ahli muda teknik bangunan gedung_Afrianto Sulaiman_J7.pptx

genkparminalsastro74 9 views 34 slides Sep 05, 2025
Slide 1
Slide 1 of 34
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34

About This Presentation

materi paparan asesment SKK ahli muda teknik bangunan gedung


Slide Content

UJI KOMPETENSI – LSP ASTEKINDO KONSTRUKSI MANDIRI FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT / KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA Skema Sertifikasi : Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung Jenjang : 7 Nama Asesi : Afrianto Sulaiman NIK Asesi : 3174061704990002 Tgl. Asesmen : 21 Mei 2025 TUK : Ruang Kerja Afrianto Sulaiman Nama Asesor : 1. Ir. Agus Sangaji ST., MT. 2. Prof. Dr. Isnandar , M.T

PETUNJUK/INSTRUKSI Buatlah presentasi berdasarkan instruksi yang terdapat di dalam FR.IA.04. Format presentasi ini hanya sebagai contoh , Asesi dapat menambah jumlah halaman atau mengubah format sesuai dengan kebutuhan Substansi yang harus disampaikan terkait : Perencanaan Struktur Bangunan Gedung Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung ( Pondasi Dangkal ) Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung: Struktur Baja Struktur Beton Bertulang Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung Lampiran untuk mendukung presentasi dapat berupa Salinan dokumen , Gambar/ grafik dan Foto Kegiatan

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG Struktur bangunan gedung merupakan susunan komponen yang membentuk sebuah bangunan gedung . Komponen struktur bangunan tersebut meliputi pondasi , kolom , balok , serta elemen lainnya . Struktur mengedepankan keutamaan bangunan . Kerusakan atau kelemahan pada struktur dapat mengakibatkan cedera bahkan kematian . Oleh sebab itu , pembangunan struktur harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar keamanan dan keselamatan orang terjaga dengan baik . 1

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG 1 1. STANDAR NASIONAL Perencanaan Pembebanan SNI 1726:2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. SNI 1727:2020, Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Perencanaan Baja SNI 1729:2020, Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural . SNI 7860:2019, Ketentuan Seismik untuk Struktur Bangunan Gedung Baja Perencanaan Beton SNI 2847:2019, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung 2. STANDAR INTERNASIONAL Perencanaan Building IBC 2009, International Building Code Perencanaan Pembebanan ASCE 7:2016, Minimum Design Loads and Associated Criteria for Building and Other Structures. ACI 350.03-20, Seismic Analysis and Design of Liquid-Containing Concrete Structure Perencanaan Baja AISC 360:2016, Specification for Structural Steel Buildings. AISC 341:2016, Seismic Provisions for Structural Steel Buildings. AISC Design Guide 3, Serviceability Design Considerations for Steel Buildings 2nd Edition STANDARD & PERATURAN

Syarat-syarat untuk perencanaan struktur Gedung meliputi : Syarat Stabilitas Syarat Kekuatan Syarat daktilitas Layak Pakai Durabilitas (masa pakai bangunan ) Ketahanan terhadap kebakaran Integritas ( pencegahan terhadap keruntuhan ) Mengacu pada ketentuan / standar yang berlaku PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG 1

Pegumpulan data Mempelajari gambar sketsa awal sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemilik Gedung, ( gambar konsep pada umunya telah disiapkan oleh Arsitek ) Mempelajari fungsi Gedung dan standar Gedung yang dikeluarkan oleh pemerintah Menentukan lokasi soil test ( sondir /deep boring), denah diambil dari lay out lokasi Evaluasi hasil test tanah dengan referensi dari hasil uji laboratorium tanah . Dari tahapan ini bisa ditentukan jenis fondasi yang dipakai dan daya dukung pondasi Memperhatikan letak lokasi /Kawasan terhadap “Zona Gempa ” PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG 1 Tahapan Perencanaan Struktur Bangunan Gedung Peta MCE R (Maximum Considered Earthquake)

