KEPERAWATAN GERONTIK Dr. Etty Rekawati , S.Kp ., MKM I Gede Putu Darma Suyasa , SKp ., M.Ng ., PhD Silvia Malasari , S.Kep ., Ns., MN WORKSHOP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KESESUAIAN SOAL UJI KOMPETENSI MELALUI PERSAMAAN PERSEPSI PENGAMPU MATA KULIAH (KEPERAWATAN KELUARGA, KOMUNITAS DAN GERONTIK DENPASAR, 19-20 JULI 2022
PROFIL LULUSAN NERS
CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN INTI NERS
CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN INTI NERS
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH KEPERAWATAN GERONTIK (TAHAP AKADEMIK)
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH KEPERAWATAN GERONTIK (TAHAP PROFESI)
BAHAN KAJIAN MK GERONTIK (TAHAP AKADEMIK)
BAHAN KAJIAN MATA KULIAH Konsep dan teori menua dalam Keperawatan gerontik Konsep dasar keperawatan gerontik Teori-teori penuaan Perubahan bio- psiko - sosial -spiritual- kultural yang lazim terjadi pada proses menua Program nasional kesehatan lansia Isu-isu , strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia . Komunikasi terapeutik sesuai dengan masalah dan perkembangan lanjut usia Komunikasi dengan lansia Komunikasi dengan kelompok keluarga dengan lansia Masalah komunikasi yang umum terjadi pada lansia Perumusan diagnosis keperawatan pada lansia dengan masalah komunikasi Perencanaan tindakan keperawatan pada lansia dengan masalah komunikasi Asuhan keperawatan gerontik Asuhan Keperawatan ( pengkajian , analisis data, diagnosis keperawatan , intervensi ) pada lansia dengan perubahan fisiologis Asuhan Keperawatan ( pengkajian , analisis data, diagnosis keperawatan , intervensi ) pada lansia dengan perubahan psiko , sosial , dan spiritual pada lansia Keperawatan Gerontik
BAHAN KAJIAN MK GERONTIK (TAHAP PROFESI)
BAHAN KAJIAN MATA KULIAH Komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien usia lanjut. Keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim . Teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab. Proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien usia lanjut Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik, Dekompensasio cordis, hipertensi. Eliminasi : BPH . Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare. Nutrisi: KEP. Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis. Keperawatan Gerontik
BAHAN KAJIAN MATA KULIAH L angkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal . Asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien usia lanjut yang unik . Kolaborasi berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien usia lanjut. Keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif. Asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten. Fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya. EBP dalam keperawatan Gerontik Keperawatan Gerontik
Daftar Kasus No Keterampilan keperawatan Tingkat Pencapaian 1 Melakukan komunikasi efektif 4 2 Melakukan pemeriksaan fisik 4 3 4 Melakukan pemberian edukasi Kesehatan 4 5 Menyiapkan media edukasi kesehatan sesuai kebutuhan lansia 4 6 Melakukan pemberian intervensi keperawatan sesuai prosedur keperawatan dan kebutuhan lansia berdasarkan masalah keperawatan 4 7 Melakukan pemberian terapi modalitas atau komplementer sesuai masalah keperawatan pada lansia 4 8 Melakukan koordinasi dan rujukan sesuai kebutuhan 4 9 Dukungan proses berduka 4 10 Edukasi perawatan demensia 4 11 Perawatan demensia 3
Pertimbangan Umum Soal-Soal Gerontik Fokus Masalah : Sindrom Geriatri dengan pendekatan 14 I Immobilisasi , Instabilitas postural, Inkontinensia Urin / Fekal , Infeksi , Impairment of Senses, Inanition, Iatrogenik , Insomnia, Intelectual Impairment, Isolasi Sosial , Impecurity ( Berkurangnya kemampuan keuangan ), Impaction ( Konstipasi ), Immune Deficiency, Impotence.
Pertimbangan Umum Soal-Soal Gerontik Setting : Panti Wredha Ruang Rawat Geriatri Poli Geriatri Ruang rawat / Poli interna : kasus individu lansia yang berusia > 60 th plus sindrom geriatric (multiple diagnosis) Puskesmas : kasus individu lansia yang berusia > 60 th plus sindrom geriatric (multiple diagnosis) Rumah / Keluarga /Homecare : kasus individu lansia yang berusia > 60 th plus sindrom geriatric (multiple diagnosis) dan tidak menggunakan pendekatan keluarga dalam askep .
