AKUNTANSI WA’D & AKUNTANSI WAKAF.pptx

sumiyati84 1,622 views 40 slides Aug 03, 2022
Slide 1
Slide 1 of 40
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40

About This Presentation

wa'ad


Slide Content

AKUNTANSI WA’D & AKUNTANSI WAKAF/QORDH Sumiyati

Akuntansi Wa’d Wa’d sendiri dapat diartikan sebagai janji dari suatu pihak ke pihak yang lain untuk melaksanakan sesuatu, dalam hal ini janji yang dimaksud adalah janji untuk melaksanakan sesuatu di masa yang akan datang yang bisa diterangkan dalam beberapa transaksi syariah seperti : wa’d yang ada pada transaksi ijarah, murabahah, dalam sukuk, dalam repo surat berharga syariah dan juga dalam transaksi lindung nilai syariah. Wa’d berbeda dengan akad, karena di dalam wa’d belum muncul hak dan kewajiban seperti di dalam akad yang telah muncul hak dan kewajiban jika akad tersebut terjadi. Wa’d akan menimbulkan sebuah hak dan kewajiban jika telah dilaksanakan dalam sebuah akad.

KETENTUAN WA’D Ketentuan khusus terkait dengan pihak yang melakukan Wa’d adalah sebagai berikut : Harus seorang muslim Harus cakap hukum Jika belum cakap hukum maka harus diwakilkan dengan wali yang mengerti tentang transaksi yang diperjanjikan Memiliki kemampuan dan kewenagan daalam mewujudkan Wa’d atau sesuatu yang perjanjikan . Ketentuan terkait pelaksanaan Wa’d adalah sebagai berikut : Wa’d harus dinyatakan secara tertulis dalam kontrak perjanjian Wa’ad harus dikaitkan dengan syarat yang harus dipenuhi dan dilaksanakan Obyek yang dijanjikan tidak bertentangan dengan syariah Islam Syarat yang menjadi point dalam perjanjian tidak bertentangan dengan syariah Islam Oihak yang dijanjikan sudah memenuhi syarat perjanjian .

PENGAKUAN DAN PENGUNGKAPAN WA’D Pengakuan Pengakuan Wa’d adalam perlakukan akuntansi berlaku hal sebagaimana berikut : Wa’d diakui pada saat entitas menerima Wa’d dari entitas lainnya,akan tetapi untuk pengakuan aset dan liabilitasnya masih belum diakui karena belum adanya akad , sehingga belum dapat dimunculkan di Laporan Keuangan . Pengakuan atas aset dan liabilitas diakui pada saat akad terjadi berdasarkan wa’d yang telah terjadi sebelumnya . Pengungkapan Pengungkapan Wa’d yang bertujuan untuk memberikan informasi yang memungkinkan kepada pengguna akuntansi terkait informasi keuangan, tetapi tidak terbatas pada : Uraian mengenai kesepakatan pokok dalam wa’d termasuk jenis , nilai , jangka waktu dan pihak lawan Tujuan , kebijakan , dan pengelolaan risiko yang muncul dari wa’d Dampak potensi wa’d tergadap aset . liabilitas , penghasilan dan beban pada akhir periode Analisis mengenai dampak terhadap aset , liabilitas , penghasilan dan beban pada saat akad dilakukan atas dasar wa’d

PENERAPAN WA’D PADA PRODUK KEUANGAN SYARIAH Wa’d dapat digunakan dalam transaksi keuangan syariah seperti pada beberapa transaksi berikut ini : IMBT dapat menggunakan wa’d dalam transaksinya karena pada saat awal akad ada sebuah perjanjian tentang pemindahan kepemilikan dari aset yang diijarahkan jika akad ijarah tersebut berakhir Wafa ’ yakni jual beli dimana terdapat janji atau kesepakatan untuk menjual kembali barang yang telah dibeli kepada penjual pada masa yang akan datang , sehingga dalam hal ini wa’d juga dapat digunakan . Contoh wafa ’ adalah Repo Surat Berharga Syariah Sale and Lease Back adalah sebuah akad untuk menjual kemudian barang yang telah dijual tersebut disewakan kembali kepada orang yang menjualnya , sehingga wa’d dapat diguankan dalam transaksi ini untuk menjamin bahwa barang tersebut akan disewakan setelah transaksi jual beli terjadi .

