9. Pengawasan K3 Lingkungan Kerja.ppt

heroemsm 4 views 125 slides Sep 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 125
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105
Slide 106
106
Slide 107
107
Slide 108
108
Slide 109
109
Slide 110
110
Slide 111
111
Slide 112
112
Slide 113
113
Slide 114
114
Slide 115
115
Slide 116
116
Slide 117
117
Slide 118
118
Slide 119
119
Slide 120
120
Slide 121
121
Slide 122
122
Slide 123
123
Slide 124
124
Slide 125
125

About This Presentation

pengawasan lingkungan kerja dalam pandangan K3


Slide Content

PENGAWASAN
K3
LINGKUNGAN
KERJA

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

PERLINDUNGAN NAKER DARI BAHAYA
LINGKUNGAN POTENSIAL (FISIK, KIMIA,
BIOLOGI, PSIKOLOGI DAN FISIOLOGI)
UPAYA KESELAMATAN KERJA
TINGKAT PRODUKTIVITAS
B.TUJUAN PEMBELAJARAN
1.TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)

PESERTA MEMAHAMI K3 LINGKUNGAN KERJA


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK) UNTUK
MENJELASKAN :
a.LATAR BELAKANG PENGAWASAN LINGKUNGAN KERJA
b.DASAR HUKUM
c.PENGERTIAN PENGAWASAN LINGKUNGAN KERJA
d.RUANG LINGKUP BAHAYA LINGKUNGAN
e.FAKTOR-FAKTOR DAN PENGENDALIAN LINK. KERJA
f.HYGIENE PERUSAHAAN
g.PENGENDALIAN BAHAYA BESAR
h.PESTISIDA
i.BAHAN KIMIA BERBAHAYA
j.SANITASI LINGKUNGAN
k.APD (PPE)
l.PENGAWASAN LIMBAH INDUSTRI

DASAR HUKUM
1.UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 2, 3 ayat 1 f,g,i,j,k,l,m, 5, 8, 9 &
14
2.UU NO. 3 Tahun 1969 (Persetujuan Konvensi ILO)
3.PERPEM NO. 7 tahun 1973 (PESTISIDA)
4.PERPEM NO. 11 tahun 1975 (RADIASI)
5.PMP NO. 7 tahun 1964 (KESEHATAN, KEBERSIHAN DAN
PENERANGAN)
6.PERMENAKER NO. 3 tahun 1985 (ASBES)
7.PERMENAKER NO. 3 tahun 1986 (K3 PENGELOLA PESTISIDA)
8.KEPMENAKER NO. 51 tahun 1999 (NAB FISIKA)
9.KEPMENAKER NO. 187 tahun 1999 (PENGENDALIAN BKB)
10.INMENAKER NO. 2/M/BW/BK tahun 1984 (PENGESAHAN
APD)
11.SE MENAKER NO. 1 tahun 1997 (NAB FAKTOR KIMIA)

PENGERTIAN

PENGAWASAN LINGKUNGAN KERJA
rangkaian kegiatan pengawasan terhadap
pemenuhan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan atas objek
lingkungan kerja

LINGKUNGAN KERJA identifikasi dan
evaluasi faktor lingkungan yang memberi
dampak pada kesehatan pekerja

OBJEK PENGAWASAN LINGKUNGAN KERJA
I.FAKTOR LINGKUNGAN KERJA :
(UU No. 3/ ’69: Konvensi ILO No. 120, Kepmen
51/ ’99 : NAB Faktor Fisika dan PMP No. 7/ ’64:
syarat kebersihan & Penerangan)
A.Faktor fisika
B.Faktor kimia
C.Faktor biologi
D.Faktor psikologi
E.Faktor fisiologi dan ergonomi

II.HIGIENE PERUSAHAAN : kegiatan
identifikasi, evaluasi dan pengendalian
resiko kesehatan dalam lingkungan
kerja (PMP No. 7 tahun 1964:
Kebersihan & Penerangan)
III.PENANGANAN BAHAN BKB
(Kepmen 187/ ’99 & SE No. 1/ ’97
NAB Kimia)

IV.PENGENDALIAN BAHAYA BESAR:
pencegahan dan pengurangan akibat
kecelakaan besar
V.PESTISIDA (Perpem No. 7/ ‘73 & Permen No. 3/ ‘86)
semua zat kimia dan bahan lain serta jasad
renik dan virus untuk:

Memberantas hama tanaman

Memberantas rerumputan

Mencegah pertumbuhan tanaman yg tidak
diinginkan

Perangsang pertumbuhan tanaman selain pupuk

Memberantas jasad renik atau binatang dalam
rumah tangga, bangunan dan peralatan

VI.BAHAN KIMIA BERBAHAYA :
adalah zat, bahan kimia atau sesuatu dalam
keadaan tunggal atau campuran bisa
membahayakan keamanan umum, kesehatan
dan lingkungan baik langsung atau tidak
langsung (Kepmen 187 tahun 1999 : BKB ; SE 1
tahun 1997 NAB faktor Kimia)
VII.SANITASI LINGKUNGAN :
adalah usaha kesehatan masyarakat
lingkungan industri dengan cara pencegahan
penyebaran penyakit menular atau gangguan
kesehatan sebagai bagian dari proses produksi

VIII.ALAT PELINDUNG DIRI :
adalah alat yang mampu melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja
IX.LIMBAH INDUSTRI :
adalah buangan yang kehadirannya
pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungannya
karena tidak mempunyai nilai ekonomis

FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
A.FAKTOR FISIK :
1.KEBISINGAN
2.IKLIM KERJA
3.PENCAHAYAAN
4.BAHAN RADIASI TIDAK MENGION
5.TEKANAN UDARA TINGGI DAN
RENDAH
6.GETARAN MEKANIS

A. FAKTOR FISIKA

NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA
No Faktor Parameter N A B Satuan Ket
1Peneranga
n
Intensitas 50 – 2.000 Lux PMP 7/1964
2Iklim kerjaISSB Pekerjaan
-Berat : 25
-Sedang: 26.7
-Ringan : 30
0
C Kepmen
51/1999
3Suara Intensitas
kebisingan
85 dBA Kepmen
51/1999
4Getaran Getaran
pada seluruh
tubuh
4 m/det
2
Kepmen
51/1999
5Gel. MikroRadiasi 1 mW/cm
2
Kepmen
51/1999
6Sinar UV Radiasi 0.1 µW/cm
2
Kepmen
51/1999

STANDARD ALAT PELINDUNG DIRI
NoAPD Parameter Standard Hasil
1Helmet
a. Uji Tegangan
listrik
b. Uji Penetrasi
a. Uji Impact
-20.000 volt
-Dijatuhkan Beban
3 Kg dari 60 cm
-Dijatuhkan Beban
11 Kg dari 1 m
-Aman
-Penetrasi 15 mm

-Tidak retak
2Safety shoes
a. Uji Ujung sepatu
b. Uji Baja
pelindung
c. Uji Impact
a. Uji Penetrasi
a. Uji Daya rekat
Lem
-Ditekan dgn beban 1500 Kg
-Ditekan dgn beban 1500 Kg
-Dijatuhkan Beban 23 Kg dari

45 cm
-Sol sepatu ditekan dengan
kekuatan 60 Kg
-Dtarik dengan kekuatan 30
Kg
-Bekas tekanan 15

mm
-Bekas tekanan 22

mm
-Bekas tekanan 15

mm
-Tidak boleh tembus
-Tidak boleh lepas

I.KEBISINGAN


SESUATU YANG BERGETAR BUNYI


BISING BUNYI YANG MENGGANGGU


KUALITAS BUNYI DITENTUKAN OLEH:

INTENSITAS (satuannya “Desibel” atau dB)

FREKUENSI BUNYI (adalah jlh gelombang
yang diterima telinag setiap detik.
Satuannya getaran/detik “Hertz” atau Hz).