B. Preliminary Design Preliminary design merupakan perancangan awal untuk mengetahui dimensi elemen-elemen struktur awal . Pada studi ini preliminary design dilakukan terhadap elemen-elemen struktur balok , pelat , dan kolom . C. Pembebanan Dalam proses perancangan struktur , gambaran yang jelas mengenai perilaku dan besaran beban yang bekerja pada struktur sangat diperlukan . Besaran beban yang digunakan dalam perancangan harus memperhatikan penggunaan beban-beban yang diijinkan , mengacu pada standar dan peraturan yang berlaku . Beban terdiri dari : Beban Hidup (LL) Beban Mati (DL) Beban Gempa Beban Angin (WL) Beban Hujan PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG 1 Tahapan Perencanaan Struktur Bangunan Gedung

D. Pemodelan Struktur Memodelkan struktur bangunan Gedung sesuai dengan gambar rencana pada aplikasi perhitungan kekuatan struktur seperti SAP2000, ETABS dan lainnya . PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG 1 Tahapan Perencanaan Struktur Bangunan Gedung

G. Cek Persyaratan Hasil perhitungan penulangan dicek dan disesuaikan dengan persyaratan penulangan pada struktur bangunan Gedung. Jika sudah sesuai maka dapat dilakukan penggambaran struktur berdasarkan hasil analisa . Output akhir berupa : Jenis dan dimensi pondasi yang akan digunakan dimensi kolom ; jumlah , diameter tulangan dan diameter, jarak sengkang ( syarat minimum tulangan kolom harus terpenuhi ) dimensi balok ; jumlah , diameter tulangan dan diameter, jarak sengkang ( syarat minimum tulangan pada balok harus terpenuhi ) dimensi plat dan diameter tulangan , jarak tulangan ( syarat minimum tulangan pada plat harus terpenuhi ) Struktur Atap yang akan digunakan PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG 1 Tahapan Perencanaan Struktur Bangunan Gedung E. Analisis Gaya Dalam Dari hasil perhitungan pembebanan pada software struktur maka akan didapatkan output gaya-gaya dalam yang selanjutnya dapat di analisa ke perhitungan penulangan . F. Perhitungan Penulangan Selanjutnya output dari software di analisa menggunakan excel untuk dihitung penulangan yang di perlukan pada struktur yang digunakan .

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH (PONDASI DANGKAL) 2 Struktur rangka bangunan dapat dibedakan menjadi dua jenis , yaitu struktur bawah dan struktur atas . Struktur bawah bangunan terletak di bawah permukaan tanah dan berperan sebagai pondasi yang menyangga berat seluruh bangunan . Beberapa bagian struktur bawah yang umum ditemukan adalah Pondasi , Sloof . Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan . Karena pondasi berfungsi sebagai " penahan seluruh beban ( hidup dan mati ) yang berada di atasnya dan gaya – gaya dari luar ". Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya . Dalam mendesain pondasi harus mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah .

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH (PONDASI DANGKAL) 2 Pemilihan Pondasi Berdasarkan Daya Dukung Tanah : Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. ( misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss ). Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile,  pondasi sumuran atau pondasi bored pile . Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah  pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile. podasi harus mampu menahan beban : -    Beban horizontal/beban geser, seperti beban akibat gaya tekan tanah, perpindahan beban akibat   gaya angin pada dinding. -    Beban hidup, seperti berat sendiri bangunan. -    Beban hidup, beban orang, air hujan dan salju. -    Gaya gempa -    Gaya angkat air -    Momen dan Torsi

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH (PONDASI DANGKAL) 2 Pondasi dangkal   biasanya dibuat   dekat dengan permukaan tanah , umumnya   kedalaman pondasi   didirikan    kurang 1/3 dari lebar pondasi   sampai dengan   kedalaman   kurang dari 3 m.  Macam-macam pondasi dangkal : Pondasi Dangkal Pondasi Tapak   (Pad Foundations),  Pondasi   tapak (pad foundation)   digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti   kolom struktural . Pondasi Tikar  (Raft foundations),  Pondasi tikar / pondasi raft   digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur atas area yang luas , biasanya dibuat untuk seluruh area struktur . Pondasi Jalur  atau Pondasi Memanjang   (Strip Foundations)/ pondasi menerus adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik   untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana   penempatan kolom    dalam jarak yang  dekat  dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat   sehingga pondasi   tapak tidak terlalu dibutuhkan .