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pernapasan Perubahan Fisiologis Frekuensi pernapasan meningkat , Menurunnya kapasitas vital paru , Recoil paru dan kekuatan otot dinding dada yang menjadi penyebab meningkatnya frekuensi napas normal menjadi 16-24 kali permenit (Miller, 2012)
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pernapasan Pengkajian : Observasi pada kedalaman napas, Penggunaan otot bantu napas (clavicula, cuping hidung , retraksi dinding dada), Frekuensi napas (Miller, 2012), Pemeriksaan diagnostik rontgen paru ( cek infeksi / luas permukaan paru yang terganggu )
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pernapasan Diagnosis Keperawatan Pola napas tidak efektif ( sering muncul baik pada kondisi fisiologis maupun patologis ) Bersihan jalan napas tidak efektif * Gangguan pertukaran gas*
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pernapasan Intervensi / Implementasi Latihan pernapasan dengan pursed lip breathing --- meningkatkan asupan oksigen dan kapasitas paru . Batuk efektif , Suction, * (dg pendekatan khusus gerontic) Fisioterapi dada, Manajemen jalan napas dan pemberian oksigen ( Bulechek , 2013). Evaluasi Pola napas membaik ; Frekuensi napas dalam batas normal, Tidak adanya suara napas abnormal (wheezing, cracles , ronchi )
Sistem Kardiovaskular Perubahan Fisiologis Kekakuan dan munculnya plak disepanjang pembuluh darah membuat resistensi pada aliran darah meningkat -- tekanan darah meningkat ( Meiner , 2015). Perubahan proses menua pada otot dan katup jantung --- pompa darah keseluruh tubuh tidak optimal --- beresiko mengalami gagal jantung . Hipertensi (HT) dan Chronic Heart Failure (CHF) adalah kondisi patologis yang sering pada lansia
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Kardiovaskular Pengkajian Pengukuran tekanan darah Cek tanda gejala HT dan CHF: sesak napas, kelelahan , denyut nadi , edema untuk mengetahui sejak dini adanya kondisi patologis pada lansia . Cardio Thorax Ratio (CTR) --- mengetahui pembesaran pada otot jantung . Elektrokardigrafi (EKG) --- mengetahui gangguan konduksi listrik otot jantung
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Kardiovaskular Diagnosa Keperawatan intoleransi aktivitas ( Herdman & Kamitsuru , 2018).* Risiko ketidakstabilan tekanan darah , * sindrom lansia lemah Diagnosis diatas : ketidakstabilan hemodinamik , mengalami lebih dari satu gangguan tubuh dan adanya ketidakcukupan energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas seperti kelelahan
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Kardiovaskular Intervensi / Implementasi Keperawatan Monitoring tanda-tanda vital, Manajemen energi dan aktivitas , Bantuan perawatan diri , Relaksasi ataupun edukasi Evaluasi Lansia tidak dapat memiliki kondisi normal seperti orang dewasa , ( stabilnya tekanan darah tanpa adanya keluhan dapat menjadi evaluasi keberhasilan intervensi ); Toleransi aktivitas meningkat
Sistem Persarafan dan Perilaku Perubahan Fisiologis Sel syaraf mengalami degenerasi sekitar 25%-40% Otak atropi , Neurotransmitter otak lansia juga menurun . Terganggunya penghantaran impulse antar sel syaraf Kemampuan mengingat / belajar mengalami penurunan , Response lansia terhadap stimulus melambat , Demensia / kepikunan bukanlah bagian normal dari penuaan . Perubahan emosi disebabkan karena masalah psikososial seperti depresi
Sistem Persarafan dan Perilaku Kasus yang biasa ditemukan Demensia Sindrom otak progresif yang mempengaruhi memori , proses berpikir , perilaku , dan emosi . Menyebabkan ketergantungan pemenuhan kebutuhan aktivitas harian (Alzheimer’s Disease International, 2016). Depresi Respon umum dari adanya penyakit serius yang dialami . Delirium Akibat d ari kondisi kesehatan secara umum , keracunan , akibat penggunaan obat atau kombinasi dari semuanya ( Meiner , 2015).