Frekuensi yg bisa didengar telinga: 20-20.000 Hz

Frekuensi bicara manusia : 250 – 3.000 Hz

NILAI AMBANG BATAS
KEBISINGAN
Lama
Pemajanan/ha
ri
Intensitas
(dBA)
Lama
Pemajanan/ha
ri
Intensitas
(dBA)
8 jam 85 28,12 detik 115
4 88 14,06 118
2 91 7,03 121
1 94 3,52 124
30 menit 97 1,76 127
15 100 0,88 130
7,5 103 0,44 133
3,75 106 0,22 136
1,88 109 0,11 139
0,94 112 Tidak boleh 140


Bising ada 4 macam:
1.Bising kontinu
2.Bising impulsif
3.Bising terputus-putus
4.Bising impaktil


Pengaruh bising terhadap naker:

Tidak nyaman bekerja

Mengganggu komunikasi (bisa terjadi
miskomunikasi)

Mengurangi konsentrasi

Mengurangi pendengaran / Tuli baik
sementara atau permanen. Bisa
konduktif/hantaran/perseptif (sensorineural)


Pengendalian bising :

Alat ukur bising “Sound level meter” atau
Noise Dose meter

Alat ini mengukur kebisingan diantara 30 –
130 dBA dan Frekuensi 20 n-20.000 Hz
1)Menurunkan tingkat intensitas bunyi dengan
peredam getaran
2)Mengahalangi transmisi dengan mengisolasi
penyekat mesin
3)APD :
1)Ear plug
2)Ear muff
4)Pengaturan waktu kerja

II.IKLIM KERJA

Iklim kerja : kombinasi Suhu, kelembaban
udara, kecepatan angin, suhu radiasi.

Suhu udara nikmat bagi orang Indonesia :

24 – 26
0
C

Selisih suhu diluar dan dalam ruangan ≤ 5
0
C dan

Kecepatan angin 0,25 – 0,5 m/detik

Keseimbangan Panas : Panas yang dihasilkan tubuh
(dari metabolisme) ≈ Pengeluaran Panas dari tubuh

 Iklim kerja Panas
Beberapa contoh tempat kerja panas:

Proses produksi : Peleburan, Pengeringan, Pemanasan

Terpapar sinar matahari : Pekerja jalan, TKBM

Tempat kerja yang kurang ventilasi
Gangguan akibat Panas tinggi:

Heat CRAMPS, terjadi karena keringat berlebihan →
kehilangan Na+ ( ) → Keluhan-keluhan:

Sakit perut, kejang otot tubuh, pingsan, mual, muntah

Heat EXHAUSTION, terjadi karena cuaca sangat panas →
keringat berlebihan apalagi pekerja belum beraklimatisasi
→ Keluhan: Keringat berlebihan, suhu tubuh Normal, Tekanan
darah ↓ nadi cepat, pingsan dan lemah

Heat STROKE, terjadi karena suhu sangat panas dan belum
beraklimatisasi → Gejala: Suhu naik, kulit kering dan panas

Pencegahan gangguan cuaca
panas

Kompres atau selimuti kain basah dan dingin

Aklimatisasi di minggu-minggu pertama
sebelum bekerja

Cukup air minum yang mengandung NaCl
0,2 gr/Liter

Perbaiki ventilasi

Buat penyekat aluminium bila proses
produksi sangat panas

Iklim kerja DINGIN
Tempat-tempat kerja dingin:

Pabrik es

Kamar pendingin

Ruang komputer
Gangguan akibat suhu ruangan Dingin:

CHILBLAINS

TRENCH FOOT

FROSTBITE

Tanda-tanda Gangguan suhu
dingin
Chilblains:

Bengkak-merah-panas-sakit diselingi gatal

Predisposisi: bekerja lama di tempat dingin
disertai defisiensi gizi
Trench Foot:
Kaki pucat, nadi tidak teraba, kesemutan, kaku
dan terasa berat → diikuti tahapan hipertermia
(kaki bengkak-merah-sakit) → cacat sementara
Frostbite:
Gangguan akibat suhu dibawah titik beku

Keluhan sama seperti Trench foot tapi berakhir
dengan ganggrene sehingga terjadi cacat tetap

PENILAIAN IKLIM KERJA

Dilakukan dengan cara mengukur
TEKANAN PANAS (Heat stress) “Indeks
Suhu Basah dan Bola (ISBB) sbb:

ISBB di RUANG TERBUKA;

ISBB = (0,7 x Suhu Basah + 0,2 x Suhu Radiasi
+ 0,1 Suhu Kering)

ISBB di DALAM GEDUNG;

ISBB = (0,7 x Suhu Basah) + (0,3 x Suhu
Radiasi)

JENIS PERTUKARAN PANAS ANTARA
TUBUH DAN LINGKUNGAN
1)KONDUKSI (Kontak antara kulit ke
udara)
2)KONVEKSI (Tiupan angin)
3)RADIASI (Pancaran)
4)EVAFORASI/PENGUAPAN (Keringat)


Standard suhu kerja (Kepmen 51/ 1999)
Pengatura
n
Waktu Kerja Index
Suhu
Basah danBola (
0
C)
Setiap jam Beban Kerja
Waktu
Kerja
Waktu
Istirahat
Ringan Sedang Berat

8
jam/hari
Terus-
menerus

75%

50%

25%
-
25% Istirahat
50%
75%
30.0
28.0
29.4
32.2
26.7
28.0
29.4
31.1
25.0
25.9
27.9
30.0

Toleransi tubuh terhadap panas
dipengaruhi:
1)Aklimatisasi
2)Ukuran tubuh
3)Umur
4)Jenis kelamin
5)Kesegarn jasmani
6)Suku bangsa

PENCEGAHAN IKLIM KERJA PANAS

Penyempurnaan Ventilasi

Reduksi panas dari sumbernya

Teknologi Pengendalian/menurunkan
suhu basah dibawah NAB

Teknologi Perlindungan thd Paparan

Air minum yang cukup

Penyesuaian beratnya pekerjaan

III.PENCAHAYAAN /
PENERANGAN (Kepmen 51/ ‘1999)