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH (PONDASI DANGKAL) 2 Pondasi Rakit / Raft Foundation,  Pondasi rakit adalah plat beton besar yang digunakan untuk mengantar permukaan dari satu atau lebih kolom di dalam beberapa garis/ beberapa jalur dengan tanah . Pondasi Dangkal Pondasi Sumuran ,  Pondasi sumuran atau   cyclop beton   menggunakan beton berdiameter 60 – 80 cm dengan kedalaman 1 – 2 meter. Pondasi Umpak ,  Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras . Pondasi plat beton lajur adalah pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom Pondasi plat beton lajur sangat kuat , sebab seluruhnya terdiri dari beton bertulang dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali.

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH (PONDASI DANGKAL) 2 Tata letak bangunan sesuai dengan site plan yang telah ditentukan Tata letak pondasi yang akan dikerjakan , telah diukur dan dipastikan sesuai dengan denah bangnan dan rencana pondasi Memastikan kembali data dukung tanah untuk beberapa titik yang tidak sesuai dengan perhitungan / rencana jenis / dimensi pondasi karena adanya perbedaaan jenis , dan kontur / topografi tanah Melakukan pembuatan gambar kerja , untuk mendukung metode kerja yang akan dilaksanakan Memastikan ketersediaan tenaga kerja sesuai bidang keahlian , Memastikan kelengkapan dan ketersediaan bahan di lapangan Memastikan kelengkapan dan kesiapan peralatan kerja serta kesiapan keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Persyaratan Perencanaan Pondasi

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH (PONDASI DANGKAL) 2 Melakukan pembagian pekerjaan sesuai dengan keahlian tenaga kerja , ( pekerjaan penggalian , pekerjaan pembesian , dan pekerjaan bekisting ) Melakukan pengukuran titik lokasi pondasi , sesuai dengan gambar rencana Memasang bowplank , untuk acuan pekerjaan Membuat galian tanah sesuai dengan kedalaman rencana , serta memastikan dimensi galian sesuai dengan gambar rencana Tenaga kerja untuk pekerjaan penulangan mempersiapkan penulangan pondasi sesuai kebutuhan dan rencana gambar Tenaga kerja bagian bekisting mempersiapkan kebutuhan bekisting untuk pondasi yang akan dikerjakan Tahap pekerjaan Pondasi Dangkal Setelah pelaksanaan pekerjaan penggalian telah siap , dilakukan pekerjaan lantai kerja ( sesuai gambar kerja ), Dilanjutkan pemasangan penulangan pondasi , dilanjutkan dengan pemasangan bekisting Setelah pekerjaan pembesian dan bekisting pondasi terpasang , dipastikan Kembali titik pondasi tidak mengalami pergeseran saat pekerjaan penulangan dan bekisting , serta memastikan elevasi pondasi sesuai degan rencana pada gambar Sebelum melakukan pengecoran pondasi , Kembali melakukan pemeriksaan kesiapan bahan dan akses untuk pelaksanaan pekerjaan , agar dapat berjalan lancer Melakukan pengecoran pondasi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan . Melakukan perawatan hasil pengecorn hingga bekisting siang dibongkar , dan melakukan pengurugan Kembali tanah di sisi pondasi

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 3 Struktur atas adalah semua bagian struktur yang berada di atas permukaan tanah , yang seluruh beban bangunan atasnya masing-masing dipikul oleh kolom , balok , dan pelat . Pekerjaan struktur atas terbagi menjadi 2, yaitu : Pekerjaan Struktur Baja Pekerjaan Struktur Beton Struktur Baja Struktur Beton

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BAJA 3.1 Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja , seperti pelat-pelat , profil , baut , angkur-angkur dan las Semua pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja , seperti sambungan-sambungan pengelasan , baik las sudut maupun penuh Semua pekerjaan pemasangan dan penyesuaian konstuksi baja seperti pemasangan semua elemen-elemen rangka baja & pengecatan Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting Penyiapan gambar shop drawing sebagai acuan kerja Penyiapan peralatan kerja termasuk alat berat untuk pengkatan baja Hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Struktur Baja

