilanjutkan
dengan uji beda signifikan terkecil (LSD) jika uji homogenitas
varians terpenuhi dan uji Dunnett T3 jika uji homogenitas varians
tidak terpenuhi untuk menguji perbedaan antara masing-masing
kelompok perlakuan.
pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Tukey. Untuk
mengetahui hubungan antar parameter penelitian dilakukan analisis
jalur.
Hasil deskripsi kadar TNF-ÿ tertinggi diperoleh pada perlakuan C+
dengan rata-rata 66,191±5,097, sedangkan kadar TNF-ÿ terendah
diperoleh pada perlakuan C dengan rata-rata 55,981±4,689 ( Meja
2). Hasil uji hipotesis yang menyatakan pemberian C. longa dapat
menurunkan kadar TNF-ÿ menunjukkan bahwa hipotesis terbukti
benar.
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui kesamaan
varians antar kelompok perlakuan. Uji homogenitas varians
dilakukan dengan menggunakan uji Levene pada masing-masing
variabel.
Hasil uji ANOVA diperoleh nilai F hitung sebesar 6,585 dengan nilai
signifikansi (p-value) sebesar 0,001. Sebagai perbandingan, nilai F
tabel sebesar 2,759 pada db1 = 4, db2 = 25, dan alpha 5%. Hasil
tersebut menunjukkan nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (F
hit > F tabel) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05),
sehingga dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelima kelompok perlakuan. pada tingkat TNF-ÿ (Tabel 2).
Uji normalitas dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui sebaran
data yang akan diuji. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
uji Shapiro-Wilk pada masing-masing variabel pada setiap kelompok
perlakuan. Jika nilai signifikansi atau p-value yang diperoleh lebih
dari 0,05 pada masing-masing kelompok menunjukkan sebaran
data normal, sedangkan jika nilai signifikansi atau p-value yang
diperoleh kurang dari 0,05 menunjukkan sebaran data tidak normal.
Analisis dilakukan dengan menggunakan uji normalitas dan uji
homogenitas varians terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
uji ANOVA dan uji korelasi.
Hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi setiap perlakuan
lebih dari 0,05 (sig. > 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa
setiap perlakuan mempunyai data yang berdistribusi normal. Hasil
uji homogenitas varians menunjukkan nilai signifikansi lebih dari
0,05 (sig. > 0,05), sehingga dapat dinyatakan varians antar
perlakuan adalah homogen.
Penelitian dilakukan dengan mengukur tiga parameter yaitu kadar
MDA, kadar TNF-ÿ, dan kadar IL-6. Pada penelitian ini digunakan
lima kelompok perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdiri
dari enam ulangan, yaitu perlakuan Cÿ (kontrol negatif), perlakuan
C+ (kontrol positif), perlakuan T1 (perlakuan 1), perlakuan T2
(perlakuan 2), dan T3. (perawatan 3).
Hasil
Hasil gambaran kadar MDA tertinggi diperoleh pada perlakuan C+
dengan rata-rata 1,660±0,073, sedangkan kadar MDA terendah
diperoleh pada perlakuan T3 dengan rata-rata 1,542±0,231 (Tabel
1). Hasil uji hipotesis yang menyatakan pemberian C. longa dapat
menurunkan kadar MDA menunjukkan bahwa hipotesis terbukti
benar.
Hasil gambaran kadar IL-6 tertinggi diperoleh pada perlakuan C+
dengan rata-rata 2,929±0,248, sedangkan kadar IL-6 terendah
diperoleh pada perlakuan C+ dengan rata-rata 2,929±0,248.
Jurnal Kedokteran Hewan Terbuka, (2023), Vol. 13(1): 11–19
M.Aminuddin dkk.