Faktor yang mempengaruhi:
a.Sumber cahaya
b.Daya pantul (Reflektivitas) permukaan
kasar dan hitam akan menyerap semua
cahaya
c.Ketajaman penglihatan, dipengaruhi:
1)Ukuran benda
2)Cahaya pantul dari benda
3)Kontras dan waktu pengamatan

Penerangan Ruangan yg
baik

Memungkinkan pekerja melihat
dengan teliti, cepat, jelas, dan nikmat

Sifat-sifat penerangan yang baik:

Pembagian luminensi lapangan pandang

Pencegahan kesilauan

Arah sinar

Warna dan panas penerangan

5 Pedoman Penerangan yang baik:
Permukaan
Rasio kontras kecerahan permukaan
antara bagian pusat dan luar bidang
visual 1:3

Rasio kontras bagian luar dan bidang
visual Pusat dan pelatarannya
Permukaan cerah berada di pusat
bidang visual dan menggelap ke pinggir


Mencegah Kesilauan, hindari :

Cahaya/jendela yang terang sekali

Papan hitam menempel di dinding putih

Benda-benda yang memantulkan/mengkilap

Menanggulangi kecerahan yang
berganti-ganti:

Tutupi bagian mesin yang bergerak

Usahakan tingkat cahaya yang stabil

Netralkan kecerahan dengan membuat
pelataran berwarna yang cocok

KESILAUAN

Adalah gangguan adaptasi retina
terhadap cahaya.

Dibedakan atas:
1.Silau Adaptif : retina masih mampu
beradaptasi
2.Silau Relatif : kontras terlalu kuat di
bidang visual
3.Silau Mutlak : terlalu terang hingga
tidak mampu mata beradaptasi

Mencegah Kesilauan
1.Pemilihan lampu yang tepat
2.Penempatan sumber cahaya atau jendela
yang tepat terhadap meja dan mesin
3.Gunakan alat pelapis yang tidak
mengkilap untuk dinding, lantai dan meja
4.Penyaringan sinar matahari langsung

Alat ukur Intensitas Penerangan :
“Lux meter” 1 Lux = 1 lumen/ m
2
Lux meter mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik oleh sel fotoelektrik

Kebutuhan Tingkat Penerangan

Pengamatan cermat

Pengaruh pencahayan terhadap
kesehatan

Akibat Penerangan yang buruk:

Kelelahan mata yang menyebabkan
mata terasa pegal dan kepala sakit

Kerusakan indera mata

Kelelahan mental

Berkurangnya daya dan efisiensi kerja

Meningkatnya kecelakaan

IV.RADIASI TIDAK MENGION
(NON IONIZING RADIATION)

Gelombang Elektromagnetik terdiri
dari:

Radiasi yang mengion

Radiasi tidak mengion (Non Ionizing
Radiation):

Gelombang mikro

Sinar laser

Sinar tampak (sinar di monitor)

Sinar ultra violet

N I RP. GELFREK.KEGUNAAN
MIKRO1 mm –
300 cm
0.1 –
300
GHz
Radio, TV, Radar,
Telfon
ULTRA
VIOLE
T
1 – 400
nm
S. matahari, las
listrik,
spektrofotom.
INFRA
RED
700 nm
– 1 pm


Gelombang mikro

Panjang gelombang mikro : 1 mm – 30 cm

Frekuensi : 0.1 – 300 Giga Hertz

Kegunaan :

Gelombang radio

Televisi

Radar

Telefon

 Efek gelombang mikro pada manusia

Bila panjang gelombang < 1 cm akan
diabsorbsi kulit sehingga kulit seperti
terbakar

Bila panjang gelombang > 1 cm akan
menembus jaringan lebih dalam dan
bisa menimbulkan efek pada saraf

Alat ukur panjang gelombang :
MICROWAVE HAZARD MONITORING
EQUIPMENT ( satuan mw/cm
2
atau mw/cm
2
)

 Radiasi sinar ultra violet

Panjang gelombangnya : 1 nm – 40 nm

Sumber :

sinar matahari,

Las listrik,

Spektrofotometer,

Atomik absorbsion spektrof.

Efek terhadap manusia :

Kulit kemerahan

Gangguan pada kornea

Lensa dan konjungtiva mata (keratokonjungtivitis)

Alat ukur : Ultra violet detector

 Sinar infra merah

Panjang gelombang : 700nm – 1 pm

Pengaruh terhadap manusia:

katarak, gangguan kulit dan kornea

Alat ukur “Infra red detector”

Pengendalian radiasi tidak mengion:

Tutup sumber radiasi

Jauhi sumber radiasi

Kurangi kontak dengan sumber

Pakai APD

Runtin memantau kebocoran

V.TEKANAN UDARA TINGGI
DAN RENDAH

Tekanan udara tinggi (Tekanan ) pada :

Penyelam mutiara

Penggali tambang

Tekanan udara tinggi akan menyebabkan
gelembung gas Nitrogen di darah penyumbatan

Penyakit dekompresi recompressi chamber
→ →
Tekanan udara rendah (O
2
rendah) pada:

Pendaki gunung

Penerbang

VI.GETARAN MEKANIS (Kepmen
51/ ‘1999)

Dibedakan menjadi :
a. Whole body vibration misalnya: Operator forklif,
Operator crane, Sopir Truk-truk besar

Getaran dipindahkan lewat lantai ke kaki. Bila kaki
dibengkokkan akan berfungsi sebagai peredam

Efek terhadap tubuh:

Paling banyak mempengaruhi mata untuk mengikuti
sasaran apalagi bila frekuensi dan amplitudo tinggi

Pencegahan :

Isolasi sumber getaran atau operator

Kurangi paparan dengan diselingi istirahat

Lengkapi alat peredam getaran

Periksa kesehatan awal dan berkala

Nilai Ambang Batas Getaran untuk paparan
Lengan dan Tangan
Lama Paparan per Nilai
Percepatan
Pada Frek.
Dominan
Hari yang
diperbolehkan
m / det
2
gr
4 – 8 jam 4 0,4
2 – 4 jam 6 0,61
1 – 2 jam 8 0,81
< 1 jam 12 1,22

b.Getaran terhadap lengan (Tool hand vibration)
yang dihantarkan oleh tangan operator mesin,
seperti kendali crane, kemudi fork lift atau kemudi
truk

Pengaruh getaran terhadap kesehatan:

Gangguan pembuluh darah

Gangguan saraf

Gangguan persendian

Gangguan tulang


Pencegahan:

Pemeriksaan kesehatan awal

Pakai sarung tangan

Jangan pegang peralatan yg bergetar terlalu erat

Jangan mengoperasikan alat dengan kapasitas
penuh

Lakukan pemanasan sebelum bekerja

Pakian yang cukup mempertahankan suhu tubuh

Bila timbul rasa kesemutan, kaku atau jari-jari
pucat atau membiru segera periksakan ke dokter

