2. Ayumi Rizki Putri Lestari.pptxSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS

DEDIWAHYUDI45 0 views 14 slides Oct 03, 2025
Slide 1
Slide 1 of 14
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14

About This Presentation

SSSSSS


Slide Content

MENGIDENTIVIKASI BENTUK-BENTUK PLAGIARISME DAN CARA PENCEGAHANNYA Ayumi Rizki Putri Lestari Oleh

LATAR BELAKANG Plagiarisme di lingkungan perguruan tinggi menjadi tantangan serius yang mengancam integritas akademik serta mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan . Tindakan ini tidak hanya mencoreng nilai kejujuran intelektual , tetapi juga merusak reputasi institusi pendidikan secara keseluruhan . Oleh karena itu , penting untuk memahami secara menyeluruh apa itu plagiarisme , bagaimana dampaknya , dan apa saja strategi yang bisa diterapkan untuk mencegahnya . Beberapa faktor yang mendorong mahasiswa melakukan plagiarisme antara lain adalah keinginan untuk mendapatkan nilai tinggi , tekanan akademik yang besar , serta minimnya pemahaman mengenai etika penulisan ilmiah . Kurangnya pembekalan mengenai pentingnya orisinalitas dan kejujuran akademik juga turut memperburuk keadaan . Oleh sebab itu , upaya pencegahan harus dimulai dari akar permasalahan , yaitu edukasi yang menyeluruh .

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana devinisi plagiarisme ? 2. Apa saja tipe-tipe plagiat ? 3. Apa penyebab suburnya praktek plagiat ? 4. Bagaimana konsekuensi hukum dan penindakan praktek plagiat ? 5. Bagaimana plagiarisme diri sendiri ? 6. Bagaimana cara pencegahan plagiarism? 7. Apa saja aplikasi untuk pengecekan plagiarisme ? 8. Bagaimana ragam kasus plagiat nasional dan internasional ? 9. Bagaimana menganalisis kritis artikel mahasiswa ?

TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui devinisi plagiarisme 2. Untuk mengetahui tipe-tipe plagiat 3. Untuk mengetahui penyebab suburnya praktek plagiat 4. Untuk mengetahui konsekuensi hukum dan penindakan praktek plagiat 5. Untuk mengetahui plagiarisme diri sendiri 6. Untuk mengetahui cara pencegahan plagiarisme 7.Untuk mengetahui aplikasi untuk pengecekan plagiarisme 8.Untuk mengetahui ragam kasus plagiat nasional dan internasional 9. Untuk mengetahui analisis kritis artikel mahasiswa

Devinisi Plagiarisme Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, plagiat diartikan sebagai tindakan mengambil karya tulis orang lain dan menganggapnya sebagai hasil karya sendiri . Secara umum , plagiat merupakan perbuatan meniru atau menggunakan karya orang lain tanpa memberikan penghargaan atau mencantumkan sumber aslinya . Menurut Griadhi (2021), plagiarisme merupakan suatu bentuk pelanggaran yang terjadi ketika seseorang mengambil secara tidak sah berbagai elemen dari karya orang lain, seperti fakta , penjelasan , ungkapan , atau kalimat , dan menggunakannya seolah-olah merupakan hasil pemikiran sendiri . Lindey (1952) menjelaskan bahwa plagiat merupakan tindakan menyalin atau menjiplak gagasan , ide, maupun karya milik orang lain tanpa menyebutkan sumber aslinya . Tindakan ini dilakukan dengan maksud agar karya tersebut tampak seperti hasil ciptaan sendiri .

