4. Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi Jantung Paru 2025.pptx
RudyUnanMoerad
0 views
42 slides
Oct 01, 2025
Slide 1 of 42
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
About This Presentation
Pertolongan Pertama Kasus Gawat Darurat Medis Tingkat Dasar
Size: 3.34 MB
Language: none
Added: Oct 01, 2025
Slides: 42 pages
Slide Content
Bantuan Hidup Dasar & Resusitasi Jantung Paru ( RJP )
SASARAN 3 Setelah selesai mengikuti pelajaran, peserta akan mampu: Menyebutkan dua penyebab utama sumbatan jalan napas dan cara mengatasinya Mendemonstrasikan prosedur mengeluarkan benda asing pada dewasa Menjelaskan dan melakukan RJP pada orang dewasa (manekin) satu penolong
SISTEMA
5 2 Sistem Utama Tubuh Manusia Sistem Pernapasan Sistem Peredaran Darah Terganggunya salah satu atau kedua fungsi ini dapat mengakibatkan ancaman kehilangan nyawa pada seseorang
Sistem Pernapasan
NAPAS Napas Adekuat adalah napas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh, ditandai dengan frekuensi normal, irama teratur, kedalaman cukup, dan usaha bernapas minimal.
Napas Inadekuat adalah napas yang tidak efektif dalam memenuhi kebutuhan oksigen tubuh, ditandai oleh frekuensi tidak normal, irama tidak teratur, napas dangkal, usaha napas yang berlebihan, atau adanya sianosis
Tidak ada napas ditandai oleh: Tidak ada gerakan dada & perut Udara dari mulut & hidung tidak terdengar
SIANOSIS Sianosis adalah kebiruan pada kulit dan selaput mukosa yang disebabkan oleh konsentrasi deoksihemoglobin atau sederhana nya kekurangan oksigen dalam darah dan jaringan Keadaan ini dapat disebabkan oleh korban yang bernafas dalam keadaan /lingkungan yang kurang oksigen, menderita penyakit saluran pernafasan atau cidera pernafasan atau sumbatan jalan nafas.
Benda Asing Lidah Epiglotis Luka Sakit Penyebab F B A O Foreign Body Airway Obstruction
Sumbatan Jalan Napas Sifat Sumbatan Sumbatan Sebagian penyebab sumbatan berada di kerongkongan, tetapi tidak menutup seluruh jalan nafas Sumbatan Total korban tidak dapat berbicara, bernafas atau batuk dan kedua tangan korban memegangi leher (Tanda umum tersedak)
Untuk mengatasi sumbatan jalan nafas total dikenal adanya istilah Perasat Heimlich ( Heimlich maneuver )
Abdomen thrusts
Chest Thrusts
A AIRWAYS / JALAN NAFAS a. Tekan dahi angkat dagu ( head tilt chin lift ) b. Manuver rahan g bawah ( Jaw thrust Manouver)
Teknik membuka jalan napas Head-tilt / Chin lift Metode ini merupakan pilihan untuk membuka jalan nafas pada korban yang tidak cedera . Posisikan korban berbaring terlentang Berlutut sejajar korban, menghadap kepala korban Letakkan satu tangan di atas dahi dan letakkan ujung jari dari tangan Penolongyanglain di bawah dagu Angkat dagu ke atas, menyokog rahang dan pada saat yang sama, dongakkan kepala sejauh mungkin.
Jaw thrust Maneuvre Jaw thrust adalah cara membuka jalan napas terhadap korban yang diduga mengalami cedera kepala,leher, atau tulang belakang Posisikan korban berbaring, kepala menghadap ke atas Berlutut di bagian kepala korban. Letakkan siku Penolong di samping kepala korban di atas permukaan di mana korban berbaring. Letakkan kedua tangan pada sisi kiri dan kanan dari kepala korban. Posisikan jari tangan di sudut rahang korban pada kedua sisinya. Untuk bayi dan anak gunakan dua atau tiga jari. Gunakan gerakan mengangkat untuk menggerakan rahang bawah ke atas dengan kedua tangan. Menjaga mulut korban tetap terbuka.
