5 Exercise for Impaired Balance (19-03-2015).pptx

DskWahyu 1 views 55 slides Sep 18, 2025
Slide 1
Slide 1 of 55
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55

About This Presentation

5 Exercise for Impaired Balance (19-03-2025).pptx


Slide Content

Exercise for Impaired Balance Parta Kinandana

Refrence Kisner C, Colby LA. 2012. Therapeutic Exercise. Foundations and Techniques. Sixth edition. Philadelphia. F.A Davis Company. Please Read Page : 260-285

Terminologi Center of Mass Pusat masa tubuh atau titik keseimbangan tubuh . Center of Gravity Proyeksi vertical daripada COM. Terletak pada anterior S2 / 55% dari tinggi badan . Momentum Produk daripada kecepatan masa . Momentum Linear dan Momentu m angular

Terminologi Base of Support Luas area kontak antara tubuh dengan permukaan . Dipengaruhi oleh lebar kaki Limits of Stability Batasan ayunan dimana individu dapat mempertahankan keseimbangan tanpa merubah BOS

Terminologi Center of Pressure Lokasi proyeksi vertical daripada gaya reaksi tanah . Besarnya sama dengan seluruh gaya kebawah yang terjadi pada area yang kontak dengan tanah .

Figure 8.1 Boundaries of the limits of stability

Balance Control Nervous System Musculoskeletal Contextual Effects

Figure 8.2 Interactions of the musculoskeletal and nervous systems and contextual effects for balance control

Sensory System and Balance Control Visual System Posisi kepala , orientasi kepala terhadap level horizontal, arah dan kecepatan pergerakan kepala . Somatosensory System Posisi gerakan tubuh , Proprioseptor , reseptor sendi , dan mekanoreseptor kulit . Vestibular System Posisi dan pergerakan kepala terhadap gravitasi dan gaya inersia ( Kanalis semisirkular , utrikel , sakulus ).

Tipe Kontrol Keseimbangan Keseimbangan Statis Keseimbangan dinamis Reaksi postural automatis Feedforward Kontrol Antisipasi Closed Loop Control

Strategi Motoris untuk Kontrol Keseimbangan Untuk mejaga keseimbangan , tubuh harus memposisikan COM tetap dalam BOS, atau mengembalikan COM kembali ke BOS setelah adanya perturbasi . Ankle Strategies Hip Strategies Stepping Strategies

Strategi Motoris untuk Kontrol Keseimbangan CNS memiliki 3 system untuk menjaga keseimbangan setelah tubuh mengalami perturbasi / gangguan . Stretch Reflexes  Paling cepat (<70 ms ) Voluntary responses  Paling lambat (>150 ms ) Automatic Postural reaction  menengah (80-120 ms )

Ankle Strategy Terjadi pada saat berdiri tegak dan terjadi perturbasi dalam jumlah kecil Aktivasi otot Distal to proximal Kehilangan keseimbangan kearah depan : gastrocnemius  hamstring  Paraspinal muscle Kehilangan keseimbangan kearah belakang : tibialis anterior  quadriceps  abdominal muscle

Hip Strategy Terjadi ketika perturbasi besar atau COG mendekati limit of stability . Mempertahankan COM dalam BOS Aktivasi otot proximal to distal Forward Sway : abdominal  quadriceps Backward Sway : Paraspinal  Hamstring

Stepping Strategy Terjadi saat perturbasi dalam jumlah sangat besar . COM melebihi limit of stability Stepping digunakan untuk memperbesar bos sehingga mempertahankan keseimbangan .

FIGURE 8.3 Ankle, hip, and stepping strategies used by adults to control body sway.

Weight-Shift Strategy (Lateral Plane) Mengontrol perturbasi medio -lateral Melibatkan perpindahan ke lateral dari satu tungkai ke tungkai lain. Hip merupakan kunci utama . Perpindahan COM melalui aktivasi Abduktor & adductor hip dan kontribusi dari inversi dan eversi ankle.

