1. Definisi Harga Bayangan (Shadow Price) 1. Definisi Harga Bayangan (Shadow Price) Harga bayangan (shadow price) : nilai ekonomi sebenarnya dari suatu barang atau faktor produksi yang tidak sepenuhnya tercermin dalam harga pasar. Dengan kata lain, harga bayangan menunjukkan kontribusi atau biaya peluang (opportunity cost) dari penggunaan sumberdaya tertentu terhadap pencapaian tujuan proyek atau ekonomi secara keseluruhan . Dalam analisis proyek , harga bayangan sering digunakan untuk menilai input atau output yang mengalami distorsi harga pasar ( misalnya karena pajak , subsidi , monopoli , atau intervensi pemerintah ).
2. Hubungan antara Shadow Price dan Evaluasi Proyek Dalam evaluasi proyek , khususnya pada analisis ekonomi (economic analysis) , tujuan utamanya adalah untuk menilai apakah proyek memberikan manfaat bersih bagi masyarakat , bukan hanya keuntungan finansial bagi perusahaan . Namun , harga pasar sering tidak mencerminkan nilai sosial atau ekonomi sebenarnya suatu sumberdaya . Di sinilah harga bayangan digunakan untuk : Menilai biaya dan manfaat proyek berdasarkan nilai sosialnya , bukan nilai pasar. Menentukan alokasi sumberdaya yang efisien secara ekonomi . Mengukur biaya peluang dari penggunaan sumberdaya langka . Memperbaiki distorsi harga pasar akibat pajak, subsidi, atau kebijakan pemerintah. Dengan demikian, penggunaan shadow price dalam evaluasi proyek membantu memastikan bahwa keputusan investasi yang diambil memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat secara keseluruhan .
3.Konsep Shadow Price Shadow price adalah harga “ bayangan ” atau harga yang seharusnya berlaku jika pasar berjalan sempurna tanpa distorsi . Beberapa karakteristik penting : Tidak selalu sama dengan harga pasar. Bersifat teoretis — dihitung untuk menggambarkan nilai sosial atau ekonomi sebenarnya . Digunakan terutama dalam analisis ekonomi proyek publik , bukan proyek komersial murni . Dapat diterapkan pada barang , tenaga kerja , devisa , modal, atau sumberdaya alam .
4. Contoh Perhitungan Shadow Price dalam Evaluasi Proyek Contoh Kasus Sederhana : Pemerintah ingin membangun proyek irigasi untuk petani di daerah terpencil . Dalam proyek ini digunakan tenaga kerja lokal yang saat ini menganggur ( tidak memiliki pekerjaan produktif ). Data: Upah pasar tenaga kerja : Rp100.000 per hari Produktivitas alternatif (jika tidak bekerja): 0 (karena menganggur) Nilai sosial pekerjaan (karena membantu penghasilan masyarakat dan mengurangi pengangguran): 80% dari harga pasar
Perhitungan : Karena tenaga kerja tidak memiliki alternatif pekerjaan lain, maka biaya peluangnya lebih rendah dari harga pasar. Maka shadow price tenaga kerja = 80% × Rp100.000 = Rp80.000 per hari . Interpretasi : Dalam evaluasi proyek , biaya tenaga kerja dihitung bukan sebesar Rp100.000, tetapi Rp80.000 , karena itu mencerminkan nilai sosial sebenarnya dari penggunaan tenaga kerja tersebut . Akibatnya , proyek terlihat lebih layak secara ekonomi , karena biaya riil terhadap masyarakat lebih rendah daripada harga pasar.
Aspek Penjelasan Singkat Definisi Nilai ekonomi sebenarnya dari sumberdaya yang tidak tercermin di harga pasar Tujuan Menilai manfaat dan biaya proyek secara sosial-ekonomi Kegunaan Mengoreksi distorsi harga pasar dalam evaluasi proyek Contoh Menggunakan tenaga kerja menganggur , maka shadow price < harga pasar
1. Pengertian Biaya peluang (Opportunity Cost) Biaya peluang (opportunity cost) adalah nilai dari pilihan terbaik yang harus dikorbankan ketika kita memilih suatu tindakan atau keputusan . Dalam kehidupan nyata , setiap keputusan memiliki konsekuensi , karena sumberdaya kita ( waktu , uang, tenaga , perhatian ) terbatas .