http://www.openveterinaryjournal.com
14
Pengaruh pengobatan pada tingkat IL-6
Pengaruh pengobatan pada tingkat MDA
Pengaruh pengobatan terhadap kadar TNF-ÿ
Persetujuan etis
Machine Translated by Google

(C0): Kontrol negatif; (C+): kontrol positif; (T1): tikus yang dipapar partikulat jelaga dengan konsentrasi 1.064 mg/m3 selama 8 jam dan diberi
C. longa dengan dosis 1 mg/kg bb; (T2): 2 mg/kg berat badan; (T3): 3 mg/kg berat badan.
(C0): Kontrol negatif; (C+): kontrol positif; (T1): tikus yang dipapar partikulat jelaga dengan konsentrasi 1.064 mg/m3 selama 8 jam dan diberi
C. longa dengan dosis 1 mg/kg bb; (T2): 2 mg/kg berat badan; (T3): 3 mg/kg berat badan.
(C0): Kontrol negatif; (C+): kontrol positif; (T1): tikus yang dipapar partikulat jelaga dengan konsentrasi 1.064 mg/m3 selama 8 jam dan diberi
C. longa dengan dosis 1 mg/kg bb; (T2): 2 mg/kg berat badan; (T3): 3 mg/kg berat badan.
-
6
0,293
Cÿ
-
-
0,551
0,000
0,057
0,000
-
T2
0,176
T3
2,292±0,461
-
6
0,000 0,001
0,001
tanda tangan. Levene
C+
T1
0,307
Tabel 2. Hasil analisis data kadar TNF-ÿ.
15
6
0,828
T3
0,629
0,402
0,178
0,000
0,263
C+
Jurnal Kedokteran Hewan Terbuka, (2023), Vol. 13(1): 11–19
6
1,177 ± 0,157
-
0,084
2,929 ± 0,248
6
0,012
0,012
0,833
0,113
T2
0,113
-
Perlakuan N Sig. SW
C+
http://www.openveterinaryjournal.com
6
0,629
C- T1
6
-
T2
0,743
-
62.027±2.763
Perlakuan N Sig. SW
0,167
0,310
-
M±SD
0,828
0,184
0,348
0,263
0,000
0,000
T1
0,167
tanda tangan. tes LSD
M.Aminuddin dkk.
6
0,010 0,040
6
0,648
T2
0,000
T3
Cÿ
tanda tangan. Levene
0,036
59.994 ± 3.151
0,371
0,310
2,541 ± 0,166
0,2200,550
0,145
6
C+
-
66.191±5.097
C-
0,310
0,036 0,293
-
0,001
0,079
C+
0,001
1,571 ± 0,138
T1
0,019
1,542 ± 0,231
Cÿ
6
Tabel 3. Hasil analisis data kadar IL-6.
0,481
M±SD
0,074 0,220
0,565
T1
6
0,420
0,743
64.836±3.043
T3
0,589 0,629
0,355
-
0,019
0,550
0,201
0,084
T2
Perlakuan N Sig. SW
6
Cÿ
0,420
0,000
55.981±4.689
0,000
T3
T1
1,660±0,073
Tabel 1. Hasil analisis data kadar MDA.
0,010
6
0,371
2,728 ± 0,329
0,395
2,579 ± 0,222
0,859
-
0,074
0,283
T3
tanda tangan. tes LSD
6
0,184
C+
M±SD
0,589
0,057 0,402
0,000
tanda tangan. Levene
tanda tangan. tes LSD
T2
1,613±0,091
-
0,040
(p <0,05). Kerusakan disebabkan oleh partikulat jelaga melalui
berbagai mekanisme biologis, termasuk peradangan, efek
endotoksin, aktivitas otonom, efek pro-koagulan, dan produksi
ROS, yang menyebabkan stres oksidatif (Li et al., 2008).
Paparan jelaga dapat meningkatkan kadar MDA. Kadar MDA
tertinggi diperoleh pada perlakuan C+ dengan rata-rata
1,660±0,073. Pemberian kurkumin dapat menurunkan kadar MDA
akibat paparan jelaga pada kelompok perlakuan. Pemberian
kurkumin menurunkan kadar MDA terendah yang diperoleh pada
perlakuan T3 dengan rata-rata 1,542 ± 0,231
dapat menurunkan kadar IL-6 menunjukkan bahwa hipotesis
tersebut terbukti benar.
diperoleh pada perlakuan C dengan rata-rata 2,292 ± 0,461 (Tabel
3). Hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa pemberian C. longa
Diskusi
Paparan partikulat jelaga memiliki risiko yang signifikan terhadap
sistem kardiovaskular (De Prins, 2014). Menghirup partikulat
jelaga yang menembus ke dalam epitel alveolar, dapat
meningkatkan respon inflamasi dengan meningkatkan stres
oksidatif. Selain itu juga terjadi peningkatan oksidasi protein dan
lemak (Franklin et al., 2007). Salah satu mekanisme yang diduga
berperan adalah terjadinya stres oksidatif, yang pada gilirannya
Machine Translated by Google

Partikel jelaga dapat berpindah ke pembuluh darah. Ketika
partikulat jelaga masuk ke dalam tubuh, tubuh akan melakukan
mekanisme pertahanan berupa peningkatan produksi sitokin
proinflamasi oleh sel inflamasi khususnya makrofag.
