2023 05 11 Teknologi Imunokimia pada Deteksi Penyakit (2).pptx

asharprambodo2 6 views 46 slides Sep 04, 2025
Slide 1
Slide 1 of 46
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46

About This Presentation

-


Slide Content

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected Teknologi Imunikimia pada Deteksi Penyakit (2) Dewi Kartikawati Paramita, S.Si ., M.Si ., Ph.D Matakuliah IMUNOKIMIA

Imunokimia = T eknik imunologi Metode deteksi molekul kecil atau makromolekul pada jaringan , sel atau dalam larutan menggunakan antibodi atau antigen sebagai agen pengenal biologi Immunostaining ( contoh : imunohistokimia , imunositokimia ) Immunoassay – pemeriksaan atau pengukuran keberadaan atau konsentrasi suatu analit pada larutan menggunakan antigen atau antibodi ( contoh : ELISA, Westernblotting -immunoblotting , flowcytometry , dll )

Prinsip pemeriksaan pada teknik imunologi Deteksi antigen oleh antibodi Ikatan antigen- antibodi tidak Nampak  visualisasi dengan label

Sumber antigen Sel Jaringan Protein terlarut (protein pada plasma, serum atau cairan tubuh lain)

Teknik imunologi

Labeled immunotechnique Immunostaining Immunoassay

Metode dasar pada labeled immunotechnique Direct method Indirect method Label pada antibodi primer Keuntungan : Reaksi cepat Spesifik Kerugian : Perlu antibodi primer dalam jumlah banyak Label pada antibodi sekunder Keuntungan : Lebih sensitif Antibodi sekunder  dapat digunakan pada berbagai immunotechnique ( syarat : antibodi primer berasal dari spesies yang sama ) Kerugian : reaksi silang antibodi sekunder dengan Ig pada spesimen

Capture atau sandwich ELISA Untuk mendeteksi analit dalam jumlah yang sangat kecil Misal : sitokin Antibodi primer yang spesifik terhadap analit ditempelkan pada plate Mouse IgG1 Mouse IgG2 Anti Mouse IgG2 -Labeled

Faktor penting pada pemeriksaan menggunakan teknik imunologi Pengenceran / konsentrasi antibodi , suhu , waktu inkubasi Semakin tinggi konsentrasi antibodi  waktu inkubasi semakin pendek Namun konsentrasi antibodi terlalu tinggi  positif palsu Semakin tinggi suhu inkubasi  waktu inkubasi semakin pendek Enzyme & substrat , fluorochrom & filter Kontrol positif Kontrol negatif

Immunoassay: ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA)

Direct ELISA

Indirect ELISA Antibodi sekunder + label Antibodi primer Antigen

03 Jan 2021 [email protected] 13 Antigen Antigen ditempelkan pada ELISA plate

03 Jan 2021 [email protected] 14 Antigen Penambahan sampel serum  antibodi spesifik /primer (1 st ) mengenali dan mengikat antigen Antibodi spesifik mengenali antigen

03 Jan 2021 [email protected] 15 Antigen Antibodi sekunder (2 nd )  Rabbit anti-human IgA Antibodi spesifik terhadap antigen Antibodi sekunder (2 nd ) berlabel

03 Jan 2021 [email protected] 16 Meminimalkan background staining

Meminimalkan background staining Memblok non-specific background staining Bahan ELISA plate mempunyai afinitas tinggi terhadap protein  risiko perlekatan antibodi primer (1 st ) dari serum ke sumuran  dapat dikenali oleh antibodi sekunder (2 nd ) berlabel  positif palsu Memblok perlekatan protein ( antibodi ke sumuran ) menggunakan : susu skim, bovine serum albumin (BSA), serum normal ( non-immune serum )

03 Jan 2021 [email protected] 18

Captured ELISA untuk deteksi antigen NS1 pada infeksi dengue

Indirect ELISA untuk deteksi antibodi anti-NP SARS-Cov-2

Western blotting - Immunoblotting

Western blotting – Immunoblotting (1) Antigen pada dibuat menjadi antigen terlarut Protein dipisahkan berdasarkan berat molekul dengan metode electrophoresis

Western blotting – Immunoblotting (2) Protein antigen ditransfer ke membran nitroselulosa Penambahan serum pasien ( diharapkan mengandung antibodi terhadap protein-protein virus HIV Deteksi ikatan antigen- antibodi primer dengan penambahan antibodi sekunder yang dilabel enzim ( enzyme-linked IgG ) Pada area dimana antibodi mengikat protein terjadi perubahan warna  pita warna hitam

03 Jan 2021 [email protected] 24 Immunoblotting Blocking buffer, 37C 1 hr 3X Washing with PBS Tween Sampel serum in blocking buffer (1:100), RT 1 hr 3x washing with PBS Tween Rabbit  Human IgG-HRP in the dilution buffer (1:1000), RT 1 hr 3X washing with PBS Tween substrate/ chromogen ( Chloronaphtol ) Stop with water Antigen Antibodi primer dalam serum pasien