Suspension Strategy Terjadi ketika sesorang secara cepat melakukan fleksi lutut , menghasilkan fleksi hip dan ankle.

Balance Control Under Varying Condition Balance during Stance Balance with Perturbed Standing Balance during whole body lifting Balance in unperturbed human gait

Impaired Balance

Impaired Balance Sensory Input Impairment Sesorimotor Integration Impairment Biomechanical and Motor Output Impairment Deficit with Aging Deficit from medication

Sensory Input Impairment Berkurangnya somatosensory seperti berkurangnya sensasi posisi pada sendi . Berkurangnya pengelihatan karena trauma, penyakit , penuaan . Rusaknya system vestibular karena virus, TBI, dll .

Sesorimotor Integration Impairment Kerusakan basal ganglia, cerebellum, area motoris suplementer . Menyebabkan kerusakan system yang memproses input sensoris untuk menghasilkan gerakan antisipasi dan reaktif . Visually Dependent & Surface Dependent

Biomechanical and Motor Output Impairment Disebabkan oleh postur yang buruk , keterbatasan ROM, menurunnya performa otot . Motor output yang buruk disebabkan oleh kerusakan system neuromuscular seperti gangguan koordinasi , nyeri , dll . Perubahan postur menyebabkan bergesernya COM menjauh dari pusat BOS.

Deficit with Aging Menurunnya semua fungsi sensoris ( somatosensoris , Visual, vestibular) Menurunnya 3 tahapan proses informasi (proses sensoris , integrasi sensomotor , output motoris ). Kecepatan respon menurun . Lebih menggunakan hip strategy

Deficit from Medication Penggunaan obat-obatan seperti hypotonic, sedative, tricyclic antidepressant, tranquilizer, antihypertensive dapat menyebabkan kehilangan keseimbangan .

Balance Training

Balance Training Memerlukan pendekatan multisystem. Disesuaikan dengan kondisi dan keadaan umum pasien . Perhatikan beberapa system yang berkontribusi seperti kekuatan otot , mobilitas sendi , fleksibilitas , postur , dll . Terdiri dari static, dynamic, anticipatory, dan reactive control. Perhatikan kemanan pasien .

Static Balance Control Pasien diminta mempertahankan posisi duduk , setengah jongkok , berlutut , dan berdiri pada permukaan yang stabil . Tingkatkan latihan dengan posisi tandem dan single-leg stance, squat. Progres latihan dengan merubah permukaan menjadi permukaan lembut , mempersempit BOS, menggerakan lengan , menutup mata . FIGURE 8.10 Balance during single leg stance

Static Balance Control Tingkatkan dengan membawa beban atau elastic band FIGURE 8.10 Balance while standing with resistance provided to the arms via elastic resistance and holding weight

Static Balance Control Tambahkan beberapa tugas ( menangkap bola atau kalkulasi ) untuk meningkatkan tingkat kesulitan . FIGURE 8.13 Balance while standing and catching a ball.

Dynamic Balance Control Minta pasien untuk mempertahankan distribusi berat badan nya dengan postur tegak pada permukaan yang bergerak seperti , bola, wobble board, trampoline FIGURE 8.14 Balance while standing on wobble boards.

Dynamic Balance Control Tingkatkan latihan dengan melakukan gerakan seperti melakukan perpindahan berat badan ke kanan dan kiri , rotasi trunk, menggerakan lengan atau kepala FIGURE 8.15 Balance while standing on wobble boards with arm movements .

Dynamic Balance Control Tingkatkan program dengan melibatkan hopping, skipping, rope jumping, hopping down, dengan mempertahankan keseimbangan Minta pasien melakukan latihan lengan dan tungkai ketika berdiri dengan normal, tandem, single-leg. FIGURE 8.17 One-legged stance with resisted shoulder extension using elastic resistance.