MDA merupakan senyawa yang terbentuk akibat stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan aktivasi jalur sinyal inflamasi, seperti
NF-ÿB, yang merupakan faktor transkripsi mediator seperti sitokin
proinflamasi IL-1, TNF-ÿ, dan IL-6 (Donaldson, 2003).
Endotoksin yang ada dalam partikulat jelaga merangsang produksi
sitokin proinflamasi (Pekkanen et al., 2002; Lee, 2009).
(De Prins, 2014).
akan meningkatkan jumlah ROS dalam tubuh yaitu hidrogen
peroksida (H2 O2 ) dan radikal hidroksil (ÿ OH)
Paparan jelaga meningkatkan kadar TNF-ÿ dan kadar TNF-ÿ
tertinggi pada perlakuan K+ dengan rata-rata 66,191±5,097 (p
<0,05). Pemberian kurkumin mampu menurunkan faktor inflamasi
TNF-ÿ. Pada kelompok perlakuan dengan kurkumin 3 mg/kg bb,
penurunan ekspresi TNF-ÿ paling rendah dibandingkan dua
kelompok perlakuan lainnya. Paparan partikulat jelaga
menyebabkan Proses inflamasi akibat paparan partikulat jelaga
dapat meningkatkan radikal bebas.
Sebuah penelitian yang bermaksud menguji C. longa pada model
tikus penderita asma, menunjukkan bahwa zat ini mampu
menurunkan kadar MDA secara signifikan. Tingkat MDA
merupakan indikator peroksidasi lipid. Pemberian terapi C. longa
atau kurkumin dapat menurunkan kadar MDA, yaitu dengan cara
kurkumin menyumbangkan atom hidrogen (H) dari gugus fenolik
hidroksil (OH) ketika bereaksi dengan radikal bebas. Reaksi ini
akan menghasilkan radikal fenoksi kurkumin atau flavonoid yang
kurang reaktif karena radikal fenoksil kurkumin dapat mengalami
perubahan struktur resonansi dengan mendistribusikan kembali
elektron yang tidak berpasangan pada struktur ikatan rangkap
terkonjugasi pada cincin aromatik. Radikal kurkumin atau flavonoid
akan bereaksi lebih lanjut membentuk senyawa yang tidak reaktif,
kemungkinan melalui reaksi terminasi. Melalui reaksi ini, kurkumin
dapat menghambat peroksidasi lipid yang diprakarsai oleh radikal
bebas (Lee et al., 2010). Penurunan kadar MDA menunjukkan
manfaat C. longa sebagai anti oksidan. Stres oksidatif biasanya
selalu dikaitkan dengan peningkatan MDA dan protein karbohidrat
(Shakeri et al., 2017).
C. longa memiliki kemampuan untuk melindungi biomembran dari
kerusakan peroksidatif. Peroksidasi lipid adalah reaksi berantai
yang dimediasi oleh radikal bebas, yang menyebabkan kerusakan
membran sel, dan C. longa bekerja dengan cara mengais radikal
bebas aktif yang terlibat dalam proses peroksidasi (Sarvalkar et
al., 2011).
Dalam proses paparan jelaga, peningkatan reaksi stres oksidatif
dalam sel akan menginduksi sinyal dan akan ditangkap oleh
IL-6Rs. Aktivasi reseptor ini, seperti reseptor mirip Toll, yang
merespons paparan PM menghasilkan sitokin dan kemokin yang
bereaksi terhadap proses homeostatis dan imun seluler di lokasi
cedera. Paparan partikulat jelaga menyebabkan rantai oksidan
meningkat, tidak hanya dari bertambahnya jumlah atom oksigen
tetapi juga persentase gugus –COOH, C=O, dan CO. Pengumpulan
gugus oksidan tersebut di paru-paru kemudian merangsang
pelepasan makrofag dan leukosit. Secara sistemik, sitokin
proinflamasi seperti IL-6, TNF-ÿ, dan IL-1ÿ diproduksi oleh
makrofag dan leukosit.