03 Jan 2021 [email protected] 25 Immunoblotting Blocking buffer, 37C 1 hr 3X Washing with PBS Tween Sampel serum in blocking buffer (1:100), RT 1 hr 3x washing with PBS Tween Rabbit anti-Human IgG-HRP in the dilution buffer (1:1000), RT 1 hr 3X washing with PBS Tween substrate/ chromogen ( Chloronaphtol ) Stop with water Antigen Antibodi primer Antibodi sekunder + label

Deteksi antibodi untuk melihat pola respon antibodi pada pasien NPC v.s . orang sehat terhadap protein-protein EBV M ajor -EA(D) (47-54 kD) EA-p138 (138 K D ) EBNA1 (72 kD) TK (65 kD) DNAse (55+58 kD) ZEBRA (36+38 kD) VCA-p18 (18 kD) VCA-p40 (40 kD) Respon IgA-EBV pada orang sehat Respon IgA EBV pada pasien NPC

03 Jan 2021 [email protected] 27 Immunoblotting Blocking buffer, 37C 1 hr 3X Washing with PBS Tween Sampel serum in blocking buffer (1:100), RT 1 hr 3x washing with PBS Tween Rabbit anti-Human IgG-HRP in the dilution buffer (1:1000), RT 1 hr 3X washing with PBS Tween substrate/ chromogen ( Chloronaphtol ) Stop with water Meminimalkan background staining

Flowcytometry ( Termasuk fluorescence-activated cell sorting (FACS))

Isolasi limfosit Gradient centrifugation

Tipe limfosit dalam kumpulan sel mononuklear

Prinsip dasar flowcytometry Mengukur karakteristik optic dan fluorescence dari sel tunggal atau partikel lain ( mikroorganisme , nucleus dan preparat kromosom ) dalam aliran cairan pada saat sumber cahaya melewatinya Ukuran , granularitas dan fitur fluorescence dari sel , yang berasal dari antibodi atau pewarna, merupakan contoh parameter yang digunakan untuk menganalisis dan membedakan sel.

Antigen pada sel dikenali antibodi spesifik yang dilabel dengan fluorochrome Sel mengalir pada kapiler , yang terlewati sinar laser, fluorochrome - nya akan dibaca oleh detektor dan dihitung , kemudian hasilnya diolah oleh perangkat lunak dalam komputer menjadi data dalam file 03 Jan 2021 [email protected] 32

Dua tipe flowcytometry Non-sorting Menyebarkan cahaya dan emisi fluoresensi Sorting Mampu menyortir/ menggolongkan partikel dengan baik Fluorescent activated cell sorters (FACS) adalah flowcytometer yang mampu menggolongkan sel berlabel fluoresen dari populasi sel campuran.

Fluorescent activated cell sorters (FACS) FACS adalah flowcytometry untuk mengelompokkan sel berdasarkan karakteristik fluorescence masing-masing sel dari populasi sel yang heterogen . Identifikasi sel  1 sel pada satu waktu Masing-masing sel akan dipisahkan ke dalam tabung yang berbeda-beda  dapat digunakan untuk eksperimen atau analisis lain

Hasil flowcytometry Forward-scattered light (FSC) adalah proporsi permukaan sel atau ukuran Side-scattered light (SSC) adalah proporsi cell granularity atau internal complexity

Hasil flowcytometry

Hasil flowcytometry dan strategi analisis hasil

LUMINEX

Prinsip pemeriksaan luminex Mirip dengan captured atau sandwich ELISA Sampel ditambahkan ke dalam campuran antibodi spesifik yang telah ditempeli dengan pre-coated color-coded beads untuk mendeteksi analit yang akan diperiksa Antibodi akan mengenali dan mengikat analit Antibodi spesifik analite yang diikat biotin ditambahkan (2 nd antibody )  sandwich

03 Jan 2021 [email protected] 41

03 Jan 2021 [email protected] 42

Reactivity/Species Human Suitable Sample Types cell culture supernatant, serum, plasma Sample Volume Serum, Plasma: 25 µL; CCS: 50 µL Reported Application Multiplex Immunoassay Target List sE-Selectin ; GM-CSF; ICAM-1/CD54; IFN alpha; IFN gamma; IL-1 alpha; IL-1 beta; IL-4; IL-6; IL-8; IL-10; IL-12p70; IL-13; IL-17A/CTLA-8 ; IP-10/CXCL10; MCP-1/CCL2; MIP-1alpha/CCL3; MIP-1 beta/CCL4; sP-Selectin ; TNF alpha 03 Jan 2021 [email protected] 43

03 Jan 2021 [email protected] 44

03 Jan 2021 [email protected] 45

Pertanyaan ?
Tags