Anticipatory Balance Control Menggapai ke segala arah untuk menyentuh atau menggenggam objek , menangkap bola, atau menendang bola. Gunakan variasi postur ( duduk , berdiri , berlutut ) FIGURE 8.18 Balance when standing while reaching and catching the ball overhead.

Reactive Balance Control Minta pasien untuk meningkatkan jumlah ayunan ( sway ) saat berdiri . Aktivasi ankle strategy : minta pasien berdiri dengan satu kaki. Aktivasi hip strategy : minta pasien untuk berjalan pada satu garis , lakukan tandem atau single-leg stance dengan fleksi trunk, atau berdiri pada mini trampoline, rocker balance, sliding board Aktivasi stepping strategy : minta pasien untuk melangkah naik ke bangku , atau melangkah dengan tungkai menyilang . Tambahkan gaya eksternal yang tiba-tiba selama proses latihan .

Sensory Organization untuk mengurangi visual input , minta pasien untuk menutup matanya atau menggerakkan kepalanya . Untuk mengurangi ketergantungan pada somatosensory , pasien dapat mempersempit BOS, berdiri pada permukaan yg lembut , atau pada incline board.

Evidence-Based Balance Exercise for Fall Prevention in Elderly Program latihan untuk mengurangi resiko jatuh harus melibatkan paling sedikit 50 jam total dalam mengikuti program latihan keseimbangan . Dapat dicapai dengan 1 jam program latihan 2 kali / minggu selama 26 minggu . Atau lebih intensive dengan 1jam latihan keseimbangan 3 kali/ minggu dengan tambahan 30 menit home exercise setiap hari selama 8-10 minggu .

Otego Home Exercise Program efektif untuk mengurangi resiko jatuh pada lansia dengan usia 80 ke atas . Melibatkan 30 menit latihan penguatan tungkai dan latihan keseimbangan . Dilakukan 3x/ minggu selama 24 minggu . Penggunaan beban untuk menyediakan tahanan pada gerakan abduksi dan ekstensi hip serta fleksi dan ekstensi lutut . Beban dimulai dengan 1-2 kg. 8-10 repetisi sebanyak 2 set.

BOX 8.4 OTEGO HOME EXERCISE PROGRAM Penguatan Otot Tungkai Bawah * Latihan Keseimbangan ** Pasien dengan posisi duduk Fleksi lutut – 10 Repetisis Lakukan pemanansan selama 5 menit Jalan mundur – 10 langkah,4 kali Tambahkan ankle cuff weight dan minta pasien untuk melakukan ekstensi lutut Berjalan memutar membentuk angka 8 – 2 kali Ulangi pada tungkai yang lain Berjalan kesamping – 10 langkah , 4 kali Pasien dengan posisi berdiri dengan menggunakan support Berdiri tandem – 10 detik Tambahkan ankle cuff weight dan minta pasien untuk melakukan fleksi lutut Berjalan tandem – 10 langkah , 2 kali Berikutnya lakukan abduksi hip Berjalan dg tumit – 10 langkah , 4kali Lakukan gerakan jinjit untuk memperkuat plantar fleksor Berjalan jinjit – 10 langkah , 4kali Mengayn ke belakang untuk memperkuat dorsifleksor Duduk ke berdiri 5-10x dg 2 tangan , 5-10x dg 1 tangan , 5-10x tanpa bantuan . * Setiap latihan dilakukan secara perlahan (2-3 detik mengangkat beban , 4-6 detik menurnkan beban ) melalui full ROM. Dilakukan sebanyak 2 set, 10x repetisi ** Dimulai dengan menggunakan 2 tangan sebagai support,kemudian ditingkkatkan menjadi 1 tangan sebagai support dan kemudiantanpa bantuan .