B.FAKTOR KIMIA

Kalsifikasi Bahan Kimia Berbahaya:
1.BK Imflamable : Benzene, Aceton, Eter, Hexan
2.BK Explosive: Ammonium nitrat, Nitrogliserin
3.BK Beracun : Asam Klorida
4.BK Korosif: Asam Klorida
5.BK Oksidator : Perklorat, Permanganat, dll
6.BK reaktif air : Natrium hibrida, karbit, Nitrida
7.BK Asam kuat
8.BK yang harus disimpan dalam tekanan
tinggi: gas Nitrogen Okside, Hidrogen Klorida
9.BK Radioaktif

NILAI AMBANG BATAS FAKTOR KIMIA
N
o
Nama Bahan Kimia danNilai
Bata
s
Amban
g (NAB)
PSD/ KTD Ket
Nomor CAS BDS mg/m3BDS mg/
m3
1Air Raksa (7439-97-6)
•Senyawa Organik
•Senyawa Alkil
•Senyawa Aril
0.025
0.010
0.100
0.030
A4
2Benzene (71-43-2) 10 32 A2
3Diazinon (333-41-5) 0.100 A4;kulit
4Formaldehid (500-00-0) T.0.300T3.370A2
5Timah hitam (7439-92-
1)
Logam,Senyawa
Organik
0.050 A3
PSD : Pajanan Singkat yg Diperbolehkan
KTD : Kadar Tertinggi yg Diperkenankan

Spesimen biologi terpapar Bahan Kimia
N
o
Bahan
Kimia
Spesimen StandardSatuanKet
1Benzene Fenol
kreatinin
dalam urine
50 mg/grACGIH
1996
2Timah
hitam
Timah dalam
darah
300 µg/L ACGIH
1996
3Toluene O-cresol
dalam urine
0.5 mg/L ACGIH
1996
OSHA-USA : (Occupational Safety and Health Administration)
ACGIH : (American Conference of Governmental Industrial Hygienists)
JIS : (Japan Industrial Standard)

Bentuk fisik faktor kimia
1.Padat

Debu, serat dan partikel yang berasal dari asap
rokok, debu logam berat, debu mineral (asbes dan
silika) debu padi-padian, serat kapas dll
2.Cair

Butiran-butiran cairan semprotan pembasmi
serangga, orang bersin dll
3.Gas dan uap
Gas : O
2, N
2, C O
2, CO, S O
2, NH
3, NO
2, H
2S

Uap : Benzene, toluene, xylen dll

Dari Sifat FISIK bahan kimia
a.BK Partikel (Fume, Asap, Kabut dan
Uap):

Perangsang (kapas, sabun dll)

Toksik (partikel Pb, As, Mn dll)

Penyebab fibrosis (debu asbes, quartz
dll)

Penyebab panas/ fume (Zn)

Inert (Al, Kapur dll)

b.BK Non Partikel:
Asfiksian (N
2, C O
2)
Perangsang (HCl, H
2S)

Racun organik dan non organik (Nikel,
Carbonyl dll)

Merusak alat-alat tubuh (CCl4)

Berefek anastetik

Merusak sel darah merah (Benzene)

Merusak saraf (Parathion)


Faktor yang mempengaruhi tingkat
bahaya bahan kimia ;

Toksisitas

Port d ‘entre

Konsentrasi dan lama paparan

Efek kombinasi bahan kimia

Kerentanan individu


Pengaruh bahan kimia terhadap kesehatan:

Iritasi (luka bakar)

Allergi
Sulit bernafas (asfiksia) oleh CO dan CO
2

Intoksikasi sistemik (hati, saraf dan ginjal)

Menyebabkan kanker

Teratologi bagi janin

Penumokoniosis

Efek narkosis

MSDS (LEMBAR DATA KESELAMATAN
BAHAN

C.FAKTOR BIOLOGI
1.Virus
2.Bakteri, Protozoa
3.Jamur: Aspergillus, Sporotrikosis,
Onycomi.
4.Cacing
5.Kutu / Pinjal
6.Hewan
7.Tumbuhan


Penyakit yang disebabkan Fx. Biologi:

Tabaccosis (dialami Petani tembakau)

Bagasosis (dialami pekerja di pabrik gula)

Aspergillosis, Onikomikosis atau Sporothricosis (Penyakit
paru oleh jamur)

Penyakit yang disebabkan faktor biologis bisa menular
ke sesama pekerja

Pencegahan penyakit oleh Fx. Biologi:

Immunisasi

Cacar

Cholera

Typhoid fever

BCG dan Immunisasi lainnya

D.FAKTOR FISIOLOGI
DAN ANTROPOMETRI
(ERGONOMI)

Bekerja adalah kerjasama antara pancaindera
dengan otak dan saraf perifer serta otot

Bekerja terus-menerus akan menyebabkan
kelelahan karena penimbunan asam laktat dan
CO
2 sehingga perlu isirahat pemulihan

Jenis aktifitas/beban kerja mempengaruhi
kecepatan laju metabolisme dalam tubuh
(SDA)

Otot dan tulang adalah organ yang terpenting
dalam bekerja
Kontraksi dan relaksasi otot akan menggerakkan
tulang sehingga terjadi gerakan refleksi, abduksi,
adduksi dan suppinasi.
Biomekanik adalah penerapan gerakan otot dan
tulang (leher, kepala, tulang belakang, lengan,
tangan, kaki jari dll) dengan tenaga sekecil-kecilnya
tetapi mendapatkan hasil sebesar-besarnya
Antropometri yaitu ilmu tentang ukuran organ
tubuh dalam keadaan statis atau dinamis

E.FAKTOR LINGKUNGAN

Pengaruh faktor Lingkungan:

Dalam lingkungan kerja:

Lingkungan kerja mekanik, fisik, kimiawi, biologis dan
psikologis

Hubungan antar manusia baik vertikal atau horizontal

Sistem kerja (shift) yang baik

Jenis pekerjaan itu sendiri

Luar lingkungan kerja:

Dalam keluarga (kondisi, situasi, jumlah keluarga)

Dalam masyarakat (norma, posisi, hubungan dan
kondisi lingkungan, strata ekonomi/sosial dan kultur)


Adanya rasa ketakutan tenaga kerja
dengan tingginya angka
pengangguran

Rendahnya keterampilan
menyebabkan tenaga kerja tidak
tenang bekerja

 Pengaruh lingkungan
terhadap kesehatan jiwa

Lingkungan kerja yang mempengaruhi:

Lingkungan kerja Mekanis (Alat dan mesin)

Lingkungan kerja Fisik (Bising, Panas dll)

Lingkungan kerja Kimiawi (BKB)

Lingkungan kerja Biologis (Bibit penyakit)

Lingkungan kerja Fisiologis (monoton dan tidak
ergonomis, kerja terlalu berat)

Lingkungan kerja Psikologis :

Lingkungan kerja : Poleksosbud

Hubungan kerja : Kepemimpinan, sistem kerja, jenis
kerja tidak sesuai

Kemangkiran, sakit atau izin tinggi,


Pencegahan stress:

Manipulasi lingkungan kerja

Merubah persepsi pada pandangan
lama

Meningkatkan daya tahan terhadap
stres

F.FAKTOR PSIKOLOGI

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia baik nyata maupun cara
berfikir

Psikologi dibagi

Psikologi Teoritis yang berhubungan dengan filsafat

Psikologi Empiris :