Wa’d pada produk Repo Surat Berharga Syariah dan juga pada Lindung Nilai Syariah atau Nilai Tukar. Repo Surat Berharga Syariah (SBS) Repo surat berharga syariah menggunakan akad wafa ’ dalam transaksinya , dimana pihak pertama menjual surat berharga sayariah kepada pihak kedua yang nantinya akan dibeli kemnbali oleh pihak pertama pada masa yang akan datang , sehingga wa’d yang terjadi adalah pihak kedua melakukan wa’d kepada pihak pertama untuk menjual SBS yang pernah dibelinya . Akad yang terjadi pada saat transaksi pertama adalah akad jual beli seperti biasanya , sedangkan untuk transaksi kedua sebelum terjadi akad maka ada wa’d antara pihak kedua dan pertama dimana di dalam tercatum harga jual yang disepakati oleh kedua pihak jika akad jual beli terjadi pada masa yang akan datang .

Berikut ini adalah pengakuan , pengukuran dan penyajian dari REPO Surat Berharga Syariah : Nilai untuk jual beli surat berharga mengacu pada harga pasar yang telah disepakati Akad untuk transaksi pertama dan kedua merupakan akan lepas yang terpisah satu dengan yang lainnya,sehingga tidak saling berkaitan,setelah akad pertama terjadi baru diperbolehkan untuk melakukan akad transaksi yang kedua Untungan atau kerugian yang diakui oleh pihak pertama berasal dari selisih neto dari nilai perolehan dengan nilai yang tercatat dalam SBS Klasifikasi pihak kedua dalam transaksi Repo SBS pada transaksi jual beli pertama adalah : diukur melalui nilai perolehannya , diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lainnya dan diukur dari nilai wajar melalui laba rugi Pada transaksi kedua , pihak pertama mengakui dan mengukur SBS sebagai berikut : jika SBS diakui dari nilai wajar melalui laba rugi , maka SBS diukur pada nilai wajarnya dan selisih antara jumlah yang dibayarkan dengan nilai wajar diakui sebagai laba rugi . Jika SBS diakui dari nilai wajar melalui pendapatan komprehensif lainnya , maka SBS dikur dari nilai wajar ditanbah biaya transaksi dan selisih antara nilai yang dibayarkan dengan nilai wajar diakui sebagai laba rugi .

Ilustarsi Penjurnalan Untuk Repo SBS Transaksi Penjual (Pihak Pertama) Pembeli (Pihak Kedua) Saat transaksi 1 (terjadi wa’d) Db Kas Db Laba Rugi (Diskonto) Cr SBS Cr Laba Rugi (Premium) Db Kas Db Laba Rugi (Diskonto) Cr SBS Cr Laba Rugi (Premium)   Menerima Imbal Hasil Tidak ada jurnal Db Kas Cr Laba Rugi Saat Transaksi ke 2 (penjual membeli kembali) Db Sukuk Db Laba Rugi (premium) Cr Kas Cr Laba Rugi (diskonto) Db Sukuk Db Laba Rugi (premium) Cr Kas Cr Laba Rugi (diskonto)