Bila membuka jalan nafas, lakukan dengan cara yang benar ! Kasus trauma : Jaw Thrust Kasus non trauma : Head Tilt Chin Lift
2. Sistem Peredaran Darah Atrium = serambi Ventrikel = bilik
(Out of Hospital Cardiac Arrest)
RESUSITASI JANTUNG PARU ( cardiopulmonary resuscitation ) upaya pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas dan henti jantung dengan melakukan kombinasi antara pijat luar jantung dan pemberian bantuan pernafasan untuk menghidupkan kembali korban dan mencegah kematian biologis dengan menjaga mekanisme kerja jantung dan paru-paru korban.
PRINSIP DASAR RESUSITASI JANTUNG PARU D DANGER R RESPON C CIRCULATION A AIRWAYS B BREATHING
Untuk mengetahui kondisi sirkulasi tubuh korban yang tidak sadarkan diri , dapat dilakukan dengan pengecekan denyut nadi korban dilanjutkan kompresi dada. Penilaian pulsasi (denyut nadi) di titik nadi Carotis dalam waktu 10 detik . CIRCULATION / SIRKULASI C
LANGKAH – LANGKAH RJP Pastikan lingkungan aman untuk penolong dan korban Cek respon, nadi, dan nafas Minta bantuan d. Tentukan ... >
LANGKAH – LANGKAH RJP Tentukan titik tekan Lakukan kompresi dan Ventilasi Segera gunakan AED jika tersedia Lakukan sampai korban sadar atau bantuan datang atau penolong kelelahan atau munculnya tanda-tanda kematian .
D. MENENTUKAN TITIK TEKAN Posisikan korban, harus ditempat yang rata dan keras, lengan korban disamping badan korban. Ekspos dada korban, Buka baju korban dan berikan privasi. Posisi penolong, Berlutut disisi kanan atau kiri korban, lutut dibuka selebar bahu. d. Garis ... > Langkah – Langkah RJP
d. Garis imajiner, Bagi tulang sternum secara imajiner menjadi dua, lalu letakan salah satu tumit tangan pada setengah sternum bagian bawah dan tangan yang lain ditempatkan diatasnya (saling mengunci). Tulang bahu Sternum Paru-paru Jantung Rusuk Tulang taju pedang X Titik kompresi e . Posisi ... > Langkah – Langkah RJP
e. Posisikan bahu, Tegak lurus dengan telapak tangan f. Lakukan Penekanan dada, Lengan lurus dan dikunci. Ayunan dari pinggang melalui bahu. Lepaskan tekanan setiap kali selesai menekan ( recoil sempurna ). Jangan angkat tangan dari titik tekan. Langkah – Langkah RJP
Keamanan lokasi Pastikan lingkungan aman Respon (-), nadi (-), henti nafas/nafas gasping, Minta bantuan 100-120 x/menit Rekoil penuh Pengenalan henti jantung Pengaktifan sistem gadar Rasio kompresi:ventilasi Tanpa advance airway Dengan advance airway Kecepatan kompresi Kedalaman kompresi Penempatan tangan Rekoil dada Minimalisir gangguan 30:2 (1 atau 2 penolong) 1 nafas bantuan/6 detik Min 2 inc (5 cm), maks 2,4 inc (6cm) Separuh bagian bawah tl. Dada/sternum Batasi gangguan kurang dari 10 detik
Ringkasan CPR Dewasa Kedalam tekanan Tekanan rata-rata Lama tiupan per napas Lokasi pemeriksaan nadi Siklus 1 rescuer Siklus 2 rescuer : minimal 5 cm, tidak > 6 cm : 100-120/ mnt : 1 dtk : Carotis : 30 : 2 : 30 : 2