Psikologi Umum: mempelajari gejala kejiwaan dewasa
normal (cara berfikir, belajar dan emosi)

Psikologi Khusus: mempelajari perbedaan-perbedaan
individu, psikologi hewan, psikologi perkembangan

Psikologi Terapan berdasarkan hasil penelitian yang
digunakan untuk tujuan praktis (Psikologi klinis, Psikologi
anak, Psikologi Industri)


Ciri-ciri mental yang sehat menurut WHO:

Dapat beradaptasi secara konstruktif pada
kenyataan dan puas dengan perjuangan

Lebih puas memberi dari menerima

Relatif bebas dari ketegangan dan cemas

Puas memberi pertolongan pada orang lain

Menjuruskan rasa permusuhan pada
penyesuaian yang konstruktif dan kreatif

Memiliki daya kasih sayang yang besar

HYGIENE
PERUSAHAAN

HYGIENE PERUSAHAAN

Adalah ilmu dan seni pengenalan, penilaian
dan pengendalian faktor bahaya dari
lingkungan kerja yang digunakan untuk
tindakan korektif agar pekerja dan
masyarakat terhindar dari efek sampingan
kemajuan teknologi

3 tahapan Hygiene Perusahaan :
1.Pengenalan lingkungan
2.Penilaian Lingkungan
3.Pengendalian Lingkungan

1.Pengenalan lingkungan

Bertujuan untuk mengetahui secara
kualitatif faktor bahaya lingkungan melalui
“walk through survey” (survei pendahuluan)
berupa pencatatan data dan observasi oleh
ahli hygienist:

Flow diagram dari kegiatan proses dan operasi

Kondisi operasi tiap tahap rangkaian dan proses

Bahan baku, pembantu, hasil antara, hasil
samping, hasil produk dan sisa produksi

Jurnal-jurnal teknik

Keluhan tenaga kerja


Gunanya:

Mengetahui secara kualitatif bahaya potensial

Menentukan lokasi, jenis dan metode yang
pengujian dibutuhkan

Pada tahap ini dilakukan :

Pengukuran

Pengambilan sampel

Analisa di laboratorium

Mengetahui ada tidaknya korelasi kasus
kecelakaan dan PAK dengan lingkungan kerja

Menurunkan tingkat faktor bahaya dari faktor
lingkungan

Beberapa peralatan yang sering digunakan untuk
mendeteksi hygiene perusahaan, antara lain:

Psikrometer, Anemometer, Termometer kata,
Termometer bola
Kebisingan : Sound level meter, octave band analyzer,
impact noise
Pencahayaan : Lux meter, brighteness meter,
reflectometer

Pengujian debu, gas : Personal dust sampler, impinger,
high volume sampler

Pengujian gas dan uap : Gas analyzer, gas detector, gas
air sampler


Dalam Pengenalan lingkungan perlu:

Alat teknis apa yang sudah tersedia

Bentuk bahan baku yang digunakan

Jumlah orang terpapar tiap tahapan
proses

Informasi derajat racun BKB, sifat fisik
dan kimia, pengaruhnya terhadap tubuh

a

2. Penilaian Lingkungan
Tujuannya adalah untuk mengetahui secara
kualitatif tingkat bahaya suatu faktor bahaya
lingkungan yang timbul
Dilakukan dengan pengukuran sampel dan analisa
laboratorium lalu dibandingkan dengan NAB
Manfaat penilaian lingkungan:

Sebagai dasar menyatakan kondisi lingkungan

Membantu mengetahui korelasi kasus kecelakaan dan
penyakit dengan kondisi lingkungan

Sebagai dasar untuk merencanakan alat penanggulangan

Sebagai dokumen untuk inspeksi sesuai perundangan
yang berlaku

Maksud penilaian lingkungan adalah:

Engineering surveilance. Berguna untuk
pengecekan efektifitas suatu peralatan dalam
mengurangi faktor bahaya lingkungan

Legal surveilance. Inspeksi kondisi lingkungan
untuk memeriksa ketaatan terhadap undang-
undang tentang K3

Epidemiologi dan penelitian medis dilakukan
untuk mengetahui pengaruh paparan terhadap
faktor bahaya dengan menggabungkan hal-hal
tersebut dengan indikasi medis dan monitoring
biologis yang ditemukan

Monitoring biologis untuk mendeteksi
kandungan bahan kimia atau
metabolitnya dalam spesimen biologis,
seperti di darah, urin, feses dan lainnya
Representasi nilai lingkungan
tergantung:

Alat dan metode yang dipakai

Lokasi/pengambilan sampel

Waktu

Jumlah pengukuran/pengambilan sampel

3. Pengendalian
Lingkungan

Maksud

Penerapan metode teknik untuk menurunkan tingkat faktor
bahaya ke batas NAB manusia dan lingkungannya

NAB : Kadar rata-rata bahan kimia yang tidak mengganggu
kesehatan naker yang bekerja 8 jam per hari dan 40 jam
seminggu

Metode penanggulangan lingkungan kerja dari
faktor bahaya kimiawi adalah melalui:

Substitusi dengan bahan yang tidak berbahaya

Ventilasi (Ventilasi mekanis atau alamiah)

Merubah proses

Pengeluaran setempat/ Local exhauster (pakai alat penyedot
gas, uap, debu dari sumbernya dan dikeluarkan dari
lingkungan kerja)

Pemencilan proses

Proteksi perorangan

SANITASI
LINGKUNGAN

HOUSE KEEPING WARNING COLOR USE

MERAH

Kesan: Hangat, dekat dan merangsang

Tanda: pemadam kebakaran, ada bahaya, darurat

JINGGA : Bagian berbahaya dari mesin

KUNING

Awas : Terpeleset, jatuh

Tempat menyimpan cairan mudah terbakar

Peralatan : Alat angkut (Forklift atau crane)

HIJAU

Kesan: Lebar, jauh, dingin dan lembut

Kotak P3K, alat keselamatan kerja

BIRU

Warna Informasi

KUNING + UNGU = Awas Radiasi

PUTIH + HITAM = Tanda Lalulintas

PENGERTIAN : adalah UKM di lingkungan industri
melalui “Pencegahan penyebaran penyakit” atau
gangguan lainnya yang penyebabnya tidak
terpisahkan dari proses produksi.