Lindung Nilai Syariah/ Nilai Tukar Transaksi lindung nilai syariah hanya terbatas pada lindung nilai tukar dan menggunakan ketentuan serta proses yang sesuai dengan syariah . Lindung nilai tukar dapat digunakan untuk melindungai nilai tukar pada aset atau liabilitas yang diakui , komitmen pasti yang masih belum diakui , perkiraan transaksi besar yang mungkin terjadi dan pada investasi neto di kegiatan usaha luar negeri. Mekanisme lindung nilai tukar adalah sebagai berikut : Transaksi lindung nilai sederhana yaitu dengan menggunakan skema Forward Agreement dimana kedua belah pihak saling berjanji untuk melaksanakan transaksi spot denan jumlah tertentu pada masa yang akan datang dengan nilai tukar yang disepakati pada saat kesepakatan awal . Pengakuan , pengukuran dan Penyajian lindung nilai sederhana adalah sebagai berikut : Aset dan liabilitas yang diterima hanya melalui wa’d tidak akan diakui Para pihak mengungkapkan informasi yang disyaratkan pada PSAK 11 termasuk informasi kuantitatif wa’d Nilai mata uang asing menggunakan kurs spot tanggal pelaksanaan , dan selisih dengan nilai rupiah diakui sebagai komponen di laba rugi

Transaksi lindung nilai kompleks yaitu dengan menggunakan skema rangkaian transaksi spot dan forward agreement yang diikuti dengan transaksi spot pada saat jatuhtempo serta penyelesaianya berupa serah terima mata uang. Pengakuan , pengukuran dan Penyajian lindung nilai kompleks adalah sebagai berikut : Saat transaksi spot terjadi maka semua pihak yang terlibat menggunakan kurs spot pada tanggal pelaksanaan dan selisihnya dengan rupiah diakui sebagai komponen dalam laba rugi Aset yang belum diterimakan tidak diakui sebagai aset atau liabilitas Semua pihak mengakui informasi yang diisyaratkan pada PSAK 111 Pada saat dilaksanakan maka perlakukan disamakan ketika terjadi transaksi spot Transaksi lindung melalui bursa komoditi syariah yaitu dengan skema rangkaian transaksi jual beli komoditi dalam mata uang rupiah yang diikuti dengan jual beli komoditi dalam mata uang asing dan penyerahannya berupa serah terima mata uang pada saat jatuh tempo.

CONTOH SOAL PT. Amanah memiliki sukuk dengan jumlah tercatat Rp. 500 (nilai nominal Rp. 5 00) yang bertransaksi repo ( dijual dan berjanji dibeli kembali ) dengan PT. Berkah atas sukuk dengan kesepakatan sebagai berikut : PT. Amanah menjual sukuk ke PT. Berkah seharga Rp. 490 ( Diskonto ) pada 1 April 2018. PT. Amanah berjanji ( Wa’d ) akan membeli kembali sukuk tersebut dari PT. Berkah , dan PT. Berkah berjanji ( Wa’d ) akan menjual kembali sukuk tersebut ke PT. Amanah, pada harga kesepakatan sebesar Rp. 500 pada 15 Mei 2018. PT. Berkah menjual ( akad ) sukuk ke PT. Amanah seharga Rp. 500 pada 15 Mei 2019. PT. Berkah mengklasifikasikan sukuk sebagai ‘ diukur pada nilai wajar yang dimasukkan ke dalam komprehensif lainnya ’ selama periode kepemilikan antara 1 April sampai 15 Mei 2018. Nilai wajar sukuk pada 1 April, 30 April, dan 15 Mei 201 8 masing-masing Rp. 51 1, Rp. 51 3, dan Rp. 51 5. Kupon sukuk sebesar Rp. 1 diterima pada 30 April 201 8 . Jatuh tempo sukuk pada 31 Desember 20 20 .

Pengertian Wakaf Bahasa : “waqafa”: menahan, menahan harta untuk diwakafkan Etimologi : menahan harta dan memberikan manfaatnya di jalan Allah kepemilikan berpindah kepada Allah SWT, maka ia bukan milik pewakaf dan juga bukan milik penerima wakaf. Sehingga atas harta wakaf tidak dapat dijual, dihibahkan, diwariskan atau apapun yang dapat menghilangkan kewakafannya.