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Persarafan dan Perilaku Pengkajian Penilaian tingkat kesadaran , Pengkajian status mental : Mini-Mental Status Examination (MMSE); the Mini Cog., Pengkajian pupil, Pengkajian perilaku , Pengkajian diagnostik : CT Scan, MRI, dan Electroencephalography (EEG), Pengkajian laboratorium : CSF, darah lengkap , urinalisis , hati , ginjal , APOE. P emeriksaan diagnostik --- menegakkan kemungkinan adanya infark atau tumor. P emeriksaan darah ( misalnya : ureum ) --- menegakkan penyebab delirium pada lansia
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Persarafan dan Perilaku Diagnosis Keperawatan Konfusi , konfusi akut , dan konfusi kronik Risiko jatuh , Risiko cidera , Gangguan pola tidur , Hambatan memori Defisit perawatan diri
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Persarafan dan Perilaku Intervensi / Implementasi Keperawatan Pemenuhan kebutuhan fisik dan rasa aman . Komunikasi kepada lansia dengan sederhana dan jelas , Orientasi realita (Latihan orientasi ) Motivasi lansia untuk tetap berinteraksi dengan lingkungan Evaluasi Terpenuhinya hidrasi dan nutrisi lansia , tidak mengalami cidera , tidak ada perilaku sulit (BPSD/ Behavioral Psychological Symptom of Dementia) yang muncul pada lansia dengan demensia seperti : agresif dan gelisah . Lansia terlibat aktif dalam kegiatan harian .
Sistem Ginjal dan Saluran Kemih Perubahan Fisiologis Penurunan kapasitas kandung kemih --- nocturia, peningkatan urgensi dan frekuensi berkemih . Mukosa uretra juga semakin menipis -- peningkatan urgensi dan frekuensi berkemih . Khususnya pada laki-laki , pembesaran prostat (BPH) sering ditemui . Kasus : Angka kejadian inkontinensia urin meningkat seiring dengan peningkatan usia .
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Ginjal dan Saluran Kemih Pengkajian Pola BAK dan BAB, Kemampuan mengosongkan kandung kemih dengan tuntas , Kekuatan otot dasar panggul Adanya distensi kandung kemih . Diagnosis Keperawatan Gangguan eliminasi urin Inkontinensia urin .
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Ginjal dan Saluran Kemih Intervensi / Implementasi : Edukasi perubahan gaya hidup : pola BAK rutin , pengaturan minum , Edukasi perubahan lingkungan , Pemberian terapi konservatif seperti dan latihan otot-otot dasar panggul dan pemasangan diapers Evaluasi Peningkatan pola BAK Peningkatan kemampuan mengenali keinginan berkemih , Peningkatan kemampuan mengosongkan kandung kemih dengan tuntas , Peningkatan kekuatan otot-otot dasar panggul Hilangnya distensi kandung kemih
Sistem Pencernaan Perubahan Fisiologis Penurunan sensori kecap ( terutama asin dan manis ), Penurunan motilitas esofagus ( efek pada disfagia , heartburn, muntah , makanan tidak tercerna --- nutrisi kurang , dehidrasi ) Penurunan sekresi asam lambung , enzime dan motilitas , Atropi usus halus dan permukaan mukosa Penipisan villi dan penurunan sel epitel ( efek pada absorpsi lemak dan B12), Penurunan sekresi mukosa dan elastisitas , tekanan spincter internal dan eksternal ( efek pada inkontinensia ), Penurunan impuls syaraf ( efek pada penurunan rangsang defekasi dan konstipasi ).
Sistem Pencernaan Kasus Malnutrisi , Inkontinensia bowel/ inkontinensia fekal , Konstipasi
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pencernaan Pengkajian Identifikasi gangguan menelan dan pola BAB. Diagnosa Keperawatan gangguan menelan , risiko aspirasi , ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh , inkontinensia bowel, konstipasi diare
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pencernaan Intervensi / Implementasi : Edukasi perubahan gaya hidup : pola BAB rutin dan manajemen diet/ peningkatan asupan serat , cairan dan aktivitas fisik , menjaga kebersihan mulut Edukasi perubahan lingkungan , Penggunaan diapers, Pencegahan cidera aspirasi akibat gangguan menelan , Manajemen nutrisi : modifikasi lingkungan untuk mendukung makan , memilih makan kesukaan , menghitung jumlah kebutuhan dan melibatkan keluarga pemberian motivasi ke lansia untuk makan .
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pencernaan Evaluasi Peningkatan pola BAB, Tidak terjadi aspirasi , Status nutrisi meningkat Perbaikan konsistensi feses setelah terapi diare .