2. Contoh Konkret dalam Kehidupan Sehari-hari Contoh 1: Mahasiswa memilih kuliah daripada bekerja Seorang mahasiswa memutuskan kuliah penuh waktu selama 1 tahun . Jika dia tidak kuliah , dia bisa bekerja di toko dengan gaji Rp3.000.000 per bulan . Uang kuliah per tahun = Rp6.000.000. Pertanyaan : Berapa biaya peluang dari keputusan kuliah ? Jawaban : Penghasilan yang dikorbankan ( tidak bekerja ): Rp3.000.000 × 12 = Rp36.000.000 Biaya kuliah yang dibayar : Rp6.000.000 Total biaya peluang = Rp36.000.000 + Rp6.000.000 = Rp42.000.000 Interpretasi : Dengan memilih kuliah , mahasiswa “ mengorbankan ” kesempatan untuk memperoleh Rp42 juta dari bekerja selama 1 tahun .
Contoh 2: Menonton film vs Belajar untuk ujian Waktu yang tersedia malam ini : 3 jam Pilihan 1: Menonton film di bioskop ( biaya tiket Rp50.000, kenikmatan tinggi ) Pilihan 2: Belajar untuk ujian besok ( berpotensi menaikkan nilai dan peluang beasiswa ) Jika mahasiswa memilih menonton film: Biaya langsung : Rp50.000 Biaya peluang : manfaat akademik ( nilai lebih baik atau beasiswa ) yang tidak didapat . Interpretasi : Biaya peluang dari menonton film bukan sekadar harga tiket , tetapi juga nilai dari hasil belajar yang dikorbankan .
Contoh 3: Ibu rumah tangga menanam cabai sendiri Jika ibu menanam cabai di halaman rumah , ia tidak perlu membeli di pasar. Tetapi waktu 2 jam per hari yang digunakan untuk berkebun bisa dipakai menjahit yang menghasilkan Rp30.000 per jam. Perhitungan : Waktu 2 jam × Rp30.000 = Rp60.000/ hari Jika hasil cabai yang dipanen bernilai Rp40.000/ hari → maka biaya peluang menanam cabai = Rp60.000 dan keuntungan bersih sosial = -Rp20.000. Interpretasi : Secara ekonomi , lebih efisien bagi ibu tersebut untuk menjahit dan membeli cabai , karena biaya peluang waktunya lebih tinggi dari manfaat yang didapat .
ASPEK PENJELASAN Pilihan selalu memiliki pengorbanan Memilih satu berarti meninggalkan yang lain. Biaya peluang bisa berupa uang, waktu , atau manfaat sosial Tidak selalu finansial — bisa juga pendidikan, pengalaman, atau kenyamanan. Rasionalitas ekonomi Keputusan dianggap rasional jika manfaat yang diperoleh ≥ biaya peluang yang dikorbankan . Opportunity cost bukan sekadar biaya yang terlihat , tapi juga mencakup nilai dari kesempatan terbaik yang tidak kita ambil . Dalam evaluasi proyek , konsep ini penting karena membantu kita menilai nilai sebenarnya dari penggunaan sumber daya terbatas — baik tenaga kerja , waktu , modal, maupun lahan .
No Skenario Keputusan Alternatif yang Dipilih Alternatif yang Dikorbankan (Opportunity Lost) Nilai/ Manfaat Alternatif yang Dikorbankan (Rp) Biaya Langsung (Jika Ada) Total Biaya Peluang (Rp) Pertanyaan Diskusi / Analisis 1 Mahasiswa memilih kuliah penuh waktu selama 1 tahun Kuliah Bekerja di toko (Rp3.000.000/ bulan ) 36.000.000 6.000.000 (biaya kuliah) … Apakah manfaat masa depan dari kuliah layak dibanding total biaya peluangnya? 2 Ibu rumah tangga menanam cabai di halaman rumah Berkebun Menjahit (Rp30.000/jam, 2 jam/hari) 60.000/ hari – … Mana yang lebih efisien : menanam cabai atau menjahit lalu membeli cabai ?