Pengertian Wakaf “Bersedekahlah dengan pokoknya, tidak dijual, tidak dihibahkan, dan tidak diwariskan tetapi hasilnya dibelanjakan” (HR Bukhari)

Perbedaan Wakaf & Infak/Sadaqah Menyerahkan kepemilikan suatu barang kepada orang lain Hak milik atas barang dikembalikan kepada Allah Obyek wakaf tidak boleh diberikan atau dijual kepada pihak lain Manfaat barang biasanya dinikmati untuk kepentingan sosial Obyek wakaf biasanya kekal zatnya Pengelolaan obyek wakaf diserahkan kepada administratur yang disebut nadzir/mutawalli Menyerahkan kepemilikan suatu barang kepada pihak lain Hak milik atas barang diberikan kepada penerima shadaqah/hibah Obyek shadaqah/hibah boleh diberikan atau dijual kepada pihak lain Manfaat barang dinikmati oleh penerima shadaqah/hibahObyek shadaqah/hibah tidak harus kekal zatnya Pengelolaan obyek shadaqah/hibah diserahkan kepada sipenerima

Sejarah Wakaf Pada masa Rasulullah ”kami bertanya tentang mula-mula wakaf dalam Islam. Orang Muhajirin mengatakan adalah wakaf Umar, sedangkan orang-orang Anshar mengatakan adalah wakaf Rasulullah saw (Asy-Syaukani:129 ).

Sejarah Wakaf Masa Dinasti Islam dinasti Umayyah didirikan lembaga wakaf khususnya administrasi wakaf pertama kali di Mesir dibawah pengawasan hakim . dinasti Abbasiyah, Administrasi pengelolaan wakaf dilakukan oleh lembaga Independen disebut dengan ”shadr al-Wuquf” Dinasti Ayubbiyah, mewakafkan tanah-tanah baitul mal bagi kemaslahatan umat

Sejarah Wakaf Al Mamluk sistem pendidikan dan pembangunan perpustakaan umum meningkat pesat karena peranan wakaf. Dinasti Utsmani, pencatatan wakaf, sertifikasi wakaf, cara pengelolaan wakaf, upaya mencapai tujuan wakaf dan melembagakan wakaf dalam upaya realisasi wakaf dari sisi adminstrasi dan perundang-perundangan.

Jenis Wakaf Berdasarkan Peruntukan Wakaf ahli ( wakaf Dzurri / wa kaf ’alal aulad ) yaitu wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan dan jaminan sosial dalam lingkungan keluarga, dan lingkungan kerabat sendiri. Wakaf Khairi (kebajikan) adalah wakaf yang secara tegas untuk kepentingan agama (keagamaan) atau kemasyarakatan (kebajikan umum).

Jenis Wakaf Berdasarkan Jenis Harta 1. benda tidak bergerak: - Hak atas tanah : hak milik, strata title, HGB/HGU/HP - Bangunan atau bagian bangunan atau satuan rumah susun - Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah - Benda tidak bergerak lain 2. benda bergerak selain uang, terdiri dari: - Benda dapat berpindah - Benda dapat dihabiskan dan yang tidak dapat dihabiskan - Air dan Bahan Bakar Minyak - Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan -Benda bergerak selain uang - surat berharga - hak atas Kekayaan Intelektual: - hak atas benda bergerak lainnya 3. benda bergerak berupa uang (Wakaf tunai, cash waqf)

Jenis Wakaf Berdasarkan Waktu: - muabbad , wakaf yang diberikan untuk selamanya - mu’aqqot, wakaf yang diberikan dalam jangka waktu tertentu Berdasarkan penggunaan harta yang diwakafkan - mubasyir / dzati ; harta wakaf yang menghasilkan pelayanan masyarakat dan bisa digunakan secara langsung seperti madrasah dan rumah sakit) . - m istitsmary , yaitu harta wakaf yang ditujukan untuk penanaman modal dalam produksi barang-barang dan pelayanan yang dibolehkan syara’ dalam bentuk apapun kemudian hasilnya diwakafkan sesuai keinginan pewakaf.