Paparan partikulat jelaga meningkatkan kadar IL-6 dan tertinggi
pada perlakuan C+ dengan rata-rata 2,929±0,248 (p <0,05).
Pemberian kurkumin mampu menurunkan kadar IL-6 dan paling
rendah pada perlakuan T3 dengan dosis kurkumin 3 mg/kg bb.
Partikulat jelaga yang menyebabkan gangguan kardiovaskular
dapat melalui efek langsung pada sistem kardiovaskular atau
secara tidak langsung melalui stres oksidatif paru dan respons
inflamasi. IL-6 merupakan sitokin faktor diferensiasi sel B (BSF2)
yang berfungsi dalam pematangan sel B. IL-6 adalah mediator
proses inflamasi akut dan pengatur penting respon imun sel.
Peran mediator atau pengatur sistem inflamasi IL-6 sangat
potensial karena dapat menghambat atau menimbulkan reaksi
inflamasi. Mekanisme sitokin IL-6 ini secara ekstraseluler adalah
melalui membran reseptor yang terdiri dari dua subunit yaitu
subunit gp130 dan reseptor IL-6 (IL-6R) (Nazariah et al., 2013).
Oleh karena itu, tubuh memerlukan antioksidan alami yang mampu
menangkap radikal bebas secara stabil dan mampu mengurangi
dampak negatifnya. MDA merupakan salah satu indikator yang
paling sering digunakan sebagai indikasi peroksidasi lemak.
Menurut Alaiya dkk. (2015), penurunan kadar MDA akan memicu
peningkatan superoksida dismutase dibandingkan dengan
penurunan kadar MDA dalam tubuh.
Pada sel yang terkena paparan partikulat jelaga, reseptor yang
sesuai untuk TNF-ÿ adalah TNF-R1, dan untuk IL-1 adalah IL-1R,
reseptor tersebut akan menyebabkan apoptosis secara ekstrinsik
(diprakarsai oleh reseptor kematian). Peningkatan produksi TNF-ÿ
akibat stimulasi partikulat jelaga menunjukkan bahwa zat ini
secara konsisten bertanggung jawab atas pelepasan mediator
inflamasi (Pozzi et al., 2003; Tang et al., 2020).
Makrofag dapat mengeluarkan sitokin proinflamasi seperti IL-1,
IL-6, IL-8, dan TNF-ÿ (Tang et al., 2020).
Meningkatnya kadar radikal bebas dalam tubuh akibat paparan
jelaga akan menyebabkan penurunan MDA plasma.
MDA merupakan senyawa metabolit hasil peroksidasi lipid yang
disebabkan oleh ROS, dimana MDA dapat menggambarkan
aktivitas radikal bebas dalam sel, sehingga digunakan sebagai
penanda terjadinya stres oksidatif. Peningkatan kadar MDA dalam
plasma darah, dapat dijadikan sebagai indikator adanya stres
oksidatif yang terjadi akibat peningkatan kadar partikulat jelaga
darah. Stres oksidatif ini kemudian menyebabkan perubahan
disfungsi pembuluh darah (Kozlov et al., 2016).
Jurnal Kedokteran Hewan Terbuka, (2023), Vol. 13(1): 11–19
16
M.Aminuddin dkk.
http://www.openveterinaryjournal.com
Machine Translated by Google

Penulis tidak menerima dukungan finansial untuk penelitian,
kepenulisan, dan/atau publikasi artikel ini.
Pengaruh paparan partikulat jelaga pada peningkatan
peroksidase lipid, apoptosis plasenta dan hasil kehamilan
pada mekanisme molekuler gangguan kehamilan pada tikus
(Rattus novergicus).
Gulcubuk, A., D. Haktanir, A., Cakiris, A., Ustek, D., Guzel, O.
Erturk, M. Karabagli, M., Akyazi, I., Cicekci, H. dan Altunatmaz,
K. 2013 Efek kurkumin pada sitokin proinflamasi dan cedera
jaringan pada fase awal dan akhir pankreatitis akut
eksperimental. Pankreatologi 13, 347–354.
kimia. Siswa J.1(1), 133-139.