No Skenario Keputusan Alternatif yang Dipilih Alternatif yang Dikorbankan (Opportunity Lost) Nilai/Manfaat Alternatif yang Dikorbankan (Rp) Biaya Langsung (Jika Ada) Total Biaya Peluang (Rp) Pertanyaan Diskusi / Analisis 3 Mahasiswa menonton film malam ini Nonton film Belajar ( peluang meningkatkan nilai ujian dan beasiswa ) ( tulis estimasi ) 50.000 (tiket) … Bagaimana Anda menilai trade-off antara hiburan dan prestasi akademik ? 4 Petani menggunakan lahannya untuk menanam jagung Jagung Padi (potensi hasil 5 ton × Rp4.000/kg) 20.000.000 – … Jika harga jagung turun, bagaimana biaya peluang keputusan ini berubah?
No Skenario Keputusan Alternatif yang Dipilih Alternatif yang Dikorbankan (Opportunity Lost) Nilai/Manfaat Alternatif yang Dikorbankan (Rp) Biaya Langsung (Jika Ada) Total Biaya Peluang (Rp) Pertanyaan Diskusi / Analisis 5 Pengusaha menggunakan modal Rp100 juta untuk buka warung kopi Warung kopi Deposito bank (bunga 5%/tahun) 5.000.000 100.000.000 (modal) … Apakah investasi ini memberikan return lebih tinggi dari biaya peluangnya ? 6 Pemerintah membangun taman kota di lahan strategis Taman kota Pusat perbelanjaan (nilai sewa Rp500 juta/tahun) 500.000.000 2.000.000.000 ( biaya proyek ) … Apakah manfaat sosial taman kota sebanding dengan kehilangan potensi pendapatan sewa ?
NO SKENARIO KEPUTUSAN ALTERNATIF YANG DIPILIH ALTERNATIF YANG DIKORBANKAN (OPPORTUNITY LOST) NILAI/ MANFAAT ALTERNATIF YANG DIKORBANKAN (RP) BIAYA LANGSUNG (JIKA ADA) TOTAL BIAYA PELUANG (RP) PERTANYAAN DISKUSI / ANALISIS 6 Pemerintah membangun taman kota di lahan strategis Taman kota Pusat perbelanjaan (nilai sewa Rp500 juta/tahun) 500.000.000 2.000.000.000 ( biaya proyek ) … Apakah manfaat sosial taman kota sebanding dengan kehilangan potensi pendapatan sewa ?
Perbedaan antara Harga Bayangan (Shadow Price) dan Biaya Peluang (Opportunity Cost) dalam konteks Evaluasi Proyek . KONSEP PENGERTIAN UMUM Harga Bayangan (Shadow Price) Nilai ekonomi “ sebenarnya ” dari suatu barang , jasa , atau faktor produksi yang tidak tercermin dalam harga pasar , biasanya karena adanya distorsi ( pajak , subsidi , monopoli , kurs resmi , dll ). Shadow price digunakan untuk menilai input atau output proyek dalam analisis ekonomi . Biaya Peluang (Opportunity Cost) Nilai dari alternatif terbaik yang dikorbankan ketika suatu sumberdaya digunakan untuk tujuan tertentu . Dengan kata lain, ini adalah biaya dari kesempatan yang hilang akibat memilih satu pilihan dibandingkan pilihan lain.