Sasaran dan Tujuan Wakaf Semangat keagamaan untuk memperoleh Ridha Allah ” dan carilah wasilah (sarana) untuk menuju kepadanya. ”(QS.5:35). Semangat sosial sbg bukti partisipasi dalam pembangunan masyarakat Motivasi keluarga sebagai sarana mewujudkan rasa tanggung jawab kepada keluarga: ”jika kamu meninggalkan keluargamu dalam keadaan kaya, itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin, sehingga mereka meminta-meminta kepada orang lain .” (HR Bukhari Muslim) Dorongan kondisional untuk menyatuni orang yang jauh dari keluarga Dorongan naluri

Dasar Syariah – Al Quran ”...........perbuatlah kebajikan,supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS. 22:77) ”kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahui.”(QS.3:92). ”perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunianya) lagi Maha Mengetahui.”(QS.2:261)

Dasar Syariah – As Sunnah Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: ”apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya.”(HR.Muslim). Dari Ahmad dan Al Bukhari, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW, bersabda:”Barang siapa mewakafkan seekor kuda di jalan Allah dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka makannya, fesesnya dan air seninya itu menjadi amal kebaikan dan timbangan di hari kiamat.” Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, Umar bin Khatab r.a memperoleh tanah (kebun) di Khaibar, lalu ia datang kepada Nabi SAW, untuk meminta petunjuk mengenai tanah tersebut, ia berkata Wahai Rasulullah saya memperoleh tanah di Khaibar, yang belum pernah saya peroleh harta yang lebih baik bagiku melebihi tanah itu, apa perintah engkau (kepadaku) mengenainya?, Nabi SAW menjawab, jika mau, kamu tahan pokoknya dan kamu sedekahkan (hasilnya), Ibnu Umar berkata maka Umar menyedekahkan tanah itu (dengan mensyaratkan) tanah itu tidak dijual, tidak dihibahkan, dan tidak diwariskan ia menyedekahkan hasilnya kepada fuqara, kerabat, riqab (hamba sahaya, orang tertindas), sabilillah, ibnu sabil, dan tamu. Tidak berdosa dari orang yang mengelola untuk memakan dari (hasil) tanah itu secara ma'ruf (wajar) dan memberi makan (kepada orang lain) tanpa menjadikannya sebagai harta hak milik. Rawi berkata, saya menceritakan hadis tersebut kepada Ibnu Sirin, lalu ia berkata ghaira mutaatstsilin malan' (tanpa menyimpanya sebagai harta hak milik. (H.R. al-Bukhari, Muslim, al Tharmidzi, al-Nasa'i) Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, ia berkata Umar bin Khatab r.a berkata kepada Nabi SAW, saya mempunyai seratus saham (tanah, kebun) di Khaibar belum pernah saya mendapatkan harta yang lebih saya kagumi melebihi tanah itu, saya bermaksud menyedekahkannya' Nabi SAW, berkata' Tahanlah pokoknya dan sedekahkan buahnya pada sabilillah'. (H.R. al-Nasa'i)

Rukun dan Ketentuan Syariah Pelaku terdiri dari orang yang mewakafkan harta (wakif/pewakaf). Namun ada pihak yang memiliki peranan penting walaupun diluar rukun wakaf yaitu pihak yang diberi wakaf/ diamanahkan untuk mengelola wakaf yang disebut nazhir. Barang atau harta yang diwakafkan (mauquf bih) Peruntukan wakaf (mauquf’alaih) Shighat (pernyataan atau ikrar sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan sebagian harta bendanya termasuk penetapan jangka waktu dan peruntukan)

Pengelola Wakaf melakukan pengelolaan dan pemeliharaan barang yang diwakafkan, melaksanakan syarat dari pewakaf., boleh dilanggar jika: adanya maslahat Perkara diajukan pada hakim 3. membela dan mempertahankan kepentingan harta wakaf. 4. melunasi utang wakaf dengan menggunakan pendapatan atau hasil produksi harta wakaf tersebut. 5. menunaikan hak-hak mustahik dari harta wakaf, tanpa menundanya, kecuali terjadi sesuatu yang mengakibatkan pembagian tersebut tertunda.

