5. TEMU 5_ FILPSI_SEJARAH untuk review 2-2223.pptx

IrwanDesyantoro1 0 views 16 slides Sep 25, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

Filsafat psikologi untuk FILPSI_SEJARAH


Slide Content

FILSAFAT PSIKOLOGI TEMU 5 : MENGENAL FILSAFAT, FILOSOFI, FALSAFAH TIMUR (& JAWA) 2 SEBELUM LEBIH JAUH MENGENAL FILSAFAT BARAT

REVIEW FILSAFAT... Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang berhasrat untuk mencari kebenaran sejati yang telah dapat dibuktikan secara nyata. Membahas suatu objek permasalahan yang dapat dikaji secara kritis, sistematis, logis yang mana objek atau kajian tersebut dibahas mengenai latar belakangnya dan pengaruhnya terhadap hidup manusia baik secara positif ataupun negatif. Hal yang sering dibahas oleh filsafat adalah mengenai nilai, moral, etika estetik dan pengetahuan.

REVIEW : BERANGKAT DARI TIMUR Pada pertemuan sebelumnya , telah dibahas mengenai Filsafat , Filosofi , dan Falsafah Filsafat : suatu ilmu pengetahuan yang berhasrat untuk mencari kebenaran sejati yang telah dapat dibuktikan secara nyata Filosofi : tujuan akhir dari berfilsafat adalah mencari kebenaran sejati yang menghasilkan suatu kebijaksanaan  proses belajar mengenai kebijaksanaan Falsafah : merupakan gagasan sikap batin yang mendasar yang dimiliki oleh manusia yang dijadikan sebagai suatu pandangan dan pegangan hidup .

Ajaran dalam Filsafat Jawa Ajaran kehidupan  melalui pesan yang bermakna  menjadikan kita terlatih untuk menjadi manusia utuh Peka, kritis, terbuka, analitis, nalar  yang jika dipraktikkan  membuat ‘jiwa menjadi tenang’  secara psikologis berpengaruh terhadap kesehatan jiwa

(sebagaimana) Manfaat Filsafat Menjadi lebih peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, le b ih bisa menghargai perbedaan pendapat dari orang lain dalam pandangan ilmu, lebih terbuka terhadap cara pandang orang lain. Dengan belajar filsafat, kita akan dilatih menjadi manusia yang utuh, yakni yang mampu berpikir mendalam, rasional, komunikatif dan dapat melihat semua masalah dalam segala aspek , sehingga mengajarkan kita untuk berfikir kritis dan logis tidak menerima pendapat orang lain begitu saja  tidak mudah terpapar hoax . Sebagai pedoman/pandangan mengenai ilmu pengetahuan agar dapat berfikir kritis dan analitis . Filsafat mengajarkan kita untuk bisa mempertahankan pendapat, serta bisa mengembangkannya secara sehat, menggunakan nalar yang tepat , tidak menggunakan otot dan tidak menggunakan otoritas intervensi.

SEJARAH FILSAFAT JAWA: REVIEW Psikologi Jawa ( terkait dengan Filsafat Jawa )  tidak lepas dari pengaruh ajaran Hindu- Budha pada masyarakat Jawa Ajaran Hindu yang terkandung adalah   Tri Hita Karana , yaitu parahyangan , pawongan , dan palemahan . Parahyangan berarti hubungan manusia dengan Tuhan yang diwujudkan melalui jalan catur marga . Catur Marga ialah empat cara mengamalkan agama Hindu dalam kehidupan dan dalam bermasyarakat ( sembahyang / kasih sayang pada mahkluk hidup , darma / kebajikan , menyebarkan agama, dan mengamalkan agama: puasa , semedi  ketenangan batin ) . Hindu mengajarkan pula bahwa setiap orang yang lahir telah dibekali dengan potensi masing-masing yang harus dikembangkan selanjutnya dalam kehidupan nyata . Oleh karena semua aspek kehidupan ditentukan oleh Tuhan melalui hukum karma- Nya , maka manusia diharuskan untuk selalu ber -karma ( bertindak ) sesuai dengan dharma, dan semua karma itu dilakukan sebagai persembahan ( yajna ) kepada Tuhan .

Filsafat dan Psikologi Jawa : PENCAPAIAN KARMA &DHARMA Hindu mengajarkan bahwa sikap dan etika harus dilakukan berdasarkan   tri kaya parisudha , yakni pikiran , perkataan , dan tindakan . Ajaran Hindu tersebut menekankan pada internalisasi nilai etika , bukan sekedar menjadi bungkus saja .  Jadi , pikiranlah yang menentukan perkataan dan perbuatan . Oleh karena itu , pikiran harus diusahakan untuk tidak menginginkan milik orang lain, mengasihi semua makhluk , dan percaya pada hukum   karmaphala  ( prinsip kausalitas ). Dalam budi pekerti jawa , hal tersebut diterjemahkan dalam terminologi  : ojo demen darbeking wong liyo   ( jangan menginginkan milik orang lain),  welas asih marang sesomo  ( cinta kasih pada sesama ),  ngunduh wohing pakarti   sopo kang nandur bakal ngunduh  ( bahwa setiap perbuatan yang dilakukan akan mendatangkan hasil , siapa yang menanam pasti akan memetiknya ).

