MODUL PENGEMBANGAN KARYAWAN DENGAN METODE COUNSELING,MENTORING DAN COACHING
PADA PT.KBI
A. Latar Belakang
Kebutuhan dalam menggunakan internet saat ini tidak hanya sebatas untuk komunikasi namun, juga
telah merambah pada bidang bisnis seperti jual beli barang, transportasi, bisnis. Ini mendorong para
start-up di Indonesia untuk dapat bermain di banyak sektor seperti transportasi, kesehatan, media
online dan sebagainya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Jaya, Ferdiana, dan Fauzati (2017)
pada start-up di Yogyakarta didapatkan hasil bahwa pendirian 2 start-up banyak dipengaruhi oleh faktor
ketepatan timming, model bisnis dan pendiri(founder).
Pendiri start-up akan memegang peranan penting sebagai seorang pemimpin dalam mengarahkan dan
menjalankan bisnis start-up. Hal ini dikarenakan pada masa awal pendirian start-up yang menjadi fokus
utama dari perusahaan adalah melakukan pengembangan produk. Seorang pemimpin harus mampu
untuk mengarahkan tim kerja yang dimilikinya agar dapat menghasilkan produk yang dapat diterima
oleh masyarakat dan sesuai kebutuhan masyarakat. PT. Konten Baik Indonesia (KBI) adalah salah satu
start-up yang ada di Yogyakarta, PT.KBI mengalami masalah dalam hal kepemimpinan tersebut. PT.KBI
merupakan perusahaan bergerak di bidang media online dengan brand Hipwee.com situs berita media
sosial dan gaya hidup anak muda. PT.KBI mulai berdiri pada tahun 2014 di Yogyakarta. Visi dari PT. KBI
adalah “menjadi media yang membuat hidup anak muda lebih baik”. Sedangkan misi dari PT.KBI adalah
(1) membuat konten media yang menarik, positif dan bermanfaat; serta (2) menjadi media dua arah
yang memberikan kesempatan kepada pembaca untuk berkarya.
Nilai – nilai yang dimiliki oleh PT. KBI yaitu flexible, fun dan achievement oriented. PT.KBI memiliki
target usia pembaca dengan rentang usia 18-34 tahun. Dalam menghasilkan produksi Tulisan PT.KBI juga
memiliki komunitas di beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Malang, dan Solo. PT.KBI juga
memiliki klien – klien yang bekerja sama antara lain Lion, Unilever, Nestle, Bango, Yamaha, Bank
Mandiri, Bank BNI, Samsung, dll.
Posisi perusahaan yang sudah masuk pada tahap creation stage, membuat perusahaan terus berupaya
untuk selalu berinovasi dan berkembang sebagai sebuah perusahaan. Serta semakin besar juga
tantangan bagi perusahaan ke depannya. Untuk menghadapi tantangannya, perusahaan sangat dituntut
untuk dapat berpikir kreatif dan kerja keras untuk tetap bisa bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan
bisnis yang semakin ketat. Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian khusus adalah kemampuan
kepemimpinan. Apalagi saat ini perubahan organisasi sedang mengalami perubahan, maka memerlukan
penerapan strategi yang tepat unuk dapat mengelola perubahan tersebut (Novianti & Hartati, 2009).
Inisiatif perubahan apa pun yang dilakukan oleh perusahaan, pada akhirnya akan dieksekusi oleh
perusahaan.
Banyak perusahaan yang gagal merencanakan, akan tetapi lebih banyak lagi perusahaan yang gagal
dalam 5 melakukan eksekusi. Kemampuan pemimpin bisa menjadi faktor yang mempengaruhi
terhambatnya proses eksekusi tersebut. Pada saat ini, seorang pemimpin diperlukan variasi model
kepemimpinan yang berbeda dari sebelumnya. Seorang pemimpin akan memberikan pengaruh melalui
pendekatan, instruksi mengancam, menyalahkan dan menakut – nakuti sudah tidak relevan untuk dapat
diterapkan. Saat ini diperlukan model pemimpin yang dapat lebih mendorong, memberdayakan,
membangun komitmen dan berorientasi pada solusi. Padahal dalam mengelola perusahaan, tidak dapat