275.
Semua penulis menyatakan bahwa tidak ada konflik kepentingan.
mempelajari bahwa senyawa kurkumin, yaitu diarylpentanoid mirip
kurkumin [2,6-bis(2,5-dimethoxybenzylidene) cyclohexanone],
merupakan target molekuler dalam kasus rheumatoid arthritis
translokasi nuklir. p65 NF-ÿB mampu berikatan dengan DNA
sinovial fibroblas NF-ÿB melalui penghambatan siklooksigenase-2
(COX-2), IL-6.
Skripsi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya,
Indonesia.
Interleukin-6, sitokin utama di sistem saraf pusat. Int. J.Biol.
Sains. 8(9), 1254–1266
dapat menurunkan kadar MDA, TNF-ÿ, dan kadar IL-6.
Curcuma longa efektif secara signifikan terhadap ekspresi sitokin
IL-6 pada tingkat protein dan gen. Kurkumin mampu mempengaruhi
mekanisme interferensi sinyal yang memediasi ekspresi gen IL-6
pada sel otot pembuluh darah. Penurunan ekspresi IL-6 juga
sejalan dengan kadar resveratrol standar. Selain itu dilaporkan
juga bahwa kurkumin pada konsentrasi 5, 10, dan 15 M telah
diketahui. Beberapa penelitian lain juga melaporkan peran C.
longa terhadap sitokin IL-6. Curcuma longa telah dilaporkan
memainkan peran efektif dalam menghambat peradangan dengan
menurunkan sitokin IL-1ÿ dan IL-6 pada kasus peradangan mirip
psoriasis yang diobati dengan imiquimod (Jun et al., 2013).
Mengepung. Int.73, 440–446.
Al Housseiny, H., Singh, S., Emile, M., Nicoleau, RLV dan Wal,
PS 2020. Identifikasi parameter toksisitas yang terkait dengan
pembakaran menghasilkan kimia permukaan jelaga dan
struktur partikel dengan uji in vitro. Biomedis 8(9), 345–351.
Hendrawan, VF, Wulansari, D., Oktanella, Y. dan Widjiati, W.
2018. Efektivitas suplemen asam klorogenat terhadap serum
VEGF dan ekspresi MAP kinase plasenta pada kulit yang
terpapar karbon hitam
Peningkatan IL-6 akan merangsang respon inflamasi seperti
peningkatan leukosit dan trombosit, produksi fibrinogen oleh hati,
dan sintesis molekul adhesi, seperti molekul adhesi antar sel-1
(ICAM-1), molekul adhesi sel pembuluh darah ( VCAM), dan E-
selectin (Tsai et al., 2012; Pope et al., 2016).
Tesis. Universitas Airlangga.
Referensi
Halonen, JI, Lanki, T., Yli-Tuomi, T., Tiittanen, P., Kulmala M. dan
Pekkanen, J. 2009. Polusi udara partikulat dan rawat inap di
rumah sakit kardiorespirasi akut serta kematian di kalangan
lansia.
Kesimpulan
MA, JS, TWS, dan WW merancang penelitian ini. MA, JS, TWS,
dan WW melakukan survei dan mengambil sampel di lahan
sampel. Semua penulis memeriksa sampel di laboratorium
penelitian. Semua penulis menyusun, membaca, merevisi, dan
menyetujui naskah akhir.
Dachlan, EG, Widjiati, dan Santoso, B. 2011.
Darwadi, RP, Aulanni'am, dan Mahdi, C. 2013. Pengaruh terapi
kurkumin terhadap kadar malondialdehyde (MDA) yang
diisolasi dari profil parotis dan protein tikus putih yang terpapar
lipopolisakarida (LPS).
Finch, J. dan Conklin, DJ 2016. Disfungsi vaskular akibat polusi
udara: peran potensial sistem endothelin-1 (ET-1). Kardiovasc.
beracun. 16(3), 260–
Curcuma longa sebagai anti inflamasi dan anti oksidan berperan
efektif dalam menghambat inflamasi dengan menurunkan sitokin
IL-6 dan TNF-ÿ. Curcuma longa dapat menghambat peroksidasi
lipid yang diprakarsai oleh radikal bebas dan kemudian menurunkan
kadar MDA.