Sistem Penginderaan Perubahan Fisiologis Fungsi Penglihatan Kemampuan akomodasi mata yang menurun Penurunan kemampuan membedakan warna hijau , biru dan ungu Penurunan kemampuan beradaptasi terhadap cahaya Peningkatan cairan bola mata Kasus yg sering ditemukan Kondisi mata kering Produksi air mata menurun dan perubahan kelopak mata ( ectropion dan entropion ) Fungsi retina menurun Gangguan pada cairan bola mata Katarak
Sistem Penginderaan Perubahan Fisiologis Fungsi pendengaran Penebalan membran timpani Peningkatan serumen Penurunan fungsi syaraf pendengaran Kasus yg sering ditemukan Tuli Konduktif dan Sensoris ( Presbiakusis senilis)
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Penginderaan Pengkajian Identifikasi adanya : Penurunan fungsi pendengaran Tinitus Nyeri pada telinga Arkus senilis Nyeri, kemerahan dan kekeringan pada mata
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Penginderaan Diagnosa Keperawatan Risiko Jatuh Risiko cedera Hambatan Komunikasi verbal Nyeri Isolasi sosial
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Penginderaan Intervensi / Implementasi Komunikasi dengan teknik yang benar , spt berhadapan langsung , berbicara dengan menggunakan isyarat umum yang dapat dipahami Irigasi telinga Kolaborasi pemberian obat tetes mata Manajemen lingkungan ; pencahayaan yang adekuat , memberikan pegangan pada tempat beresiko jatuh , dan membersihkan lantai agar tidak licin Evaluasi Tidak adanya hambatan komunikasi – ( komunikasi meningkat ) Lansia terhindar dari cedera
Sistem Muskuloskeletal Perubahan Fisiologis Penurunan densitas tulang dan kekuatan otot Penurunan produksi minyak sendi ( sinovial ) Kasus yg sering ditemukan Penurunan tinggi lansia Nyeri pada sendi dan otot Radang sendi (Arthritis) : Metabolic arthritis ( Asam Urat ), Osteo arthritis, Rheumatoid arthritis Osteoporosis
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Muskuloskeletal Pengkajian Observasi gaya berjalan Ukur kekuatan otot Kaji risiko jatuh dan keseimbangan menggunakan Morse fall Scale (MFS), Time Up and Go Test dan Berg Balance Scale Diagnosis keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Risiko jatuh Nyeri
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Muskuloskeletal Intervensi dan Implementasi Memberikan latihan fisik : latihan keseimbangan , rentang pergerakan sendi Menggunakan alat bantu jalan Bantuan berpindah Program pencegahan jatuh dan edukasi Manajemen nyeri Evaluasi Menurunnya resiko jatuh Meningkatnya keseimbangan lansia Menurunnya nyeri
Sistem Integumen Perubahan Fisiologis Berkurangnya serat kolagen Atropi arteriola epidermis Penurunan lemak tubuh Atropi kelenjar minyak lansia Kasus yang sering ditemukan Xerosis ( kekeringan kulit ) Pigmentasi Dermatitis Mudah mengalami luka tekan Hipotermi ( kedinginan )
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Integumen Pengkajian Observasi keutuhan kulit Adanya eritema ( kemerahan ), Rasa gatal Adanya luka ( observasi lolasi,luas , kedalaman , adanya discharge) Kaji kebiasaan tidak hygienis Diagnosis Gangguan integritas kulit Gangguan citra tubuh * Resiko luka tekan
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Integumen Intervensi / Implementasi Menjaga kelembaban kulit menggunakan agen topikal ( pelembab atau minyak ) Menjaga kebersihan kulit Edukasi perawatan kulit Evaluasi Bebas dari infeksi Menunjukkan perbaikan peradangan kulit Peningkatan pengetahuan tentang penyebab dan perawatan kulit
Kebutuhan Istirahat dan Tidur Perubahan fisiologis dan Kasus Insomnia ditandai dengan : Sulit memulai tidur , sering terbangun malam atau dini hari dan mengantuk di siang hari Faktor eksternal : Kebisingan dan kenyamanan tempat tidur
Pendekatan Proses Keperawatan Istirahat dan Tidur Pengkajian Identifikasi adanya : kesulitan memulai tidur , kesulitan mempertahankan tidur , ketidakpuasan tidur , terjaga dari tidur tanpa sebab yang jelas , kesulitan berfungsi secara optimal sehari-hari . Diagnosis Keperawatan Gangguan Pola Tidur Insomnia