2. Hubungan antara Shadow Price dan Opportunity Cost Dalam analisis proyek ( terutama proyek publik ), shadow price pada dasarnya adalah pengukuran kuantitatif dari biaya peluang suatu sumberdaya , tetapi dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi sosial . Artinya : Shadow price = nilai moneter dari opportunity cost yang mencerminkan kondisi ekonomi sosial sebenarnya , bukan hanya kondisi pasar. Pengertian sederhana : Opportunity cost adalah konsep dasarnya ( nilai alternatif yang dikorbankan ). Shadow price adalah pengukuran ekonominya ( berapa nilainya jika distorsi pasar dihapus )
3. Contoh dalam Evaluasi Proyek 📍 Contoh 1: Tenaga kerja menganggur sebagian Situasi : Proyek pemerintah menyerap tenaga kerja dari desa yang sebagian besar menganggur . Upah pasar: Rp100.000/HOK Produktivitas alternatif ( pekerjaan lain): Rp40.000/HOK Opportunity cost tenaga kerja = Rp40.000/HOK Shadow price tenaga kerja = Rp40.000/HOK ( karena itulah nilai sebenarnya bagi masyarakat , bukan Rp100.000 yang dibayar proyek ). Jika ada manfaat sosial (external benefit) dari mengurangi pengangguran , shadow price bisa lebih rendah lagi
Contoh 2: Barang impor kena tarif pajak Harga pasar domestik : Rp12.000/ liter Harga dunia (CIF): Rp9.000/ liter Opportunity cost penggunaan 1 liter solar = kehilangan 1 liter yang bisa diimpor seharga Rp9.000. Shadow price = Rp9.000 ( nilai ekonomi sebenarnya tanpa distorsi tarif dan pajak )
ASPEK HARGA BAYANGAN (SHADOW PRICE) BIAYA PELUANG (OPPORTUNITY COST) Makna Nilai ekonomi sosial dari sumber daya ( dalam kondisi tanpa distorsi pasar) Nilai alternatif terbaik yang dikorbankan Sifat Dinyatakan dalam satuan moneter (harga “sebenarnya”) Dapat bersifat konseptual atau moneter Tujuan dalam evaluasi proyek Untuk menilai input/output proyek secara ekonomi (social efficiency) Untuk memahami nilai pengorbanan dari setiap sumber daya Hubungan Shadow price merupakan pengukuran moneter dari opportunity cost Opportunity cost adalah konsep dasar yang mendasari shadow price Contoh Shadow wage tenaga kerja menganggur = 80% dari upah pasar Tenaga kerja kehilangan peluang bekerja informal berupah Rp40.000 → itulah biaya peluangnya
Summary Opportunity cost adalah konsep ekonomi dasar tentang pilihan dan pengorbanan . S hadow price adalah alat analisis kuantitatif untuk mengukur opportunity cost dalam konteks evaluasi ekonomi proyek . Dalam evaluasi proyek publik , shadow price digunakan untuk menggambarkan nilai sosial sebenarnya dari sumber daya , agar keputusan investasi lebih mencerminkan kepentingan masyarakat , bukan sekadar keuntungan finansial pasar
Manfaat Sosial (External Benefit) Manfaat sosial (external benefit) adalah keuntungan atau dampak positif yang diterima oleh masyarakat atau pihak lain di luar pelaku utama kegiatan ekonomi , tanpa harus membayar secara langsung atas manfaat tersebut . External Benefit adalah manfaat eksternal (spillover benefit) yang tidak tercermin dalam transaksi pasar — artinya , nilai ini tidak termasuk dalam harga jual atau biaya finansial proyek , tetapi tetap menambah kesejahteraan sosial .
KEGIATAN MANFAAT SOSIAL YANG TIMBUL Proyek pendidikan Meningkatkan kualitas SDM, menurunkan tingkat kriminalitas , mendorong pertumbuhan ekonomi daerah . Proyek kesehatan Mengurangi penyebaran penyakit , meningkatkan produktivitas masyarakat . Proyek infrastruktur ( jalan , jembatan , irigasi ) Mempercepat mobilitas barang dan orang, menurunkan biaya transportasi , meningkatkan akses ke pasar. Proyek lingkungan ( reboisasi , pengelolaan sampah ) Meningkatkan kualitas udara dan air, mengurangi risiko bencana , memperbaiki ekosistem . Program padat karya untuk pengangguran Memberi pendapatan , meningkatkan rasa percaya diri , menurunkan tingkat kriminalitas , memperkuat sosial ekonomi lokal .