Aulia, DARE 2017. Efek samping kurkumin-msn terhadap
gambaran histopatologi ginjal laki-laki (Rattus norvegicus)
sebagai uji toksisitas khusus.
Erta, M,. Quintana, A. dan Hidalgo, J. 2012.
Gulcubuk dkk. (2013) melaporkan bahwa pada tikus yang diinduksi
pankreatitis, kurkumin (C. longa) berpotensi menurunkan inflamasi
dengan menurunkan aktivasi NF-ÿB dan AP-1 yang juga
menghambat induksi mRNA iNOS, TNF-ÿ, dan IL. -6 di pankreas.
Dalam sebuah penelitian di jaringan aorta, Parody et al. (2006)
menunjukkan bahwa C. longa relatif menurunkan aktivasi
pengikatan DNA protein AP-1 dan NF-ÿB serta menurunkan
konsentrasi sitokin IL-1ÿ, IL-6, MCP-1, dan MMP-9. belajar, Lee
dkk. (2014) dilaporkan secara in vitro
Hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian C. longa
Dalam studi Totlandsdal dkk. (2010), konsentrasi paparan karbon
100 g/ml meningkatkan ekspresi mRNA dan protein IL-1ÿ dan IL-6
pada sel epitel paru primer. Al Housseiny dkk. (2020) juga
mengatakan bahwa ekspresi IL-6 meningkat di pohon bronkial
selama paparan PM (Totlandsdal et al., 2010).
Alaiya, S., Athiroh, AS dan Santoso, H. 2015. Peranan jus pegagan
(Centella asiatica) terhadap superoksida dismutase (SOD)
pada tikus. Biosains 1(1), 34–45.
De Prins, S. 2014. Stres oksidatif saluran napas dan penanda
peradangan pada napas yang dihembuskan pada anak-anak
dikaitkan dengan paparan karbon hitam.
Epidemiologi 20(1), 143–153.
Jurnal Kedokteran Hewan Terbuka, (2023), Vol. 13(1): 11–19
M.Aminuddin dkk.
http://www.openveterinaryjournal.com
17
Pendanaan
Konflik kepentingan
Kontribusi penulis
Machine Translated by Google

Vas. Bedah. 20, 360–368.
Aterosklerosis 147(2), 371–378.
Lee, HS, Lee, MJ, Kim, H., Choi, SK, Kim, JE, Moon, HI dan Park,
WH 2010. Kurkumin menghambat ekspresi LDL receptor-1
(LOX-1) teroksidasi seperti lektin yang diinduksi TNFÿ dan
menekan respon inflamasi pada sel endotel vena umbilikal
manusia (HUVECs) melalui mekanisme antioksidan. J.
Penghambatan Enzim. medis. kimia. 25(5), 720–729.
Ramírez-Tortosa, MC, Mesa, MD, Aguilera, MC,
Lee, HS 2009. Efek penindasan Curcuma Longa
Saya. J.Epidemiol. 181(8), 575–583.
Parodi, FED, Mao, TL, Ennis, MB dan Pagano, RW
Nazariah, SS, Juliana, J. dan Abdah, MA 2013.
Quiles, JL, Mesa, MD, César, L., Concepción RT, Aguilera, M.,
Battino, M. dan Ramírez-Tortosa, MC 2002. Suplementasi
ekstrak Curcuma Longa mengurangi stres oksidatif dan
melemahkan perkembangan garis lemak aorta pada kelinci.
Arterioskler.
Kozlov, VS, Shmargunov, VP dan Panchenko, MV
Tang, J., Cheng, W., Gao, J., Li, Y., Yao, R., Rothman, N., Lan,
Q., Campen, MJ, Zheng, Y. dan Leng, S. 2020. Paparan
nanopartikel karbon hitam di tempat kerja meningkatkan risiko
penyakit inflamasi pembuluh darah: sebuah implikasi dari uji
biosensor ex vivo. beracun. Bagian Serat. 17, 47.
Nabarawy, NE, Gouda, A. dan Shalaby, E. 2019. intervensi
terapeutik kurkumin pada interleukin-6 dan stres oksidatif
yang disebabkan oleh toksisitas Paraquat pada paru-paru
dan hati pada tikus. Bioma.
