2. BHD RJP PMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMPGD-compressed.pdf
agus877610
0 views
60 slides
Oct 06, 2025
Slide 1 of 60
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
About This Presentation
Cara-cara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi di Badan Publik terkait.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Badan
Publik memberikan dan menyampaikan Informasi
Publik secara berkala sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ay...
Cara-cara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi di Badan Publik terkait.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Badan
Publik memberikan dan menyampaikan Informasi
Publik secara berkala sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Petunjuk
Teknis Komisi Informasi.
Bagian Kedua
Informasi yang Wajib Diumumkan secara Serta-merta
Pasal 10
(1) Badan Publik wajib mengumumkan secara sertamerta
suatu informasi yang dapat mengancam hajat
hidup orang banyak dan ketertiban umum.
(2) Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat
dan dalam bahasa yang mudah dipahami.
Bagian Ketiga
Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat
Pasal 11
(1) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik
setiap saat yang meliputi:
a. daftar seluruh InformasiUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2008
TENTANG
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap
orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan
sosialnya serta merupakan bagian penting bagi
ketahanan nasional;
b. bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi
manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan
salah satu ciri penting negara demokratis yang
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk
mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik;
c. bahwa keterbukaan informasi publik merupakan
sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik
terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik
lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada
kepentingan publik;
d. bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah
satu upaya untuk mengembangkan masyarakat
informasi;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d,
perlu membentuk Undang-Undang tentang
Keterbukaan Informasi Publik;
Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 F, dan Pasal 28 J Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
M E M U T U S K A N:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI
PUBLIK.
BAB I …
- 2 -
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan,
dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan
pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang
dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
secara elektronik ataupun nonelektronik.
2. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan,
disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh
suatu badan publik yang berkaitan dengan
penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau
penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik
lainnya yang sesuai dengan Undang-Un
TujuanBHD
MempertahankanSirkulasi
Menjaga aliran darah beroksigen ke otak,
jantung, dan organ vital lainnya.
MempertahankanPernapasan
Memastikan jalan napas terbuka dan oksigenasi
paru-paru terjadi.
MencegahKerusakanOtak
Meminimalkan risiko kerusakan otak permanen
akibat kekurangan oksigen.
MeningkatkanAngkaHarapanHidup
Membantu korban bertahan hidup hingga
bantuan medis profesional tiba.
MemahamiHentiJantung
danResusitasiJantung
Paru
Presentasi ini akan membahas konsep henti jantung, etiologi,
manifestasi klinis, penatalaksanaan, serta faktor-faktor yang
memengaruhi kualitas Resusitasi Jantung Paru (RJP).
PenyebabHentiJantung?
EtiologiHentiJantung
GangguanKelistrikanJantung
Aritmia maligna atau masalah irama
Jantung lainnya.
KelainanReversibel
Hipoksia, hipovolemia, hipotermia, tension
pneumothorax, tamponade jantung, asidosis.
PenyebabPernapasan
Hipoksia akibat gangguan jalan napas (sumbatan,
aspirasi), depresi pernapasan, keracunan,
kelumpuhan otot pernapasan.
PenyebabSirkulasi
Syok hipovolemik (pendarahan),
reaksi anafilaksis.
ManifestasiKlinisHenti
Jantung
TidakTerabaNadi
Di arteri besar (karotis, radialis, femoralis).
PernapasanTidakNormal
Bahkan jika jalan napas sudah paten.
TidakBerespons
Terhadap rangsangan verbal maupun nyeri.
PEDOMANCPRDANECC
AMERICANHEART
ASSOCIATION2020
BantuanHidupDasar&LanjutanDewasa
InisiasiCPRDini
Pentingnya CPR dini oleh
penyelamat awam ditekankan
kembali.
PemberianEpinefrin
Pemberian epinefrin dini
ditegaskan kembali untuk henti
jantung.
UmpanBalikCPR
Umpan balik audiovisual waktu
nyata direkomendasikan untuk
kualitas CPR.
BantuanHidupDasar&LanjutanPediatri
Penyebabhentijantungpadabayidananak-anakberbedadenganindividudewasa.
LajuVentilasi
Laju ventilasi berbantu
ditingkatkan menjadi 1 napas
setiap 2-3 detik.
EpinefrinDini
Epinefrin harus diberikan sedini
mungkin, idealnya dalam 5
menit.
DeteksiKejang
Evaluasi kejang setelah ROSC;
status epileptikus harus diobati.