Yang Boleh Dilakukan Nazhir menyewakan harta wakaf menanami tanah wakaf membangun pemukiman di atas tanah wakaf untuk disewakan mengubah kondisi harta wakaf menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi para fakir miskin dan mustahik,

Yang Tidak Boleh Dilakukan Nazhir dominasi atas harta wakaf, berutang atas nama wakaf menggadaikan harta wakaf mengizinkan seseorang menggunakan harta wakaf tanpa bayaran, kecuali dengan alasan hukum meminjamkan harta wakaf kepada pihak yang tidak termasuk dalam golongan peruntukkan wakaf.

Add a Slide Title - 1

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN WAKAF Pengakuan Wakaf Pengakuan wakaf tertuang dalam PSAK 112 tentang Akuntansi Wakaf yang mengatur tentang bagaimana pengakuan obyek wakaf . Obyek wakaf menurut PSAK 112 baru akan diakui dalam laporan keuangan jika memenuhi syarat : Telah terjadi pengalihan kendali atas aset wakaf secara hukum Telah terjadi pengalihan kendali atas wakaf secara manfaat ekonomis dari aset wakaf tersebut Kedua syarat tersebut berlaku keduanya dan biasanya tercantum dalam ikrar wakaf yang telah dilakukan , jika hanya salah satu yang memenuhi unsur , maka obyek wakaf belum dapat diakui sebagai aset . Misal aset wakaf belum ada pengalihan kendali secara hukum tetapi aset tersebut telah dipergunakan atau dimanfaatkan , maka aset wakaf belum dapat diakui sebagai aset , tetapi hanya dapat diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan , dana atau aset wakaf bisa diakui jika kedudukan atas obyek wakaf telah jelas secara hukum dan telah di ikrarkan .

Selain pengakuan untuk aset , didalam PSAK 112 juga mengatur tentang identifikasi jenis aset wakaf awal yang akan diakui dalam laporan keuangan berdasarkan manfaatnya . Pengakuan untuk wasiat wakaf hanya akan diakui sebagai aset jika wakif telah meninggal dunia, begitu juga tentang wakaf yang dijanjikan ( wa’d ) hanya akan diakui sebagai aset wakaf jika obyek wakaf yang diperjanjikan telah diikrarkan dan pengalihan kendalia atas obyek tersebut telah sah secara hukum .

Pengakuan Wakaf Temporer Pengakuan atas wakaf secara temporer ( jangka waktu tertntu ) juga diatur didalam PSAK 112. PSAK 112 menjelaskan bahwa aset wakaf temporer adalah aset wakaf dalam bentuk kas yang diserahkan oleh wakif kepada nazhir dan dikembangkan dalam jangka waktu tertentu . Entitas wakaf ( nazhir ) mengelola dan mengembangkan obyek wakaf dan mengakui sebagai liabilitas , karena entitas wakaf wajib mengembalikan aset yang diwakafkan jika jangka waktu yang disepakati telah berakhir sesuai dengan ikrar yang dilakukan Penyusutan Dan Amortisasi Aset Wakaf Penyusutan akan aset wakaf , untuk aset tetap seperti tanah , bangunan dan kendaraan disusutkan dan diamortisasi berdasarkan ketentuan umum penyusutan aset . Beban dari penyusutan tersebut dicarat sebagai bagian dari beban penyaluran manfaar kepada mauquf alaih