Jun, S., Yi, Z. dan Jinhong, H. 2013. Kurkumin Menghambat
peradangan mirip psoriasis yang diinduksi imiquimod dengan
menghambat produksi IL-1beta dan IL-6 pada tikus.
Pozzi, R., Barbara de B., Luigi, P., dan Cecilia, G.
Shakeri, M., Oskoueian, E., Le, H. dan Shakeri, M.
Pourbagher-Shahri, AM, Farkhondeh, T., Ashrafizadeh, M., Talebi,
M. dan Samargahndian, S. 2021. Kurkumin dan penyakit
kardiovaskular: Fokus pada target seluler dan kaskade.
Bioma.
Romieu, I., Gouveia, LA, Cifuentes, AP, de Leon, W., Junger, J.,
Vera, V., Strappa, M., Hurtado-Díaz, V., Miranda-Soberanis,
V., Rojas- Bracho, L. Carbajal-Arroyo, L. dan Tzintzun-
Cervantes, G. 2012. Komite Peninjau Kesehatan HEI. Studi
multikota tentang polusi udara dan kematian di Amerika Latin
(studi ESCALA). Res. Perwakilan Kesehatan Eff. Inst. 171, 5–
86.
Rattus norvegicus yang sedang hamil . Res. J.Pharm.
Teknologi. 11(5), 1830–1834.
Lee, HS, Lee, MJ, Kim, H., Choi, SK, Kim, JE, Moon, HI dan Park,
WH 2010. Kurkumin menghambat ekspresi LDL receptor-1
(LOX-1) teroksidasi seperti lektin yang diinduksi TNFÿ dan
menekan respon inflamasi pada sel endotel vena umbilikal
manusia (HUVECs) melalui mekanisme antioksidan. J.
Penghambatan Enzim. medis. kimia. 25(5), 720-729.
komponen turunan rimpang terhadap sintase oksida nitrat. J.
Aplikasi. biologi. kimia. 52, 212–215.
Munzel, T., Tommaso, G., Al-Kindi, S., John, D., Andreas, D. dan
Rajagopalan, JLS 2018. Pengaruh unsur gas dan padat dari
polusi udara terhadap fungsi endotel. euro. Hati J.39, 3543–
3550.
2006. Pemberian oral diferuloylmethane (kurkumin) menekan
sitokin proinflamasi dan remodeling jaringan ikat destruktif
pada aneurisma aorta perut eksperimental. Ann.
Quiles, JL, Baro, L., Ramires-Tortosa, CL, Martines-Victoria,
E. dan Gil, A. 1999. Pemberian ekstrak kunyit secara oral
menghambat oksidasi LDL dan memiliki efek hipokolesterolemia
pada kelinci dengan aterosklerosis eksperimental. J.
2016. Aethalometer yang dimodifikasi untuk memantau
konsentrasi karbon hitam di aerosol atmosfer dan teknik untuk
koreksi efek pembebanan titik. Dalam Simposium Internasional
ke-22 tentang Optik Atmosfer dan Laut: Fisika Atmosfer.
Interleukin-6 melalui induksi dahak sebagai biomarker
peradangan pada partikel dalam ruangan pada anak sekolah
dasar di Lembah Klang, Malaysia. Gumpal. J.Ilmu Kesehatan.
5, 93–105.
bekuan darah. Vas. biologi. 22, 1225–1231.
Lin, W., Zhu, T., Xue, T., Peng, W., Brunekreef, B., Gehring, U.,
Huang, W., Hu, M., Zhang, Y. dan Tang, X. 2015 . Hubungan
antara perubahan paparan polusi udara dan biomarker stres
oksidatif pada anak-anak sebelum dan selama Olimpiade
Beijing.
2003. Mediator inflamasi yang disebabkan oleh partikel udara
perkotaan kasar (PM2.5-10) dan halus (PM2.5) dalam sel
RAW 264.7 Toksikologi 183(1–3), 243–254.
PLoS Satu 8, e67078.
Farmakol. J.12(4), 1737–1748.
2020. Strategi mengatasi stres panas pada ayam broiler:
mengungkap peran selenium, vitamin E dan vitamin C. Vet
Sci. 7(2), 1-9.
