Alkohol dan Eter serta senyawa terkait.pptx

tutiindahsarift 5 views 24 slides Sep 22, 2025
Slide 1
Slide 1 of 24
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24

About This Presentation

This course for the student in the chemical engineering dept


Slide Content

Alkohol , Eter , dan Senyawa yang Terkait

7.1. IKATAN DALAM ALKOHOL (ROH) DAN ETER (ROR)

Alkohol (ROH) ETANOL METANOL 2 - PROPANOL

Eter (ROR) Dimetil eter   Dietil eter   Methyl t-butyl eter

Dalam kedua senyawa ini mengandung oksigen yang terhibridasi sp3 ALKOHOL ETER

Alkohol & Eter terdiri dari molekul polar dimana oksigen mengemban muatan negatif Parsial . Dengan harga momen dipol . Berkurangnya Polaritas Deret H2

Eter dapat berbentuk rantai terbuka maupun siklik . Semakin kecil ukuran cincin Semakin reaktif

7.2 Sifat Fisis Alkohol dan Eter

Titik Didih

Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya , maka titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil halida atau eter , yang bobot molekulnya sebanding . Tabel dibawah ini membandingkan titik didih alkohol dan halida organik yang dimana kerangka karbonnya sama .

Kelarutan dalam air

Alkohol mempunyai molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil halida tidak larut . Kelarutan dalam air ini disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan air. Bagian hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob yaitu menolak molekul molekul air. Makin panjang bagian hidrokarbon maka makin rendah kelarutan alkohol dalam air. Bila rantai hidrokarbon cukup panjang , sifat hidrofob ini dapat mengalahkan sifat hidrofil ( menyukai air) gugus hidroksil . Percabangan meningkatkan kelarutan dalam air. Selain itu juga , bertambah banyaknya gugus OH juga menaikkan hidrofilisitas dan kelarutan

Eter tak dapat membentuk ikatan hydrogen antara molekul molekulnya karena tidak mempunyai hydrogen yang terikat pada oksigen . Tetapi eter dapat membentuk ikatan hydrogen dengan air, alkohol , atau fenol . Karena ikatan hydrogen dengan H ₂O inilah maka kelarutan dietil eter dan 1-butanol kira kira sama ( keduanya mempunyai empat atom karbon per molekul )

7.3. Tata Nama Alkohol dan Ete r

A. Nama IUPAC alkohol

Nama IUPAC alkohol diambil dari nama alkana induknya, tetapi dengan akhiran –ol. Suatu angka awalan yang dipilih serendah mungkin, digunakan jika diperlukan. OH | IUPAC; CH 3 OH CH 3 CH 2 CH 2 OH CH 3 CHCH 3 metanol 1-propanol 2-propanol Bila lebih dari satu gugus hidroksil, digunakan penandaan di, tri, dan sebagainya, tepat sebelum akhiran –ol. Catatan akhiran a pada nama alkana induknya tetap, kemudian baru diberi konsonan “d” dari akhiran diol. OH | CH 3 CHCH 2 CH 2 OH 1,3-butanadiol

Sering suatu gugus hidroksil dijumpai dalam molekul yang mengandung gugus fungsional lain. Dalam sistem IUPAC, penomoran dan akhiran dalam nama senyawa multifungsional ditentukan oleh prioritas tatanama. Asam karboksilat, aldehida, dan keton mempunyai prioritas tanam yang lebih tinggi daripada gugus hidroksil; satu diantara gugus ini memperoleh penomoran tata nama terendah dan juga dinyatakan oleh akhiran dalam nama itu. Gugus OH yang berprioritas lebih rendah diberi nama awalan hidroksi, seperti nampak dalam contoh berikut.

Dalam suatu senyawa yang mengandung suatu gugus OH dan juga suatu ikatan rangkap atau suatu gugusan yang lazimnya diberi nama sebagai awalan, maka gugus hidroksil itu mempunyai prioritas tata nama yang lebih tinggi. Dalam hal-hal ini, OH memperoleh nomor awalan terendah dan diberi akhiran –ol. Perhatikan dalam contoh-contoh berikut bagaimana suatu akhiran ikatan-rangkap disisipkan ke dalam nama suatu alkohol tak-jenuh.

B. Nama Trivial alkohol

Sama seperti CH3I dapat disebut metil iodia, maka CH 3 OH dapat disebut metil alkohol. COH CHOH t-butil alkohol isopropil alkohol Suatu diol (terutama suatu 1,2-diol) sering dirujuk sebagai glikol. Nama trivial untuk suatu 1,2-diol ialah nama alkena padanannya, diikuti dengan kata glikol. Seringkali eksposidan dan 1,2-dihalida diberi nama secara serupa.  

C. Pengelompokkan alkohol

Alkohol, seperti alkil halida, dapat dikelompokkan sebagai alkohol metil, primer, sekunder atau tersier maupun alilik atau benzilik.

D. Eter

Eter rantai terbuka sederhana hampir semuanya diberi nama dengan trivial mereka sebagai eter alkil. Namun, eter yang lebih rumit mengikuti aturan tatanama sistematik. Suatu awalan alkoksi digunakan bila terdapat lebih dari satu gugus alkoksil (RO-) atau bila terdapat suatu gugus fungsional yang lebih berprioritas. (Perhatikan bahwa gugus hidroksil lebih berprioritas daripada gugus alkoksil). Dalam sistem IUPAC, epoksida disebut oksirana. Dalam menomori cincin, oksigen selalu diberi nomor satu.
Tags