Pertimbangan khusus terkait CPR Keberhasilan CPR tidak selalu korban akan hidup, akan tetapi jika sudah dilakukan dengan benar. Akan lebih baik jika penanganan CPR dilanjutkan dengan ACLS Tanda-tanda CPR berhasil Nadi terasa saat kompresi Dada naik & turun saat diberi napas Pupil mulai bereaksi normal Kulit korban berubah Korban mulai bergerak & mencoba menelan Denyut nadi kembali
Kapan CPR Berhenti Dilakukan? Apabila sudah terdapat tanda-tanda kematian : • Lebam mayat Kaku mayat / rigor mortis Pembusukan / dekomposisi Tanda lainnya (cedera mematikan) Penolong Kelelahan Bantuan Medis Datang
Mati klinis & biologis Mati klinis Terjadi bila korban henti napas atau henti jantung Korban hanya punya waktu 4-6 menit harus di resusitasi, tanpa kerusakan sel otak Mati klinis dapat dihidupkan Mati biologis Saat sel otak mulai mati ( 8 -10 menit ) Mati biologis tidak dapat dihidupkan
Tanda-tanda mati biologis Lebam mayat ( beberapa jam setelah mati) Kaku mayat (4-10 jam sesudah kematian) Membusuk ( tergantung suhu) Tanda-tanda lain Hanya dokter yang boleh menyatakan seseorang mati
Efek samping yang mungkin terjadi pa da CPR Walaupun RJP telah dilakukan dengan tepat, namun dapat menyebabkan cedera, antara lain : Fraktur sternum dan tulang dada Pneumothorak Hematothoraks Robek atau memar paru Robek pada hati Yang perlu diingat walaupun ada efek samping RJP tetap dilakukan untuk menghindari kematian
KESALAHAN PADA RJP Kesalahan Hasil Korban tidak pada bidang keras RJP kurang efektif Korban tidak tidur horizontal Bila kepala korban lebih tinggi maka jumlah darah yang ke otak berkurang Head tilt chin lift kurang baik Jalan nafas terganggu, ventilasi tidak maksimal Kebocoran saat melakukan pernapasan buatan Ventilasi tidak efektif Lubang hidung kurang rapat dan mulut korban kurang terbuka saat pernapasan buatan Ventilasi tidak efektif Letak tangan kurang tepat, arah tekanan kurang baik Patah tulang iga, robekan paru- paru, jantung, hati, limpa Kompresi tidak maksimal Tekanan terlalu dalam atau terlalu cepat Jumlah darah yang dialirkan kurang Rasio kompresi dan ventilasi tidak benar Oksigenisasi darah kurang Kesalahan-kesalahan dalam melakukan CPR
Ada beberapa teknik yang dikenal untuk memberikan bantuan pernapasan diantaranya : Mulut ke mulut; Mulut ke mulut dan hidung; Mulut ke masker Dengan peralatan, yaitu Bag Valve Mask (BVM). B BREATHING / BANTUAN PERNAFASAN
Bantuan Pernapasan Frekuensi Pernafasan Normal Dewasa : 12 – 20 x pernafasan / menit Frekuensi Rescue Breathing Dewasa : 1 ventilasi setiap 6 detik 10 x pernafasan / menit cek nadi setiap 2 menit Bahaya bagi penolong bila melakukan pernafasan dari mulut ke mulut Penyebaran penyakit; Kontaminasi bahan kimia; Muntahan penderita.
Kembung Masalah yang timbul dalam bantuan napas adalah kembung, yang berakibat Ventilasi paru-paru berkurang Muntah Pencegahan: Posisikan korban dengan benar Hindari tiupan napas yang terlalu keras atau terlalu cepat Berikan udara secukupnya untuk menaikan dada dengan baik Recovery posisi ( posisi pemulihan )–-- jangan gunakan posisi ini bila curiga korban cedera spinal