Pendekatan Proses Keperawatan Istirahat dan Tidur Intervensi / Implementasi Perubahan gaya hidup seperti menurunkan konsumsi makanan / minuman yang mengandung kafein , Dukungan tidur : meningkatkan kenyamanan tempat / kamar tidur , Menghindari tidur siang , dan Minum air hangat sebelum tidur . Evaluasi Perbaikan pola tidur Tingkat keletihan menurun
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
Soal Pengkajian Seorang laki-laki berusia 75 tahun tinggal di Panti Wreda . Sejak 4 hari yang lalu mengeluh mual dan muntah , porsi makan hanya dihabiskan ¼ porsi saja . Klien terbaring lemah di tempat tidur . Aktivitas dan rutinitas lainnya tidak dapat dilakukan oleh klien . Apakah data yang harus dikaji lebih lanjut pada kasus ? Pola istirahat Koping individu Jenis dan pola makan Kemampuan mobilisasi Aktivitas kegiatan sehari-hari
Pembahasan Masalah yang nampak dominan pada kasus di atas adalah terkait pencernaan dan pemenuhan nutrisi . Hal ini nampak dari data: mual-muntah , porsi makan yang dihabiskan ¼ porsi saja . Untuk dapat menentukan masalah keperawatan yang tepat pada lansia tersebut dibutuhkan pengkajian lebih lanjut tentang hal-hal yang terkait pemenuhan nutrisi , seperti apa jenis makanan yang dikonsumsi oleh lansia , apakah ada kesulitan mengunyah atau menelan Strategi: Lengkapi data pada kasus di atas dengan mengkaji lebih lanjut data yang relevan untuk menegakkan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Jawaban : C
Soal Pengkajian 2 Seorang perempuan berusia 75 tahun tinggal bersama anaknya mengeluh sedih dan merasa kesepian . Klien terlihat lebih banyak memilih diam di kamar , cenderung marah dan tidak ingin keluar kamar semenjak suaminya meninggal dunia. Klien tidak . dapat membantu membersihkan kamar dan tempat tidur klien . Apakah pengkajian yang tepat pada kasus di atas ? Tanda- tanda vital Skala aktivitas sehari – hari Kolaborasi untuk pemeriksaan urin Tingkat depresi dengan Geriatric Depression Scale Status kognitif dengan Mini Mental State Examination
Pembahasan Kehilangan pasangan adalah salah satu tugas perkembangan bagi lansia yang perlu disiapkan , karena kondisi ini dapat menjadi pemicu terjadinya depresi pada lansia . Tanda yang dapat ditemui pada lansia dengan depresi adalah menarik diri dari lingkungan , emosi yang tidak stabil dan tidak tertarik melakukan aktivitas . Adanya tanda gejala tersebut perlu di tindak lanjuti dengan melakukan pengkajian depresi . adalah instrumen pengkajian yang sudah sangat lazim digunakan di berbagai setting Geriatric Depression Scale (GDS) baik di rumah , rumah sakit maupun panti untuk mendeteksi masalah depresi . Instrumen ini terdiri dari 30 pernyataan (long form) dan 15 (short form) pernyataan lansia mengenai kondisinya belakangan ini . Jawaban lansia akan di jumlahkan dan di tentukan tingkat depresi yang dialami dengan kategori skor lebih dari 5 dinyatakan sebagai depresi Strategi: Identifikasi pokok permasalahan pada kasus , kemudian tentukan instrumen pengumpulan data yang paling tepat untuk mengkajinya . Jawaban : D
Soal Diagnosis Seorang perempuan , 70 tahun , tinggal di panti wreda , mengeluh badannya terasa lemas dan susah menjangkau toilet sehingga sering ngompol di tempat duduk ataupun tempat tidur . Tercium bau pesing dari pakaian dan kamar klien . Hasil pengkajian fungsional berdasarkan Indeks KATZ, klien termasuk dalam kategori D. Apa masalah keperawatan pada kasus di atas ? risiko intoleransi aktivitas gangguan mobilitas fisik defisit perawatan diri inkontinensia urin keletihan
Pembahasan Salah satu masalah yang paling sering dialami lansia adalah ketidakmampuan mengontrol BAK karena berbagai factor baik internal ( misalnya proses penuaan ) maupun eksternal ( misalnya toilet jauh ). Dengan adanya data mayor klien sering ngompol dan berbau pesing , maka diagnosis yang paling tepat adalah inkontinensia urin . Strategi: Identifikasi definisi , karakteristik dan faktor yang berhubungan dengan masalah keperawatan inkontinensia urin . Jawaban : D