Filsafat dan Psikologi Jawa : AJARAN ISLAM Perkembangan Pengaruh Ajaran Islam terhadap Masyarakat Jawa Seperti filsafat Hindhu -Buddha  pada perkembangannya filsafat jawa juga menekankan pentingnya kesempurnaan hidup  Manusia berfikir dan merenungi dirinya dalam rangka menemukan integritas dirinya dalam kaitannya dengan Tuhan . Dimensi ini merupakan karakteristik dan kecenderungan hidup manusia Jawa  Pemikiran-pemikiran Jawa merupakan suatu usaha untuk mencapai kesempurnaan hidup .

Filsafat dan Psikologi Jawa Islam datang setelah adanya ajaran Hindhu -Buddha  dalam perkembangannya  terjadi sinkretisme dalam masyarakat jawa . Sinkretisme adalah   paham ( aliran ) baru yang merupakan perpaduan dari beberapa paham ( aliran ) yang berbeda untuk mencari keserasian , keseimbangan , dan ketenangan dalam hidup Salah satu contoh perpaduan dari ajaran Hindhu -Buddha dan Islam yang begitu popular di kalangan orang jawa adalah Tirakat  dari bentuk semedi –karma & dharma ( mencari ketenangan batin)  tirakat

Filsafat dan Psikologi Jawa : TIRAKAT Tirakat merupakan kegiatan berpuasa pada hari-hari tertentu dengan cara-cara tertentu  psikologis Walaupun puasa merupakan ritual dalam Islam, tetapi orang jawa yang bukan Islam biasanya juga melaksanakan puasa , walaupun tidak melaksanakan syariat yang lain . Inti dari ritual tirakat adalah latihan untuk menjalani kesukaran-kesukaran hidup dan mendapatkan keteguhan iman terhadap Sang Pencipta .  Jadi tirakat merupakan ritual keagamaan yang disengaja agar seseorang menjalani kesukaran , kesulitan , dan kesengsaraan . Pemeluk Agami Jawi yang merupakan non-Islam atau Islam  kejawen , percaya bahwa ritual ini berpahala dan bermanfaat dalam melatih keteguhan pribadi .

Filsafat dan Psikologi Jawa : TIRAKAT Tirakat merupakan kegiatan berpuasa pada hari-hari tertentu dengan cara-cara tertentu  psikologis Walaupun puasa merupakan ritual dalam Islam, tetapi orang jawa yang bukan Islam biasanya juga melaksanakan puasa , walaupun tidak melaksanakan syariat yang lain . Inti dari ritual tirakat adalah latihan untuk menjalani kesukaran-kesukaran hidup dan mendapatkan keteguhan iman terhadap Sang Pencipta .  Jadi tirakat merupakan ritual keagamaan yang disengaja agar seseorang menjalani kesukaran , kesulitan , dan kesengsaraan . Pemeluk Agami Jawi yang merupakan non-Islam atau Islam  kejawen , percaya bahwa ritual ini berpahala dan bermanfaat dalam melatih keteguhan pribadi .

Filsafat dan Psikologi Jawa : TIRAKAT Berbagai jenis Tirakat dalam masyarakat jawa :  mutih ,  siyam ,  nglowong ,  ngepel ,  ngebleng   dan   pati geni .   Mutih   : seseorang berpantang makan selain nasi putih yang dilakukan pada hari senin dan kamis .  Siyam   : menjalani puasa pada bulan ramadhan sebulan penuh .  Nglowong   : puasa beberapa hari menjelang hari-hari besar Islam.  Ngepel   : membiasakan makan dalam jumlah sedikit , yaitu tidak lebih dari satu genggam tangan selama satu atau dua hari .  Ngebleng   : berpuasa dan menyendiri dalam ruangan tertentu dengan tidak makan atau minum selama tenggang waktu tertentu , seperti 40 hari . P atigeni : berpuasa di dalam suatu ruangan yang gelap pekat yang tak dapat ditembus cahaya .

Makna Tirakat dalam Konsep Hindu-Budha-Islam pada Masyarakat Jawa Tirakat  Jenis ritual tersebut sangat dekat dengan praktik-praktik yoga dalam Hindu- Budha .  Praktik yoga ditengarai sebagai benih bagi kemunculan praktik-praktik   tapa- brata   dan   semedi . Tapa brata : merupakan bentuk pendisiplinan diri secara keras dengan berbagai bentuk kegiatan yang sulit seperti puasa Semedi : merupakan cara pemusatan konsentrasi untuk mencapai penyatuan terhadap Sang Hyang Widhi . Pada intinya , tirakat merupakan latihan laku prihatin bagi seseorang untuk terbiasa menghadapi kesukaran-kesukaran hidup . Dengan praktik prihatin ini , seseorang berharap semakin dekat pada Tuhan ( sisi Psikologis  menjadi tenang secara jiwa , sehat secara mental )

Kembali  terkait FILSAFAT Filsafat , Filosofi , dan Falsafah Filsafat : suatu ilmu pengetahuan yang berhasrat untuk mencari kebenaran sejati yang telah dapat dibuktikan secara nyata Filosofi : tujuan akhir dari berfilsafat adalah mencari kebenaran sejati yang menghasilkan suatu kebijaksanaan  proses belajar mengenai kebijaksanaan Falsafah : merupakan gagasan sikap batin yang mendasar yang dimiliki oleh manusia yang dijadikan sebagai suatu pandangan dan pegangan hidup .
Tags