3. Kaitan Manfaat Sosial dengan Shadow Price Dalam evaluasi ekonomi proyek , manfaat sosial seperti ini tidak tercermin dalam harga pasar . Contoh : Jika tenaga kerja menganggur dipekerjakan proyek , selain menghasilkan output, proyek juga mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat . Manfaat tambahan itu disebut external benefit . Oleh karena itu , shadow price tenaga kerja dihitung lebih rendah dari upah pasar , karena ada nilai sosial tambahan yang “ menebus ” sebagian biaya finansialnya . Contoh : Upah pasar Rp100.000/HOK, manfaat sosial pengurangan pengangguran 20% → Shadow wage = 100.000 − (20% × 100.000) = Rp80.000/HOK
ASPEK PENJELASAN Definisi Keuntungan sosial yang dinikmati masyarakat di luar transaksi pasar. Sifat Tidak dibayar , tidak tercermin dalam harga , tetapi meningkatkan kesejahteraan sosial . Contoh Pendidikan, kesehatan , pengurangan pengangguran , kebersihan lingkungan . Peran dalam shadow price Mengurangi nilai biaya ekonomi karena proyek memberi manfaat sosial tambahan . MANFAAT SOSIAL – SOCIAL BENEFIT
External Benefit membuat proyek berubah dari tidak layak finansial menjadi layak secara ekonomi . Diketahui : KOMPONEN NILAI KETERANGAN Investasi awal ( tahun 0) Rp 900 miliar Arus keluar ( biaya modal) Arus kas finansial tahunan (tahun 1–5) Rp 180 miliar Keuntungan proyek bagi pelaksana ( tanpa external benefit) External benefit sosial ( tahun 1–5) Rp 70 miliar Terdiri dari : – Rp 40 miliar ( pengurangan pengangguran ) – Rp 30 miliar ( manfaat lingkungan / akses ) Tingkat diskonto sosial (r) 10% Untuk menghitung nilai kini (Present Value)
Contoh bagaimana external benefit mengubah kelayakan proyek : Sketsa kasus ( dalam Rp miliar , horizon 5 tahun , r = 10%): Tahun 0: investasi awal = -900 miliar Tahun 1–5: arus finansial bersih = +180 / tahun External benefits per tahun (1–5): Pengurangan pengangguran & dampak sosial : +40 Manfaat lingkungan / akses : +30 Jadi, tambahan manfaat sosial = +70 / tahun (di luar arus finansial ) NPV Finansial ( tanpa external benefit) = Rp -217,66 miliar . NPV Ekonomi ( dengan external benefit) = Rp 47,70 miliar Kenaikan NPV karena external benefits = Rp 265,36 miliar
Tahun Arus Finansial (Rp miliar ) External Benefit - Tenaga Kerja External Benefit - Lingkungan -900.0 0.0 0.0 1 180.0 40.0 30.0 2 180.0 40.0 30.0 3 180.0 40.0 30.0 4 180.0 40.0 30.0 5 180.0 40.0 30.0
Arus Finansial (Rp miliar) External Benefit - Tenaga Kerja External Benefit - Lingkungan Total External Benefit Arus Ekonomi ( Finansial + External) -900.0 0.0 0.0 0.0 -900.0 180.0 40.0 30.0 70.0 250.0 180.0 40.0 30.0 70.0 250.0 180.0 40.0 30.0 70.0 250.0 180.0 40.0 30.0 70.0 250.0 180.0 40.0 30.0 70.0 250.0 Tabel Perhitungan NPV Finansial vs NPV Ekonomi
Pengertian Faktor Diskonto (Discount Factor) Faktor diskonto digunakan untuk mengubah nilai uang di masa depan ( future value ) menjadi nilai sekarang (present value) . Hal ini karena nilai uang hari ini lebih berharga daripada uang yang sama di masa depan , akibat adanya bunga, inflasi , dan peluang investasi lain. Rumus Faktor Diskonto di mana: r = tingkat diskonto ( biasanya tingkat bunga sosial atau tingkat pengembalian yang diharapkan ), t = tahun ke -t ( periode waktu dari sekarang ).