Soal Diagnosis 2 Seorang perempuan berusia 70 tahun , tinggal di panti wreda dengan riwayat stroke dua tahun yang lalu . Klien mengeluh sedih tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri termasuk untuk kebersihan diri . Hasil pengkajian perawat : klien tirah baring, hemiparesis sinistra dengan kekuatan otot ekstremitas kiri dua sampai tiga , tercium bau pesing dan tampak kotor . Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut ? Sindrom disuse Ketidakberdayaan Defisit perawatan diri Gangguan rasa nyaman Gangguan mobilitas fisik
Pembahasan Kasus ini sangat kompleks , lihat data terbanyak yang ada di kasus yang mengarah pada satu masalah utama , sesuaikan dengan keluhan utama klien . Keluhan tidak dapat melakukan kebersihan diri karena ketidak mampuan melakukan perawatan diri merupakan batasan karakteristik utama untuk masalah defisit perawatan diri Strategi: Identifikasi definisi , karakteristik dan factor yang berhubungan dengan masalah keperawatan deficit perawatan diri Jawaban : C
Soal Diagnosis 3 Seorang laki-laki berusia 78 tahun , dibawa keluarga ke poliklinik setelah jatuh di depan kamar mandi tadi pagi . Pasien mengeluh nyeri pada paha atas sebelah kanan dan takut jatuh . Hasil pengkajian perawat : TD 130/78 mmHg, frekuensi nadi 87x/ menit , tampak hematoma di pangkal paha , gaya berjalan tidak seimbang dan tampak klien menggunakan kacamata . Keluarga mengatakan kamar mandi agak licin dan gelap . Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut ? Gangguan persepsi sen sori Gangguan mobilitas fisik Kerusakan berjalan Risiko jatuh Nyeri
Pembahasan Diagnosa risiko jatuh tetap penting ditegakkan walaupun sudah pernah jatuh , risiko jatuh berulang dapat terjadi , apalagi ada data pasien takut jatuh . Adanya data lingkungan yang tidak aman menjadi tanda khas menegakkan diagnosa risiko jatuh . Strategi: Identifikasi definisi , karakteristik dan factor risiko yang berhubungan dengan masalah keperawatan risiko jatuh Jawaban : D
Soal Intervensi / Implementasi Seorang perempuan , 65 tahun , tinggal di panti wreda , mengeluh sering ngompol di celana terutama saat batuk dan tertawa sejak 1 bulan lalu . Klien terbiasa minum kopi sejak 30 tahun lalu . Tercium bau pesing dari pakaian klien , fungsi kognitif utuh . Apakah tindakan yang paling tepat untuk kasus tersebut ? Memasang diapers Mengurangi asupan cairan Mengajarkan latihan otot-otot dasar panggul Mengajak klien untuk BAK setiap 2 jam sekali Menganjurkan klien untuk berhenti minum kopi
Pembahasan Sebagian dari data ( mengompol saat batuk dan tertawa , tercium bau pesing ) di atas merupakan indicator mayor kejadian stress inkontinensia urin . Inkontinensia jenis ini jenis ini disebabkan oleh pelemahan otot dasar panggul dan otot-otot yang terlibat dalam proses berkemih . Kondisi ini merupakan indikasi pelaksanaan latihan otot-otot dasar panggul . Strategi: Memasang diapers (pampers) pada klien di panti wreda bukan merupakan sebuah pilihan utama karena terkait dengan biaya . Mengurangi asupan cairan juga tidak tepat karena dapat menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi . Mengajak untuk BAK setiap 2 jam sekali juga bukan merupakan pilihan yang tepat untuk klien dengan fungsi kognitif utuh ( tidak demensia ). Dengan kebiasaan lama minum kopi, kafein dalam kopi bukanlan faktor penyebab terjadinya inkontinensia . Jawaban : C
Soal Implementasi Seorang laki-laki berusia 74 tahun , dirawat di ruang geriatri karena post stroke. Pasien mengeluh lemas dan tidak dapat menggerakkan tangan juga kakinya . Perawat akan membawa pasien ke bagian fisioterapi dengan menggunakan kursi roda . Perawat menjelaskan cara berpindah pada pasien , kemudian mengatur jarak kursi roda dan tempat tidur , serta mengunci kursi roda . Apakah Langkah selanjutnya yang paling tepat untuk kasus tersebut ? mengangkat pasien hingga berdiri tegak meletakkan kedua tangan pasien di pundak perawat meminta pasien untuk berpegangan pada kursi roda memposisikan pasien duduk disamping tempat tidur menganjurkan pasien untuk berdiri dengan bantuan perawat