BantuanHidupNeonatal
Antisipasi&
Persiapan
Penyedia harus
mengantisipasi dan
menyiapkan resusitasi bayi
baru lahir.
PengaturanSuhu
Pencegahan hipotermia dan
kontak kulit ke kulit sangat
penting.
AksesVaskular
Vena umbilikalis diutamakan; IO jika IV tidak tersedia.
Langkah-LangkahRJPBerkualitas
AnalisaSituasi&CekRespon
Pastikan keamanan, periksa respon korban (verbal/nyeri).
MintaBantuan&AktifkanEMS
Segera panggil bantuan dan aktifkan sistem gawat darurat.
PerbaikiPosisiKorban&Penolong
Korban terlentang di permukaan keras, penolong berlutut sejajar bahu.
PeriksaAirway,Breathing,Circulation
Pastikan jalan napas bebas, cek pernapasan (look, listen, feel), raba nadi karotis.
RJPBerkualitas
Kompresi kuat (5 - 6 cm), cepat (100-120x/menit), rekoil sempurna,
minimal interupsi, ganti kompresor tiap 2 menit. Jika normal, posisikan pemulihan.
RecoveryPosition
Pastikan
keamanan
AmanPenolong
Aman
Lingkunagn
AmanPasien
ANALISA
SIRUASI/DANGER
Tetap bersama
korban
segera panggil
bantuan
Aktifkan Code Blue
Gunakan hand
phone untuk
panggil bantuan
Meminta bantuan, sambil tetap bersama korban sambil
memberikan pertolongan
SHOUT FOR
HELP
KOMPRESIDADADEWASA
Posisi pasien supine di atas permukaan
yang keras & datar
Posisi penolong berlutut disamping
pasien/berdiri disamping tempat tidur
pasien
Penolong meletakkan tumit telapak
tangan pada½ bagian bawah sternum
dengan telapak tangan menumpuk
dengan jari ditautkan
RekomendasiPedomanAHA2020
COR
KEKUATAN
LOE
KUALITAS
Didasarkanpada:
•ClassofRecommendations
(COR)Menggambarkan
besarnya manfaatatasrisiko
•LevelofEvidence(LOE)
Menggambarkankepercayaan
ataukepastianbuktiyang
mendukungrekomendasi
Sumber:
Applying Class of Recommendationsand Level of Evidence to Clinical
Strategies, Interventions, Treatments, or Diagnostic
Testingin Patient Care (Updated May 2019)
https://cpr.heart.org/en/resuscitation-science/cpr-and-ecc-guidelines/tables/applying-class-of-
recommendation-and-level-of-evidence
ClassofRecommendation
(COE)
Sumber: Applying Class of Recommendations and Level of Evidence to
Clinical Strategies, Interventions, Treatments, or Diagnostic Testing in
Patient Care (Updated May 2019)*. https://cpr.heart.org/en/resuscitation-
science/cpr-and-ecc- guidelines/tables/applying-class-of-
recommendation-and-level-of-
Sumber:
Applying Class of Recommendations and Level of Evidence to
Clinical Strategies, Interventions, Treatments, or Diagnostic
Testing in Patient Care (Updated May 2019)*
https://cpr.heart.org/en/resuscitation-science/cpr-and-ecc-
guidelines/tables/applying-class-of- recommendation-and-level-of-
evidence
LevelofEvidence(LOE)
½ bagian bawah
sternum
Resusitasi harus dilakukan
segera
Persiapkan pasien pada
permukaan yang kokoh dan
posisi supinasi
Kedalaman Kompresi
(2-2,4 inchi/5-6 cm)
Kecepatan Kompresi
(100 - 120 x/menit)
Memaksimalkan recoil
dada saat ventilasi
FokusRJPPediatrik:PoinKunci
BantuanVentilasi
1 napas setiap 2-3 detik (20-30 kali/menit).
EndotrachealTube(ETT)
ETT berbalon dirancang khusus untuk mengurangi kebocoran dan memastikan ventilasi yang efektif.
Epinefrin
Berikan sedini mungkin (dalam 5 menit sejak henti jantung dengan ritme asistol atau PEA).
ManajemenCairan
Pendekatan titrasi cairan (gunakan epinefrin/norepinefrin).
ROSC(ReturnofSpontaneousCirculation)
Evaluasi kejang: status epileptikus, konvulsif, kognitif, psikososial.
RJPPenyakitJantung
Unit perawatan jantung intensif atau RJP ekstrakorporeal.