B. Analisis Yuridis Terhadap Merger Gojek dan Tokopedia dalam Pembentukan GoTo Berdasarkan Hukum di Indonesia Merger antara dua perusahaan teknologi raksasa Indonesia, yakni Gojek dan Tokopedia , yang kemudian melahirkan entitas baru bernama GoTo Group, merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah bisnis dan hukum perusahaan di Indonesia. Mengingat besarnya skala kedua perusahaan sebelum merger, proses ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi praktik monopoli atau dominasi pasar yang tidak sehat . Oleh karena itu , merger ini wajib diberitahukan kepada KPPU dalam jangka waktu tertentu setelah efektif berlaku , dengan disertai analisis dampak terhadap struktur pasar , tingkat konsentrasi usaha , serta potensi hambatan bagi pelaku usaha lain. Dalam laporan resminya , KPPU menyatakan bahwa meskipun GoTo menjadi pemain dominan di sektor teknologi dan digital, merger tersebut belum secara langsung melanggar prinsip persaingan sehat , namun tetap harus diawasi secara berkala . Perger ini juga menimbulkan implikasi hukum lain yang bersifat lintas sektor , seperti perlindungan terhadap konsumen dan data pribadi , mengingat kedua perusahaan bergerak di sektor digital yang mengandalkan data pengguna dalam skala besar . Oleh karena itu , merger ini harus mematuhi prinsip-prinsip dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi , di mana perusahaan baru hasil merger wajib menjaga integritas , keamanan , dan privasi data para pengguna sebagai bagian dari tanggung jawab hukum terhadap konsumen . Merger antara Gojek dan Tokopedia dalam pembentukan GoTo secara yuridis telah memenuhi prinsip-prinsip hukum merger di Indonesia. Namun demikian , merger ini juga menjadi preseden penting bahwa dalam era ekonomi digital, penggabungan usaha tidak hanya perlu mematuhi prosedur hukum administratif , tetapi juga memerlukan penilaian yang cermat terhadap dampak sosial , ekonomi , dan hukum yang lebih luas . Oleh karena itu , analisis yuridis terhadap merger ini tidak berhenti pada legalitas formal semata , tetapi juga mencakup pengawasan berkelanjutan terhadap kepatuhan hukum substansial dalam upaya menjaga iklim usaha yang adil , transparan , dan kompetitif di Indonesia.