Pembahasan Ini adalah salah satu contoh soal prosedural keperawatan . Dalam melakukan tindakan prosedural , pemahaman tentang langkah demi langkah sangat penting . Setelah mempersiapkan kursi roda , maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan klien dengan memposisikan pasien duduk di samping tempat tidur . Strategi: Pahami Langkah-Langkah prosedur pemindahan pasien Jawaban : D
Soal Evaluasi Seorang perempuan berusia 68 tahun datang ke Poli Geriatri untuk kontrol keluhan tidak dapat menahan BAK. Hasil pengkajian : Klien mengeluh tidak dapat mengontrol BAK sejak 4 minggu lalu terutama saat tertawa . Pada saat kunjungan sebelumnya , perawat memberikan penyuluhan dan latihan otot-otot panggul serta menganjurkan penggunaan diapers. Apakah indikator evaluasi keberhasilan jangka panjang pada kasus tersebut ? Ketersediaan toilet Penurunan frekuensi mengompol Kepatuhan menggunakan diaper Kemampuan melakukan latihan otot-otot panggul Pengetahuan tentang cara melatih otot-otot panggul
Pembahasan Perempuan memiliki risiko yang lebih besar daripada laki-laki untuk mengalami penurunan kekuatan otot dasar panggul sebagai penyebab stress inkontinensia . Latihan yang tepat pada otot dasar panggul akan dapat menguatkan otot-otot yang terlibat dalam mengontrol kemampuan berkemih . Keberhasilan jangka panjang dari intervensi tersebut dapat dievaluasi dari penurunan jumlah / frekuensi mengompol yang terjadi setiap harinya . Strategi: Kepatuhan menggunakan diapers, pengetahuan dan kemampuan melakukan latihan otot-otot dasar panggul merupakan indikator jangka pendek keberhasilan tindakan yang dapat dievaluasi setelah pemberian penjelasan dan latihan kepada klien . Jawaban : B
Soal Evaluasi 2 Hasil pengkajian di panti wreda didapatkan data: terdapat pegangan besi di seluruh tembok wisma , lantai keramik , belum dipasang anti slip. Kamar mandi memiliki lantai dengan anti slip namun banyak terdapat lumut . Satu bulan terakhir ada 3 kali kejadian jatuh pada lansia . Perawat memberikan penyuluhan pada lansia dan pengasuh tentang resiko jatuh . Apakah kriteria keberhasilan jangka pendek intervensi tersebut ? Antusias tidaknya peserta dalam penyuluhan Ada tidaknya peserta yang bertanya Menurunnya angka kejadian jatuh Peningkatan pemahaman lansia Modifikasi lingkungan panti
Pembahasan Tindakan pemberian penyuluhan tentang resiko jatuh dilakukan karena data di panti wreda menunjukan bahwa dalam satu bulan terakhir terdapat 3 kali kejadian jatuh pada lansia . Berdasarkan data lingkungan juga menunjukkan bahwa lingkungan sangat berisiko menyebabkan jatuh . Untuk penanganan jangka pendek kejadian jatuh dibutuhkan peningkatan pemahaman lansia tentang faktor-faktor risiko jatuh . Kondisi ini dapat dicapai melalui pemberian penyuluhan pada lansia dan pengasuh . Strategi: Indikator jangka pendek merupakan kriteria formatif keberhasilan tindakan keperawatan yang dapat diukur , segera seusai pelaksanaan tindakan tersebut . Jawaban : D
Feedback –Hasil Item Analisis Tinjauan 1 : Asuhan dan Manajemen Asuhan Keperawatan Tinjauan 2 : Kognitif Tinjauan 3 : Gerontik Tinjauan 4 : Perencanaan Tinjauan 5 : Promotif Tinjauan 6 : Nutrisi Tinjauan 7 : Jantung , Pembuluh Darah dan Sistem Limfatik Vignette : Seorang perempuan , 72 tahun , tinggal di panti werda dengan riwayat hipertensi . Klien mengatakan sering menambahkan kecap dan kerupuk di makanan yang sudah disiapkan oleh panti . Hasil pengkajian : TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 82x/ menit , frekuensi napas 18x/ meni , TB 152 cm, BB 78 kg. Pertanyaan / Instruksi : Apakah intervensi keperawatan yang paling tepat ? Pilihan Jawaban : a. Pantau tekanan darah b. Buat poster kesehatan c. Pantau aktivitas makan d. Anjurkan berolahraga e. Berikan penyuluhan kesehatan Kunci Jawaban : Berikan penyuluhan kesehatan