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BAJA 3.1 Pola Pengukuran . Pola ( maal ) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan di pada ketika Pabrikasi . Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui . Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25°C. 2. Pelurusan Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat , maka semua pelat harus diperiksa kerataannya , semua batang-batang diperiksa kelurusannya , harus bebas dari puntiran dan jika perlu harus diperbaiki sehingga jika pelat-pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya . 3. Pemotongan Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting , menggergaji atau dengan las pemotong . Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang dipotong , sempurna dan rata menurut ukuran yang diperlukan . 4. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda Apabila pelat digunting , digergaji atau dipotong dengan las pemotong , maka pada pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada pelat setebal 6 mm dan pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm. Langkah- langkah Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Baja

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BAJA 3.1 5. Pekerjaan Las Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung pelaksana struktur dengan pekerjaan Las. Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan , cara pengelasan , jenis dan ukuran serta kekuatan arus Iistrik . Ukuran elektroda , arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan , harus ibarat yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja jenis RD. Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi , minyak , cat, karet atau lapisan lain yang dapat menghipnotis mutu Las. 6. Mengebor Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan , maka semua pelat , potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bahu- membahu untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus . 7. Memberi code pada jenis-jenis potongan Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan , maka semua pelat , potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bahu- membahu untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus . Bila menggunakan baut pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian gres diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya . Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor , seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas jika perlu . Diameter lubang untuk baut , kecuali baut pas ialah 1,50 mm lebih besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana . Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang diberikan . Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus seluruh tebal elemen-elemennya , maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan kemudian pada ketika montase percobaan . Langkah- langkah Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Baja

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BAJA 3.1 8. Montase di bengkel ( Montase Percobaan ) Sebelum diangkat , pekerjaan baja harus dipasang sementara ( montase percobaan ) pada bengkel pemborong Pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa . Kalau terjadi perbedaan kedudukan , batang yang berdampingan harus dimontase bersamasarna pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan perletakan-perletakannya , gelagar melintang dan seluruh batang-batang penguat . Sambungan sementara harus berafiliasi betul menyeluruh dengan menggunakan cara yang disetujui ibarat wartel , jack, baut-baut . Pemahatan yang dilakukan pada ketika montase hanyalah untuk membawa bagian-bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau merusak material. 9. Memberikan Tanda untuk Pemasangan Akhir Setiap bab harus diberi tanda yang terperinci ( dengan pahatan dan cat). Cat dari dart Warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sama . Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat , tanda-tanda itu . 10. Pengecatan di Bengkel Setelah dibongkar , sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan , maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja , kecuali pada bab yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada perletakan , dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting) Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi bahan-bahan dasar dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan pelindung lainnya Langkah- langkah Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Baja

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BAJA 3.1 11. Penggunaan Baja Keras , Baut-baut untuk Pemasangan Akhir Pemasangan  : Setiap pemasangan dibuat bahu- membahu dengan baut stel sehingga banyak sekali bab serta pelat berafiliasi rapat satu sama lain secara menyeluruh . Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel minimal 10%, atau pada setiap potongan dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drif paralel . Baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan , sebuah dibawah kepala baut dan sebuah dibawah mur , harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap keluar . Memasukkan dan mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga selalu rapat dan tidak dapat dimulai sebelum sambungan teIah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas . Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as lubang . Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3.50 derajat dan jika dirasa perlu dapat menggunakan cincin baut yang miring( taperd ). Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5 mm. Baut stel yang digunakan untuk membut permukaan dapat seterusnya digunakan pada sambungan . Megencangkan Baut : Pengecekan kekerabatan tegangan /torque dilakukan oleh Pemborong Montase . Setiap baut yang kendor harus diubahsuaikan dengan kebutuhan , perhatian khusus perIu diberikan pada kelompok baut yang mungkin kendor dan dikencangkan sehingga mencapai tegangan yang diperlukan . Langkah- langkah Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Baja