Hougaard, KS, Jansen, KA, Nordly, P., Taxvig, C., Vogel, U., Sabre,
AT dan Wallin, H. 2008. Pengaruh paparan prenatal terhadap
partikel knalpot diesel pada perkembangan pascanatal, perilaku,
genotoksisitas dan peradangan pada tikus. Bagian. Serat
Toksikol. 5(3), 1-15.
Apoteker. 136, 111214.
Juliprihanto, A., Hendrawan, VF, Wulansari, D., Oktanella, Y. and
Widjiati, W. 2019. Jumlah sel plasenta dan ekspresi caspase-9
pada apoptosis tikus putih (Rattus norvegicus) yang dipapar
karbon hitam. Res. J.Pharm. Teknologi. 12(4), 1935–1942.
Lewis, A. dan Elks, PM 2019. Hipoksia menginduksi ekspresi tnfa
makrofag melalui siklooksigenase dan prostaglandin E2 in
vivo. Depan. imunol. 10(2321), 1–14.
Jurnal Kedokteran Hewan Terbuka, (2023), Vol. 13(1): 11–19
M.Aminuddin dkk.
http://www.openveterinaryjournal.com
18
Machine Translated by Google

Efek antioksidan kurkumin (Curcuma Longa) terhadap
peroksidasi lipid dan lipofuscinogenesis pada kelenjar
submandibular mencit jantan tua yang diinduksi D-galaktosa.
J.Med. Tanaman Res. 5(20), 5191–5193.
Sadeghi, A., Rostamirad, A., Seyyedebrahimi, S. dan Meshhani,
R. 2018. Kurkumin memperbaiki peradangan yang diinduksi
palmitat pada sel otot rangka dengan mengatur jalur JNK/
NFkB dan produksi ROS. Inflammofarmakologi 26(5), 1265–
Sarvalkar, PP, Walvekar, MV dan Bhopale, LP 2011.
Tsai, DH, Amyai, N., Marques-Vidal, P., Wang, JL, Riediker, M.,
Mooser, V., Paccaud, F., Waeber, G., Vollenweider, P. dan
Bochud, M. 2012 Pengaruh materi partikulat pada penanda
inflamasi pada populasi orang dewasa secara umum. beracun.
Serat Bagian 9, 24–33.
(Zingiberaceae) di Andhra Pradesh: studi pendahuluan.
J.Ekon. Takson. Bot. 30(4), 773–775.
Raju, VS, Reddy CS dan Ragan, A. 2006. Curcuma L.
Mekanisme yang terlibat dalam pelepasan IL-6 yang
diinduksi karbon hitam ultrahalus dari sel paru-paru epitel
tikus primer. beracun. In Vitro 24, 10-20.
Totlandsdal, AI, Refsnes, M. dan Lg, M. 2010.
mol. medis. Ulangan 19(1), 23–29.
Zhang, M., Mueller, NT, Wang, H., Hong, V., Appel, LJ dan
Wang, X. 2018. Paparan Ibu terhadap Partikulat Ambien
ÿ2,5 µm Selama Kehamilan dan Risiko Tekanan Darah
Tinggi di Masa Kecil. Hipertensi 72(1), 194-201.
Silva, LB, Alexandrino, PSN, Sandra, MASM, Carolina, SG,
Illiana, LQ, Alessandra, AATC, Severino, AJ dan Jair, CL
2019. Peran TNF-ÿ sebagai sitokin proinflamasi dalam
proses patologis: review artikel. Buka Penyok. J.13, 332–
338.
Target molekuler kurkumin pada kanker payudara.
Lagu, X., Zhang, M., Dai, E. dan Luo, Y. 2019.
Depan. imunol. 9(444), 1–12.
Salomon, BL, Leclerc, M., Tosello, J., Ronin, E., Piaggio, E. dan
Cohen, JL 2018. Faktor nekrosis tumor dan sel T pengatur
dalam onkoimunologi.
Simoni, M., Baldacci, S., Maio, S., Cerrai, G., Sarno, G. dan
Viegi, G. 2015. Dampak buruk polusi luar ruangan pada
lansia. J.Torak. Dis. 7(1), 34–45.
1272.
M.Aminuddin dkk.
19
Jurnal Kedokteran Hewan Terbuka, (2023), Vol. 13(1): 11–19
http://www.openveterinaryjournal.com
Machine Translated by Google
Tags