Tipe-tipe Plagiarisme Berdasarkan pendapat Soelistyo, plagiarisme atau tindakan plagiat dapat dikelompokkan ke dalam berbagai macam tipe , bentuk , dan jenis tertentu , yaitu : Jenis Plagiarisme Berdasarkan Aspek yang Dicuri ( Plagiarisme Ide, Plagiarisme Kata demi Kata, Plagiarism Sumber , Plagiarism Kepengarangan Jenis Plagiarisme Berdasarkan Tingkat Kesengajaan (Plagiarism yang dilakukan dengan sengaja , Plagiarism yang dilakukan dengan tidak sengaja Jenis Plagiarisme Berdasarkan Persentase Materi yang dijiplak ( Plagiarism ringan , Plagiarism sedang , Plagiarism berat Jenis Plagiarisme Berdasarkan Pola Penjiplakan ( Plagiarism total , Plagiarism parsial , Auto plagiarism, Plagiarism antar Bahasa Jenis Plagiarisme Berdasarkan Cara Penyajian ( Plagiarism verbatim, Plagiarism kain perca , Plagiarism parafrasa , Plagiarism kata kunci , Plagiarism struktur gagasan

Penyebab Suburnya Praktek Plagiat Tekanan Akademik yang Berat Dorongan Untuk Meraih Nilai Akademik yang Tinggi Minimnya Tentang Pemahaman Konsep Plagiarisme Lemahnya Kesadaran Tentang Lemahnya Akademik

Konsekuensi Hukum dan Penindakan Praktek Plagiat Berdasarkan Pasal 113 UU Hak Cipta, pelaku dapat dikenakan hukuman penjara hingga lima tahun atau denda maksimal satu miliar rupiah. Selain itu , Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 merinci sanksi administratif mulai dari teguran hingga pencabutan gelar atau ijazah. Mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat dapat menerima sanksi bertingkat , mulai dari peringatan hingga pemberhentian tidak hormat . Dosen dan peneliti juga dapat dikenai sanksi seperti penundaan hak akademik , penurunan jabatan , hingga pemberhentian permanen .

Self- plagiarisme Self-plagiarism merupakan bentuk plagiarisme ketika penulis memakai kembali karya tulisnya sendiri yang telah dipublikasikan sebelumnya tanpa mencantumkan pengakuan yang tepat . Jenis plagiarisme ini kerap muncul karena penulis beranggapan bahwa karyanya adalah milik pribadi yang bisa digunakan kembali tanpa mencantumkan rujukan . Permasalahan biasanya timbul ketika menyangkut isu hak cipta . Pengecualian dapat terjadi apabila penulis telah menandatangani perjanjian hak reproduksi sebagai bagian dari publikasi dalam jurnal atau buku , sehingga penulis tetap memiliki hak secara hukum untuk menggunakan kembali teks tersebut .

Pencegahan Plagiarism Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi menegaskan sejumlah poin penting yang dapat dijadikan acuan dalam merumuskan kebijakan pencegahan plagiarisme . Salah satu poin utama yang diamanatkan adalah kewajiban publikasi karya ilmiah secara terbuka ( open access ), sehingga karya tersebut dapat diakses dengan mudah melalui infrastruktur yang telah ditentukan . Upaya pencegahan plagiarisme idealnya dirancang sebagai program yang terintegrasi dengan kebijakan lain yang lebih makro dan strategis . Pelaksanaannya pun perlu melibatkan berbagai pihak dalam lingkungan perguruan tinggi , termasuk jurusan , fakultas , perpustakaan , maupun unit pendukung akademik lainnya , sehingga dapat tercipta budaya akademik yang sehat , etis , dan berintegritas .

Aplikasi Untuk Pengecekan Plagiarisme Aplikasi pengecekan plagiarisme merupakan sebuah perangkat lunak yang berfungsi sebagai alat bantu dalam menilai tingkat keaslian suatu karya ilmiah . Berikut Adalah beberapa aplikasi yang biasa digunakan dalam pengecekan plagiasi : Plagius Plagius adalah salah satu aplikasi pendeteksi plagiarisme yang berfungsi untuk memeriksa dokumen dalam berbagai format, seperti .docx maupun .pdf. Proses pemeriksaan dilakukan dengan memanfaatkan berbagai mesin pencari serta dilengkapi dengan fitur reverse analysis , yaitu fitur yang menampilkan sumber asli dari teks yang terindikasi plagiasi dan membandingkannya dengan teks yang sedang dianalisis . 2. Turnitin Turnitin adalah salah satu aplikasi pengecekan plagiarisme berbasis web yang paling populer dan banyak digunakan di kalangan akademik , baik oleh perguruan tinggi maupun institusi pengelola jurnal ilmiah .