RUANG LINGKUP

Dalam Industri:
1)Penyediaan Air bersih layak minum dan cukup
2)Penyediaan makanan berkualitas
3)Pencegahan dan pembasmian serangga dan rodensia
4)Ketatarumahtanggaan yang baik
5)Limbah industri
6)Sarana fasilitas kebersihan
7)Sarana kakus
8)Pembuangan sampah
9)Pembentukan Team sanitasi

Diluar Industri : Kebersihan Pekarangan


Tujuan Sanitasi Lingkungan

Melakukan Koreksi untuk memodifikasi atau
memperkecil terjadinya bahaya dari
lingkungan pada kesejahteraan manusia

Melakukan Pencegahan guna efisiensi
pengaturan sumber-sumber lingkungan untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
hidup manusia serta menghindarkan bahaya

a

1. AIR (WATER SUPPLY)
Berdasarkan peruntukannya
dibedakan:

Keperluan Rumah Tangga

Air untuk makan dan minum

Air untuk mandi dan cuci sesuai standard
Depkes

Keperluan Proses Produksi

Untuk bahan Pendingin ketel uap

Bahan penghasil uap

Bahan pelarut

Bahan baku

Bahan pencuci

Air untuk BAHAN BAKU dibedakan
atas :
Air yang tidak perlu diolah lagi (air tanah tanpa
kemungkinan kontaminasi)
Air tanah atau air permukaan yang butuh
desinfeksi, dengan kontaminan kecil, bening dan
organisme koliform 50 / 100 mL / bulan

Air berlumpur dengan ekskreta yang perlu
pengolahan (treatment) dan klorinasi dan
organisme koliform 500 / 100 mL / bulan

Air sangat kotor, berlumpur dan berwarna yang
perlu pengolahan pelengkap sebelum di klorinasi
dan mengandung koliform > 5000 – 20.000 / 100
mL / bulan
Air yang memerlukan pengolahan spesifik (Air laut)

KUALITAS AIR DITENTUKAN:
Karakteristik BIOLOGIK

Ada tidaknya mikroorganisme patogen atau non-
patogen yang dalam kadar tertentu bisa menyebabkan
penyakit
Karakteristik FISIK
Adanya bahan fisis yang mengganggu penggunaannya
(lumpur, Batu, atau pasir)
Karakteristik KIMIAWI

Adanya bahan kimia tertentu yang bisa menyebabkan
penyakit atau merusak peralatan atau mesin akibat
penggunaannya
Karakteristik RADIOAKTIF

Adanya bahan radioaktif dalam kadar tertentu bisa
menyebabkan penyakit.

2.SANITASI MAKANAN

Merupakan upaya pencegahan
penyakit akibat mengkonsumsi
makanan (Food poisoning)


Penilaian lingkungan

Tujuannya untuk mengetahui kualitatif tingkat
bahaya. Lalu hasil penilaian dibandingkan dengan
NAB

Manfaat :

Dasar menyatakan kondisi lingkungan

Dasar untuk mencari korelasi kasus kecelakaan dgn
kondisi lingkungan

Sebagai dokumen untuk inspeksi

Maksud :

Engineering surveilance (uji efektifitas alat mengurangi
faktor bahaya lingkungan

Legal surveilance (inspeksi ketaatan kondisi lingkungan)

Epidemiologi dan penelitian medis paparan faktor
bahaya


Pengendalian lingkungan (hingga
NAB):

Substitusi bahan

Ventilasi (alamiah dan buatan)

Perubahan proses

Pengeluaran setempat (Local exhauster)

Lokalisasi proses yang berbahaya

Proteksi perorangan

PENGAWASAN PENGAWASAN
KESEHATAN KERJAKESEHATAN KERJA

A. PENDAHULUANA. PENDAHULUAN

Dari sekian banyak dari Dari sekian banyak dari
syarat-syarat keselamatan syarat-syarat keselamatan
kerja sesuai UU No. 1 tahun kerja sesuai UU No. 1 tahun
1970 pasal 3 ayat (1), 50% 1970 pasal 3 ayat (1), 50%
merupakan syarat-syarat merupakan syarat-syarat
kesehatan kerjakesehatan kerja


Pengawasan Kesehatan Kerja mengacu pada UU Pengawasan Kesehatan Kerja mengacu pada UU
No. 1 tahun 1970 pasal :No. 1 tahun 1970 pasal :

Pasal 2Pasal 2

Pasal 3 ayat 1 dan 2Pasal 3 ayat 1 dan 2

Pasal 5Pasal 5

Pasal 8Pasal 8

Pasal 9Pasal 9

Pasal11Pasal11

Pasal 12Pasal 12

Pasal 14Pasal 14

SEJARAH K3

1977 : HEALTH & SAFETY MANAGEMENT HS(G) 65

1996 : BRITISH STANDARD 8800 (BS 8800)

1999 : ISO 14001 DAN OHSAS (OCCUPATIONAL
HEALTH AND SAFETY ASSESMENT SERIES-18001)
DARI BRITISH STANDARD INSTITUTE (BSI) SEBAGAI
STANDARD INTERNASIONAL PENERAPAN SMK3

GREEN COMPANY (MULTIPLE MANAGEMENT
SYSTEM):

MANAGEMENT MUTU ISO 9001 (2000)

MANAGEMENT LINGKUNGAN ISO 14001 (2004) DAN

SMK3 OHSAS 18001 (1999)

PENANGGUNG JAWAB KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA

PEMERINTAH:

UU NO. 1 TAHUN 1970 K3


PERMENAKER NO. 5 TAHUN 1996 SMK3


PENGUSAHA :

PELAKSANAAN UU DAN PERMENAKER


Kasus kecelakaan kerja di
IndonesiaTAHUN JUMLAH KASUS PERTUMBUHAN
1999 91.510 -
2000 98.902 8.08%
2001 104.774 5.94%
2002 103.804 -0.92%
2003 105.846 1.97%
2004 95.418 -9.85%

FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN

UNSAFE BEHAVIOUR : PERILAKU YANG MENGARAH
TERJADINYA KECELAKAAN KERJA

TIDAK PAKAI APD

TIDAK TAAT STANDARD

UNSAFE CONDITION : TEMPAT KERJA YANG TIDAK
AMAN

GELAP PANAS

GANGGUAN FAKTOR FISIK LAINNYA

PENYEBAB DAPAT DIELIMINASI DENGAN:

KOMITMEN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN K3

PENINGKATAN KUALITAS SDM


Kesehatan tenaga kerja perlu diupayakan agar:Kesehatan tenaga kerja perlu diupayakan agar:

Naker selalu dalam keadaan selamatNaker selalu dalam keadaan selamat

SehatSehat

AmanAman

SejahteraSejahtera

Untuk mencapai tingkat produktivitas yang Untuk mencapai tingkat produktivitas yang
maksimalmaksimal

Sayang masih banyak pengusaha yang belum Sayang masih banyak pengusaha yang belum
memahami sumber bahaya di tempat kerja

memahami sumber bahaya di tempat kerja

banyak pelanggaran perlu pembinaan

banyak pelanggaran perlu pembinaan


Untuk melaksanakan UU No. 1 tahun 1970 perlu Untuk melaksanakan UU No. 1 tahun 1970 perlu
pengawasan pelaksanaan peraturan tadi perlu

pengawasan pelaksanaan peraturan tadi perlu

kursus Pengawas ketenagakerjaankursus Pengawas ketenagakerjaan

TujuanTujuan

TPU: peserta memahami K3 Kesehatan KerjaTPU: peserta memahami K3 Kesehatan Kerja

TPK: Peserta dapat menjelaskanTPK: Peserta dapat menjelaskan

Latar Belakang Pengawasan Keseh. KerjaLatar Belakang Pengawasan Keseh. Kerja

Dasar hukum Pengawasan Kesehatan KerjaDasar hukum Pengawasan Kesehatan Kerja

Pengertian Kesehatan KerjaPengertian Kesehatan Kerja

Ruang Lingkup Pengawasan Kes.KerjaRuang Lingkup Pengawasan Kes.Kerja

Pelayanan Kes. Kerja (PKK)Pelayanan Kes. Kerja (PKK)