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BAJA 3.1 12. Pengecatan Baja Pembersihan : Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui , biar menjadi logam yang bersih , dengan menyingkirkan seluruh gemuk ,   olie , karatan , lumpur , atau lain-lain yang melekat padanya . Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar dan dicat dengan segera setelah pembersihan , sebelum terjadi oksidasi . Pengecatan : Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut , lembar atau berdebu atau pada cuaca lain yang jelek . Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu . Lapisan berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah mengering . Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar . Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi ibarat diuraikan diatas . Cat disapu dengan berpengaruh pada permukaan baja , baut-baut pada setiap sudut-sudut , sambungan pelat , lekuk-Iekuk dan sebagainya , kemudian diratakan dengan baik . Setiap bab yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi dengan cat yang tebal dengan menggunakan semen kedap air atau materi lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat dasar . Setiap Lapisan yang telah simpulan harus tampak sarna dan rata ,   pemakaian cat yang rata ialah 12.5 mm2 per- liter untuk lapisan berikutnya . Langkah- langkah Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Baja

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BETON BERTULANG 3.2 Pemeriksaan bahan /material yang digunakan Agregat halus , a gregat kasar , s emen, a ir, baja tulangan , beskiting 2. Pemeriksaan Kesiapan Pelaksanaan Mix design, bahan pengecoran , pembuatan bekisting , pemsangan baja tulangan , selimut beton , lokasi yang akan dicor , sarana pengecoran , peralatan pengujian 3. Pemeriksaan tahap pelaksanaan Campuran beton , pengangkutan beton , pengecoran beton , penggunaan vibrator, pembuatan benda uji, curing ( perawatan ) 4. Pemeriksaan hasil akhir - Pembongkaran beskisting , performance, pengujian mutu Hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Struktur Beton Bertulang

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BETON BERTULANG 3.2 1. Persiapan Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian . Approval material yang akan digunakan . Persiapan lahan kerja . Persiapan material kerja , antara lain : readymix K-300 ,   besi beton , kawat beton , semen PC, pasir , multiplek ,   paku , minyak bekesting , balok , kaso , dll . Persiapan alat bantu kerja , antara lain :  concrete pump, vibrator, kompresor , cutting well, theodolith , waterpass , meteran , gergaji , schafolding , raskam , jidar , benang , selang air, dll . 2. Pengukuran Juru ukur (surveyor) dengan memakai theodolith melaksanakan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan , ukuran ( dimensi ) serta leveling dari poer , sloof , kolom , balok , plat lantai , tangga dan dinding penahan tanah . Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan . Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton Bertulang

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BETON BERTULANG 3.2 3. Fabrikasi besi tulangan Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan daerah yang cukup luas untuk menaruh , memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui . Besi   beton yang digunakan untuk proyek ini mutu dan diameter ( spesifikasi ) diubahsuaikan dengan gambar kerja   dan RKS. Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja . Rangkai besi beton dengan memakai kawat beton . Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya , supaya tidak membingungkan / membuang waktu untuk ketika akan dipasang . Untuk kolom , pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu gres sehabis itu dilanjutkan dengan pemasangan bekesting . Untuk balok , plat lantai , plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu gres sehabis itu dilanjutan dengan pembesian tulangan . Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton Bertulang

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BETON BERTULANG 3.2 4. Fabrikasi bekesting Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya , alasannya yaitu angkutan bekesting menjadi dekat . Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah ,   maka bekesting sanggup memakai multiplek atau pasangan batako : Sebelum bekesting batako dipasang , lakukan pengukuran dengan theodolith untuk kesikuan dan leveling pondasi . Pasangan dinding batako harus rapih , siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup baik . Perkuatan terhadap   pasangan dinding   batako , supaya pada waktu pengecoran pasangan dinding batako tidak ambruk / runtuh . Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai : kolom , balok , plat lantai dan tangga   memakai materi dari multiplek dan perkuatan memakai balok / kaso dan alat perancah schafolding : Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja . Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan balok / kaso dan schaffolding . Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran .-    Pasangan bekesting harus rapih , siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton sanggup menghasilkan bidang yang flat/ maksimal . Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga supaya kolom tetap tegak lurus dan siku. Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting . Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan . Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting . Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton Bertulang