Otego Home Exercise FIGURE 8.20 Rising up on toes to strengthen plantarflexors FIGURE 8.21 Rocking back onto the heels while raising the toes to strengthen dorsiflexors

Otego Home Exercise FIGURE 8.22 Practicing the sit-to-stand transfer is an important functional activity to strengthen the legs and improve dynamic balance .

Otego Home Exercise FIGURE 8.23 Tandem walking (A) performed with light touch on a firm surface for support FIGURE 8.23 Tandem walking (B) performed without external support. Note that the therapist closely guards the patient for safety

Importance of Gluteus Medius and Maximus Gluteus medius dan maximus sangat berperan dalam menjaga keseimbangan . Melalui kontraksi eksentriknya yang berperan dalam deselerasi gerakan . Gluteus medius : menjaga tubuh stabil dalam bidang frontal Gluteus maximus : menjaga tubuh stabil bidang sagital

How to Activate Them? Gluteus Medius Isolated Activation Posisikan pasien seperti gambar . Instruksikan pasien untuk melakukan drawing-in maneuver FIGURE 1. Starting position for Gluteus Medius Isolated Activation

How to Activate Them? Gluteus Medius Isolated Activation Intruksikan pasien untuk melakukan abduksi tungkai sejauh kemampuan . Hal ini menghasilkan gerakan abduksi & eksorotasi hip. Gerakan ini menginhibisi otot aktif sinergis yaitu TFL Tingkatkan latihan dengan mengaplikasikan Resistance FIGURE 2. Gluteus Medius Isolated Movement Introduced by Abducting and Externally Rotating the Hip

How to Activate Them? Gluteus Medius Isolated Activation Progression Posisikan pasien seperti gambar ( Ekstensi knee, Ekstensi hip, Eksorotasi hip) Posisi ini menginhibisi otot aktif sinergis yaitu TFL dan Bicep Femoris Instruksikan pasien untuk melakukan drawing-in maneuver FIGURE 3. Starting position of Gluteus Medius Isolated Progression including knee extension

How to Activate Them? Gluteus Medius Isolated Activation Progression Instruksikan pasien untuk melakukan abduksi hip ( aktivasi G.Medius ) Pertahankan eksorotasi pasien dg meminta pasien menekan dinding ( inhibis TFL) Tingkatkan latihan dengan mengaplikasikan Resistance 15-20x/3 set FIGURE 4. Movement of Gluteus Medius Isolated Activation Progression to inhibit TFL and Biceps Femoris

How to Activate Them? Gluteus Maximus Isolated Activation Posisikan pasien seperti gambar . Instruksikan pasien untuk melakukan drawing-in maneuver untuk menginhibisi otot paraspinal FIGURE 5. Starting position of Gluteus Maximus Isolated Progression

How to Activate Them? Gluteus Maximus Isolated Activation Instruksikan pasien untuk melakukan ekstensi hip, ekstensi lutut , ekstensi ankle. Posisi ini menginhibisi otot aktif sinergis yaitu bicep femoris FIGURE 6. Inhibiting active synergist muscle Biceps Femoris by triple extension movement.

How to Activate Them? Gluteus Maximus Isolated Activation Instruksikan pasien untuk melakukan hiperekstensi hip ( aktivasi G.Maximus ) Hiperekstensi dilakukan dengan sedikit abduksi ( inhibisi aktif sinergis yaitu adductor) Tingkatkan latihan dengan mengaplikasikan Resistance 15-20x/3 set FIGURE 7. Movement of Gluteus Maximus Isolated Activation introduced by Hyperextension and slightly abduction

How to Activate Them? Gluteus Maximus Isolated Activation Progression Lakukan gerakan yang sama dalam posisi quadruped atau menggunakan Medicine Ball seperti pada gambar FIGURE 8. Progression of Glute Maximus Activation in Quadruped Position supported by Medicine Ball

Others type of Balance Exercise 12 Balance Exercise Perturbation Training Tai Chi for Balance Training

Terimakasih Om Shanti, Shanti, Shanti, Om
Tags