Pengakuan Atas Hasil Pengelolaan dan Pengembangan Obyek Wakaf Pengembangan dan pengelolaan atas obyek wakaf bertujuan untuk memberikan nilai lebih atas obyek wakaf yang diserahkan . Dengan pengembangan dan pengelolaan tersebut maka akan dihasilkan manfaat yang lebih besar berupa pendapatan atau penghasilan yang nantinya akan berguna lebih besar lagi untuk kepentingan mauquf alaih . PSAK 112 mengatur bahwa hasil neto pengembangan dan pengelolaan aset wakaf adalah hasil dari penngembangan dan pengelolaan setelah dikurangi beban yang timbul dari pengembangan dan pengembangan tersebut . Hasil neto pengembangan dan pengelolaan aset wakaf termasuk selisih pelepasan aset yang bersumber dari aset awal wakaf . Sebagai contoh , missal diawafkan saham sebanyak 2000 lembar saham , maka hasil dari saham berupa deviden digunakan untuk memambah pembelian saham sebanyak 200 saham baru , jika dilakukan pelepasan atau penjualan aset saham tersebut , pelepasan untuk 200 saham tambahan keuntungannya diakui sebagai bagian dari penghasilan pengelola wakaf .

Sedangkan untuk penghasilan neto yang tidak dapat diakui berdasarkan PSAK 112 jika dalam kondisi sebagai berikut : Hasil pengukuran ulang atas aset wakaf Sebagai contoh seorang pengelola wakaf menerima aset berupa bangunan dengan nilai perolehan awal senilai Rp 200.000.000 setelah dilakukan penilaian dan pengukuran ternyata nilai dari aset berubah menjadi Rp 230.000.000. Selisish Rp 30.000.000 dari pengukuran aset tersebut bukan merupakan penghasilan dari pengembangan dan pengelolaan aset Selisih dari pelepasan aset wakaf Sebagai contoh seorang wakif mewakafkan hartanya berupa perhiasan emas seberat 100gr untuk kepentingan pembangunan sekolah yatim piatu , kemudian nazhir menjual emas tersebut seharga Rp 1.000.000 per gram, sehingga nilai jual untuk emas tersebut sebesar RP 100.000.000 bukan merupan penghasilan dari pengembangan dan pengelolaan wakaf , tetapi murni untuk pembangunan sekolah .  

Imbalan Nazhir Nazhir adalah pihak yang mengelola wakaf , didalam perundangan diatur hak untuk nazhir tidak boleh melebihi 10% dari hasil pengelolaan dan pengembangan aset wakaf . Didalam PSAK 112, imbalan untuk nazhir didefiniskan sebagai hasil neto dari pengelolaan dan pengembangan aset wakaf yang telah direalisasikan , berupa kas atau setara kas dalam periode berjalan , penghasilan neto berupa : Hasil neto dari pengelolaan dan pengembangan aset wakaf di periode berjalan Penyesuaian terhadap hasil neto pengelolaan dan pengembangan aset wakaf pada periode yang lalu yang diterima pada peridoe berjalan Penyesuaian terhadap aset neto hasil pengelolaan dan pengembangan aset wakaf periode berjalan yang belum diterima di periode berjalan

PENGUKURAN Pengukuran untuk aset wakaf , di dalam PSAK 112 diukur berdasarkan hal berikut ini : Aset wakaf berupa uang diukur berdasarkan nilai nominal Aset wakaf berupa selain uang diukur berdasarkan pada nilai wajar Pengukuran untuk aset non tunai jika aset tersebut dapat dinilai secara andal , maka aset wakaf tersebut dapat diakui dalam laporan keuangan , sedangkan jika aset wakaf tidak dapat dinilai secara andal , maka aset wakaf tidak dapat dicantumkan didalam laporan keuangan , hanya dicantumkan didalam catatan atas laporan keuangan . Khusus untuk nilai aset logam mulia , maka pengukuran menggunakan nilai wajar pada saat tanggal pengukuran , jika terjadi perbedaan nilai saat pengukuran ulang , baik naik atau turun , maka nilai tersebut diakui sebagai dampak dari pengukuran ulang aset wakaf .