3. Contoh Perhitungan Faktor Diskonto 0,909 Dalam contoh proyek sebelumnya : Tingkat diskonto ( r ) = 10% = 0,10 Tahun ( t ) = 1 Maka: Asal nilai 0,909 yang muncul di tabel .
Penggunaan Faktor Diskonto dalam NPV Faktor ini dikalikan dengan arus kas (benefit atau cost) di tiap tahun , untuk mendapatkan nilai sekarang (PV) : Contoh : Tahun 1: Arus kas = Rp180 miliar Faktor diskonto = 0,909 PV = 180 × 0,909 = Rp163,62 miliar
ASPEK PENJELASAN Tujuan faktor diskonto Mengubah nilai masa depan menjadi nilai saat ini Rumus ( \frac{1}{(1 + r)^t} ) Nilai 0,909 Diperoleh dari ( \frac{1}{(1 + 0,10)^1} ) Makna Uang Rp1 di tahun depan nilainya setara Rp0,909 hari ini ( dengan r=10%)
Nilai Faktor Diskonto untuk Tahun Berikutnya Nilainya semakin menurun setiap tahun : Tahun (t) Rumus Faktor Diskonto (10%) 1 / (1 + 0,10)⁰ 1,000 1 1 / (1 + 0,10)¹ 0,909 2 1 / (1 + 0,10)² 0,826 3 1 / (1 + 0,10)³ 0,751 4 1 / (1 + 0,10)⁴ 0,683 5 1 / (1 + 0,10)⁵ 0,621
Semakin lama waktu berjalan ( semakin besar nilai t ), faktor diskonto semakin menurun . Artinya : Uang Rp1 yang akan diterima di masa depan nilainya semakin kecil bila dihitung hari ini — karena adanya nilai waktu dari uang (time value of money). Digunakan untuk menjelaskan mengapa manfaat yang diterima di tahun-tahun jauh ke depan harus “ didiskontokan ” agar sebanding dengan biaya yang dikeluarkan sekarang
2. Perhitungan NPV Ekonomi ( dengan menambahkan external benefit) Gunakan rumus umum :
. Perhitungan NPV Ekonomi (dengan external benefit) Tambahkan external benefit Rp 70 miliar per tahun mulai tahun 1–5. Maka arus ekonomi = 180 + 70 = Rp 250 miliar per tahun . Tahun Arus Ekonomi (Rp miliar) Faktor Diskonto (10%) PV Ekonomi -900 1,000 -900,00 1 +250 0,909 227,25 2 +250 0,826 206,50 3 +250 0,751 187,75 4 +250 0,683 170,75 5 +250 0,621 155,45 Total PV Ekonomi +947,70 NPV Ekonomi -900 – (+947) = 47.70 +47,70
NPV proyek berubah dari negatif menjadi positif : Dengan memasukkan external benefit sebesar Rp70 miliar per tahun , NPV proyek berubah dari negatif menjadi positif : Δ𝑁𝑃𝑉=47,70−(−217,66) =+265,36 miliar Δ NPV=47,70−(−217,66) =+265,36 miliar
PERSPEKTIF NPV (RP MILIAR) KEPUTUSAN Finansial -217,66 Tidak layak bagi pelaksana ( secara finansial rugi ) Ekonomi ( dengan external benefit) +47,70 Layak secara sosial-ekonomi , memberi manfaat bersih bagi masyarakat MAKNA EKONOMI DAN IMPLIKASI EVALUASI PROYEK Kesimpulan: Proyek tersebut tidak menguntungkan secara finansial , tetapi memberikan manfaat sosial signifikan ( penyerapan tenaga kerja , peningkatan lingkungan , akses ekonomi ), sehingga layak dijalankan oleh pemerintah atau lembaga publik .