Pemeriksaan kesehatan NakerPemeriksaan kesehatan Naker

Penyakit Akibat Kerja (PAK)Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Gizi KerjaGizi Kerja

ErgonomiErgonomi

P3KP3K

ToksikologiToksikologi

DASAR HUKUM PKKDASAR HUKUM PKK

UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
Bab III Bab III

Pasal 3 “syarat-syarat Kesehatan kerja:Pasal 3 “syarat-syarat Kesehatan kerja:

Ada Pelayanan P3KAda Pelayanan P3K

Ada APDAda APD

Mencegah dan mengendalikan bahaya suhu, kelembaban, Mencegah dan mengendalikan bahaya suhu, kelembaban,
debu, asap, kotoran, uap, gas, tiupan angin, cuaca, radiasi, debu, asap, kotoran, uap, gas, tiupan angin, cuaca, radiasi,
suara dan getaransuara dan getaran

Mencegah dan mengendalikan timbulnya PAKMencegah dan mengendalikan timbulnya PAK

Menyediakan pencahayaan yang cukupMenyediakan pencahayaan yang cukup

Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baikMenyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik

Menyelenggarakan penyegaran udaraMenyelenggarakan penyegaran udara

Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertibanMemelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan cara dan proses kerjanyalingkungan cara dan proses kerjanya


Pasal 8 : Kewajiban Pengusaha untuk :
a.Memeriksakan kesehatan badan, Kondisi
mental, Kemampuan fisik
Pada tenaga kerja yang :

Akan diterima menjadi pekerja

Tenaga kerja yang hendak dipindahkan
b.Memeriksakan kesehatan semua tenaga kerja
secara berkala pada dokter yang ditunjuk
pengusaha dan dibenarkan oleh direktur

UU No. 3 tahun 1992 “JAMSOSTEK”

Pasal 6 ayat (1) meliputi program :

Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan Kematian

Jaminan Hari Tua

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH &
KEPRES
Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993
tentang “Jamsostek”


Diatur ketentuan Penyelenggraan
program Jamsostek
Keputusan Presiden RI. No. 22 tahun 1992
tentang “ Penyakit yang Timbul karena
Hubungan Kerja”
→ Diatur ketentuan mengenai Penyakit-
penyakit yang timbul karena Hubungan kerja
dan mendapat kompensasi dari Jamsostek

PERATURAN MENTERI
1.Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 7 tahun
1964 tentang “ Syarat Kesehatan, Kebersihan, Serta
Penerangan dalam Tempat Kerja”

Memuat :

Menghindarkan bahaya Keracunan
Penularan Penyakit, atau timbulnya penyakit

Memajukan kebersihan dan ketertiban

Mendapat suhu yang layak dan peredaran udara yang
cukup

Menghindarkan gangguan debu, gas, uap dan bau-bauan
yang tidak menyenangkan
Penanggulangan sampah

Persyaratan kakus (WC)

Kebutuhan locker (tempat menyimpan pakaian)
Dll

2.Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan Koperasi No. Per-01/Men/1976 tentang
“Kewajiban Latihan Hyperkes bagi Dokter
Perusahaan”
3.Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi
No. Per-01/Men/1979 tentang “Kewajiban
Latihan Hyperkes bagi Paramedik Perusahaan”
4.Permenaker No.02/Men/1980 tentang
“Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja” dalam
penyelenggaraan Keselamatan Kerja

Memuat:
1.Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Awal
2.Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Berkala
3.Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Khusus


Permenakertrans No. Per.01/Men/1981
tentang “Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja” :

Pelaporan Penyakit akibat Kerja dibuat
secara Tertulis

Pelaporan paling lama 2 x 24 jam

Melakukan usaha-usaha Preventif

Menyediakan APD


Permenakertrans No. Per.01/Men/1982 tentang
“Pelayanan Kesehatan Kerja” (PKK) meliputi:

PKP merupakan salah satu lembaga K3 di
perusahaan yang perlu dikembangkan untuk :
1.Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan Naker
2.Meningkatkan kualitas SDM dan akhirnya
3.Meningkatkan Produktivitas Nasional

Sebagai sarana perlindungan tenaga Kerja terhadap
“gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja”


PELAYANAN KESEHATAN KERJA (PKK) MELIPUTI:
a.Promotif : Penyuluhan Penyakit dan cara hidup sehat
b.Preventif : Pencegahan supaya tidak sakit
c.Kuratif: Pengobatan
d.Rehabilitatif: Rehabilitasi
Sebenarnya PKK lebih mengutamakan upaya-upaya a & b
disamping tetap melaksanakan c & d

Tujuan PKP :
1.Memberikan bantuan kepada Naker untuk beradatasi fisik
maupun mental terutama terhadap pekerjaan
2.Melindungi Naker terhadap gangguan Kesehatan yang
timbul dari Pekerjaan atau Lingkungan Kerja
3.Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan
kemampuan fisik tenaga kerja
4.Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi
bagi Naker yang sakit

Permenaker No. Per.01/Men/1998 tentang
“Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Naker
dengan manfaat lebih baik dari paket Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jamsostek.


memuat : Kewajiban mengikutsertakan semua naker
jaminan kesehatan Jamsostek bagi perusahaan yang
belum melaksanakan atau kurang baik dari Jamsostek
Kepmenaker No. 333 tahun 1989 tentang “Diagnosa
dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja” Diagnosa

Penyakit Akibat Kerja dapat ditegakkan sewaktu
melaksanakan

Pemeriksaan kesehatan Naker

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
Setelah diagnosa tegak harus dilaporkan dalam waktu
2 x 24 jam

SURAT EDARAN &
INSTRUKSI
1.Surat Edaran Menaker
No. SE.01/Men/1979 tentang
“Pengadaan KANTIN dan RUANG
MAKAN” menganjurkan semua
perusahaan untuk :

Menyediakan ruang makan di perusahaan
yang mempekerjakan buruh 50 – 200 orang

Menyediakan kantin untuk perusahaan
yang mempekerjakan > 200 orang

Pelaksanaannya mengacu pada PMP No. 7
tahun 1964 pasal 8

2.Surat Edaran Dirjen Binawas
No.SE. 07/BW/1997 tentang
“ PENGUJIAN HEPATITIS B “ saat
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja


Hasil pengujian ini tidak berguna untuk
menentukan “Fit atau Unfit” naker
3.Surat Edaran Dirjen Binawas
No.SE. 86/BW/89 tentang
“Kewajiban Perusahaan CATERING Pengelola
Makanan bagi Naker” yakni:

Harus mendapat Rekomendasi dari Kandepnaker
setempat

Rekomendasi didapatkan berdasarkan
persyaratan kesehatan, Hygiene dan Sanitasi

B. PENGERTIAN KESEHATAN KERJA
Pengawasan Kesehatan Kerja adalah “Serangkaian
kegiatan Pengawasan dari semua tindakan oleh
pegawai ketenagakerjaan atas pemenuhan
pelaksanaan peraturan perundangan atas objek
pengawasan kesehatan kerja
Kesehatan Kerja menurut Joint ILO/WHO Committee
tahun 1985 adalah :

Promosi dan Pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental
dan sosial yang setingi-tingginya pekerja :

Pencegahan gangguan kesehatan pekerja akibat pekerjaan

Perlindungan pekerja dari resiko akibat faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan

Menempatkan pekerja sesuai kemampuan fisik dan
psikologis

Penyesuaian Pekerjaan kepada manusia dan setiapmanusia
pada pekerjaannya


Objek Pengawasan Kesehatan Kerja :
a.Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK) meliputi;

Sarana

Tenaga

Organisasi
b.Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
c.P3K, Personil, Kotak P3K dan isi Kotak P3K
d.Gizi Kerja, Kantin / catering Pengelola
makanan tenaga kerja
e.Ergonomi (Ilmu tentang penyesuaian alat,
lingkungan dengan tenaga kerja)

C. RUANG LINGKUP KESEHATAN KERJA
a.Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja,
meliputi:
•Sarana
•Tenaga (Dokter pemeriksa kesehatan Naker, Dokter dan
Paramedis Perusahaan)
•Organisasi (Pimpinan unit PKK, Pengesahan
penyelenggaraan PKK)
b.Pelaksanaan pemeriksaan Naker (Awal, berkala,
Khusus dan Purna bakti)
c.Pelaksanaan P3K (Petugas, Kotak dan Isi Kotak P3K)
d.Pelaksanaan Gizi Kerja (Pemeriksaan gizi dan
makanan bagi tenaga kerja, kantin dan katering
pengelola dan petugas katering)
e.Pelaksanaan Pemeriksaan syarat-syarat ergonomi
f.Pelaksanaan Pelaporan (PKK, Pemeriksaan
Kesehatan Naker, PAK)

D. PELAYANAN KESEHATAN KERJA
1.MATERI PELAYANAN PKK
a.Peraturan Perundangan terkait PKK :

Permenaker No. 03/Men?1982 : “Pelayanan
PKK” dan petunjuk pelaksanaan PKK

Keputusan Dirjen Binawas No. Kep.
157/M/BW/1989: “mengatur Kewajiban
Pengurus Perusahaaan Melaporkan PKK dan
Tata Cara serta Bentuk Laporan
Penyelenggaraan PKK”

b.Pengertian :

PKK adalah usaha Kesehatan yang
dilaksanakan dengan tujuan :

Memberikan bantuan kepada Naker untuk
menyesuaikan diri baik fisik mupun mental
kepada pekerjaan

Melindungi Naker terhadap setiap gagguan
kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau
lingkungan kerja

Meningkatkan kesehatan badan, kondisi
mental (rohani) dan kemampuan fisik tenaga
kerja

Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita


Dokter Perusahaan adalah setiap dokter yang
ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang
bertugas atau bertanggung jawab atas higiene
perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja

Dokter Pemeriksa Kesehatan Naker adalah
Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha yang
telah mengikuti training Hyperkes dan
dibenarkan/ mendapat pengesahan dari Dirjen
Binawas-Depnaker

Paramedis Perusahaan adalah tenaga
paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu
penyelenggaraan tugas-tugas Hyperkes di
perusahaan atas petunjuk dokter perusahaan

c.Tugas Pokok PKK
Permenaker No. 03/Men/82 pasal 2
meliputi:
1.Melakukan pemeriksaan kesehatan meliputi
pemeriksaan sebelum bekerja, Berkala, Khusus
dan Purna Bakti
2.Melakukan pembinaan dan pengawasan atau
penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
3.Melakukan pembinaan dan pengawasan
lingkungan kerja
4.Melakukan pembinaan dan pengawasan
perlengkapan-perlengkapan kesehatan sanitair
5.Melakukan pembinaan dan pengawasan
perlengkapan kesehatan kerja

6.Melakukan Pencegahan dan Pengobatan terhadap
Penyakit Umum dan PAK
7.Melakukan P3K
8.Melakukan pendidikan kesehatan kepada tenaga kerja dan
latihan untuk petugas P3K
9.Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan
pembuatan tenaga kerja, pemilik APD yang diperlukan dan
gizi serta penyelenggaraan makan di tempat kerja
10.Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK
11.Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga
kerja yang memiliki kelainan tertentu dalam kesehatannya
12.Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan
kerja kepada pengurus (Pimpinan Perusahaan)

d.Tata Cara Penyelenggaraan PKK
Permenaker No. 03/Men/1982 pasal 4

Diselenggarakan sendiri oleh pengurus

Diselenggarakan Pengurus dengan ikatan kerja sama
dengan dokter atau pelayan kesehatan lain

Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-
sama menyelenggarakan suatu PKK

PKK dapat berupa Poliklinik (Pusat Kesehatan Kerja) di
Perusahaan, RS perusahaan, Poliklinik/
Puskesker/RS/PKK lainnya diluar perusahaan baik milik
pemerintah atau swasta yang mendapatkan tugas dari
perusahaan untuk melakukan PKK
Pembentukan dan cara Penyelenggaraan PKK
tergantung jumlah tenaga kerja dan tingkat
bahaya

e.Tenaga, Organisasi dan Sarana

Berdasarkan Permenaker No. 03/Men/1982
tentang “Penyelenggaraan PKK dipimpin dan
dijalankan oleh dokter pemeriksa kesehatan
tenaga kerja dan dibantu oleh Paramedis
yang telah mengikuti training Hyperkes

Penyelenggaraan PKK memenuhi syarat yang
ditentukan dan disyahkan Disnaker setempat.

Dalam penyelenggaraan PKK harus ada
sarana dan prasarana antara lain:
1.Ruang tunggu2. Ruang Periksa
3.Kamar Obat 4. Ruang Pengobatan/Operasi/Suntik
5.W.C 6. Kamar Mandi
7.Kamar Periksa8. Laboratorium Klinik
9.Laboratorium Hiperkes10. Peralatan bantu diagnosa
lain
11.Unit Pelayanan KB 12. Unit Kebidanan
13.Unit Gawat darurat 14. Rawat Inap (bila mungkin)

E. PEMERIKSAAN TENAGA KERJA

ADA 4 JENIS, YAITU:

PEMERIKSAAN AWAL ATAU PRA KERJA

PEMERIKSAAN BERKALA

PEMERIKSAAN KHUSUS

PEMERIKSAAN PURNABAKTI

KETIGA JENIS PEMERIKSAAN ITU SEBAIKNYA
KOPINYA ADA PADA KARYAWAN DAN HASIL
REKAPNYA DIKIRIM KE DINAS TENAGA KERJA
UNTUK DIEVALUASI DAN SEBAGAI BAHAN
YANG SAH BILA SUATU KETIKA DIBUTUHNKAN
Tags