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BETON BERTULANG 3.2 5 . Pengecoran Beton Sebelum melaksanakan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor menciptakan Job Mix Formula untuk memilih komposisi adonan yang diharapkan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan . Job Mix Formula yang telah dibentuk kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui . Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur memakai beton readymix mutu K-225. Pengecoran beton dimulai sehabis konsultan / direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja . Periksa kekuatan contoh yang sudah dipasang / difabrikasi , semua ukuran dan perkuatan contoh diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan / direksi untuk pekerjaan selanjutnya . Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal   yang melintas area pengecoran . Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah . Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran , pada ketika pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton sanggup padat dan tidak ada sarang tawon . Hindarkan terjadinya beton setting jawaban area yang akan dicor belum siap . Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton Bertulang

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS STRUKTUR BETON BERTULANG 3.2 6. Curring Beton Untuk bab horizontal yaitu sehabis buka bekesting ,   bab luar disemprot air kemudian dicure dengan curing compound. Untuk bab vertical yaitu web sehabis deshuttering dinding disemprot air kemudian dicure dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air. Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu . Bekesting sanggup dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya . Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton Bertulang

PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG 4 Fungsi Administratif Membantu pengguna jasa dalam memahami dan melaksanakan ketentuan hukum yang tercantum dalam kontrak , mendokumentasikan kegiatan dan pengarsipan 2 . Fungsi Teknis Pengendal ian pekerjaan yag dilaksanakan agar sesuai dengan perencanaan awal sehingga tepat mutu , tepat waktu dan tepat biaya 3. Fungsi Mediasi Sebagai perantara / penghubung /mediator anatara P engguna J asa dengan Konsultan Perencana dan antara Pengguna Jasa dengan Kontraktor Pelaksana Fungsi Pengawasan

PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG 4 Pengendalian administrasi proyek Pengendalian koordinasi terkait dalam proses Pengendalian teknis Evaluasi rencana pelaksanaan Verifikasi dan evaluasi hasil kerja Kontraktor Kunjungan lapangan Kendali proyek Value engineering pelaporan Tugas Pengawasan Pemeriksaan Material Pemeriksaan mutu Pengendalian kuantitas Pengendalian waktu Pengendalian biaya Prosedur perubahan (Contract Change Order) Manajemen Lalu Lintas Metodologi Pelaksanaan Pengawasan

PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG 4 Melakukan koordinasi dan pembahasan metode pelaksanaan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan Mempelajari Gambar kerja dan spesifikasi teknis bangunan yang akan dikerjakan Menyepakati Jadwal pelaksanaan sesuai dengan arahan dari pemilik Gedung yang akan dikerjakan , Melakukan tinjauan awal lokasi pekerjaan , penentuan titik nol serta penjelasan mengenai spesifikasi kegiatan Program Kerja / Rencana Kerja Tahapan Persiapan

PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG 4 Melakukan pengawasan pada setiap tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana Melakukan pemeriksanaan bahan , peralatan serta tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan kontruksi Memberikan advice kepada pelaksana , berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan struktur bangunan , setelah melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan , sebelum dilanjutkan pada tahapan berikutnya Melakukan rapat rutin terkait kemajuan pekerjaan yang teah dilaksanakan Memastikan setiap pelaksanaan pekerjaan struktur yang dikerjakan telah memenuhi standard yang disyaratkan dalam kontrak kerja , baik dari sisi kuantitas maupun kualitas hasil pekerjaan Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan kualitas , kuantitas serta waktu pelaksanaan yang sudah ditetapkan Dalam hal terdapat kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan oleh pelaksana , pengawas lapangan memebrikan teguran dan saran untuk perbaikan , Pengawas Lapangan Menyusun Laporan kemajuan pekerjaan untuk disampaikan kepada pemilik pekerjaan , sesuai dengan kemajuan pekerjaan lapangan . Menyiapkan dan menghitung kemungkinan terjadinya pekerjaan tambah kurang Program Kerja / Rencana Kerja Tahapan Pelaksanaan

PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG 4 Struktur Organisasi Proyek

Terimakasih
Tags