Feedback –Hasil Item Analisis Tinjauan 1 : Asuhan dan Manajemen Asuhan Keperawatan Tinjauan 2 : Kognitif Tinjauan 3 : Gerontik Tinjauan 4 : Perencanaan Tinjauan 5 : Kuratif Tinjauan 6 : Oksigenasi Tinjauan 7 : Pelayanan Kesehatan Vignette : Seorang perempuan,76 tahun , tinggal di panti werda , mengeluh batuk berdahak dan sulit dikeluarkan sejak 3 minggu yang lalu , tidak nafsu makan dan tidak dapat tidur karena batuk . Hasil pemeriksaan : dahak kental berwarna kehijauan , terdengar ronkhi , konjungtiva pucat dan tampak lemas , TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 28x/ menit , frekuensi nadi 84x/ menit , suhu 37,5 C. Pertanyaan / Instruksi : Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut ? Pilihan Jawaban : a. Memberikan posisi semi fowler b. Melakukan klaping dan vibrasi c. Mengajarkan teknik batuk efektif d. Memberikan obat pengencer dahak e. Merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan Kunci Jawaban : Merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
Feedback –Hasil Item Analisis Tinjauan 1 : Asuhan dan Manajemen Asuhan Keperawatan Tinjauan 2 : Kognitif Tinjauan 3 : Gerontik Tinjauan 4 : Perencanaan Tinjauan 5 : Kuratif Tinjauan 6 : Aman dan Nyaman Tinjauan 7 : Integumen Vignette : Seorang perempuan berusia 65 tahun , dirawat ruang geriatri dengan riwayat stroke. Hasil pengkajian pasien tidak dapat menggerakkan seluruh badannya , ADL dibantu , terdapat luka tekan pada lumbal , pinggir luka tampak kemerahan , diameter luka 6 cm. Pertanyaan / Instruksi : Apakah intervensi keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut ? Pilihan Jawaban : a. perawatan luka b. periksa tanda-tanda vital c. bersihkan perineal setiap BAB d. program miring kiri-kanan tiap 2 jam e. berikan pengalas lembut dibagian bokong Kunci Jawaban : perawatan luka
Feedback –Hasil Item Analisis Tinjauan 1 : Asuhan dan Manajemen Asuhan Keperawatan Tinjauan 2 : Kognitif Tinjauan 3 : Gerontik Tinjauan 4 : Perencanaan Tinjauan 5 : Rehabilitatif Tinjauan 6 : Komunikasi Tinjauan 7 : Penginderaan Vignette : Saat perawat melakukan kunjungan rumah ditemukan seorang perempuan berusia 80 tahun , tinggal bersama keluarga . Sejak masa pandemi , posyandu lansia tidak aktif sehingga pelayanan kesehatan lansia tidak berjalan . Hasil pengkajian : klien masih mampu memenuhi ADL, fungsi pendengaran terganggu pada telinga kiri dan kanan , nilai SPMSQ: 4, nilai geriatric depression scale 10. Pertanyaan / Instruksi : Apakah intervensi yang tepat pada kasus tersebut ? Pilihan Jawaban : a. terapi kognitif b. berikan alat bantu dengar c. dorong melakukan latihan d. turunkan suara kebisingan e. orientasi tempat waktu dan orang Kunci Jawaban : berikan alat bantu dengar
Feedback –Hasil Item Analisis Tinjauan 1 : Asuhan dan Manajemen Asuhan Keperawatan Tinjauan 2 : Kognitif Tinjauan 3 : Gerontik Tinjauan 4 : Pengkajian Tinjauan 5 : Preventif Tinjauan 6 : Psikososial Tinjauan 7 : Saraf dan Perilaku Vignette : Seorang laki-laki berusia 73 tahun , dirawat di bangsal geriatri dengan diagnosis medis strok . Pasien mengatakan merasa sedih dengan kondisinya dan merasa menjadi beban untuk anak-anaknya . Hasil pengkajian : TB 150 cm, BB 40 kg, nilai indeks Katz kategori D. Pertanyaan / Instruksi : Apakah data yang perlu dikaji selanjutnya pada kasus tersebut ? Pilihan Jawaban : a. status mental b. fungsi kognitif c. APGAR keluarga d. faktor risiko jatuh e. pengkajian fungsional Kunci Jawaban : status mental
Feedback –Hasil Item Analisis Tinjauan 1 : Asuhan dan Manajemen Asuhan Keperawatan Tinjauan 2 : Kognitif Tinjauan 3 : Gerontik Tinjauan 4 : Implementasi Tinjauan 5 : Kuratif Tinjauan 6 : Aman dan Nyaman Tinjauan 7 : Pencernaan dan Hepatobilier Vignette : Seorang perempuan , 75 tahun , tinggal di panti werda , mengeluh tidak nafsu makan dan terdapat sariawan dimulutnya . Hasil pengkajian : tercium bau mulut , gigi terlihat kotor , banyak sisa makanan , bibir kering ; TB 156 cm, BB 42 kg. Pertanyaan / Instruksi : Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut ? Pilihan Jawaban : a. Melakukan oral hygiene b. Meningkatkan intake cairan c. Menyediakan makanan lunak d. Menjaga kebersihan lingkungan e. Menyajikan makanan dalam keadaan hangat Kunci Jawaban : Melakukan oral hygiene
Referensi Utama yang direkomendasikan NANDA NIC-NOC SDKI SIKI-SLKI Miller, C.A, 2012 , Nursing for Wellness in Older Adults, 6 th Edition, Lippincott Willian & Wilkins, Philadelphia Meiner , S., & Yeager, J., 2019, Gerontologic nursing, 6 th Edition, Elsevier Health Sciences.