AKUNTANSI PENGELOLA WAKAF Pencatatan atau penjurnalan yang dilakukan oleh pengelola wakaf adalah sebagai berikut : Penerimaan obyek wakaf Jika obyek berupa uang Db Aset wakaf uang xxx Cr Wakaf uang xxx Jika obyek berupa non uang Db Aset wakaf non uang xxx Cr Wakaf non uang xxx Pembayaran gaji pengelola Db Beban gaji xxx Cr Kas xxx

Penyaluran dana wakaf Jika penyaluran wakaf uang Db Penyaluran wakaf uang xxx Cr Kas wakaf uang xxx Jika penyaluran berupa barang Db Aset wakaf non uang xxx Cr Penambahan wakaf produktif xxx Penghasilan Pengembangan dan Pengelolaan Aset Wakaf Db Kas wakaf uang xxx Cr Wakaf uang xxx Penyusutan / amortisasi aset wakaf Db Beban penyusutan wakaf xxx Cr Akm Penyusutan wakaf xxx

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Entitas wakaf menyajikan aset wakaf temporer yang diterima sebagai liabilitas , hal ini karena aset wakaf temporer masih harus dikembalikan jika jangka waktu sesuai dengan ikrar telah selesai ditunaikan dan ikrar wakaf dianggap selesai . Pengungkapan wakaf menurut PSAK 112 yang mengatur mengenai hal hal yang memerlukan pengungkapan nazhir seperti untuk penerimaan , pengelolaan dan penyaluran wakaf . Secara garis besar , didalam PSAK 112 mengungkapan untuk wakaf meliputi : Penjelasan mengenai nazhir Penjelasan mengenai wakif yang signifikan secara individual Penjelasan sebagai strategi pengelolaan dan pengembangan aset wakaf Penjelasan mengenai peruntukan aset wakaf Penjelasan mengenai imbalan nazhir dan presentasenya dari penghasilan neto pengembangan dan pengelolaan aset wakaf , dan jika terjadi perubahan diperiode berjalan maka dijelaskan alasan perubahannya Rekonsiliasi untuk perhitungan penentuan imbalan nazhir meliputi : hasil neto pengembangan dan pengelolaan wakaf pada periode berjalan , hasil neto pengembangan dan pengelolaan wakaf pada periode berjalan yang belum terealisasi dalam kas dan setara kas, serta penghasilan neto dari pengembangan dan pengelolaan aset wakaf periode yang lalu yang belum terealisasi dalam bentuk kas dan setara kas pada periode berjalan . Penjelasan mengenai wakaf temporer baik berupa jumlah dan pewakifnya Rincian aset yang diterima dari wakif yang belum menjadi aset karena belum di ikrarkan Penjelasan mengenai wakaf uang yang belum direaliasasi menjadi aset waakaf Penjelasan mengenai aset wakaf yang tertukar dengan aset wakaf lain, dimana didalamnya memuat penjelasan tentanf aset yang ditukat dan aset penggantinya , serta dasar hukumnya Penjelasan hubungan atar pihak yang berelasi antara wakif, nazhir dan mauquf ‘ alaih , dimana didalamnya mengungkap tentang sifat hubungannya , jumlah dan jenis aset wakaf permanen atau temporer serta presentase penyaluran manfaat dari total penyaluran manfaat wakaf selama periode berjalan .

CONTOH SOAL PT Amanah adalah perusahan pengelola wakaf . Pada tanggal 10 Januari 2020 menerima wakaf berupa uang dari PT Sinergi sebesar RP 10.000.000, pada tanggal 11 Januari 2020 menerima wakaf berupa kenadaraan dari Pak Amir dengan nilai wajar Rp 300.000.000. Wakaf uang disalurkan kepada yang berhak senilai RP 5.000.000 pada tanggal 15 Januari dan pada taanggal 20 Januari memperoleh imbal hasil dari pengembangan dana wakaf uang berupa imbal hasil deposito senilai Rp 1.000.000. Jika pada akhir periode penyusutan atas kendaraan sebesar Rp 2.000.000. Buatlah jurnal transaksi PT Amanah!

TERIMAKASIH
Tags