Ragam Kasus Plagiat Nasional dan Internasional Menurut Weber-Wullf, terdapat praktik-praktik menyimpang yang kemudian berubah menjadi jasa komersial yang lahir dari fenomena plagiarisme akademik , antara lain: Ghostwriting, Ghostwriter adalah individu yang menuliskan karya untuk orang lain tanpa mengklaim kepengarangan . Biasanya , mereka menerima bayaran atas jasanya . 2. Contract Cheating, Contract cheating serupa dengan ghostwriting, tetapi dilakukan dalam bentuk perjanjian kontrak . 3. Honorary Authorship, Praktik ini terjadi ketika seseorang dicantumkan sebagai penulis tanpa memberikan kontribusi nyata 4. Falsifying Data. Falsifying data adalah tindakan memalsukan atau memanipulasi data agar hasil penelitian sesuai dengan hipotesis yang diinginkan .

KESIMPULAN Menurut Griadhi (2021), plagiarisme merupakan suatu bentuk pelanggaran yang terjadi ketika seseorang mengambil secara tidak sah berbagai elemen dari karya orang lain, seperti fakta , penjelasan , ungkapan , atau kalimat , dan menggunakannya seolah-olah merupakan hasil pemikiran sendiri . Menurut Pecorari , metafora yang sering digunakan untuk menggambarkan plagiarisme adalah tindakan pencurian , yang mengandung unsur kesengajaan atau niat dalam melakukannya . Berdasarkan pandangan tersebut , Pecorari membedakan plagiarisme ke dalam dua kategori utama , yaitu plagiarisme prototipe (prototypical plagiarism) dan plagiarisme tekstual (textual plagiarism). Menurut Eunice (2022), terdapat beberapa faktor utama yang mendorong terjadinya tindakan plagiat di lingkungan perguruan tinggi , yaitu : Dorongan Untuk Meraih Nilai Akademik yang Tinggi, Tekanan Akademik yang Berat, Minimnya Tentang Pemahaman Konsep Plagiarisme , dan Lemahnya Kesadaran Tentang Lemahnya Akademik. Berdasarkan Pasal 113 UU Hak Cipta, pelaku dapat dikenakan hukuman penjara hingga lima tahun atau denda maksimal satu miliar rupiah. Selain itu , Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 merinci sanksi administratif mulai dari teguran hingga pencabutan gelar atau ijazah. Mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat dapat menerima sanksi bertingkat , mulai dari peringatan hingga pemberhentian tidak hormat . Dosen dan peneliti juga dapat dikenai sanksi seperti penundaan hak akademik , penurunan jabatan , hingga pemberhentian permanen . Self-plagiarism merupakan bentuk plagiarisme ketika penulis memakai kembali karya tulisnya sendiri yang telah dipublikasikan sebelumnya tanpa mencantumkan pengakuan yang tepat . Upaya pencegahan plagiarisme idealnya dirancang sebagai program yang terintegrasi dengan kebijakan lain yang lebih makro dan strategis . Pelaksanaannya pun perlu melibatkan berbagai pihak dalam lingkungan perguruan tinggi , termasuk jurusan , fakultas , perpustakaan , maupun unit pendukung akademik lainnya , sehingga dapat tercipta budaya akademik yang sehat , etis , dan berintegritas . Beberapa contoh aplikasi yang digunakan untuk pengecekan plagiasi Adalah seperti aplikasi Turnitin dan plagius . Keduanya dapat digunakan sebagaimana mestinya untuk mengecek seberapa besar plagiasi yang digunakan . Menurut Weber-Wullf, terdapat praktik-praktik menyimpang yang kemudian berubah menjadi jasa komersial yang lahir dari fenomena plagiarisme akademik , antara lain: Ghostwriting, Contract Cheating, Honorary Authorship, Falsifying Data.

TERIMA KASIH
Tags