6. Limpasan Institut Sains dan teknologi.pptx

RizkyRahmandhito1 2 views 15 slides Oct 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 15
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15

About This Presentation

Asd


Slide Content

“ LIMPASAN ” Institut Sains & Teknologi Nasional Ir. Feizal Manaf , M.Sc.

Limpasan (Run off) Limpasan permukaan adalah aliran air yang mengalir di atas permukaan karena penuhnya kapasitas infiltrasi tanah. Limpasan ini terjadi apabila intensitas hujan yang jatuh di suatu DAS melebihi kapasitas infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi maka air akan mengisi cekungan-cekungan pada permukaan tanah. Setelah cekungan-cekungan tersebut penuh, selanjutnya air akan mengalir (melimpas) diatas permukaan tanah Definisi Faktor Yang Mempengaruhi Limpasan 1. Elemen Meteorologi Jenis Presipitasi (Salju dan Hujan) Intensitas Curah Hujan Lamanya Curah Hujan Distribusi curah hujan dalam D.A.S. Curah hujan sebelumnya dan lembab tanah (Soil Moisture). 2. Elemen D.A.S. Kondisi permukaan tanah (Landuse) Kondisi Topografi dan bentuk D.A.S. Jenis Tanah menentukan kapasitas infiltrasi 3. Faktor manusia (Seyhan, 1977).

Analisa Limpasan Curah Hujan Menghitung limpasan permukaan (run off) pada suatu area lahan penting untuk maksud perencanaan penggunaan lahan. Dari perhitungan pendugaan run off itu dapat dibuat perencanaan untuk berbagai hal, salah satunya adalah upaya apa yang dapat dilakukan dalam rangka mengendalikan run off dan erosi tanah. Selain itu, para perencana dapat merencanakan pembuatan waduk, palung atau hanya cek dam atau embung dalam rangka melakukan konservasi air. Dengan menggunakan rumus Rasional, pendugaan debit air limpasan dapat dilakukan dengan mudah. Debit air limpasan adalah volume air hujan per satuan waktu yang tidak mengalami infiltrasi sehingga harus dialirkan melalui saluran drainase. Debit air limpasan terdiri dari tiga komponen yaitu Koefisien Run Off ( C ), Data Intensitas Curah Hujan (I), dan Catchment Area (Aca). Koefisien yang digunakan untuk menunjukkan berapa bagian dari air hujan yang harus dialirkan melalui saluran drainase karena tidak mengalami penyerapan ke dalam tanah (infiltrasi).

Perkiraan Debit Banjir Hubungan antara debit dan tinggi muka air dapat dihitung dengan menggunakan stage hydrograph curve. Hidrograf adalah suatu diagram yang menggambarkan variasi debit sungai atau tinggi muka air menurut waktu Hidrograf menunjukkan tanggapan menyeluruh DAS terhadap masukan tertentu. Sesuai dengan sifat dan perilaku DAS yang bersangkutan, hidrograf aliran selalu berubah sesuai dengan besaran dan waktu terjadinya masukan. Bentuk hidrograf banjir sangat dipengaruhi oleh bentuk DAS. Jika bentuk DAS membesar di tengah maka bentuk hidrografnya adalah debit puncak berlangsung dalam waktu yang cepat. Jika berbentuk membesar di hulu maka debit puncak akan dicapai dalam waktu yang relatif lama, sedangkan jika berbentuk mengecil ditengah dan membesar dibagian hulu dan hilir maka bentuk hidrografnya mempunyai puncak dua buah. Jika DAS mempunyai bentuk panjang maka bentuk hidrografnya relatif simetris.

Perhitungan Air Tanah

Perhitungan Limpasan Debit Banjir 1. Daerah Aliran Sungai Pappa Sungai Pappa berada di bagian barat Sulawesi Selatan, secara administrasi terletak di Kabupaten Takalar, dengan panjang sungai 57 km dan luas daerah pengaliran 389 km2. Bagian hulu DAS Pappa berada pada sungai Pamukkulu dengan ketinggian ±750 dpl yang terletak di Kab. Gowa.

2. Analisis Curah Hujan Rencana Curah hujan harian maksimum rerata daerah diperoleh dari 5 stasiun yang berpengaruh pada DAS Pappa, berdasarkan metode poligon Thiessen, dengan luas dan koefisien Thiessen disajikan pada Tabel 1. Tabel 1.Koefisien Thiessen stasiun hujan DAS Pappa Curah hujan maksimum rerata daerah 342,15 mm dan curah hujan rerata minimum 53,75 mm, hal ini disebabkan oleh perbedaan intensitas hujan yang terjadi. Sedangkan analisis frekwensi curah hujan DAS Pappa, menggunakan distribusi Gumbel dan Log Pearson III. Hasil uji kesesuain distribusi disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Kesesuaian distribusi frekwensi dengan uji Chi-Kuadrat

Hasil uji chi-kuadrat pada perhitungan distribusi Gumbel dan Log Pearson Tipe III, maka distribusi curah hujan yang paling sesuai untuk DAS Pappa adalah distribusi Log Pearson III. Sehingga curah hujan rencana berdasarkan distribusi Log Pearson III disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Curah hujan rencana DAS Pappa

Debit Banjir Maksimum Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu merupakan metode yang didasarkan pada pola distribusi hujan dan hujan efektif yang jatuh merata dalam selang waktu 6 jam, menurut rasio intensitasnya. Gambar Debit banjir maksimum DAS Pappa

Berdasarkan grafik Gambar 3., diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan dari permulaan hujan hingga diperoleh banjir maksimum adalah 6,7 jam. Besarnya debit banjir maksimum ditunjukan oleh nilai debit pada titik puncak kurva pada hidrograf satuan, yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Debit banjir maksimum rencana Debit banjir maksimum dapat digunakan untuk perencanaan bangunan air. Pemilihan periode ulang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenis bangunan air yang direncanakan, karakteristik sungai, jumlah penduduk, periode kejadian bencana dan lain sebagainya.

Curah hujan harian rerata maksimum DAS Pappa 342,15 mm dan minimum 53,75 mm. Distribusi CH yang sesuai untuk menghitung CH rencana adalah Log Person III. Debit banjir maksimum untuk periode ulang 5, 10 dan 50 tahunan masing-masing 1142,13, 1490,55 dan 2514,14 m3/dtk, dengan waktu (Tp = time peak) 6,7 jam.

SAMPAI BAB BERIKUTNYA
Tags